"Uda tadi pulang kerja makan kog yank sama anak-anak. Trus mampir beli martabak dulu habis gitu langsung ke sini." jelas Edi.
"Brarti belum mandi donk?" tanya Erni.
"Hehe memang belum tapi masih wangi kog. Ni kalau gak percaya cium aja!" goda Edi dengan memberikan ketiaknya biar dicium oleh Erni. Dan Erni dengan sengaja menolaknya tetapi Edi terus saja menggodanya dengan memaksa Erni biar mencium ketiak Edi. Memang tidak bau asem, tapi justru masih wangi karena memang parfum Edi yang terbilang mahal jadi bisa awet hingga berjam-jam.
Keduanya pun tertawa bersama-sama, persis terlihat seperti anak kecil yang sedang bercanda.
"Iya-iya percaya masih tetep wangi kog." ucap Erni dengan nafas tersengal-sengal karena sengaja di goda oleh Edi.
"Harus percaya donk." Edi kembali menempel kepada Erni.
"Ow iya yank jadi kapan kamu siap kita nikahnya?" lanjut Edi dengan mode seriusnya.
"Hmm.. boleh gak mas kalau tahun depan aja? Soalnya memang masih banyak yang perlu aku siapin. Kan mas tahu sendiri aku sudah gak punya siapa-siapa dan harus merawat baby Sifa juga, jadi memang perlu persiapan yang matang." ungkap Erni menyampaikan kegelisahannya.
"Apa yang mesti kamu siapin sih yank? Kan nanti setelah kita menikah baby Sifa aku juga yang ikut ngerawat kan? Kita bisa sama-sama merawatnya."
"Jangan tahun depan donk yank kelamaan, uda gak tahan." lanjut Edi dengan berbisik tepat ditelinga Erni.
"Ihh.. gak tahan apaan sih?" tanya Erni dengan menjauhkan kepalanya untuk melihat wajah Edi.
"Gak tahan buat nikahin kamu lah, nanti takut kamu diambil orang lain. Hayo mikirnya apaan?!" goda Edi dengan sedikit menyentil pelan kening Erni.
"Aduh.. sakit mas!" rengek Erni.
"Kasihan.. sini-sini mas sembuhin." Edi segera memegang kepala Erni dan mencium dengan lembut keningnya.
"Uda sembuh...!" seru Edi.
"Terus aja curi-curi kesempatan." ucap Erni dengan sedikit cemberut.
"Gak lah yank. Eh gimana kalau nikahnya 3 bulan lagi yank?" tanya Edi.
"Kecepeten donk mas. 6 bulan aja ya? Kan kita mesti siapin dengan baik. Nikah kan sekali seumur hidup jadi perlu persiapan yang maksimal. Belum nanti masalah dekorasinya, cattering, gaun dan semuanya." tawar Erni.
"Iya juga sih. Ya sudah 6 bulan lagi ya. Mulai besok kita cari referensi yang buat nikahan." jawab Edi.
Keduanya pun sepakat untuk menentukan pernikahan 6 bulan mendatang. Dan mereka berencana untuk membuat pesta pernikahan yang sederhana tetapi tetap berkesan dan tidak mudah terlupakan.
Sambil mengobrol Erni melihat-lihat diponselnya tentang dekorasi pernikahan, ketika menemukan dekorasi yang unik Erni segera menunjukkan kepada Edi yang berada disampingnya.
"Eh mas lihat ini, unik banget deh dekorasinya!" seru Erni antusias dengan menunjukkan ponselnya kepada Edi supaya Edi ikut melihatnya juga.
Begitu Edi melihat ponselnya Erni, dia justru tidak fokus kepada gambar-gambar yang ada di ponsel, dia justru fokus kepada bibir ranum Erni. Karena merasa tidak ada respon dari Edi, Erni pun menoleh untuk melihat Edi. Seketika itu juga pandangan mata mereka bertemu.
Dan entah siapa yang memulai kedua bibir itu pun bertemu. Tidak hanya menempel saja, karena merasa tidak ada penolakan dari Erni dengan berani Edi mulai menye-sap dan melu-mat bibir Erni dengan sangat lembut.
Erni pun terbuai dengan sentuhan bibir Edi yang begitu lembut, secara refleks dia pun membalas ciu-man Edi meskipun masih kaku dengan tangan yang masih memegang ponsel dan sedikit di remasnya karena merasakan buaian dari ciuman Edi.
...****************...
Stop-stop tahan dulu ya 🤭
sengaja di cut biar panas dingin dulu 😂
Tetap semangat 💪
Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan hadiah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments