Ashana P.O.V
Delvin menggenggam tangan ku semasa kami menyebrangi jalan. Tadi kami berdelapan jalan ke pantai Kuta dengan sesekali Delvin dan ketiga sahabatnya ini membuat suasana mencair.
Saat kami masuk ke area pantai, kami mencopot sendal yang dipakai agar ga kemasukan pasir. "Sayang, duduk disana aja!" ujar Youra seraya menunjuk area cafe dengan beanbag yang bisa memberikan view pantai ini. Kami berdelapanpun langsung berjalan menghampiri cafe itu.
"Hallo mbak, mas! Selamat datang di Kita Welcome Cafe! Ada yang mau dipesan?" tanya pelayan yang langsung menghampiri kami. "Boleh liat buku menu nya?" tanya ku.
Si pelayan ini saat aku lihat, ternyata dia fokus memberikan tatapan menggoda ke Delvin. Aku yang ga terima, langsung menghela nafas dan menggebrakan buku menu ke tangan Delvin membuat dia dan keenam sahabat kami terkejut termasuk si pelayan ini.
"Duduk!" ujar ku singkat.
Mereka pun duduk di dekat ku berbeda dengan Delvin yang langsung ku tarik agar kami duduk di beanbag yang sama. "By, kamu dulu yang pesen ya!" ujar ku yang dijawab anggukan Delvin.
"Saya mau fish and chips!" kata Arthur. "Saya juga!" ujar Youra. "Saya mau spagetti agli'o lio!" kata Lucio. "Saya mau spagetti bolognise nya satu!" ujar Hiko. "Saya fish and chips juga deh!" kata Bella. "Spagetti Carbonara nya satu!" ujar Flora.
"Sayang, kita berdua aja atau gimana?" tanya Delvin. "Kamu kenyang gak kalo kita berdua?" tanya ku balik. "Bisa buat sekedar ganjel sih yang." jawabnya. "Yaudah berdua aja." ujar ku dengan senyuman.
"Okay, berarti tanderloin steak nya satu ya sama spagetti carbonara nya satu juga!" kata Delvin. "Euummm okay, mas." kata pelayan itu dengan muka memerah.
"Mbak, tolong ya tanderloin nya itu medium! Terus untuk carbonara, tambahin lada ya biar ada pedas nya dikit!" ujarku yang dijawab anggukan pelayan itu.
"Oh iya mbak. Eeuummm minumnya apa?" tanya pelayan itu dengan senyuman. "Yang cowok mau mabuk atau enggak? Girls! Kita ga usah kobam ya!" ujarku. "Iya, Zel. Gw juga ga mau pusing dadakan." jawab Youra.
"Eeuumm kalo gitu kita pesen yang alkoholnya rendah deh. Gimana Vin?" tanya Arthur yang dijawab anggukan Delvin.
"Yaudah kalo gitu Bir nya empat ya. Yang cewek mau pesen apa?" tanya Hiko. "Kita kayaknya mocktail aja deh. Mbak, tolong ya mocktail Sunday Night nya satu!" kata Youra. "Gw Balinese Flower nya satu!" kata Flora. "Eeuumm gw tertarik sama Aloe Lemon and Berry Vera!" kata Bella. "Sama gw juga!" ujarku.
Setelah mengkonfirmasi pesanan, kamipun mulai berfokus ke pemandangan didepan kami. Pantai Kuta yang indah, membuat ku sangat tenang berada disini.
"Guys! Kuy lah kita foto di pantai!" ajak Hiko.
Kami semua setuju. Saat aku baru mau berdiri, Delvin menahan ku. Dia mengeluarkan seutas gelang dan memakaikannya di pergelangan kakiku.
"Bagus." ucapnya yang membuat kami berdua sama-sama tersenyum. Aku langsung memeluk dan mencium bibirnya. Setelah itu, kami menghampiri sahabat-sahabat kami yang udah bersiap mau foto. Beberapa pose kami ambil sampai tibalah saat nya kami foto berpasangan. Delvin merangkul pinggang ku dengan senyuman menggoda. "Abis ini aku lamar gimana?" tanyanya yang membuatku tertawa. Dia pasti bercanda.
Matahari sudah terbenam, suasana pantai yang tadinya penuh dengan suasana tenang, berubah menjadi sangat ramai akan suara yang berasal dari cafe di sekitarnya. Makanan kami pun sudah datang, dan saat ini kami memakannya.
Sesekali Delvin menyuapi ku steak yang dia pesan, aku pun menyuapi nya spagetti. Kebayang ga tuh, steak sama spagetti bersatu!
