Legenda Pendekar Harum

Legenda Pendekar Harum

BAB — 01

Perhatian! Karya ini telah hiatus hingga waktu yang disukai Author. Jadi, saya menyarankan Anda untuk tidak membaca karya ini.

Jika Anda menemukan kesalahan dalam karya ini, itu sengaja dibuat. Ingatlah, saya menulis untuk semua orang, bukan untuk satu orang, dan sebagian orang selalu mencari-cari kesalahan.

_________________________________________

Nangong Xueyin terisak menangis tiada henti di dalam aula pertemuan Keluarga Besar Panglima Ning. Wanita paruh baya ini menatap kosong pada sosok putrinya yang berdiri ditengah-tengah aula menunggu putusan dari sang Ayah.

“Ning Rong-Rong! Ibu percaya pada kesucianmu, Ibu tidak akan menyalahkanmu, tapi keputusan akhir, ayahmu lah yang menentukan. Kau harus kuat putriku!” batin Nangong Xueyin.

Gurat kecantikan terlihat dari sosok wanita yang sedang menangis itu, ia tidak dapat berkata-kata, hanya terus menangis.

Di sisinya terlihat tiga orang wanita lain yang seusia dengan Nangong Xueyin, namun sedikit raut wajah berbeda tampak dari mereka, sorot kebahagian yang berusaha disembunyikan dibalik air mata kepura-puraan.

“Nangong Xueyin! Oh Nangong Xueyin! Rasakanlah penderitaan ini sedikit demi sedikit! Putrimu terusir dari Keluarga Ning, karena aib yang dibawa oleh putrimu ini, apa masih mungkin kau menjadi selir terkasih Panglima Ning?” batin para wanita yang duduk di sisi Nangong Xueyin.

Mereka inilah istri dan selir dari Panglima Besar Ning.

Panglima Ning Quanzhong, merupakan pangeran keempat, dari kekaisaran Han. Menjadi hal yang wajar seorang Pangeran memiliki empat orang istri.

Namun, karena ia sangat menyukai Nangong Xueyin, istri dan selir lainnya merasakan cemburu. Termasuk dari anak-anak mereka.

Kemudian sosok, Ning Rong-Rong yang luar biasa, ia cantik, ia cerdik dan ia putri yang sangat dibanggakan masyarakat dalam hal kekuatan, ia seorang Pendekar Besar tanpa tanding, fakta ini menambah kecemburuan dalam keluarga tersebut.

Ning Rong-Rong, berdiri di tengah-tengah tatapan tajam semua anggota keluarga Ning, tetes air mata terus berjatuhan di pipinya, walau ia berusaha membela diri, itu percuma saja, ia sudah tidak bisa membela diri lagi, bukti yang kuat terhadap kejahatannya dilihat jelas oleh semua Keluarga.

Saat ini ia hanya menunggu keputusan akhir dari Ayahnya.

Wajah kelam membesi, sang Ayah berdiri dari tempat duduknya. “Anak durhaka! Kau boleh memiliki nama besar di Dunia Persilatan. Namun, kehormatan Keluarga Ning harus selalu dipertahankan ....”

Menjeda katanya sejenak, gemetar keras menahan amarah, Sang Ayah melanjutkan, “Ning Rong-Rong sejak hari ini kau aku nyatakan keluar dari daftar keluarga Ning. Nanti sore keluarga Ning akan menyiapkan pemakaman palsu untukmu ….”

“Lalu seluruh kota Luoyang yang berani menyebut namamu juga akan dijatuhi hukuman mati ….”

“Segera kemasi setiap barang-barang mu, kau bukan siapa-siapa lagi dalam keluarga ini, dan jangan pernah kembali lagi ke sini dan juga kota ini …” Suara Ning Quanzhong lirih saat terakhir memberi hukuman tadi.

Begitu putusan akhir telah jatuh, tangisan lebih keras pecah dari Ibundanya Ning Rong-Rong. Namun, ia tidak bisa bertindak lebih, apa yang bisa dilakukan wanita sepertinya? Ia hanya tahu cara menyulam dan berpuisi khas seperti istri-istri pejabat kerajaan.

Mendapat putusan seperti itu Ning Rong-Rong tertunduk dalam. “Baik!” jawabnya singkat, ia tidak berani menjawab 'Baik Ayah!'.

Masih terus tertunduk seperti itu, Ning Rong-Rong kembali ke kamarnya dan mulai membuat bungkusan pakaian, dia tidak mengambil banyak pakaian, hanya membungkus beberapa helai pakaian khas milik orang-orang kaum persilatan.

“Tok! Tok! Tok!” Pintu kamar diketuk, Ning Rong-Rong tahu, Ibunda yang mengetuk. Walau ia tidak melihat, namun dari suara langkah kaki yang halus, dan berat serta isak tangis kecil masih terdengar, sekalipun itu berusaha ditutupi.

“Rong‘er! Ibunda masuk ya!” pinta suara halus perempuan dari seberang pintu.

“Iya bunda! Masuklah Rong‘er juga ingin berbicara dengan Ibunda, sesaat sebelum Rong‘er pergi.” Ning Rong-Rong menjawab, mempersilahkan ibundanya masuk.

Perempuan paruh baya yang sejak tadi menangis di ruang sidang keluarga, masuk ke kamar tidur Ning Rong-Rong, sebisa mungkin menahan air matanya tidak keluar lagi saat itu. Dia belum rela kehilangan putri satu-satunya ini.

Ning Rong-Rong tidak menunggu ibundanya berbicara, dia meninggalkan aktivitasnya dan bergerak cepat memeluk ibunda, air mata yang dicoba tahan akhirnya meleleh juga. “Maafkan Rong‘er bunda!” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut gadis tersebut.

Bukan karena ia takut sendirian diluar sana, atau takut tidak bisa bertahan diluar sana, bagi Ning Rong-Rong itu bukanlah suatu masalah, toh ia sudah terbiasa seperti itu, ia kuat, ia jenius tak tertandingi baik dalam ilmu bela diri atau ilmu baca tulis. Ia tidak mengkhawatirkan nasibnya sama sekali.

Namun yang ia tangisi dan sesalkan adalah nasib dari ibundanya yang harus ia tinggalkan, ia sadar ayah sangat mencintai ibundanya, tapi tidak semua penghuni kediaman besar keluarga menyukai ibunya.

Tangisan sang ibu juga pecah, baginya walau Rong‘er seorang pendekar hebat tak tertandingi, rasa khawatir tetap muncul, apalagi anaknya ini seorang perempuan, bahaya bagi seorang perempuan lebih besar jika dibandingkan seorang laki-laki.

Ya! Walau rasa khawatir dari seorang ibu ini hanyalah alasan yang terlalu berlebihan, tapi begitulah seorang ibu, sehebat apapun seorang anak, baik itu laki-laki ataupun perempuan, bagi seorang ibu, anak tetap anak untuk selamanya, yang akan selalu dikhawatirkan, disayangi dan dicintainya sepenuh hati.

Walaupun seorang anak sudah berusia tua, dan senja, bagi seorang ibu ia tetaplah anak kecil di matanya, yang selalu butuh perlindungan dan kasih sayang dari seorang ibu.

Pelukan antara anak dan ibu itu lama, bahkan sangat lama, Nangong Xueyin melepaskan pelukan itu, berusaha tabah, ia mengusap air mata dari wajah Ning Rong-Rong. “Rong‘er tidak perlu minta maaf, bagi ibunda, Rong‘er tetaplah putri terhebat. Tidak perlu disesalkan, ibunda yakin Rong‘er masih seperti dulu, gadis suci yang gagah perkasa.”

Sangat lucu melihat kedua wanita berbeda usia ini, mereka berdua saling mengkhawatirkan satu sama lain.

“...” Ning Rong-Rong tidak bisa berkata-kata, ia hanya terus mengangguk pelan, perpisahan dengan ibunya ini, entah kapan akan bisa berkumpul kembali.

“Rong‘er! Ibu tidak bisa memberimu petuah apa-apa, yang bisa ibu sampaikan, Rong‘er sudah lebih mengerti, hanya dua hal yang selalu harus Rong‘er ingat … pertama; berhati-hatilah pada seorang laki-laki, mereka makhluk mata keranjang yang pandai menyembunyikan maksud hati. Dan kedua, berhati-hatilah pada perempuan cantik seperti ibu dan dirimu sendiri, ingat! Semakin cantik perempuan, semakin pandai ia berbohong.” Nangong Xueyin memberi petuah singkat.

“Baik Bunda! Nasihat dan petuah Bunda akan selalu Rong‘er ingat.” Ning Rong-Rong hanya bisa menjawab singkat dan lirih setiap ucapan dari ibundanya.

Nangong Xueyin melepaskan beberapa perhiasan yang ia pakai. “Ibu hanya memiliki beberapa perhiasan ini, pergunakan sebagai bekalmu kelak!” Nangong Xueyin berjalan ke ranjang tidur dan memasukkan perhiasan itu ke dalam buntalan pakaian Ning Rong-Rong.

Ning Rong-Rong membiarkan saja apa yang dilakukan ibundanya, sebenarnya ia tidak pernah khawatir dengan bekal hidupnya kelak, walau tanpa sokongan dari keluarga ning, toh apa yang telah ia capai selama berpetualang di Dunia Persilatan dan setiap harta yang telah ia simpan sudah mencukupi untuk kehidupan mandirinya.

Tapi, itu merupakan kebaikan dari ibundanya yang tidak mungkin ia tolak.

Sang ibunda kembali memeluk erat Ning Rong-Rong. “Berhati-hatilah di luar sana anakku!” lirih sang Ibu.

“Baik bunda! Ibunda juga jaga diri baik-baik di sini, jaga kesehatan, makan yang teratur. Dan jangan terlalu mengkhawatirkan Rong‘er! Sudah saatnya bagi Rong‘er untuk segera pergi secara diam-diam dari sini, ibunda juga harus segera menghadiri pemakaman palsu dari Rong‘er.” Ning Rong-Rong mengingatkan Ibundanya.

Melepaskan pelukannya, Nangong Xueyin segera keluar dari kamar Ning Rong-Rong.

Terpopuler

Comments

𝓝𝓲𝓪. 𝓼. 𝓦𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰𝓪🥀

𝓝𝓲𝓪. 𝓼. 𝓦𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰𝓪🥀

kak, aku mau nanya, gurat kecantikan itu berarti apa ya? semacan kecantikannya luntur atau rusak atau bagaiamana kak?
mohon bantuannya kak

2023-01-07

1

mas kus

mas kus

apasih kesalahannya...

2022-12-17

0

Jimmy Chuu

Jimmy Chuu

wuih baru saya baca novel ini. baiklah akan kubaca sampe bab terakhir. ada yg menarik nih 👍

2022-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!