Beberapa hari berlalu, Edi dan Erni hampir tidak pernah bertemu karena kesibukan mereka masing-masing. Tapi mereka tidak pernah absen untuk mengirim pesan ataupun menelpon hanya walau hanya sekedar bertanya tentang kegiatan sehari-hari mereka.
Dan Vera pun sudah kembali dari Surabaya. Sore ini dia datang ke rumah Erni selain kangen dia juga ingin bertemu baby Sifa juga Bu Ijah.
"Gimana Bu Ijah Er? Aman kan?" tanya Vera pelan, karena takut jika Bu Ijah mendengar akan tersinggung dan menjadi salah paham. Bu Ijah saat ini sedang memandikan baby Sifa dan berada di kamar.
"Aman banget lah Ver, gak perlu khawatir. Aku juga bersyukur banget kamu uda cariin yang kayak Bu Ijah. Aku uda klop banget deh pokoknya sama beliau." jawab Erni.
"Ow iya kamu dapat salam dari ibu sama bapak, katanya disuruh maen ke sana kalau ada libur jangan dirumah terus kayak orang susah aja." kata Vera menyampaikan pesan dari kedua orang tuanya. Karena memang Erni sedekat itu dengan keluarga Vera.
"Haha iya-iya nanti kalau baby Sifa uda bisa diajak pergi-pergi maen kesana deh." jawab Erni.
Tetapi ketika mereka sedang asyik mengobrol, tanpa sengaja Vera melihat cincin yang melingkar di jari kiri Erni. Karena merasa asing dengan cincin tersebut akhirnya Vera memilih untuk bertanya.
"By the way, itu cincin baru Er?" tanya Vera.
Erni yang tahu maksud dari sahabatnya tersebut malah tersenyum dan menununjukkan cincin di depan wajah Vera.
"Di tanya kog malah senyum-senyum sih!" kesal Vera.
"Aku dilamar Ver!" seru Erni senang.
"Dilamar? Sama siapa? Emang kamu punya pacar? Kog aku gak tahu? Kog kamu juga gak cerita apa-apa ke aku?" tanya Vera bertubi-tubi, dan dengan cemberut karena sahabatnya ini melewatkan cerita penting dalam hidupnya.
"Satu-satu donk tanyanya, kan aku bingung jawabnya nanti." jawab Erni sambil terkekeh.
"Seminggu yang lalu aku dilamar mas Edi Ver! Ingat gak sama mas Edi?" cerita Erni dengan antusias.
"Mas Edi? Mas Edi yang mana sih?" tanya Vera sambil mengingat-ingat.
Tapi sedetik kemudian dia teringat.
"Ooww.. iya aku ingat! Mas Edi yang kamu idolain itu kan waktu di kampus dulu?"
Erni hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.
"Wah kog bisa tu? Gimana ceritanya! Ketinggalan cerita seru ni!"
Akhirnya Erni menceritakan awal mula dia dan Edi bertemu hingga keduanya bisa sepakat untuk menjalin hubungan yang serius.
"Wah emang bener ya jodoh gak kemana! Seneng banget aku Er akhirnya kamu bisa membuka hati kamu." ungkap Vera dengan memeluk Erni karena Vera tahu betul bagaimana sahabatnya itu.
"Aku doain semoga disegerakan ya, dan lancar-lancar sampai hari H nanti." lanjut Vera.
"Amin trima kasih Ver. Kamu emang sahabat sekaligus keluarga aku satu-satunya." ucap Erni dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
"Uda gak boleh cengeng gitu." kata Vera sambil menghapus air mata yang menetes di pipi sahabatnya.
Malam pun datang, Vera masih berada di rumah Erni. Karena memang besok weekend jadi dia akan menginap di rumah Erni. Erni, Vera dan Bu Ijah ketiganya baru saja menyelesaikan makan malam. Dan sedang bersantai di ruang tamu sesekali mereka terdengar tertawa riang sambil menimang baby Sifa di stroller.
Sedang asyiknya mereka bercengkrama tiba-tiba pintu rumah di ketuk oleh seseorang.
...****************...
Tetap semangat 💪
Mohon dukungannya
Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan hadiah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments