Orang biasa di antara orang berbakat

1 Januari, tahun 2020

Seorang anak laki-laki sedang berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai, jalanan dipenuhi oleh orang-orang dengan penampilan mencolok.

Ada yang memakai pakaian mahal hingga terlihat bersinar, orang-orang tampan dan cantik, dan orang-orang dengan badan yang tinggi dan besar.

Semua orang dengan penampilan yang sangat mencolok, menutupi hawa kehadiran anak itu, dibandingkan dengan orang lain yang memiliki penampilan yang mencolok, penampilan anak itu, sangatlah biasa.

Dia hanya memakai kemeja putih polos yang kotor dan membosankan, celana panjang berwarna hitam yang kuno, dan sepatu sneakers keluaran lama dengan warna hitam putih yang sudah kusam.

Hal yang terlihat mencolok dari anak itu, hanyalah rambutnya yang berwarna putih bersih, bagaikan sebongkah salju diatas tanah coklat. Dia tidaklah tampan, tapi tidak juga jelek, dia memiliki perawakan seperti orang asia biasa, dengan kulit coklat, hidung pesek, dan mata yang sedikit sipit. Badannya kurus dan tampak ringkih, seperti akan hancur meski hanya disenggol ringan.

Ekspresi wajahnya, memberikan kesan orang yang galak, bibirnya selalu cemberut, dan matanya melotot ke bawah.

Dia seperti memberikan peringatan kepada setiap orang agar menjauh darinya.

Langkah kakinya, terasa berat, seperti menanggung beban yang besar dipundaknya.

orang-orang secara alami, menjauh darinya karena hawa kehadirannya yang tidak memberikan kesan yang menyenangkan.

Dia terus berjalan hingga melewati sebuah videotron yang sedang menyiarkan tayangan wawancara seorang pria tinggi berkulit putih dengan rambut panjang berwarna hitam mengkilat yang diikat dengan model ekor kuda.

[-Saya dengan tulus ingin mengucapkan selamat kepada anda Tuan Taylor. Kali ini, anda kembali berhasil membereskan Monster Gate di manhattan sendirian, semakin banyak orang yang mendukung anda untuk menggantikan posisi Taph sebagai Ranker terkuat dan menjadi presiden dunia yang baru-]

[-Haha. Itu sedikit berlebihan, saya ini memang lumayan kuat, tapi, saya masihlah Ranker yang cukup muda jika dibandingkan dengan Tuan Taph yang berasal dari generasi pertama. Saya masih belum memiliki pengalaman yang cukup jika dibandingkan dengan Tuan Taph yang berasal dari generasi pertama-]

[-Ya Ampun! Anda terlalu merendah, anda adalah Ranker terkuat setelah Ranker Taph-]

[-Haha, jika anda memang beranggapan seperti itu, saya sangat berterimakasih-]

“KYAAA!!! Ranker Taylor sangat tampan”

“Benar, dia sangat terlihat mempesona”

Orang-orang terpesona dan kagum hanya dengan perkataan pendek dari orang bernama Taylor itu. Tapi, itu tidak berlaku bagi anak laki-laki berambut putih.

“Tch! Bullshit!”

Dia mengumpat dalam hati dan terus berjalan melewati videotron yang masih terus menampilkan wawancara dengan pria bernama Taylor.

Banyak orang yang tertarik dengan wawancara itu dan berhenti sejenak untuk sekedar menontonnya, para perempuan berteriak histeris karena kagum dan terpesona.

Sedangkan anak itu, dia merasakan amarah dan dengki dalam hatinya.

[RANKER]

Itu adalah sebutan yang disematkan pada pria bernama Taylor itu, sebutan itu bukanlah suatu sebutan yang remeh dan bisa dipakai semua orang. Sebutan itu adalah jabatan yang hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang memenuhi kualifikasi.

Jabatan ini muncul setelah kejadian 17 tahun yang lalu.

[MONSTER ATTACK]

Peristiwa dimana munculnya Gate yang menyebabkan membawa entitas asing kebumi, setelah peristiwa itu, semua negara bersatu dan bekerja sama untuk menanggulangi kejadian yang akan datang lagi.

Gate yang membawa para entitas asing dinamakan “Monster Gate”. Gate yang pertama muncul bukanlah yang terakhir. Setelahnya, masih bermunculan banyak sekali “Monster Gate” berskala kecil dipenjuru dunia.

Namun, disaat yang bersamaan, bermunculan juga, orang-orang dengan kekuatan super.