"Sayang, kamu bisa tolong ambilin air putih gak? Atau lemon. Kayaknya aku mulai mabuk." kata Delvin. "Iya, kamu tunggu disini ya." ujarku seraya berdiri dan menghampiri bagian pemesanan.
"Mas, tolong air lemon nya 4 ya!" pesan ku.
Saat sedang menunggu, seseorang memelukku. Aku bisa mencium bau alkohol yang begitu kuat dari tubuhnya. Saat aku menengok, yang ku lihat malah orang lain yang memeluk ku ini. Keliatannya sih tourist.
"Well hello my beauty! What price can I pay to have you tonight?" tanyanya secara tidak sadar. "Damn! Get away from me damn it! I'm not a ****!" jawabku dengan kesal.
Aku yang kesal langsung mengambil lemon yang ada didekat ku dan memerasnya hingga tourist itu terkena air lemon yang akan membuat matanya perih.
"**** off! You're so stupid for not wanting to be with me tonight!" ujarnya. "You are the fool sir! Now go! Don't come near me again before my patience runs out and I can kill you!" ujarku sinis seraya mendorongnya sampai terjatuh.
"Mas, saya tunggu dimeja itu!" ujarku kesal.
Aku langsung kembali ke meja dan melihat Delvin yang menatapku dengan senyuman. "Kamu kenapa? Kok muka nya badmood gitu?" tanyanya. "Sialan banget sayang! Itu bule satu masa maksa aku ngikut dia! Ogah!" jawabku kesal.
"Bule yang mana?" tanya Youra. "Tuh yang itu!" jawabku dengan menunjuk tourist yang tadi bertengkar dengan ku.
"Perlu gw kasih pelajaran ga Vin?" tanya Lucio yang dijawab anggukan Delvin. Aku yang kaget langsung menggelengkan kepala. "Jangan! Dia lagi mabuk itu. Udah biarin aja." ujarku yang dijawab anggukan Lucio.
Hiruk-piruk di Pantai Kuta yang tidak ada habisnya membuatku merasa lelah, akupun mengajak keenam sahabatku dan Delvin untuk kembali ke Villa.
Delvin dan ketiga sahabat nya yang masih mabuk pun terpaksa kami bantu selama perjalanan kami ke Villa.
"Sayang! Sadar dong!" ujar ku seraya menepuk-nepuk pipi pacarku ini. "Hmmmm sayang, kamu tau? Aku mau nikahin kamu secepatnya!" racaunya yang membuatku menggelengkan kepala. "Lo cuman milik gw, Gazel!" katanya lagi yang membuatku terdiam dan memilih tidak menjawab racauannya.
"Zel, ini kita apa perlu pesen taksi online aja? Mereka kobam gini, susah kalo kita doang yang bawa." kata Flora. "Udah tenang aja, jalan aja pelan-pelan. Tuh di empat gang lagi udah sampe kok." jawabku.
Kami berjalan dengan perlahan dipinggiran jalan. Beberapa club kami lewati, banyak juga tourist yang menggoda kami tetapi kami acuhkan sampai akhirnya, kami pun tiba didepan gerbang Villa. Kami segera masuk dan mendudukan Delvin dan ketiga sahabatnya.
"Gw ambil jus lemon, kalian tungguin mereka!" ujarku yang dijawab anggukan sahabat-sahabat ku.
Kaki ku melangkah ke area dapur dan langsung mengambil jus lemon yang ada di kulkas lalu menuangkannya ke empat gelas setelah itu aku membawa keempat gelas itu ke ruang tamu untuk diberikan pada Delvin dan ketiga sahabatnya.
"Na, kayaknya kalo cuman setengah gelas ga ngaruh deh." kata Flora. "Masa iya ga ngaruh sih cuy! Kan ini asem kecut kayak ketek lo!" kata ku yang membuat Youra dan Bella tertawa.
Kami langsung meminumkan air lemon ke mereka setelah itu baru deh kami berani membawa pasangan kami itu masuk ke kamar.
Baru aja pintu kamar terbuka, Delvin langsung terjatuh karna aku tidak kuat menuntunnya. Melihat wajahnya yang terlihat kelelahan, langsung aja tangan ku ini membantunya berdiri dan kami berjalan perlahan ke tempat tidur.
Bau alkohol yang menyengat sukses membuat ku merasa mual. "Vin, asli ya lo bau alkohol anjir badannya!" ujar ku yang membuat Delvin hanya tersenyum.
Dia langsung membuka baju dan celananya. Akupun tanpa banyak pertanyaan memilih mengambilkan baju tidur serta membantunya memakai baju itu. Setelah selesai dan aku sudah ganti baju, kamipun tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments