Malam hari pun tiba, Erni dan Bu Ijah sudah selesai makan malam dan sekarang Bu Ijah sedang memberi susu kepada baby Sifa di ruang tamu sambil menonton sinetron. Memang Erni memberi kebebasan kepada Bu Ijah tetapi tetap memberi batasan dan Bu Ijah pun juga tahu batasan dia sebagai pekerja. Bahkan Erni pun meminta Bu Ijah untuk memanggilnya Nak saja bukan Non atau sebagainya. Karena Erni merasa bahwa usia Bu Ijah memang kurang lebih seperti alhmarhumah ibunya apabila sang ibu masih ada.
Sedangkan Erni saat ini sedang berada di kamar untuk menyiapkan beberapa hal yang akan dibutuhkan untuk dia bekerja esok hari. Ya, besok dia sudah mulai kembali bekerja karena sudah beberapa hari dia mendapatkan cuti. Dan besok adalah pertama kalinya dia bekerja tanpa adanya seorang adik lagi, tetapi besok adalah pertama kalinya dia bekerja dengan adanya seorang anak.
Sedang asyiknya Bu Ijah menonton televisi, tiba-tiba pintu rumah diketuk oleh seseorang.
Tok! Tok! Tok!
Dengan segera Bu Ijah membuka pintu. Begitu membuka pintu Bu Ijah melihat seorang pria yang sangat tampan, dengan penampilan yang sopan dan rapi. Tidak lupa ditangannya terlihat setangkai bunga mawar merah yang sangat cantik.
Bu Ijah sempat melihat dari atas sampai bawah pria tersebut, dan 1 kata untuk pria itu menurut Bu Ijah Sempurna!.
"Cari siapa den?" tanya Bu Ijah begitu dia selesai dengan mengamati tamunya.
Karena tadi pagi Erni sudah sempat bilang bahwa pengasuh baby Sifa sudah datang, maka Edi sudah bisa menebak bahwa wanita paruh baya didepannya ini adalah Bu Ijah.
"Bu Ijah ya? Kenalkan saya Edi bu, Erni nya ada?" tanya Edi dengan sopan.
"Lhoh aden kenal sama saya? Padahal saya baru tadi pagi datang lho, ternyata saya cukup terkenal ya hehe." canda Bu Ijah. Karena memang beliau suka bercanda, jadi merasa nyaman kerja dengan beliau tidak kaku.
"Nak Erni ada dikamar sebentar ibu panggilkan ya. Aden pacarnya nak Erni ya? Namanya siapa?" tanya Bu Ijah sebelum beranjak ke kamar Erni untuk memanggilnya.
"Edi bu, panggil saja Edi gak usah pake aden." jawab Edi dengan senyum manis dibibirnya.
"Oh iya nak Edi, silahkan masuk dulu saya panggilkan nak Erni sebentar." Bu Ijah pun segera beranjak ke kamar Erni.
Sementara Bu Ijah memanggil Erni, Edi mendatangi stroller dimana baby Sifa sedang tertidur pulas disana. Edi sedikit membelai pipinya dan dalam hati dia berkata.
"Ijinkan aku menjadi papimu ya Nak, aku akan merawatmu dengan baik. Doakan ya semoga nanti lamaran calon papimu ini diterima hehe" batin Edi dengan tersenyum dan berharap baby Sifa mendengar dan mengamini doanya tersebut.
Kemudian dia segera duduk di kursi sebelum Erni dan Bu Ijah datang.
Sedangkan di dalam kamar begitu Bu Ijah mengetuk pintu dan Erni menyuruh untuk masuk.
"Iya kenapa Bu? Baby Sifa rewel ya?" tanya Erni begitu mendengar pintu kamarnya terbuka, tanpa dia menoleh ke arah pintu karena saat ini dia sedang fokus dengan laptopnya untuk mengerjakan sedikit pekerjaannya yang tertunda.
Karena merasa tidak ada jawaban akhirnya Erni pun menoleh, dan dilihatnya Bu Ijah malah senyum-senyum sendiri dengan terus melihat kearahnya.
Erni yang bingung dengan sikap Bu Ijah pun mengerutkan kening.
"Bu Ijah kenapa kog senyum-senyum gitu?" tanya Erni penasaran.
Bu Ijah yang ditanya pun malah semakin melebarkan senyumnya. Dan secara refleks Erni juga ikut tersenyum dan kembali bertanya kepada Bu Ijah.
...****************...
Tetap semangat 💪
Masih hari senin kak, jangan lupa vote
Tinggalkan jejak like, komen dan hadiah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments