BAB — 13

Pada saat semua pesilat dari perkampungan Yang Liu San Ceng kebingungan karena hawa panas yang tiba-tiba meluap dan menyesakkan. Nangong Rong telah mengubah seluruh permainan ilmu silat.

Gaya dari Jurus Tongkat Penggebuk Anjing diganti, kali ini dia menggunakan tongkat bambu sebagai pedang. Membagi-bagi pukulan pada kelima orang itu secara bergantian, lima kali ayunan, semua orang tersurut mundur dengan wajah yang memucat.

Untuk sementara waktu pertarungan terhentikan.

“Ba-bagaimana kau melakukan gerakan tadi?” Ma Chungcu tergagap. Ia menjadi orang yang paling tidak bisa berpikir tenang saat itu di antara mereka semua.

Nangong Rong tidak menjawab, gadis tersebut hanya memperdengarkan tawa renyah. Tongkat kayu dilemparkan ke samping. Dalam gerakan yang sangat anggun dan lugas, ia telah memegang pedang beserta sarung di tangan kanan.

“Bagaimana menurut kalian jika pada gerakan tadi aku menggunakan pedang ini? Ha ha ha.” Nangong Rong benar-benar tidak memberikan sedikitpun penjelasan. “Nangong Kuownio ini, paling benci dua jenis manusia. Yang pertama manusia yang suka menghasut semacam dirimu.” Dia menunjuk Mu Xuan Fei.

Sorot mata Nangong Rong berkilat-kilat tajam, nafsu membunuh sangat kentara dari sorot mata itu, tapi sikap yang ia tunjukkan sangat berbeda dengan sorotan tajam pada pupil matanya.

“Yang kedua, orang-orang yang tidak bisa memegang janji.” Setelah berkata, mata si nona kian menajam, Nangong Rong mengeluarkan pedang dari sarung. “Lihat pedang!”

Nona itu langsung menyerang dengan jurus terakhir saat ia memukul mundur mereka berlima sebelumnya. Kali ini orang pertama diserang Nangong Rong adalah Mu Xuan Fei.

Kelima orang terkuat dari Yang Liu San Ceng tidak sempat berpikir jauh, saat Nangong Rong memperingatkan tadi, urat-urat syaraf mereka telah menegang. Bagaimana tidak!? Yang digunakan si nona adalah jurus Ilmu Pedang Cemara dari perkampungan mereka.

Dari mana si nona belajar dan kapan dia mempelajari jurus tersebut. Hal itu juga yang sebelumnya ditanyakan oleh Ma Chungcu dengan tergagap.

Memang di dalam dunia ini ada beberapa orang yang sangat tidak masuk akal, bahkan sekalipun semua orang berpikir sampai rambut memutih atau bahkan rontok, tetap tidak bisa menemukan alasan yang tepat pada kategori manusia-manusia seperti itu.

Nangong Rong termasuk ke dalam salah satu dari jenis manusia tersebut, gadis muda ini sejak kecil bahkan sudah memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dia adalah manusia dengan kategori sekali lihat langsung hafal, sekali lihat langsung ingat, dan sekali lihat langsung bisa mempraktikkan.

Maka menjadi sangat wajar, di usianya yang bahkan belum mencapai dua puluh tahun, ia telah menguasai seluruh isi dari kitab pemberian pengemis aneh, dan sekarang hanya membutuhkan waktu untuk mematangkan semua jurus serta ilmu silat sakti yang terkandung di dalamnya.

Nangong Rong telah tiga kali melihat jurus Ilmu Pedang Cemara, pada gerakan gaya kesepuluh. Saat dimainkan oleh Ma Keng Hong, dan ketika dimainkan oleh Mu Xuan Fei.

Ketika bertarung sebelumnya, ia masih menggunakan Jurus Tongkat Penggebuk Anjing. Tapi kemudian dia sangat marah karena orang-orang Yang Liu San Ceng telah melanggar janji.

Dengan perasaan hati yang memanas, tapi memperlihatkan ketenangan luar biasa di luarnya. Nangong Rong memukul mental orang-orang dari perkampungan Yang Liu dengan jurus mematikan dari perkampungan mereka sendiri.

Taktik yang dijalankan Nangong Rong terasa sangat sempurna, dia berhasil memainkan taktik tersebut dengan jitu.

Kelima orang dari perkampungan Yang Liu terkejut. Kini saat Nangong Rong menyerang Mu Xuan Fei dengan gaya kesepuluh–Jurus Ilmu Pedang Cemara. Hanya satu tarikan nafas dan hanya satu tebasan pedang, kepala dari Mu Tiong-Lo terjatuh menggelinding di atas tanah bersalju.

Seiring dengan itu, jasad tanpa kepala juga ikut terjatuh, darah mengucur deras bagaikan air mancur.

“Bersiaplah selanjutnya giliran kalian semua. Tidak perlu kuatir aku akan memberi kematian cepat pada kalian.” Nongong Rong kembali memberi peringatan.

Sekarang ia kembali menganti gaya serangan, dengan tangan kanan bergerak dalam Jurus Pedang Cemara, coba menebas cepat tiga orang dari Tiong-Lo yang tersisa. Sedangkan tangan kiri Nangong Rong melepaskan pukulan berhawa panas dari Hwi Yang Sinkang.

“Whoosshh!” Hawa panas melelehkan salju, dan menguapkan asap ke udara.

Ginkang yang hebat dari Nangong Rong juga terlihat sangat nyata pada pertarungan ini. Dia bergerak bagaikan kupu-kupu, hinggap dan berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain. Tapi Nangong Rong bukan lah kupu-kupu, dia menebas, membagi-bagi pukulan dari satu orang ketiga orang lainnya.

Ma Chungcu benar-benar telah menyesal pergi ke Villa Angsa Emas guna memulihkan kehormatan dari Yang Liu San Ceng. Tapi, ia lebih menyesalkan lagi sikap sikapnya sendiri yang termakan hasutan Mu Xuan Fei. Ini bahkan belum tiba di Villa Angsa Emas, ini masih berjarak sekitar dua ratus tombak dari villa tersebut, dan si pemilik villa telah datang sendiri, menjemput nyawa mereka.

Namun, nasi telah menjadi bubur, menyesal sekarang pun percuma. Yang bisa ia lakukan hanya terus berusaha melawan dengan keras tekan-tekanan dari Nangong Rong.

Pertarungan itu telah berlangsung lama, entah berapa jurus telah terlewati, Hwi Yang Sinkang memang benar-benar tenaga sakti yang sangat hebat. Peluh telah membasahi baju orang-orang dari perkampungan Yang Liu San Ceng, nafas mereka sudah kembang-kempis.

Sedangkan Nangong Rong masih terlihat bugar.

“Baiklah, pertarungan ini sudah berlalu lebih lama dari yang aku bayangkan. Tak kusangka tulang tua kalian begitu kuat. Bersiaplah ini akan lebih cepat.” Nangong Rong masih bisa berkata-kata sambil bertarung.

Hal yang sangat bertolak belakang dengan keempat lawannya. Jangankan untuk berkata-kata, bernafas saja mereka sudah sangat kesusahan.

Serangan tebasan pedang dan pukulan telapak Nangong Rong sudah sejak tadi menggetarkan telapak tangan mereka yang menggenggam pedang ketika mereka menangkis dan secara tidak sengaja mengadu pedang.

Kini, setelah si gadis malah mengempos Hwi Yang Sinkang yang ia latih secara gila-gilaan, dan memainkan jurus-jurus pukulan sepuluh telapak pengacau lautan/Cap Jiu Lo Hai serta tebasan-tebasan cepat.

Chungcu dan tiga orang Tiong-Lo itu sudah tidak bisa berkutik lagi. Dalam sepuluh tarikan nafas ke depan. Mereka semua mati secara mengenaskan, dua terpotong kepala dan dua lagi hangus terkena telapak dari jurus Cap Jiu Lo hai yang menggunakan tenaga sakti Hwi Yang Sinkang.

Setelah pertarungan benar-benar berakhir, Nangong Rong berdiri menatap kelima mayat tergeletak dan mengotori salju putih. Gadis itu menghela nafas panjang. “Tak kusangka, perjalanan ku kali ini bahkan lebih berdarah dari sebelumnya.”

Nangong Rong melepaskan pukulan keras menggunakan tenaga sakti Hwi Yang Sinkang pada tanah bersalju.

“Whoossh!"

“Boomm!” lubang besar tercipta di sana. Ia melemparkan kelima mayat itu ke dalam lubang, menutupinya kembali, dan melesat dengan teknik meringankan tubuh kembali ke Villa Angsa Emas.

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

👍🏻🔥👍🔥👍🏻

2022-10-29

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Jooosssssss...!! 👍👍

2022-10-21

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Laannjjuutt thorrr

2022-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!