Suka?

Salma jelas mengingat seseorang yang bernama ‘Malik’. Walau sudah lama tidak bertemu dan hanya melihatnya beberapa kali itu pun dari kejauhan, tanpa alasan tertentu dia teringat Malik yang merupakan kakak kelasnya dulu yang pernah dia sukai. Salma merasa jantungnya berdetak lebih cepat setelah mengetahui Malik mengirim pesan padanya. “Mungkin dia hanya ingin berteman.” Pikir Salma tak ingin melanjutkan fantasinya yang memikirkan hal lain.

‘’’’’

Dulu saat Salma duduk di bangku kelas lima sekolah dasar, ada seorang siswa baru yang masuk ke sekolahnya. Siswa itu bernama Beni. Beni cukup pintar di kelas, di semester pertama dia mendapat peringkat lima dari dua puluh siswa, menggeser posisi Dani yang sebelumnya hampir tidak tergantikan.

Beberapa minggu setelah Beni masuk sebagai siswa baru di sekolah Salma, dia berpacaran dengan kakak kelas yang bernama Elsa. Sebelum kedatangannya, siswa di sekolah mereka tidak ada yang berpacaran, di sini Beni sebagai pioneer.

Salma yang memiliki paras yang cantik sebenarnya juga sempat di dekati Beni, namun Salma nampak tidak memberikan tanggapan yang diharapkan. Hingga Beni bertemu Elsa yang juga cantik sebagai orang pertama yang menerimanya.

Secara fisik, Beni tidak setampan Malik, tapi gayanya yang keren dengan rambut disisir dan ditata berponi yang disingkap di balik telinga, kadang-kadang jatuh hampir menutupi matanya memberikan tampilan yang cukup untuk menaklukan hati siswi sekolah dasar. Gaya rambut seperti ini hanya cocok untuknya. Dulu ada seorang siswa yang mengikuti gayanya, namun terlihat aneh. Akhirnya siswa itu kembali dengan gaya rambut seperti sebelumnya.

Selain merupakan kakak kelas, Elsa juga tetangga Salma. Mereka sering pergi sekolah bersama dan berteman sejak kecil. Di kelas, Beni sering menanyakan tentang Elsa pada Salma. Saat hubungan Elsa dan Beni berlangsung, Salma juga jadi lebih dekat dengan Beni. Banyak siswa lain berpikir bahwa Salma memiliki hubungan dengan Beni, namun dia segera menggubris dan menjelaskan kebenarannya.

Di kelas, Beni tiba-tiba duduk di sebelah Salma yang sedang fokus membaca buku pelajaran.

“Salma." Beni membuyarkan fokus Salma.

“Ada apa Ben, masalah Elsa nanti ya.” Salma tetap melihat bukunya.

“Bukan itu.”

“Hah?.” Salma melihat Beni.

“Aku dengar dari Elsa, Malik suka sama kamu cie cie.”

“Apa sih.”. Salma memilih kembali melihat bukunya.

“Kamu cocok sama dia, sama-sama pintar, sama-sama ganteng dan cantik.” Beni mulai mengelabui.

Salma tak menjawab.

“Ayo pikirkan, masalah nantinya aku yang urus.”

“Oke, pikirkan lah!”. Lanjut Beni memerintah.

Salma tetap memperhatikan bukunya.

‘’’’’

Saat pulang sekolah karena rumah mereka tak begitu jauh dari sekolah, Salma dan Elsa berjalan bersama seperti biasanya.

“Sal.”

“Iya.” Salma menoleh untuk melihat Elsa.

“Beni ada bilang ke kamu tentang Malik.”

“Ada.”

“Bagaimana? Aku rasa mustahil perempuan tak menyukainya. Aku pun begitu sebelum ada Beni haha.”

“Sal, hal yang harus kamu syukuri dia bukan hanya ganteng, tapi juga pintar kenapa kamu tidak menyukainya juga coba.” Lanjut Elsa.

“Aku tak bilang tidak menyukainya.” Salma bergumam pelan, namun didengar Elsa yang tepat di sampingnya.

“Tuh kan benar.” Elsa menepuk pundak Salma.

Salma segera mengusap pundaknya yang kena pukul meski sebenarnya tidak terasa sakit.

“Oke, besok aku bilang ke Beni, biar dia yang urus, cie cie.” Lanjut Elsa yang segera menjauh memasuki halaman rumahnya.

‘’’’’

Di sore hari, Elsa datang ke rumah Salma bermaksud mengajak bermain. Namun Salma menolak dengan alasan sedang tidak enak badan. Salma sebenarnya dalam keadaan sehat hanya saja malu jika bertemu Malik saat bermain. Dia memilih untuk tetap di rumah.

Di jendela rumahnya, dia melihat Beni bermain bersama temannya di depan rumah Elsa yang berada tepat di seberang rumahnya. Di situ dia tak melihat Malik. Dia pun mendekati Beni karena merasa ada yang perlu ditanyakan. Salma keluar rumah.

“Eh katanya tadi sakit.” Elsa setengah berteriak.

Salma hanya tersenyum sembari sedikit mengeluarkan suara batuk-batuk.

“Beni.”. Salma memanggil Beni.

“Iya.” Beni berhenti bermain dan menghampiri Salma.

Salma mengajaknya sedikit menjauh dari teman-teman yang lain. Di lain tempat Elsa nampak memperhatikan dan senyum-senyum sendiri berpikir bahwa ini tentang Malik.

“Beni apa yang akan kamu lakukan?” Salma bertanya.

“Hah?” Beni terlihat bingung.

Salma hanya diam.

“Oh Malik, jadi kamu juga menyukainya?.” Lanjut Beni yang nampaknya belum diberitahu Elsa.

“Iya, kalau aku juga menyukainya apa yang kamu lakukan?”. Salma bertanya lagi.

“Aku akan memberitahunya.” Jawab Beni sembari tersenyum.

“Oh, jadi aku harus melakukan apa?”

“Ya kamu tunggu saja, besok aku akan bicara padanya apa dia mau kalian berpacaran juga seperti kami hehe.”

“Okeh, tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya, ini rahasia.” Salma sedikit merendahkan suaranya.

“Baik.” Beni kembali bermain bersama teman-temannya.

‘’’’’

Di sekolah, saat istirahat Beni yang seperti biasa ke kelas enam untuk melihat Elsa, juga memperhatikan Malik dan berpikir untuk menanyakan hal kemarin. Sama halnya seperti Salma, di waktu istirahat Malik juga terlihat sedang asyik membaca buku. “Mereka memang cocok” Pikir Beni. Setelah beberapa saat, Malik terlihat berdiri dan keluar kelas. Beni pun mengikutinya. Saat sudah berada di luar kelas, Beni memanggilnya.

“Malik.”

Malik berbalik dan mendapati Beni yang memanggilnya.

“Ada yang mau aku bicarakan”.

“Boleh, apa ya?”

“Aku dengar kamu suka sama Salma, kemarin Salma memberitahuku kalau dia juga menyukaimu.” Beni merendahkan suaranya sembari menahan senyumnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!