Orang-orang ini disebut sebagai “Hyper”. Para Hyper memiliki kemampuan yang sangat beragam, mulai dari fisik super kuat, kecepatan secepat kilat, mampu membuat senjata mutakhir, bahkan mampu memunculkan es dan api dari telapak tangannya.

Para Hyper yang muncul saat kejadian “Monster Destruction” dinamakan Hyper generasi pertama, dan berlanjut hingga sekarang. Para Hyper generasi pertama memiliki perbedaan yang cukup besar dibanding Hyper di generasi berikutnya.

Para Hyper yang muncul setelah generasi pertama, kebanyakan muncul dari kalangan remaja, sekitar umur 15-17 tahun, lebih dari 60% Hyper yang ada saat ini, didominasi oleh para Ranker Remaja.

Para Hyper yang ditemukan saat SMA, akan langsung dibina dan dipindahkan ke sekolah khusus Hyper yang dibuat oleh pemerintah.

Tujuannya adalah, agar para Hyper tidak menjadi “Breaker”. Itu adalah sebutan bagi Hyper yang menjadi penjahat dan malah menggunakan kekuatannya untuk melakukan kegiatan kriminal.

Walau saat ini, tetap banyak Hyper yang lolos dari pengawasan pemerintah karena mereka dengan lihai berhasil menyembunyikan kekuatannya.

Para Hyper dibawah pengawasan pemerintah, akan dibina dan dilatih agar mereka bisa mengembangkan kemampuan super mereka. Setelah lulus dari sekolah, mereka akan mendapat kesempatan untuk menjadi seorang Ranker.

Ranker, adalalah jabatan yang punya posisi yang tinggi, jabatan ini sama dengan jabatan pegawai negeri, namun dengan gaji yang jauh lebih fantastis. Jabatan ini hanya bisa didapat setelah melalui berbagai macam tes yang dibuat oleh pemerintah.

Tes ini bersifat rahasia, bahkan para Hyper yang pernah melalui tes ini, baik yang gagal maupun berhasil, dilarang untuk membocorkan detail tesnya kepada siapa pun. Baik itu keluarga sekali pun.

Para Ranker mempunyai level yang ditentukan oleh performa dan tingkat kekuatan mereka. Peringkat ini dimulai dari yang terendah, yaitu peringkat F. Dan paling tinggi peringkat S.

Ranker level S sangatlah langka dan jarang ditemui, selama 17 tahun ini, telah muncul ratusan Hyper dari seluruh dunia, kurang dari 10 orang Ranker Level S yang muncul setelah generasi pertama.

Saat ini, ada 14 Ranker Level S dari seluruh dunia.

Dan setiap level Ranker, masih terdapat peringkat yang juga ditentukan oleh performa dan tingkatan kekuatan mereka. Dan Ranker Level S yang saat ini menduduki peringkat pertama sebagai Ranker terkuat adalah seorang pria bernama Taph, sang Dark Flame.

Taph adalah pria berkulit gelap disertai rambut hitam mengkilap dengan potongan pendek.

Taph bukan hanya seorang Ranker terkuat, dia juga merupakan presiden dunia. Gelarnya sebagai Ranker terkuat, otomatis menjadikannya Presiden dunia. Dialah yang mengatur, hampir segala urusan terkait pemerintahan dan para Ranker.

Dan anak laki-laki berambut putih tersebut juga merupakan seorang Hyper, namun, dia bukanlah seorang Hyper yang mampu bersinar terang seperti Taylor dan Taph.

Dia hanya Hyper biasa, bernama Ran.

Ran awalnya sangat bangga dan bersemangat ketika pertama kali mengetahui bahwa dia merupakan Hyper. Masa-masa awalnya saat menjadi Hyper dipenuhi oleh motivasi dan impian yang besar. Namun, semuanya tersapu bagai debu ketika dia telah mengetahui kebenaran yang menyakitkan.

Ran terus berjalan melewati setiap orang yang terus memuji Taylor, semuanya pujian dan kekaguman pada Taylor, hanya bagaikan suara bising yang menyakitkan bagi Ran.

Dia terus menundukkan wajahnya, rasa frustasi dan rendah diri membuatnya tidak berani mengangkat kepalanya. Dia menelan semua kenyataan yang ada dan menahannya di bagian terdalam dirinya.

Ran berjalan dengan cepat ke gerbang sekolah yang sangat besar, di balik gerbangnya yang megah, terdapat lingkungan sekolah yang terlihat sangat nyaman. Lapangan yang luas, bersih dan sejuk. Dan 4 gedung sekolah berlantai 3 yang sangat menakjubkan.

Dia meluncur dengan cepat menuju gedung sekolah yang berada di paling belakang.

