Ashana P.O.V
"Selamat pagi, ibu bapak! Dari kamar berapa kalau boleh saya tau?" tanya pelayan hotel didepan ruang makan.
"Kami dari kamar 508." kata Delvin seraya merangkul pundak ku. "Okay, silahkan! Selamat menikmati!" kata pelayan itu yang kami jawab anggukan.
"Mau di luar apa di dalem?" tanya ku. "Apanya yang di luar?" tanya Delvin dengan senyum jailnya. Aku langsung memukul pundaknya dan tersenyum. "Makan nya lah!" jawabku.
"Di luar aja lah. Gw mau sambil ngevape." kata Delvin. Kami langsung berjalan kedekat kolam renang. Delvin membantuku duduk dan mencium keningku sebentar.
"Lo mau makan apa? Biar gw ambilin." katanya. "Nasi aja, jangan ada sayuran di piring gw." jawabku. "Okay, cantik." jawabnya.
Aku memainkan air kolam renang yang bisa ku jangkau. Sesekali aku mencoba mengingat apa yang terjadi pada kami.
-Flashback On
Setelah masuk ke kamar, kami berpegangan tangan seraya saling bertatapan. "Minum dulu aja kali ya." kata Delvin yang ku jawab dengan anggukan. "Vin play musik dong sepi banget kayanya." kataku melihat keadaan dikamar yang sangat luas itu. "Oke nona baik." jawabnya. "Dih apaan sih lo gajelas." jawabku ketus yang hanya dijawab dengan senyuman.
Terdengar lagu yang dinyanyikan oleh David Guetta dengan judul Better When You're Gone. Aku tersenyum dan mulai menikmati lagu itu seraya menyesap minuman yang ada.
"When you're gone.. Said I know that I'll be better when you're gone." Nyanyi Delvin. "You gave me just eighty. When I needed all a hundred percent of you lately. It's obvious you don't even try you don't even try." Nyanyi ku seraya menatap Delvin yang tersenyum.
"Lo tau lagu itu, Zel?" tanyanya. "Ya tau lah, anak club mana yang gak tau lagu ini! Hahaha!" jawabku sambil menenggak minuman yang sudah tersaji. "Iya ya bener juga Zel, kayanya ini lagu populer disemua club."
Aku sedikit tersentak dengan lagu selanjutnya yang diputar. Yaitu lagu hits bawaan bruno mars.
>> Let's take our time tonight, girl
Above us all the stars are watchin'
There's no place I'd rather be in this world
Your eyes are where I'm lost in
Underneath the chandelier
We're dancin' all alone
There's no reason to hide
What we're feelin' inside
Right now<<
Alunan lagu itu membuat suasana semakin memanas. "Mau dansa sama gue?" tanya Delvin padaku. "Oke ayo." jawabku dan saat bersamaan Delvin menarik lenganku.
Kami berdansa menikmati lagu Bruno Mars itu. Aku melirik sekilas pada Delvin, dia menatapku dengan tatapan yang hangat, mengeratkan sandaran tangannya yang berada dipinggangku.
Bibir kami pun sudah terpaut sedari tadi tanpa menghiraukan alunan musiknya, sentuhan tiap sentuhan membuat malam ini terasa semakin memanas. Kecupan lembutnya mulai membawa aku melayang.
"Lo jago juga ciumannya". Sindirku pada Delvin. Dia hanya tersenyum melihatku
"Buat nona cantik harus diperlakukan dengan istimewa dong." jawab Delvin.
Dia menggendongku berjalan menuju kasur dengan bibir kami yang masih terpaut. Setelah sampai menuju kasur, dia membaringkan tubuhku yang ringan. Entah kenapa aku sangat menikmati setiap sentuhan yang Delvin berikan. Sekarang dia berada diatas tubuhku, mulai menyentuh detail setiap lekuk tubuhku.
"Hmmm, gue bisa bisa terbang ini, sentuhan nya itu bikin gue melayang jauhhhhh, ahh anjirr kenapaaaa iniii." gumamku.
Delvin yang mendengar aku mengerang dalam kenikmatan merasa puas dan tersenyum lebar. Dia melanjutkan aksi yang selanjutnya. "Gue buka ya bajunya." kata Delvin seraya meremas payudaraku. Aku hanya bisa menganggukan kepala karna aksi Delvin itu. Aku juga merasakan ada gundukan diantara paha nya mulai menengang dan membesar.
Lama kelamaan belaian yang diberikan delvin membuat aku semakin jauh dari kesadaran. Tangan nya menyentuh payudaraku yang sudah tanpa sehelai benang pun. "Aaaahhhhhh." aku mengerang, Delvin melihat aku sudah masuk ke puncaknya. Dia mulai membuka kancing jeans yang aku gunakan. Mengelusnya dengan lembut membuatku semakin terdengar keras.
Seketika aku membelalakan mata saat merasakan nyeri dari area privasi ku. Aku mulai menangis seraya memeluk Delvin. Dan akhirnya kami melakukan 'itu'.
-Flashback Off
"Hey? Zel? Gazel??" panggil Delvin yang membuatku tersadar. "Ha? Kenapa??" tanya ku menatapnya. "Ini makanan lo. Dimakan dulu okay." katanya yang ku jawab anggukan.
Aku melihat piring ku. Diatasnya ada nasi goreng, telur mata sapi, cumi goreng tepung, dan sosis panggang.
Tiba-tiba kejadian semalam kembali menghantui pikiranku. Sesekali aku menghela nafas dan meletakan sendok di piring.
