Setelah mengurus jenasah Erly dengan dibantu tetangga-tetangganya, akhirnya Erni bisa menjenguk sang keponakan yang saat itu masih harus ditangani di ruang khusus karena harus lahir sebelum waktunya jadi membutuhkan perawatan yang ekstra.
Erni hanya bisa melihat dari kaca dari luar ruangan bayi. Dari sana terlihat jelas bahwa sang keponakan tertidur nyenyak di box nya dengan beberapa alat yang menempel di tubuhnya.
Erni tak kuasa menahan air mata. Seakan tidak pernah kehabisan stok air mata, maka tanpa permisi air mata tersebut terus keluar begitu saja.
Erni menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh adiknya. Kenapa bisa adiknya melakukan hal seperti itu. Padahal Erni sudah berkali-kali memberi nasehat bahwa dia akan selalu ada untuk sang adik apapun yang terjadi. Tetapi kenapa masih tetap meragukan kakaknya.
Tetapi Erni kemudian tersadar, bahwa dia harus kuat demi sang anak yang tidak berdosa. Ya, sekarang dia akan menganggap keponakan itu adalah anaknya, bahkan anak kandungnya.
"Sifa! Asifa Prameswati. Sekarang itu namamu nak, dan aku adalah ibu kandungmu." ucap Erni dengan mata yang terus tertuju kepada anaknya sambil menempelkan tangannya kepada kaca seakan sedang menyentuh anaknya.
...****************...
Keesokan harinya pemakaman sang adik berlangsung dirumahnya. Rumah yang menjadi saksi kebersamaan mereka, rumah yang sekarang akan menjadi sepi karena tidak ada keceriaan sang adik lagi.
Dan Sifa masih berada di rumah sakit untuk beberapa hari kedepan. Karena memang masih memerlukan perawatan khusus.
Tetapi Erni meyakini bahwa kepergian sang adik akan tergantikan dengan kehadiran anaknya. Erni berjanji akan menjaga, melindungi, menyayangi anaknya seperti dia memberikan itu semua kepada adiknya dulu.
Selama acara pemakaman Erni tidak berhenti menangis, dia terus saja menangis karena mengingat begitu banyak kenangan manis yang mereka lakukan bersama. Sehingga rasa kehilangan itu sangatlah dalam.
Para tetangga dan teman-teman Erni pun banyak yang datang untuk memberi penghiburan dan penghormatan terakhir untuk sang adik. Karena teman-teman Erni pun sangat mengenal kakak-beradik itu.
"Yang sabar ya Erni, aku yakin kamu kuat kog." ucap Vera sang sahabat dengan memeluk Erni, hanya Vera yang menjadi tempat curhat Erni selama ini.
Erni tidak sanggup berkata-kata, dia hanya menganggukkan kepala pelan tanda dia mengamini perkataan sahabatnya itu.
Setelah beberapa waktu akhirnya acara pemakaman pun selesai. Dan tetangga-tetangga serta teman-temannya Erni sudah banyak yang mulai berpamitan.
Tetapi tidak dengan Vera, dia masih setia menemani sang sahabat bahkan berencana akan tinggal bersama untuk beberapa hari kedepan. Agar Erni tidak merasa kesepian dan sendiri.
Malam menjelang, rumah Erni pun sudah terlihat sepi kembali. Karena memang para pelayat sudah pulang semua. Hanya tinggal Vera yang saat ini sedang berada di dapur terlihat sedang membuat minuman untuknya dan Erni.
Erni pun hanya duduk diam melamun di ruang tamu rumahnya, sambil memeluk foto sang adik yang tersenyum bahagia.
"Uda Erni jangan melamun gitu, aku ngerti ini berat tapi kamu harus kuat. Ingat ada Sifa yang nungguin kamu! Ini diminum dulu biar lebih enakan." ucap Vera sambil memberikan secangkir teh untuk Erni.
Vera tahu soal Erni yang akan menjadikan Sifa sebagai anak kandung. Dan dia salah satu orang yang mendukung niat baiknya itu.
Vera pun berjanji dia juga akan menyayangi Sifa seperti anaknya sendiri.
...****************...
Tetap semangat 💪
Jangan lupa tinggalkan jejak
Like, komen dan hadiahnya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Koming Seniasih
jadi bingung "erna apa erni"
2022-12-19
2
linha_nofear
karya baru kedua
mohon dukungannya kak 🙏
2022-07-22
2