Dia menuju ruangan kelas yang terdengar sangat gaduh dan heboh.

Ran sedikit ragu-ragu untuk mendorong pintu kelasnya, dia terdiam sebentar dan memikirkan keputusannya sejenak.

“Hufffff...... Huffffff..... Tenanglah! Jangan takut.”

Ran mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan dirinya, dia menarik nafas dengan sangat dalam dan berbisik untuk dirinya sendiri agar tidak takut dan merasa tenang.

Ran memegang gagang pintu kelasnya erat-erat, dia merasa sangat tegang hingga meneteskan keringat dingin yang mengalir ke telapak tangannya. Dia masih merasa ragu dan takut untuk membuka pintu kelasnya.

Kerongkongannya tercekat, air liur menyumbat kerongkannya. Dia menelan semua air liur yang menyumbat kerongkongannya dalam satu tegukan. Dan menarik pintu kelasnya hingga terbuka.

Setiap orang yang berada di balik pintu, secara refleks langsung mendongak dan memandangi Ran sebentar, kemudian, mereka tersenyum ramah kepada Ran. Tapi, Ran merasa sangat ketakutan karena tahu apa yang berada di balik senyuman mereka.

Ran melangkah dengan pelan ke dalam ruang kelas, langkahnya terasa sangat berat, kepalanya terus tertunduk seolah-olah tertarik oleh gravitasi bumi ke tanah. Sebagian besar siswa yang berada di dalam ruangan, telah kembali ke kesibukan mereka dan kembali mengacuhkan Ran.

Namun, sikap teman-temannya yang hanya diam, justru makin membuat Ran takut.

“Tenang! Jalan perlahan”

BRUK!

Ran tiba-tiba terjatuh ketika sedang berjalan, kakinya seperti ditarik ke belakang yang membuat keseimbangannya hilang. wajahnya menyentuh lantai dengan sangat keras hingga mengeluarkan suara yang keras. Namun, semua teman kelas Ran, tidak ada yang peduli dan tetap sibuk dengan urusan mereka.

Ran berdiri kembali dengan perlahan. Dia merasakan kemarahan yang membara dalam hatinya.

Pasti dia! Hanya kemampuannya yang bisa melakukan hal itu, pasti dia yang menarik kakiku

Ran menatap bengis kepada seorang anak laki-laki berambut pirang panjang yang duduk di kursi paling depan yang berdekatan dengan pintu masuk.

Anak laki-laki berambut pirang tersebut, sedang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya. Hingga dia menyadari sedang ditatap oleh Ran.

“Kenapa lihat-lihat?”

Ran kembali menunduk karena takut.

“HAH! Dasar anak aneh”

Ran kembali berdiri dan berjalan dengan perlahan, dia memaksa untuk menelan semua kemarahannya, dan menggigit bibirnya sendiri. Dan semua anak dibelakangnya, tertawa dengan sinis dan mengejek.

Ran tiba di bangkunya yang berada di barisan paling pojok di kelasnya, tidak ada yang satu pun yang duduk di barisan Ran, dia satu-satunya yang duduk di barisan itu. Ran duduk di kursi paling belakang. Dia duduk sendiri tanpa teman sebangku.

Para murid yang berada di barisan sebelah Ran, tampak menertawakannya, mereka berbisik sambil melihat ke arah Ran, dan sesekali tertawa kecil.

Lagi-lagi, Ran hanya bisa menahannya, dia mengepal tangannya, menggigit bibirnya, dan menundukkan kepalanya sambil menahan seluruh penghinaan yang didapatkannya.

TRINGGGGGGGGG

Bel sekolah berbunyi, tanda kelas akan dimulai.

Ngiiikkkk

Pintu kelas yang sudah tua ditarik dan mengeluarkan suara berdecit yang menyakiti telinga.

Dan dari arah pintu, masuk seorang pria paruh baya dengan penampilan yang sangat rapih. Pria itu mengenakan kacamata dan rambut klimis yang disisir rapi, dan kumis yang sudah dipotong bersih. Dia mengenakan kemeja putih bersih dengan dasi berwarna hitam legam dan celana jeans hitam mengkilap. Dia tampak seperti karyawan teladan.

“Ok selamat pagi anak-anak”

“Selamat pagi pak Andre”

Pria itu merupakan wali kelas Ran. Dia merupakan Ranker level D yang khusus bekerja di pemerintahan untuk membina para Hyper. Walau pada keadaan khusus, dia akan terjun untuk membantu mengurus Monster Gate skala besar.

“Bapak akan mengabsen kalian dulu, dimulai dari Abdul”

“Hadir”

“Bruce?”

“Ya”

Wali kelas Ran terus mengabsen para muridnya satu persatu hingga giliran Ran. Namun.

“Marco?”

“Iya....”

“Bagus, semuanya hadir yah”

Sang wali kelas belum mengabsen Ran, tapi dia malah menganggap semuanya sudah hadir.

Ran sudah tidak asing dengan hal ini, dia sudah sering merasakan perlakuan ini.

“Maaf pak, nama saya belum diabsen”

“Hmm? Owh... Ran yah? Jadi kamu masih ada disini? Saya kira kamu sudah dikeluarkan”

Wali kelas Ran malah mengejek dan merendahkan Ran, Ran tidak bisa berbuat apa-apa dan menundukkan wajahnya lebih dalam lagi. Dia tidak berkata apa pun atau mencoba membalas ucapan wali kelasnya, dan hanya diam menunduk.

“Baiklah anak-anak, seperti yang sudah bapak bilang minggu kemarin, hari ini tidak akan ada teori apa pun, hari ini kalian hanya akan melakukan tes untuk melihat perkembangan kekuatan kalian. Silakan berganti pakaian dan pergi ke ruangan olahraga untuk melakukan tesnya”

“Baik pak”

Para murid bersiap untuk berganti pakaian di toilet, termasuk Ran, dia merogoh tasnya dan mengambil seragam olah raganya. Dan bersiap untuk pergi ke toilet. Namun

PLAK

“Hoi Ran!”

Kepala Ran dipukul dari belakang oleh seseorang.

Ssshh, Sial, siapa itu? Ran meringis dalam hati dan menengok ke belakang untuk pelaku yang telah memukul kepalanya.

Di belakangnya, ada anak laki-laki berbadan tinggi dengan rambut hitam klimis yang disisir ke belakang, dan mata dengan warna yang senada dengan rambutnya.

“Hoi Ran! Jawab dong kalau dipanggil”

“A-Ada apa Michael?”

“Aku hanya mau minta tolong, kemarin baju olah ragaku terkena tumpahan cat, jadi aku mau meminjam baju olah ragamu”

“Hah? Bagaimana denganku?”

“Pakai saja baju olah ragaku saja, ayolah, ini hanya sementara. Kau kan tahu bagaimana reputasiku”

“Ba-baik..... Tapi nanti kembalikan lagi”

“Ok ok, santai saja”

Michael mengambil seragam olah raga Ran dan pergi bersama dengan teman-temannya dan meninggalkan Ran sendirian di belakang.

Mereka berjalan sambil berbisik-bisik dan tertawa.

“Pfffft. Ketumpahan cat? Ketahuan sekali bohongnya”

“Hahahahaha, kalau gitu, yang tertipu dengan kebohongan ini memang sangat idiot”

“Hahahah”

Ran tahu Michael berbohong. Ran sudah terbiasa dijahili seperti ini, dan yang dia bisa lakukan hanya menahannya.

Dia mengangkat seragam olah raga milik Michael untuk melihat kondisinya.

“Parah”

Seragam Olah Raga berwarna biru hampir seluruhnya tertutupi oleh cat dengan berbagai warna yang berbeda. Hitam, merah, dan hijau. Baik depan mau pun belakang, terkena cat berbagai warna.

“Huffffftt, tahan saja 1 tahun lagi”

Ran menghembuskan nafas dan pergi mengganti bajunya ditoilet.

Saat hendak masuk ke toilet, dia berpapasan dengan beberapa teman sekelasnya. Mereka semua sedang asyik mengobrol hingga tidak menyadari Ran, tapi ketika mereka saling melewati dan membelakangi satu sama lain, Ran bisa mendengar mereka tertawa mengejek.

“Abaikan saja” Ran mencoba cuek dan tidak peduli.

Fokusnya sekarang hanya untuk mengganti seragam.

Dia memasuki salah satu bilik toilet yang kosong

Dia mencoba secepat mungkin untuk mengganti seragam karena sudah ditinggal oleh yang lain, di sela-sela waktu ketika ia berganti seragam, ia mendengar derap langkah kaki, yang kemudian berhenti sebentar, dan tidak lama kemudian, derap langkah kaki itu kembali muncul ke arah pintu keluar toilet.

“Cepat juga mereka berganti baju” Ran tidak berpikir macam-macam dan buru-buru berganti seragam.

Dia hendak keluar dan menuju gedung olahraga, pintu biliknya tertahan.

“Sial, apa-apaan lagi ini?” Ran dilanda kepanikan, dia mencoba sekuat mungkin untuk mendobrak pintu bilik.

Dia sampai harus melempar seluruh tubuhnya untuk mendobrak pintu.

