Pagi hari Permana bangun dengan tubuh sedikit gemetar, dan lunglai ia merasakan ada hawa panas yang menjalar di tubuhnya. Ia mencoba untuk bangkit dari ranjang tapi kepalanya terasa berputar-putar. Dan ia memutuskan untuk kembali tidur merebahkan tubuhnya kembali di kasur.
Tok...Tokkk....
"Permadi dari semalam kamu tidak turun nak,? Ayo turun kita sarapan bareng!!" karena tidak mendapat jawaban dari dalam. Mama Yuli membuka pintu kamar Permadi, yang mendapati putranya masih dalam gelungan selimut.
Mama Yuli duduk di tepi ranjang menepuk pelan pipi kanan putranya, sontak mama Yuli kaget merasakan panas saat kulitnya bersentuhan. Mama Yuli membuka selimut yang menutup tubuh Permana.
"Sayang, kamu demam,nak?" Mama Yuli bergegas memberi tahu suaminya jika putranya demam.
"Pah, cepat hubungi Dokter Seno! Permana demam. Badannya panas, Pah!. ucap mama Yuli panik setengah berlari menuruni anak tangga.
"Mama, hati-hati!, nanti jatuh ingat umur, ma!" ucap Baskoro memperingatkan pada istrinya yang panik. Seraya meraih handphone di meja secepatnya Baskoro menelpon dokter Seno untuk datang memeriksa Permana. Dan kembali melanjutkan sarapan paginya sambil menunggu dokter keluarga yang biasa menangani keluarganya
"Papa ko, nggak khawatir? Permana sakit pah!" ujar mama Yuli pada sikap suaminya yang teramat santai.
"Terus papa harus gimana ma,? ke atas, terus papa harus gendong Permana?" ucapan Baskoro hanya membuat istrinya menjadi keki.
"Sarapan dulu ma, nanti mama Ikut sakit lagi! terus siapa nanti yang manjain papa?!" sambungnya lagi membuat mama Yuli semakin kesal, Baskoro menatap mama Yuli gemas.
Bagas yang baru saja keluar dari kamarnya menatap heran pada dua orang tua yang begitu ia hormati. "Mama, sama Papa kenapa? Heboh banget kayanya," tanya Bagas bingung melihat mamanya cemberut. Mama Yuli melirik sekilas pada langkah Bi Isah yang mendekati meja makan, seperti ingin memberi tahu sesuatu.
"Dokter Seno sudah datang, Bu," ucap Bi Isah memberitahu. Mama Yuli meminta dokter Seno langsung ke atas menuju kamar Permana.
"Bi, Isah tolong buatkan minum untuk dokter Seno!" Pinta mama Yuli sebelum menyusul langkah dokter Seno.
" Baik, Bu," ucap bi Isah pada mama Yuli.
pandangan Bagas mengekor pada langkah mereka yang menuju lantai atas, Bagas menggeleng ringan mengerti akan sesuatu. "Dari dulu mama kalo udah berhubungan sama Permana, lebay deh pah," kata Bagas pada papanya. Yang mendapat kekehan dari papanya.
*
*
*
"Mba,Yanto berangkat sekolah!" seru Yanto di meja makan. Setelah menghabiskan sarapannya, sambil menggendong tasnya ke punggung.
"Iya, sebentar, Yanto kamu nggak salim dulu sama mba? jawab Dewi yang tak kalah kecang dengan suara adiknya. Dewi pun keluar dari kamar setelah siap dengan setelan baju kerjanya.
Yanto meraih tangan Dewi dan mencium punggung tangannya sopan, seraya meraih uang saku dari tangan Dewi.
"Assalamu'alaikum," ucap Yanto
"Wa'alaikumsalam, hati-hati bawa sepedanya!!" ujarnya mengingatkan. Yang mendapat ancungan jempol dari adiknya tanpa lagi menoleh
Dewi berjalan kaki menuju halte kurang lebih satu kilometer Dewi berjalan kaki setiap harinya menunggu angkot. Sementara Bagas melihat sosok wanita yang mengenakan seragam biru laut dan celana bahan dengan warna yang sama di pinggir halte. Bagas ingin memastikan apakah wanita berseragam itu benar -benar karyawannya. Bagas mengemudikan mobilnya mendekat ke arah Dewi berdiri ternyata benar dari logo seragam yang Bagas lihat itu seragam CS (cleaning service) dari perusahaannya.
BBG logo yang tertulis di setiap seragam karyawan outsourcing, Baskoro group perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan dan minuman kemasan. Bagas membuka kaca jendela mobilnya menatap Dewi dan bertanya padanya apakah benar dia salah satu karyawannya.
"Hai, Nona, apa kau karyawan Baskoro group? tanya Bagas sedikit menunduk melihat ke arah dewi berdiri.
"Ya, benar saya karyawan Baskoro group. Ada yang bisa saya bantu?" Dewi justru bertanya balik pada Bagas, yang jelas-jelas putra dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
Justru aku yang akan membantumu, dasar Bodo*!
gumam Bagas mengumpat pada wanita di depannya. Dan memintanya masuk ke dalam mobilnya berpura-pura tidak tahu di mana alamat perusahaan Baskoro group berada.
