Dengan semangat yang tinggi dan senyum yang selalu mengembang di wajah nya, Annisa mengendarai sepeda motornya lalu berhenti di satu warung menuju ke salah satu warung lainnya untuk menitipkan gorengan yang di buat olehnya dan juga nenek Ana setiap paginya.
Walaupun sudah tua, nenek Ana yaitu neneknya Annisa tidak ingin berdiam saja di rumah tanpa melakukan apapun. Apalagi melihat Annisa si cucu yang harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
" Nek, semua gorengan sudah Annisa antar ke warung. Sekarang Annisa mau berangkat kerja Nek " teriak kepada Nenek Ana dari dalam kamar nya
" Iya Annisa , pakaian untuk Bu Ratna sudah kamu bawa atau belum ? jangan lupa untuk singgah ke Rumah sakit dulu " Nenek menghampiri Annisa yang sedang bersiap.
" Sudah Nek, Nenek tenang saja ya. Sebelum ke Resto, Annisa pasti ke Rumah sakit dulu, Annisa pamit Nek. Nenek baik - baik di Rumah, jangan banyak beraktivitas , nanti nenek kelelahan. Annisa tidak mau nanti nya nenek sakit "
Nenek Ana tersenyum melihat Annisa yang begitu perhatian kepada nya.
" Tenang saja Annisa, ya sudah berangkat sana. Nanti kamu terlambat "
" Iya Nenek, Assalamu'alaikum "
" Waalaikumsalam "
*****
Perusahaan LINCOLN GROUP
" Bagaimana ini bisa terjadi ? kenapa kau lalai seperti ini Hah !! apa kau tidak pernah belajar dari kesalahan mu ? " Rain membentak dan melemparkan berkas yang Iyas kerjakan. Iyas mencoba menahan rasa malu dan amarah nya, bagaimana Iyas tidak malu ? Rain membentak dan memarahi nya di hadapan banyak orang. Iyas hanya bisa menunduk, begitu pula dengan karyawan yang lain.
Walaupun bukan mereka yang di marahi oleh Rain, tapi untuk menatap pimpinan mereka itu saja mereka tidak sanggup. Rain yang terkenal dingin dan suka berkata pedas semakin terlihat menakutkan jika sedang marah seperti ini. Namun di balik sikap dingin dan pemarah nya, Rain adalah sosok pemimpin yang cerdas,tegas dan juga selalu bersikap adil kepada anak buah nya.
" Saya ingin semua selesai sebelum meeting di mulai, atau tidak , lebih baik kau mencari pekerjaan di luar sana yang mau menerima karyawan yang suka melakukan kesalahan berulang seperti mu " Iyas mengangkat kepala nya, tidak menyangka dengan apa yang baru saja Rain ucapkan. Rain pun kembali ke ruangan kerjanya.
Setelah Rain pergi, semua karyawan kembali duduk ke tempat mereka masing - masing. Sedangkan Iyas masih berdiri dengan kedua tangan meremuk - remuk berkas yang tadi Rain lemparkan kepada nya. Kedua mata Iyas memerah, ia begitu marah kepada Rain. Apalagi mengingat ucapan terakhir Rain.
" Berani sekali kau Rain, bersenang - senang lah kau sekarang, silahkan bersikap sombong di depan ku, lihat saja nanti, kau akan menderita " Iyas menyunggingkan bibir nya, lalu kembali duduk di kursi kerja nya.
Rain masuk dan duduk di kursi kebesaran nya, Rain menyandarkan badan nya di kursi lalu mendongakkan kepala nya keatas dengan kedua mata yang terpejam.
" Apa kau baik - baik saja ? " tanya Reyhan, asisten pribadi sekaligus sahabat Rain.
" Kau lihat dia Rey, apa karena dia adalah sepupu ku lalu ia seenaknya saja bekerja ? dia sering sekali melakukan kesalahan, apalagi..ini proyek terbesar kita !! selama ini aku selalu sabar karena Tante Sarah, tapi kalau seperti ini aku tidak bisa memperkerjakan nya lagi "
" Sabar Rain, jangan terlalu emosi. Jika kau seperti ini kau akan cepat tua " Reyhan mencoba mencairkan suasana hati Rain saat ini.