Brakkkkk

Pintunya akhirnya terbuka, Ran terjatuh akibat melempar tubuhnya hanya untuk mendobrak pintu, dia merasakan suatu serpihan dingin dilantai, itu adalah sebuah kristal Es yang tajam.

Ran melirik ke arah pintu bilik toilet di belakangnya, dia melihat ada es yang menempel pada daun pintu dan kusen pintu.

“Kali ini dia, sebenarnya kenapa mereka selalu seperti ini?” Ran sudah tahu siapa pelakunya, tapi, meski dia melaporkannya, tidak ada yang akan peduli padanya.

“Oh iya, sudah jam berapa ini? Sial, sudah sangat terlambat” Ran berlari dengan tergesa-gesa ketika melihat waktu di jam tangannya.

Jarak dari toilet ke gedung olahraga cukup jauh, beruntung, Ran adalah seorang Hyper yang memiliki fisik di atas manusia normal. Sehingga bisa berlari dengan cepat.

Tapi, terlambat tetap terlambat, tidak peduli seberapa cepat Ran berlari.

“M-Maaf, saya terlambat. Hosh.... hosh....” Ran meminta maaf atas keterlambatannya. Semua murid di gedung olah raga menatapnya sambil tersenyum sinis. Sedangkan guru pengawas menatapnya dengan jengkel.

“Terlambat lagi hmm?”

“M-Maaf pak”

“Memangnya kalau kamu minta maaf, akan ada yang berubah?”

“..........”

“Sini sebentar!”

“..........” Ran berjalan dengan perlahan ke arah guru pengawas dengan perasaan terhina.

Guru pengawasnya mengeluarkan tongkat besi berwarna hitam pekat. Dan ketika Ran sampai tepat di hadapan gurunya.

“Jadi, sudah berapa kali kamu terlambat?”

“..........”

“Kenapa seragan olah ragamu kotor?”

“..........”

“Kenapa diam saja? Coba jawab!”

“..........”

Plakkkkkk

Suara pukulan benda pukul terdengar nyaring, sang guru memukul wajah Ran dengan tongkat besinya.

“Sudah sering terlambat! Baju kotor! Penampilan lusuh! Dasar bocah gagal!!! Keluar saja kau dari sekolah ini, mau ada 1000 bocah sepertimu pun, tidak akan membuat perbedaan sama sekali!!!!”

Ran hanya diam mendengar hinaan gurunya, dibanding rasa sakit akibat dipukuli, dia merasa lebih sakit mendengar hinaan dari gurunya.

“Hhhhhhhhh, sudahlah tidak ada gunanya juga aku memarahimu, coba kau tunjukkan perkembangan kemampuanmu”

“B-Baik pak”

Ran menyeka darah yang keluar dari hidungnya, kemudian mengangkat kedua tangannya dengan sejajar di depan tubuhnya, jari jemarinya membentuk posisi menggenggam sesuatu, dia mengalirkan kekuatannya ke kedua tangannya sambil membayangkan bentuk sebuah belati.

Telapak tangannya mulai bersinar terang, cahaya yang keluar membentuk belati pendek, tidak lama kemudian, sebuah belati terbentuk dari tangannya.

Namun, kedua belati tersebut tampak tembus pandang, seolah-olah hanya sebuah hologram. Ran tidak memiliki cukup kekuatan untuk membuat belati dengan sempurna.

Guru pengawasnya menatap Ran dengan tatapan sinis, dia mengambil salah satu belati di tangan Ran dan melemparnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping.

“Sampah! Dasar bocah gagal”

Guru pengawas Ran memukul Ran lagi dengan tongkat besi hingga Ran terjatuh.

Plakkkk Plakkkk bukkk

“Dasar bocah gagal, dasar aib”

“Akhhh... Khhh...."

Guru pengawas Ran menghajar Ran dengan brutal hingga Ran mengaduh, tidak cukup hanya dipukul, sang guru juga menendang dan menginjak Ran dengan kencang.

Namun, meski disajikan pemandangan yang mengerikan seperti itu, tidak ada satu pun teman sekelas Ran yang mencoba menghentikannya, sebaliknya, mereka malah tersenyum senang melihat Ran disiksa.

Ada yang dengan terang-terangan tersenyum, ada juga yang menyembunyikan senyumnya.

“Hahhh...... Hahhhh.... Hahhhhh.... Tch, ayo anak-anak, tinggalkan saja bocah gagal ini”

Semuanya meninggalkan Ran yang sedang meringkuk ketakutan, badannya bergetar karena rasa sakit dipukul dan semua hinaan yang didapatkannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!