GAZEL

GAZEL

Prolog

Author P.O.V

Cahaya mentari memasuki satu kamar dengan seorang gadis didalamnya. Gadis yang senantiasa menutup matanya itu saat ini masih terjebak didalam dunia mimpi yang indah. Senyum kecil kadang menghiasi wajahnya yang bisa dikatakan cantik. Dengan perlahan, matanya yang indah mulai terbuka, bagaikan menyambut cahaya mentari yang akan menelannya dalam sinar yang terang.

Dia duduk dengan perlahan seraya membuka tirai putih yang menutupi jendela kamarnya. Sesekali juga dia melirik ponsel yang selalu dia letakan didekat meja belajar dengan kondisi yang bisa dibilang cukup berantakan. Laptop yang belum dimatikan, banyaknya bungkus cemilan yang berserakan, dan jangan alihkan dari bekas minuman tumpah yang ada didekat stop kontaknya.

Tok! Tok! Tok!

"Siapa?" tanyanya. "Ini ammi!" jawab orang yang mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu dengan segera berjalan mendekati pintu dan membukanya perlahan. Terlihatlah seorang wanita dengan pakaian formalnya yang saat ini sedang tersenyum hangat menatapnya. "Kamu hari ini kuliah kan? Ammi sama Appa akan ke Delhi beberapa bulan ini. Ada masalah di kantor sana. Kamu gapapa kan?" tanya wanita yang dipanggil Ammi.

"Iya gapapa. Hari ini juga Shana mau kuliah terus mau main sama yang lain." kata gadis itu.

Gania Ashana Khan, seorang gadis berdarah India-Sunda yang kerap dipanggil Ashana. Dia seorang putri tunggal yang sangat disayangi kedua orang tuanya. Memiliki seorang Appa (Sebutan untuk ayah) yang memang orang India asli tepatnya dari kota Delhi dan Amminya (Sebutan untuk ibu) yang berdarah Jawa membuatnya memiliki paras yang bisa dibilang sangat menarik. Wajahnya yang cantik dengan beberapa ciri khas wajah gadis India yang memang manis, ditambah dengan bentuk tubuhnya yang bisa dibilang berisi dan cukup membuat para laki-laki tergoda oleh nya.

Kasih sayang kedua orang tua nya yang memang cukup walaupun kedua orangtua nya itu selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Appa nya yang seorang pengusaha kain dengan kualitas yang sudah diakui oleh banyak perusahaan fashion akan kualitasnya yang terbaik mampu membuat keluarga Shana memiliki banyak cabang dengan pusatnya di Delhi, India. Ammi nya yang memang selalu ikut dengan appa nya itu tentu selalu memastikan keadaan putri yang paling disayanginya.

"Ammi kemungkinan pulangnya setelah tiga bulan. Kamu mau ammi bawain apa?" tanya ammi. "Hmmm, apa aja kayaknya yang ammi bawain untuk Shana pasti bakal Shana pakai kok. Yang terpenting nanti selalu kabarin ya!" jawab Ashana dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Okay, kalau gitu kamu turun dulu. Ammi udah bikinin makanan kesukaan kamu. Ada rasgulla di kulkas ya. Terus juga kalo urusan rumah udah ada bibi yang bantu jadinya kamu fokus aja kuliah. Oh iya kamu juga boleh kok kalo mau ajak sahabat-sahabat kamu nginap disini. Kayak biasa ya, jangan mas--" ucap ammi yang terpotong oleh jawaban dari Shana. "Jangan masuk ke kamar ammi dan appa. Iya, Shana inget kok aturan rumah ini." Ucap Shana yang membuat ammi nya tersenyum.

"Good girl. Okay kalau gitu ayo kita turun. Appa pasti udah nunggu!" ajak ammi yang dijawab anggukan dari Ashana.

Ibu dan anak ini turun dengan bersamaan. Menuruni anak tangga dengan perlahan, langkah mereka bagaikan gembok yang berhasil mengunci pandangan dari sang ayah yang dipanggil Appa oleh Ashana. "Morning, appa!!" sapa gadis itu seraya mencium pipi sang ayah. "Morning, sayang. Okay appa yakin pasti ammi mu ini sudah memberitahu mu kalau hari ini kita akan berpisah. Tapi tenang saja kami pasti akan selalu mengirimkan uang serta surat untuk mu." kata appa yang membuat Ashana tersenyum.

Sarapan sudah dimulai, beberapa tudung saji di meja makan sudah terbuka dan memperlihatkan makanan yang akan mereka santap. Ada kari dengan daging kambing didalamnya, roti paratha, kofta ayam yang bentuknya seperti bola-bola daging tapi terbuat dari daging ayam cincang.

"Chiken Kofta khusus untuk putri kesayangan appa yang ga suka kambing. Ini, kamu harus memakan makanan bergizi seperti ini." kata appa nya yang membuat Ashana tersenyum dan menganggukan kepala nya. "Appa dan Ammi kapan berangkatnya?" tanya Shana. "Siang nanti kami baru akan berangkat sayang. Karna itu kami tidak bisa mengantar mu ke tempat mu kuliah." kata appa. "Gapapa kok. Shana paham. Nanti Shana berangkat sendiri aja pakai mobil." jawab Shana seraya menyuapkan roti paratha yang sudah dia robek dan dia oleskan kuah Kofta ke mulutnya.

Senyum nya selalu bertahan saat dia melihat kedua orangtua nya. Mereka sangat menyayanginya walau memang harus diakui kalau kedua orangtua nya itu jarang ada waktu untuknya. Karna itu semua kebersamaan mereka sangat berarti. "Shana, apa kamu masih bersahabat dengan tiga sahabat kamu itu? Siapa namanya? Ammi lupa." kata ammi yang dijawab anggukan Shana. "Iya, ammi. Maksudnya Bella, Youra, dan Flora kan? Masih kok. Mereka kadang nemenin Shana kalau kalian pergi." jawab Shana seraya tersenyum.

"Mereka sangat baik. Ammi bersyukur kamu memiliki sahabat seperti mereka." kata ammi yang membuat Shana menyeringai sebentar lalu kembali memakan makanannya.

"Nanti kalau ammi dan appa sudah pulang kita akan mengadakan perayaan. Ya kita-kita aja yang mengisi acaranya. Iya kan sayang?" kata ammi yang dijawab anggukan appa. "Appa harap kamu tidak akan memasuki pergaulan bebas ya. Appa sangat berharap kamu bisa menjadi anak yang baik." kata Appa nya yang membuat Shana menganggukan kepala.

Setelah sarapannya habis, Ashana langsung berdiri dan mencium pipi kedua orangtuanya lalu memeluk mereka. "Shana ke kamar lagi ya. Ada kelas pagi, jadi Shana harus siap-siap. Bye Ammi! Appa!!" kata Shana yang dijawab anggukan dengan senyum lebar kedua orangtuanya.

***

Shana keluar dari kamar mandi dengan bathrobe navy dan sendal kamar silver nya. Dia membuka pintu walk in closet yang memperlihatkan banyak baju yang bisa dia pakai. Ada berbagai baju dari gaun sampai celana dan rok pun ada. Dia langsung mengambil celana highwaist bermotif loreng abu-abu. tanktop sebatas diatas perut nya, outer abu-abu senada dengan celananya, sepatu sneakers putih, dan tas abu-abu berukuran sedang. Didalam tas itu dia memasukan satu buku tulis, tas kecil berisikan make up, charger, dan headet. Setelah siap, dia mulai merias dirinya. Rambut yang dibiarkan digerai, kalung hitam yang menghiasi lehernya, dan jangan lupakan anting kecil di hidungnya yang mancung.

"Perfect!" ucapnya seraya tersenyum.

Dia langsung keluar dari kamar dan menuruni tangga. Appa nya yang sedang membaca koran menengok kearahnya dengan senyuman. "Kamu cantik, nak. Mirip seperti ammi mu saat muda dulu." kata appa yang membuat nya tertawa. "Kan Shana anak kalian makanya mirip. Nanti kalo ga mirip mah jadi pertanyaan appa." kata Shana seraya tertawa.

Setelah berpamitan dengan kedua orangtua nya, Shana langsung mengambil kunci mobil di nakas dekat tv lalu segera ke garasi untuk mengendarai mobil nya. Mobil jeep hitam dengan lampu biru yang sangat dia sayangi adalah mobil yang dia minta sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Karna dia memang menyukai mobil dengan tipe jeep. Yang bisa dia pakai untuk berpetualang.

Diapun mulai mengendarai mobil kesayangannya ke tempatnya berkuliah, International University.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!