"Vin?" panggilku. Dia menengok dan tersenyum seraya menggenggam tangan ku. "Kenapa hmm?" tanyanya. "L-lo semalem sampe keluar?" tanya ku. "Iya." jawabnya.
"Didalem apa diluar?" tanya ku. "Luar." jawabnya yang membuatku sedikit tenang. "Lo tenang aja, pokoknya gw janji ga bakal nyentuh lo lebih dari cuddle tanpa seizin lo lagi." katanya yang ku jawab anggukan.
Kami pun melanjutkan sarapan kami dengan sesekali mengobrol. Banyak hal yang kami bahas. Dari keluarga, sampai hobi yang kami sukai.
***
Pintu rumah ku terbuka, keheningan menyambut kedatangan ku. Tanpa menunggu lama, aku langsung masuk ke dalam dan mencari apa disini ada pembantu atau enggak.
Saat memastikan kalau rumah ini kosong, aku langsung mengunci semua pintu dan langsung masuk ke kamar.
Brak!!
Bunyi tas yang baru aja aku lempar ke tempat tas-tas ku diletakan. Aku mulai bercermin dan membuka semua pakaian ku. Sialan! Delvin meninggalkan banyak tanda!!
Gimana aku nutupin semua ini??? Foundation? Scarf? Turtle neck? Oh my god!!! Sial banget sih!
Ga mau ambil pusing, aku langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Shower mulai mengalirkan air dingin, lampu kamar mandi sudah aku matikan dan diganti dengan lilin aromaterapi beraroma lavender yang ku sukai.
Gimana kalau nanti area privasi ku malah ga rapet? Gimana kalau nanti aku nikah, kegadisan itu dipertanyain sama suami aku nanti? Gimana kalau orangtua aku tau kalau anaknya ini udah ga virgin?!
Semua pertanyaan mengelilingi kepala ku. Rasanya aku mendengar banyak omongan orang yang mengejek ku dengan nada sinis dan merendahkanku.
Aku mulai terduduk di lantai dan memeluk diri ku. Tanpa terasa, air mata mulai mengalir. Ya! Aku menangis.
"Shana?? Na?? Lo didalem ga, Na??" tanya seseorang dengan ketukan di pintu kamar mandi. Aku memilih diam tanpa menjawab.
Ctak!!
Seseorang membuka pintu kamar mandi. Lampu dinyalakan dan aku bisa melihat ketiga sahabat ku berdiri diambang pintu kamar mandi.
"Na? Lo kenapa??" tanya Flora yang membuat ku menutupi dua aset berharga ku. "Gila! Lempar sini handuk gw! Astaga kalian kenapa masuk?? Ya ampun!! Aset gw jadi diliat orang!" kata ku panik.
Bella langsung menghampiri ku dengan handuk ditangannya. "Nih, tutupin dulu. Kita tunggu di luar ya." kata Bella. Aku menganggukan kepala ku dan mereka keluar dari kamar mandi.
***
"Na? Are you okay??" tanya Youra yang ku jawab anggukan. "Yeah! I'm fine." jawabku seraya tersenyum. "Bentar deh! Na? Lo semalem HS ya sama cowok semalem ya??" tanya Bella yang membuat ku terkejut.
"Hah? HS gimana Bel??" tanya Flora. "Itu liat leher sama area dadanya penuh sama merah-merah!" kata Bella yang membuat kedua sahabat ku langsung menjatuhkan pandangannya ke dada dan leher ku.
"I-iya." jawabku gugup.
"Bukannya lo bilang lo ga mau HS sebelum nikah?" tanya Youra yang membuat ku teringat kejadian semalam dan mulai menangis.
Ketiga sahabat ku langsung tersentak. Mereka mulai mendekatiku dan mereka mencoba menenangkanku.
Youra memeluk seraya mengelus pundakku. "Tenang okay. Sekarang lo cerita, gimana lo bisa HS sama tuh cowok. Kalo belom siap, yaudah nanti aja yang penting lo bisa tenang dulu." kata Youra yang ku jawab anggukan.
Setelah tangisku mereda, ketiga sahabatku tersenyum dan duduk didekat ku. "Okay, udah lebih tenang?" tanya Flora yang ku jawab anggukan.
"Lo ga di perkosa kan??" tanya Bella yang ku jawab gelengan. "Gw sama dia, mabok. Terakhir yang gw inget itu gw sama dia ciuman. Setelahnya gw ga inget." jawab ku seraya menundukan kepala ku.
"Terus dia gimana??" tanya Youra. "Dia ngajakin gw jadian. Tapi gw tolak. Gw ga mau jadian karna dia ngerasa bersalah ke gw." jawab ku.
"Okay. Nih ya dengerin gw ya, Na. Kalo virgin lo ilang, itu bukan sesuatu yang buruk kok. Kehilangan virgin bukan berarti nakal." kata Bella yang ku jawab anggukan. "Gw ngerti. Tapi gw cuman takut, Bel. Kalo gw hamil gimana nanti." ujar ku yang membuat mereka terkejut.
"Dia buang dalem?" tanya Flora. "Dia sih jawabnya tadi diluar tapi gw tetep takut." jawabku. "Okay gini aja, kita tunggu sampai bulan depan. Kalo lo 'dapet' ya berarti aman. Kalo telat, kita cek pake testpack!" ujar Youra yang kami jawab anggukan. Mereka langsung memeluk dan memberikan ku dukungan agar aku ga negative thinking.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments