Gerakan tubuh dari Nangong Rong disadari oleh orang-orang dari Perkampungan Yang Liu. Tak perlu menutup diri atau bersembunyi lagi, Nangong Rong langsung berdiri di depan mereka semua.
Kedatangan orang-orang dari Yang Liu San Ceng ke Villa Angsa Emas, dipimpin sendiri oleh Ma Chungcu. Pendekar ini segera menghentikan perjalanan rombongannya, saat melihat sosok Nangong Rong.
Mu Chungcu adalah sosok pria dengan perawakan gagah, tampan dan tegas. Boleh dikatakan, kepribadian Ma Kongcu sebagian besar turun dari sosoknya. Usia Ma Boan Pa berkisar antara empat puluh sampai dengan empat puluh lima tahun.
Datang ke Villa Angsa Emas saat ini sangat mengganggu hati kecilnya, ia sangat paham kepribadian dari Mu Tiong-Lo. Tapi, setidaknya Ma Boan Pa akan tetap berusaha memperbaiki kembali nama baik dari Yang Liu San Ceng, walau itu hanya sedikit saja.
Berdiri takjub sejenak, walau sebelumnya Ma Chungcu sudah mendengar penjelasan dari Mu Xuan Fei dan Ma Keng Hong bahwa Nona Pemilik Villa Angsa Emas masih seorang yang sangat muda. Namun, saat sudah berhadapan seperti ini ia menjadi lebih bodoh serta tidak bisa berpikir jernih.
Bagaimana tidak?! Dari raut kulit halus Nangong Rong, si gadis lebih cocok menjadi putrinya jika dibandingkan harus menjadi musuh atau lawan.
Ma Keng Hong tidak turut hadir, si pemuda benar-benar masih bisa berdamai dengan hati nurani, berbeda dengan Mu Tiong-Lo yang tidak tahu diri. Orang tua itu benar-benar selalu memandang orang lain sebelah mata, dan menganggap diri sendiri tinggi.
Ma Chungcu atau yang bernama Ma Boan Pa, membawa tiga orang Tiong-Lo lain bersamanya. Saat Nangong Rong melihat kelima orang tersebut ia tersenyum dan mengejek, “Apakah nama Kuownio ini begitu menakutkan? Sehingga kalian datang berlima hanya untuk menyatroni Kuownio ini.”
Perkataan itu menyadarkan Ma Boan Pa, Chungcu dari Yang Liu Sang Ceng tersebut tidak bisa menyembunyikan rasa malu karena sindiran halus dari Nangong Rong, wajah Ma Boan Pa terlihat sedikit memerah di bawah dinginnya cuaca musim salju.
Mu Tiong-Lo terlihat semakin marah, menggeram dengan keras, ia belum bisa menekan rasa benci dan perasaan malu. Padahal penghinaan itu merupakan buah perkara dari pohon yang ia taman sendiri.
Tiga Tiong-Lo yang lain, juga tidak mengharapkan fakta yang terpampang saat ini. Mereka berharap wanita yang diceritakan Mu TIong-Lo adalah seorang wanita paruh baya, tapi ini benar-benar sangat tidak sesuai.
Dengan wajah yang memerah, Ma Boan Pa menjawab, “Nangong Kuownio, Aku sungguh tidak berharap mendapatkan usia Kuownio masih sangat muda. Tapi Nangong Kuownio sudah memiliki kepandaian ilmu beladiri yang begitu kuat–”
“Ha ha ha! …” Nangong Rong tertawa besar, yang menghentikan perkataan dari Ma Chungcu. “Lantas, apakah kalian akan mencoba menindas generasi muda ini? Apa kalian tidak merasa malu. Satu orang generasi muda melawan lima orang dari kalian secara bersamaan?”
Ma Chungcu menjadi kelabakan sendiri, harus ia akui sikap yang diperlihatkan oleh pihak Yang Liu San Ceng kali ini memang sangat tidak pantas. “Tidak, bukan begitu Nangong Kuownio. Aku sungguh tidak menyangka bahkan kau masih terlihat sangat muda.”
Nangong Rong memperlihatkan senyum indah, kemenangan dalam adu kata-kata ini sudah terlihat jelas ada pada dirinya. “Owh! Jadi pihak Yang Liu San Ceng, akan mengeroyokku jika saja usiaku sedikit lebih tua daripada saat ini?!”
Perkataan dari Nangong Rong itu, sangatlah impulsif dan menekan pihak Yang Liu San Ceng.
Ma Chungcu bahkan sampai tidak bisa berkata-kata, sementara tiga orang lain Tiong-Lo dari Yang Liu San Cheng juga sama saja dengan Ma Boan Pa. Kali ini mereka seperti telah menabrak gunung batu karang yang sangat besar.
Sedangkan, Mu Xuan Fei menjadi tambah murka. Hatinya terasa meledak-ledak dan jantung berpacu keras, betapa kemarahan sangat menguasai hati sudah tidak bisa ia tahan sama sekali. Perasaan yang berkecamuk di dalam organ tubuh itu membuat dia memuntahkan sekepal darah.
Berusaha keras menenangkan diri. “Perempuan sundal, baik lidah dan gerak ilmu bela dirimu sama tajamnya. Alasan usia muda ataupun tua akan tidak berlaku jika lawannya manusia-manusia macam dirimu ini.” Mu Xuan Fei menarik nafas dalam. “Ma Chungcu, apakah engkau tidak berniat memulihkan sedikit saja kehormatan dari Yang Liu San Ceng.”
Sedikit saja hasutan dari Mu Xuan Fei, telah menggerakkan kembali hati Ma Chungcu dan tiga orang Tiong-Lo lainnya. Namun, dengan mengeroyok generasi muda, ini bukanlah solusi yang tepat. Bahkan cara tersebut hanya akan menambah rasa malu dalam diri Ma Chungcu, serta menambah jatuhnya kehormatan dari Yang Liu San Ceng.
Di depan mereka semua, kembali Nangong Rong memperlihatkan senyuman menawan di balik cadar tipis yang menutup wajah. “Anjing tua, tetap saja suka menggonggong. Tidak cukupkah pukulan yang kuberikan padanya tadi?” Gadis itu berlagak tidak tahu, bahkan ia berpura-pura terhadap apa yang ia gumamkan.
Wajah Mu Xuan Fei semakin merah. Dalam hati ia mengutuk Nangong Rong tiada henti.
Ma Chungcu tampil ke muka. “Kehormatan Yang Liu San Ceng sudah pasti harus dipulihkan.” Setelah berpikir dan mengambil keputusan, Ma Chungcu melanjutkan. “Agar kami tidak dianggap menganiaya generasi muda, bagaimana kalau kita bertaruh?”
“Baik sekali! Taruhan macam apa yang ingin Ma Chungcu pertaruhkan dengan ku?” Nangong Rong ingin mendengar bagaimana keputusan dari sosok Chungcu yang terlihat bijak ini. Faktanya, andai ia bertarung dengan mereka semua, ia masih memiliki keyakinan bisa mengalahkan semua generasi tua, sekalipun mereka akan melakukan pengeroyokan.
Hanya saja para generasi tua ini tidak tahu fakta yang sebenarnya bahwa ia adalah salah satu dari lima orang terhebat Dunia Persilatan masa itu.
“Nangong Kuownio bersedia mendengarkan, aku juga tidak berlaku sungkan.” Ma Boan Pa menarik nafas dalam, ujarnya, “Kita orang-orang rimba persilatan sudah pasti kita bertaruh dalam adu pukulan dan tenaga dalam.”
“Bagaimana kalau kita bertarung sebanyak sepuluh gerakan. Andai Chungcu ini tidak bisa memberikan luka ringan pada Nangong Kuownio, maka kami pihak Yang Liu San Ceng tidak memperpanjang masalah ini lebih lanjut.” Ma Boan Pa mengernyitkan dahi, ini adalah keputusan sulit yang tidak ingin ia ucapkan. “Namun, andai Nangong Kuownio kalah, maka lengan kiri dari Nangong Kuownio menjadi milik kami.”
Mu Xuan Fei memperlihatkan senyum cerah kebahagian, sementara tiga orang Tiong-Lo lainnya menganggukkan kepala, setuju pada taruhan yang diajukkan sang Chungcu.
Nangong Rong di balik cadar tipisnya, juga tersenyum. “Bukankah taruhan ini terlalu memberatkan posisi dari generasi muda? Bagaimana kalau Kuownio ini mengubah sedikit saja dari taruhan kita.”
“Nangong Kuownio, silahkan mengajukan pendapat.”
“Ha ha ha! …” Setelah terlebih dahulu tertawa renyah, Nangong Rong berkata, “Hal yang terakhir Ma Chungcu ajukan Kuownio ini sangat setuju. Salah satu dari lenganku pasti akan aku berikan pada kalian. Namun,–” Nangong Rong sengaja menghentikan ucapannya.
Nona Muda itu telah melihat raut wajah keterkejutan serta ketidak percayaan dari lima orang di depannya.
Ya! Bagaimana mungkin Nona Muda itu begitu mudahnya setuju memberikan salah satu dari lengannya pada mereka. Tapi perkataan “Namun” yang dihentikan juga mendatangkan perasaan bertanya-tanya di dalam hati mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yudha Wira
mantap!!! lanjuuuttt.
2024-06-04
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Laannjjuutt Up..
2022-10-12
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Makin mantap...!! 👍👍
2022-10-12
1