"Masuklah, mungkin kau bisa tunjukkan di mana arah perusahaan itu?" ucap Bagas berpura-pura.
"Perusahaan itu cukup di kenal dan itu perusahaan besar, Anda bisa jalan terus dari sini...!" belum tuntas Dewi menjelaskan Bagas telah memotong ucapannya.
"Masuklah Nona, tunjukkan yang benar! Jangan membuatku bingung!" ujar Bagas yang diiringi senyum liciknya.
Bahkan ini sudah hampir pukul tujuh tapi kenapa dia masih berdiri di halte? Menunggu angkot yang sejak tadi tidak terlihat sama sekali melintasi jalan ini. Apa dia setiap hari seperti ini, datang terlambat ke tempat kerja?
Bagas melirik wanita di sampingnya dengan sorot mata tajamnya.
"Anda tidak seperti orang yang tersesat, ini sudah benar tinggal sedikit lagi masih lurus. Nanti ada perempatan jalan belok kanan ada gedung yang paling besar, dan gudang besar nah, itu perusahaan BBG group." panjang lebar Dewi menjelaskan pada pria di sampingnya. Tanpa Dewi tahu jika Bagas sedang menatapnya penuh selidik.
"Iya, terima kasih. Saya sudah tahu sekarang," ucap Bagas datar, yang fokus pada jalanan di depannya. Mereka pun sampai tepat di depan gedung, Dewi meminta pada Bagas untuk menurunkannya di depan gedung saja tidak perlu sampai parkiran.
Mungkin Dewi takut jika ada yang memergokinya turun dari mobil, ia takut di sangka menjadi simpanan pria kaya atau pria hidung belang. Karena hampir semua temannya tahu jika Dewi belum punya pacar alias jomblo, berkali-kali menjalin cinta selalu saja kandas di tengah jalan. Setelah tahu Dewi hanya seorang perempuan miskin yang masih memiliki satu adik laki-laki yang masih sekolah. Pria yang menjalin hubungan dengannya, pergi tanpa berita lenyap begitu saja dari kehidupannya.
*
*
Marwa yang telah siap dengan motor maticnya siap melaju ke rumah Permana, setelah tahu kekasih hatinya sakit. Ia segera mandi dan tidak lupa sebelum ke rumahnya, Marwa mampir ke toko membawakan kue juga buah untuk Permana dan mamanya. Dan'z bakery adalah toko kue langganan tante Yuli, ya begitulah Marwa memanggil mama dari kekasihnya dengan sebutan tante Yuli. Yang biasa memesan kue di sana jika ada acara keluarga atau pun arisan. Marwa pun selalu mencari tahu apa saja yang disukai calon mertuanya itu, selalu up to date yang berhubungan tentang keluarga Permana.
"Assalamualaikum,"
"wa'alaikumsalam," jawab mama Yuli dari dalam.
Marwa masuk setelah mendapat jawaban salam dari mama Yuli, Ia melihat pria tampan yang duduk bersama mama Yuli yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang serius.
"Marwa kau langsung saja ke atas! Permana baru saja di periksa dokter Seno." papar mama Yuli pada Marwa. Marwa meletakkan barang bawaannya di atas meja tamu yang di sambut ramah oleh mama Yuli.
"Baik,Tante, Marwa mau liat keadaan mas Permana?" langkah Marwa menaiki anak tangga tak luput dari pandangan dokter Seno.
"Jangan diliatin terus! Udah ada yang punya!" seru mama Yuli membuat dokter muda itu terkekeh.
Dokter Suseno Harmoko, dokter muda yang banyak di gandrungi kaum hawa pada umumnya karena memiliki wajah tampan campuran Jawa dan Belanda, merupakan dokter generasi ke tiga setelah ayahnya.
Yang biasa menangani masalah kesehatan keluarga Baskoro ketika kakek Bagas dan Permana masih ada.
"Sayang, kamu demam? Pasti karna kemarin kehujanan kan? Tanya Marwa yang menyentuh kening Permana dengan punggung tangannya.
"Aku nggak papa Marwa!!", kata Permana sembari menyandarkan tubuhnya di kepala Ranjang.
"Sayang, ko, manggilnya gak mesra sih...?!"
"Setiap hari juga mesra, Sayang! Baru absen sekali udah di protes." ucapnya yang sedikit jengah. Efek pusing di kepalanya dan juga obat yang baru saja di minum membuat moodnya menurun.
"Sayang, kamu kaya gini pasti karna mba Dewi. Aku akan paksa mba Dewi kesini biar dia tahu kalo kamu sakit karena habis mengantarnya." ucap Marwa memanyunkan bibirnya.
" Jadi, Permana sakit karena mengantar siapa tadi?" suara mama Dewi dari balik pintu mengejutkan keduanya. Yang membuat mereka terkejut akan kedatangan mama Yuli secara tiba-tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
lina
jempol
2022-09-01
2
Frnxxx
lanjut thor🖒
2022-07-25
1