BAB — 18

Nangong Rong menarik nafas dengan dalam. “Lan Moi, sekarang engkau beristirahat lah di kamar ini. Perjalanan dari Kota Luoyang ke sini pasti sangat melelahkan.” Nangong Rong berjalan ke lemari baju, dan mengeluarkan seperangkat pakaian dari sana. “Berganti pakailah terlebih dahulu, kalau sudah, cici tunggu dirimu di lantai bawah.”

Setelah berkata-kata, Nangong Rong tidak menunggu Goat Lan berbicara, dia langsung keluar dari kamar besar miliknya itu.

Suasana di lantai satu Villa Angsa Emas juga telah banyak sepi, orang-orang yang berkunjung sudah pulang ke rumah masing-masing, hanya beberapa orang saja yang tersisa di sana. Itupun orang-orang yang menjadikan Villa tersebut sebagai tempat penginapan.

Saat Nona Pemilik Villa itu turun, para pekerja hanya memberi hormat sekenanya saja. Ya, begitulah Nangong Rong. Dia tidak peduli pada hal-hal kecil seperti itu. Kali ini ia turun ke lantai satu selain untuk menjamu Goat Lan, Nangong Rong juga menunggu utusannya yang lain kembali.

Nangong Rong memilih tempat duduk layaknya pelanggan saja, Ah Siu mendatangi. Ia membawa dan meletakkan berbagai makanan lezat di atas meja di depan Nangong Rong. “Sediakan satu porsi lagi, Ah Siu. Adikku dari jauh berkunjung sore tadi, sebentar lagi dia juga akan bergabung makan denganku di sini,” ujar Nangong Rong dengan lembut.

Ah Siu mengangguk pelan dan segera kembali berlalu ke dapur. Goat Lan dari lantai atas telah turun, dia juga langsung berjalan duduk di meja yang sama dengan Nangong Rong.

Pelayan keluarga Ning itu memang cantik, ia tidak kalah cantik jika dibandingkan dengan Nangong Rong. Menunggu Ah Siu membawakan makanan, secara lirih keduanya bercakap-cakap.

Pada bagian-bagian penting dari pembicaraan itu, mereka menggunakan tenaga dalam dan saling mentransmisikan suara. Sehingga percakapan mereka tidak diketahui orang lain.

Kali ini, teh yang tersedia di atas meja, Goat Lan yang menyeduhnya. “Kehidupan di Keluarga Ning sekarang, masih sama seperti dahulu, Tuan Besar sibuk dengan pekerjaannya, dan Nyonya Keempat sempat merasakan kesedihan selama satu pekan. Tapi secara perlahan Nyonya Keempat sekarang sudah lebih baik.”

Nangong Rong menghela nafas panjang karena mendengar penjelasan singkat itu. “Lalu ada hal menggemparkan lain kah di Kota Luoyang?”

“Seminggu setelah setelah kepergian Cici, penjahat Jay Hwa Cat berkeliaran di sana, dia juga telah menghancurkan masa depan dari dua puluh satu orang gadis dalam seminggu itu.” Saat berkata-kata seperti itu Goat Lan mengepalkan tangannya erat. Ia menjadi sangat marah pada penjahat seperti itu.

Nangong Rong juga menggertak gigi, dan mengepalkan tangan dengan erat. Namun, ekspresi di wajah tetap coba tersenyum, menutupi keterkejutan dan kemarahannya.

Saat itu makanan lain juga telah dibawakan Ah Siu. Sambil menyantap makanan, keduanya terus bercakap-cakap dengan mentransmisikan suara. “Goat Lan, kau tinggal lah beberapa hari di sini!” pinta Nangong Rong.

Sebenarnya, ucapan ini hanya berbentuk basa-basi saja agar mereka bisa menutupi percakapan yang sebenarnya dengan tenaga dalam. Memang itu masih di Villa Angsa Emas, tapi akan sangat aneh, saat dilihat oleh orang lain, duduk pada satu meja, makan bersama tapi tidak ada kata-kata dari keduanya.

Goat Lan memperlihatkan wajah berseri-seri. “Iya Cici. Lan Moi akan tinggal di sini selama satu pekan.”

Sementara dengan transmisi tenaga dalam, Nangong Rong kembali bertanya, “Lalu bagaimana dengan informasi terkait binatang ajaib berupa anak naga di telaga pelangi. Apakah berita ini dapat dipercaya?”

“Sebelum tiba di sini, aku juga sempat mampir ke telaga pelangi, meskipun kepastian terkait kemunculan anak naga ini belum terlalu jelas. Tapi, orang-orang dari sekte besar telah berkumpul semua. Aku juga mengenal beberapa orang yang terlihat layaknya orang-orang dari Mo-Kaw Sekte hadir di sana.” Goat Lan menjelaskan.

Nangong Rong menyelesaikan makan malamnya, ia kemudian terlihat berpikir sejenak, Namun di luarnya, gadis itu memanggil Ah Siu.

Si pelayan dengan tergesa-gesa datang. “Ah Siu, kumpulkan semua pelayan dan katakan pada mereka aku memanggil mereka semua.”

“Baik, Siocia!” Ah Siu segera berlalu dari sana. Setelah ia mendapatkan perintah.

Tak lama kemudian, Ah Siu dan beberapa orang pelayan yang bekerja di Villa Angsa Emas berdatangan dan berbaris rapi di sana.

Nangong Rong tersenyum cerah. “Ini adalah adik kecil ku yang datang dari jauh, dia akan tinggal di sini selama satu pekan, kalian harus menghormatinya, seperti kalian menghormatiku. Apa kalian paham?!”

“Kami mengerti, Siocia!” serentak dan bersemangat mereka semua menjawab.

“Baik, kalau begitu kalian sudah boleh kembali bekerja pada posisi masing-masing, dan ingat! Kalian tidak perlu memaksakan diri di sini, bekerjalah sesuai porsi. Di waktu istirahat, maka beristirahatlah.” Nangong Rong memperlakukan semua pelayannya dengan baik.

Saat para pelayan dan pekerja dari Villa Angsa Emas telah berbalik satu persatu. “Ah Siu, sebentar!” Nangong Rong kembali memanggil Ah Siu.

“Iya, Siocia ….”

“Besok engkau temani adikku ini, berbelanja berapa pakaian di kota terdekat. Engkau aku bebas tugaskan esok hari.” Nangong Rong melihat ke arah Goat Lan, sambil tersenyum ia berkata, “Kau boleh menghabiskan harta milik Cici esok.”

Goat Lan hanya bisa tersipu malu, bekas tuannya ini benarlah orang yang sangat baik.

Setelah beberapa saat, Orang yang ditunggu Nangong Rong kembali ke Villa Angsa Emas. Dia juga salah satu pelayan dari Villa Angsa Emas ini.

Memang tidak terlihat aneh sama sekali, tapi hampir semua pekerja dan pelayan di Villa ini merupakan seniman bela diri. Walau mereka tidak terlalu hebat. Tapi, orang-orang ini tetap saja pilih tanding.

Boleh dikatakan sejak awal orang-orang ini seperti telah disiapkan dengan baik oleh Nangong Rong.

Selama ia berkelana di dunia persilatan, banyak orang tertindas yang diselamatkan Nangong Rong, sebagian yang dirasa cocok untuk berlatih silat, telah diajari ilmu silat oleh Nangong Rong, bahkan ia menyediakan mereka tempat tinggal. Hingga tiba saatnya Nangong Rong membutuhkan mereka, sudah pasti ia dengan mudah merekrut kembali orang-orang ini.

Tidak ada orang yang keberatan saat dimintai kesediaan oleh tuan penolong.

Begitulah kondisi sebenarnya dari Villa Angsa Emas. Namun, status nya tetap saja seperti Villa biasa yang tidak terlihat hebat di mata orang lain.

Saat orang yang ia tunggu tiba, Nangong Rong berjalan ke arah dapur. Orang tersebut juga mengikutinya.

Lalu dengan lirih Nangong Rong berkata, “Benarkah apa yang aku katakan sebelumnya, ceritakan apa yang kau lihat di perkampungan Yang Liu san Ceng, Du Kiang!”

Orang yang disapa Du Kiang menunduk hormat. “Siocia, aku telah menjalankan apa yang Siocia perintahkan dari awal hingga akhir.” Dia menghela nafas panjang, “Benar, pihak Yang Liu San Ceng tidak akan berdiam diri atas insiden ini. Mereka memang tidak membalas kita sekarang, Siocia.”

“Saat ini, mereka akan menutup diri. Kelak mereka akan menuntut balas pada kita, ketika mereka sudah merasa cukup kuat.” Du Kiang mengakhiri ceritanya.

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

🔥👍🏿👍👍🏿🔥

2022-10-30

1

Reymundo Hidayat

Reymundo Hidayat

gasken

2022-10-05

1

Kancellotti Unholy Mbachoter

Kancellotti Unholy Mbachoter

penuh perhitungan

2022-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!