Rain membuka kedua mata nya, lalu ia menatap tajam Reyhan yang sedang duduk santai di sofa. " Apa kau bilang, kau mendoakan ku cepat tua "
" Ya , cepat tua !! lebih baik kau fokus dengan meeting kita nanti "
" Berani sekali kau mengatai ku tua, apa kau sudah bosan bekerja di sini Rey ? Sudahlah..aku ingin istirahat sebentar !! " Rain beranjak dari duduknya lalu masuk ke dalam kamar pribadi yang di sediakan di ruang kerja nya.
Reyhan hanya menggeleng - gelengkan kepala nya melihat sikap Rain, semenjak berpisah dengan Sania, Rain menjadi semakin pemarah. " Rain..Rain..sampai kapan kau seperti ini "
*****
Annisa yang terburu - buru dan berjalan menunduk sembari melihat jam di tangan nya , tidak melihat Reyhan dan Rain yang sedang berjalan ke arahnya.
Annisa menabrak Reyhan dan tidak sengaja membuat berkas yang di bawa oleh Reyhan terjatuh dan berserakan. Rain menghela nafas panjang melihat adegan di depan nya, hati nya sudah dongkol dengan kelakuan Iyas di kantor, sekarang pekerjaan mereka kembali terhambat hanya karena seorang wanita pengantar pizza.
" Maaf Pak, saya tidak sengaja " Annisa membantu Reyhan memunguti kertas - kertas yang berserakan di jalan.
Annisa dan Reyhan berdiri setelah selesai memunguti kertas yang berserakan, " Sekali lagi saya minta maaf Pak "
" Jalan itu bukan cuma pakai kaki, tapi juga mata. Punya mata kan ? ucap Rain pedas, membuat Reyhan menatap nya dengan tajam.
" Seharusnya pertanyaan itu anda tujukan untuk diri anda sendiri, karena anda hanya berjalan memakai kedua kaki anda tanpa memakai mata anda untuk melihat arah jalan yang benar " jawaban Annisa membuat Rain mengerenyitkan keningnya.
Annisa pergi begitu saja meninggalkan Rain dan juga Reyhan setelah membalas perkataan Rain.
" Hei..tunggu..berani sekali wanita itu " Rain tidak terima dan kesal mendengar jawaban Annisa.
" Sudah Rain..lagipula memang kita yang salah "
" Salah ? " tanya Rain.
" Lihat saja sendiri " jawab Reyhan lalu berjalan meninggalkan Rain.
Rain melihat sekelilingnya, lalu ia baru sadar jika memang mereka lah yang salah. Seharusnya mereka berjalan di sebelah kanan bukan di sebelah kiri , wajar saja jika Reyhan dan Annisa bertabrakan karena arah jalan mereka berlawanan.
" Kenapa ? memikirkan wanita tadi ? " tanya Reyhan saat melihat Rain yang sedang melamun dan memikirkan sesuatu.
" Wanita itu.. untuk apa aku memikirkan dia " jawab Rain.
" Oh..aku kira kau memikirkan wanita itu, wanita pertama yang tidak terpesona denganmu dan berani melawan perkataan mu yang pedas itu "
" Sudahlah Rey , wanita itu tidak penting "
" lalu jika tidak memikirkan wanita itu, kau sedang memikirkan siapa ? Sania ? "
" Jangan sebut nama wanita itu lagi di depan ku Rey "
" Baiklah..aku tidak akan menyebut nama itu lagi, lebih baik kau mencari pengganti nya Rain , paling tidak jika kau sudah punya kekasih lagi, sikap pemarah mu akan sedikit berkurang "
" Jadi kau pikir aku pemarah karena aku sekarang tidak mempunyai kekasih ? walaupun aku tidak punya kekasih, hal itu tidak berubah Rey, aku marah karena mereka salah "
" Ya.. terserah kau saja, kita balik sekarang ? " tanya Reyhan
Tanpa menjawab , Rain beranjak dari duduknya dan berjalan terlebih dahulu . Reyhan berjalan di belakang Rain, setelah pertemuan mereka selesai. Reyhan mengantar Rain pulang. Sepanjang perjalanan pulang Rain hanya diam saja, sebenarnya yang di katakan oleh Reyhan benar. Rain melamun karena memikirkan Sania, sudah dua bulan lama nya setelah hubungan nya dan Sania berakhir, Rain masih belum bisa melupakan Sania. Terkadang sosok dan kenangan indah nya bersama Sania masih sering muncul dalam lamunan Rain.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments