1 VS 15

15 orang siswa Hyper bersiap untuk menyerang 1 orang Ranker.

Ran merasa hal ini sangat berbahaya.

Aku harus membantunya! Ran hendak berlari untuk membantu guru itu.

Tapi, guru itu malah melambaikan tangannya sebagai isyarat agar Ran tetap diam di tempatnya.

Ran langsung terdiam karena merinding hanya dengan lambaian tangannya.

Sial, hanya dengan satu lambaian tangan saja aku bisa ketakutan, jadi sejauh ini, jarak antara Hyper biasa dengan Hyper yang telah menjadi Ranker.

Para Hyper dengan kemampuan bertarung jarak dekat langsung menyerbu.

Farizi, si guru itu hanya diam di tempatnya. Kemudian ia menarik nafas dalam dalam, dan langsung bersiul sekencang mungkin "Fuiiiitttt!!" Gelombang suara yang sangat kencang keluar dari dalam mulutnya.

Terkena gelombang suara sekuat itu dari jarak dekat, membuat beberapa murid langsung terhempas jauh. Ada beberapa yang bertahan.

Mereka yang bertahan menyerang menggunakan kemampuan khusus mereka, ada yang menggunakan senjata fisik, hingga mengeluarkan api dan petir dari telapak tangannya.

Farizi mulai bergerak, ia menghindari semua serangan itu dengan mudah.

Sembari menghindar, ia juga menyerang titik vital para murid yang menyerangnya.

Menyerang jakun dengan tinjunya, menendang ulu hati, hingga memukul hidung mereka.

Buk! Bak! Buk! Semua yang terkena serangannya terhempas hingga ke udara.

Para murid lain menjadi takut untuk maju.

Farizi dengan santai membersihkan bajunya yang terkena debu, dan tiba-tiba, tanah di depannya bergerak ke atas membentuk tombak runcing.

Farizi menengadahkan kepalanya untuk menghindari serangan tombak itu.

Farizi bersiap mundur, tapi kakinya tidak bisa digerakkan.

Ketika Farizi menengok ke bawah, kakinya terkubur oleh tanah.

Kemampuan siapa ini? Farizi bertanya-tanya.

Michael dibarisan belakang tertawa kencang. "Hahahahahahaha, rasakan itu pak tua, bagaimana rasanya tak bisa bergeraka hah!? Ayo kawan-kawan, habisi dia!" Michael berhasil menyulut kembali semangat kawan-kawannya.

"Mantap! Kau memang yang terbaik Michael! Rasakan ini." Salah satu murid membuat bola api dan melemparkannya pada Farizi.

Farizi hanya tersenyum ringan.

Ia memberikan kekuatan lebih pada kakinya, dan dalam sekejap.

Hop! Farizi langsung melompat kencang, saking kuatnya, kakinya langsung terlepas dari jerat Michael.

Serangan bola api yang dilayangkan, menjadi mengenai orang lain.

"Ahhhhhh!!! Mataku!!!" Salah satu korban dari bola api itu berteriak kesakitan.

Farizi melompat ke arah Michael, Michael tidak berdiam diri.

Ia memegang tanah dengan telapak tangannya, ia mengendalikan tanah disekitarnya, dan membentuk dinding penghalang.

Farizi yang di udara, tidak bisa berbalik arah, jadi ia langsung menendang dinding tanah tersebut.

Darrrr!! Dinding tanah itu langsung hancur.

Michael sangat terkejut.

Ba-bagaimana bisa semudah itu?

Serangan farizi tidak berhenti sampai disitu saja, tendangannya tadi diarahkannya juga ke Michael.

Michael sadar dan langsung menahan tendangan Farizi dengan lengannya.

Kretak!!! Terdengar bunyi tulang yang retak dari lengan Michael.

"Akhhh!" Michael menjerit kesakitan dan terhempas dengan satu tendangan saja.

Farizi mendarat kembali ke tanah, ia mengamati Michael yang masih bisa berdiri setelah menerima serangannya.

"Lumayan juga kau bocah, masih bisa berdiri setelah menerima seranganku."

"Hosh.... Hoshh...." Michael ngos-ngosan karena kelelahan.

"Biar kutebak, kau pasti siswa terbaik di sini kan? Terlihat jelas kalau kau punya Mana dan fisik di atas rata-rata, tapi maaf saja, kami para Ranker selalu menghadapi kematian tiap harinya. Kalian bukanlah lawan yang pantas bagiku." Farizi memprovokasi Michael.

Dari ekspresi wajahnya, provokasi Farizi termakan oleh Michael. "Jangan meremehkankuuu!!!" Michael sekali lagi menaruh telapak tangannya di tanah.

Kali ini, Michael membuat 2 buah tangan raksasa yang terbuat dari tanah.

"Akan kulumat kau!" Michael mengendalikan 2 tangan raksasa tersebut, untuk menimpa Farizi.

Farizi tetap tenang, bahkan dia sedikit tersenyum "Hanya segini saja?" Farizi sekali lagi memprovokasi Michael.

"Tutup mulutmu!!!" Amarah Michael semakin memuncak, membuat 2 tangan raksasa ciptaannya semakin membesar.

"Nah begini dong, harus segini biar ada sedikit tantangan." Farizi menarik nafas dalam-dalam, hingga dadanya menggembung bagai kodok "Huffff.... Fuiiiittttt!!!" Farizi langsung bersiul kearah tangan raksasa ciptaan Michael.

Duaaaarrrrr! 2 tangan raksasa tersebut langsung hancur berkeping-keping.

Michael sampai ikut terlempar karena gelombang kejut yang dihasilkan.

Michael sangat syok hingga tidak mencoba untuk berhenti.

Jadi, sejauh ini jaraknya?

Duak! Srrrkkkk.... Michael terlempar sangat jauh hingga menimbulkan lintasan di tanah.

Farizi langsung melompat kearah Michael dan mendarat di perutnya Michael.

Bak!

"Akhhhh!!!!!!" Michael menjerit kesakitan, ia tidak bisa berdiri.

"Ya~ Kuharap kalian bisa sadar dari kejadian ini."

Semua murid langsung ketakutan, tidak ada lagi yang berani melawan setelah melihat kekuatan seorang Ranker.

Bahkan Michael sekali pun, sudah kehilangan tekad bertarung.

Ran menatap sang Ranker dengan sangat kagum.

He-Hebatnya~ Jadi seorang Ranker itu sekuat ini

Pikir Ran dengan kagum.

Sedangkan para Murid lain, semuanya langsung menyerah, mereka melepaskan transformasi dan menjatuhkan senjata mereka.

Farizi tersenyum senang "Nah bagus, bagus, harusnya seperti ini dari awal, kalian ini bikin aku malu saja. mau ditaruh dimana mukaku jika ketahuan menghajar kalian."

Para murid hanya bisa menggigit bibir dihadapan kekuatan seorang Ranker.

"Jika kalian sudah menyerah, cepat ikut aku ke ruang guru, bawa juga mereka yang pingsan. Cepat! Cepat! Yang lama akan kuberikan hukuman."

Hihhhh!!! Semua murid langsung merinding bersamaan.

Mereka buru-buru membawa teman mereka yang pingsan, entah digendong atau dipapah.

Para bawahan Michael dengan sigap langsung membantu Michael untuk bangun.

Dari wajahnya, Michael merasa sangat marah sekaligus malu karena dipermalukan oleh sang Ranker.

"Diam! Aku bisa sendiri, kalian urus diri sendiri saja." Michael dengan kasar, menolak uluran tangan para bawahannya. Michael bangkit sendiri, dan pergi ke arah yang berlawanan dari ruang guru.

Para bawahannya langsung panik dan mencoba menghentikan Michael "Tunggu Michael, kau mau kemana? Ruang guru bukan kesana."

"Diam! Aku tahu apa yang aku lakukan, kalian diam saja, jika tidak suka tidak usah ikut."

Para bawahan Michael merasa bimbang, mereka tidak tahu mau mengikuti Michael atau tidak.

Akhirnya mereka terbagi 2, hanya 2 orang bawahan Michael yang mengikuti Michael, sedangkan sisanya pergi ke ruang guru.

Ran juga ingin pergi, tapi kemudian ia teringat dengan pak Aji.

Ah! Ya ampun, aku lupa dengan pak Aji. Ran langsung ke tempat Pak Aji pingsan, Ran mencoba membangunkannya.

"Halo pak! Tolong bangun pak! Halo..." Karena tidak kunjung bangun, Ran memutuskan untuk langsung membawa pak Aji ke UKS.

"Duh! Berat banget!"

.

.

Di UKS

Dokter UKS telah selesai memeriksa pak Aji, pak Aji mendapat luka yang lumayan serius, tulang hidungnya patah. Tapi untungnya, dokter UKS memiliki potion penyembuh untuk pak Aji.

Akhirnya, pak Aji diistirahatkan dulu di UKS.

Sementara Ran menunggu di samping pak Aji.

Ran menunggu dengan perasaan gelisah dan bersalah.

Gara-gara aku, pak Aji jadi terluka seperti ini, kalau saja aku bisa bereaksi dengan lebih baik, pasti pak Aji tidak akan terluka. Tidak, mungkin seharusnya aku tidak perlu masuk ke sekolah ini.

Segala macam pikiran berkecamuk dalam pikiran Ran.

Tapi kemudian, lamunannya terpecahkan oleh tepuka pundak.

"Hoi!"

"Gyyaaaa...!!" Ran berteriak kaget.

Di belakang Ran ada Ranker Farizi "Berlebihan sekali reaksimu. Cobalah lebih tenang di UKS."

Ran sangat terkejut "Tu-Tuan Ranker? Kenapa anda ada disini?" Ran sangat kaget hingga terbata-bata.

"Ada apa dengan cara bicaramu, tidak usah terlalu formal, cukup bicara biasa saja."

"Ma-maaf pak, saya cukup terkejut." Ran merasa malu dan menundukkan kepalanya.

"Ya sudah, jadi, bagaimana keadaan dia?"

"Pak Aji? Beliau terluka cukup serius, tulang hidungnya sampai patah, beruntung masih ada potion penyembuh untuk pak Aji."

"Hmmm... Beruntung yah?"

"Eh? Kenapa pak?"

"Tidak! Bukan apa-apa, omong-omong, siapa namamu?" Tiba-tiba sekali, guru itu menanyakan nama Ran.

"Nama saya Ran Corbin. Memang ada apa pak?"

"Tidak, bukan apa-apa. Jaga dia baik-baik yah."

"Eh? Ah, baik pak."

Farizi berjalan keluar UKS sambil melambaikan tangannya kepada Ran.

Jadi, dia yang harus kuawasi yah? Anak yang aneh sekaligus menarik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!