Ashana P.O.V
Setelah tadi Delvin menceritakan masalah kehidupannya, kami berdua memilih tidur bersama di atas tempat tidur berkelambu.
Delvin merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha ku sebagai bantalan kepala nya. Aku enggak keberatan dan memilih mengelus rambutnya.
"Nanti makan malem jam tujuh ya, Zel. Gw mau tidur dulu boleh???" tanya Delvin yang ku jawab anggukan. "Tidur lah. Tapi jangan di paha gw ya. Nanti kebas. Nih di bantal aja, gw juga ngantuk." ujar ku.
Delvin menganggukan kepala nya dan mulai memejamkan mata setelah dia memindahkan kepala nya ke bantal. Akupun ikutan tertidur disebelah Delvin seraya memeluknya.
***
Tok! Tok! Tok!
"Zel!! Bangun cuy!! Makan malam nya udah siap!! Gazel!! Delvin!!"
Panggil seseorang yang membuatku terbangun. Delvin yang masih tertidur tidak melepaskan rangkulannya. "Vin, bangun dulu. Pintu ada yang ngetok tuh!" ujarku seraya mencoba melepaskan rangkulannya.
"Hmmmm siapa sih ganggu tidur aja deh!" katanya kesal. Kami berdua sama-sama berjalan menghampiri pintu dan membukanya. Ternyata ada keenam sahabat kami yang sudah siap.
"Buset! Abis ngapain kalian??" tanya Hiko. "Molor. Kalian ganggu deh serius. Gw lagi enak-enak mimpi dahal." kata Delvin yang membuat mereka tertawa.
"Ayo cuci muka dulu! Makan malamnya udah siap tuh!" kata Arthur yang dijawab anggukan Delvin dengan rangkulannya pada perut ku.
"Yaudah kita-kita duluan aja kali ya? Gimana Vin, Zel?" tanya Bella yang ku jawab anggukan. "Iya kalian duluan aja nanti kita nyusul." jawabku.
Para sahabat kami pun pergi, Delvin mencium pipi dan bibir ku lalu segera menggandeng tangan ku memasuki kamar.
"Cuci muka yuk! Biar ga muka bantal!" ajaknya. "Okay, ayo!" ucapku.
Setelah persiapan, kami berdua langsung menyusul sahabat-sahabat kami. Flora melambaikan tangannya saat melihat kami mendekat. Delvin menarik kursi untuk ku duduki dan dia duduk disebelah ku.
Setelah semuanya siap, makan malam pun di mulai. Sesekali kami tertawa, dan sesekali juga kami mengobrolkan hal-hal yang ga begitu penting.
"Eh iya besok kita kan mau ke Gunung Batur nih. Sekalian aja lah ya kita mampir ke beberapa tempat. Anyway, nanti kita bakalan bawa mobil dari sini. Tenang aja, ada double bumper kok di villa ini. Besok pembagiannya gw sama Gazel. Nah karna ada dua mobil berarti satu mobil isinya dua pasangan. Yang bisa bawa mobil ke tracking yang ribet siapa? Ini bakal rusak jalanannya. Penuh batu." kata Delvin.
"Gw bisa." jawab Arthur. "Okay berarti Arthur sama pasangannya di mobil kedua. Siapa dah pasangan lo?" tanya Delvin.
"Gw sama Xierra." jawab Arthur. "Okay kalo gitu besok Yoyo sama Hiko pilih aja ya mau di mobil mana." kata Delvin yang dijawab anggukan.
"Eh iya, Vin. Selain ke Gunung Batur, mau kemana lagi?" tanya Bella. "Gw rasa kita bakal makan di Paperhills deh. Itu tuh cozy gitu tempat nya." jawab Delvin. "Jadi sehari itu dua tempat doang?" tanya Lucio. "Enggak, nanti ke Desa Panglipuran. Itu desa terbersih disini." jawab Delvin. "Okay kalo begitu mau berangkat jam berapa?" tanya Youra.
"Jam 7 gimana? Biar ga terlalu panas. Oh iya siapin kaca mata, terus juga baju nya jangan terlalu ribet pake sepatu sneakers aja." kata Delvin. "Okay." jawab kami.
***
Pagi ini, aku sudah siap dengan tanktop hitam yang ku tutupi dengan outer oversize berwarna gold, dan jangan lupa celana pendek jeans.
Tanktop dengan potongan dada V ini cukup membuat payudara ku menjadi tercetak. Setelah itu, aku keluar dari kamar mandi dan melihat Delvin yang masih bertelanjang dada memperlihatkan perut eightpack nya.
"Zel, lo liat gak kaos navy tadi yang ada di atas sini?" tanya Delvin. "Oh itu tadi gw rapihin, gw taro aja di dalem nakas. Bentar!" ujar ku seraya menghampiri nakas dan mengambil kaos navy milik Delvin.
"Makasih sayang!" katanya yang ku jawab anggukan. "Lo udah siap?" tanyanya. "Yang lo liat gimana? Udah siap belom?" tanya ku balik. "Eeuumm udah sih." jawabnya. "Yaudah." ujar ku singkat.
Setelah kami berdua siap, langsung aja kami keluar dari kamar dan menaiki tangga menuju rumah joglo yang merupakan ruang resepsionis.
"Makanannya di take away aja. Sahabat-sahabat lo mana?" tanyaku. "Mereka pasti siap-siap. Nah itu! Si Arthur sama Xierra!" kata Delvin seraya menunjuk satu arah, disana ada Arthur yang bergandengan tangan dengan Flora. Alis ku mengkerut melihat sahabat ku ini berjalan dengan kaki yang terbuka alias ngangkang kayak orang yang abis di sunat gitu.
"Hola fans!" sapa mereka. "Idih! Fans Fens Fans Fens! Ngimpi! Eh iya btw lo kenapa, Ra? Kok jalannya ngangkang gitu?" tanya ku bingung.
Flora dan Arthur saling menatap dan mereka pun tertawa. Begitu juga dengan Delvin. Dia bahkan terbahak-bahak karna pertanyaan ku.
"Jadi gini loh sayang, barangnya Arthur itu gede jadi pasti sahabat kamu semalem itu HS. Makanya jadi ngangkang gitu jalannya." kata Delvin yang membuat ku mengerti.
"Semalem gw sama dia sampe empat ronde, Zel." jawab Flo seraya tertawa. "Pantesan semalem ada yang ah uh ah uh." ujar Delvin yang membuat nya makin tertawa.
Ga lama kemudian, ada dua pekerja yang datang dengan membawa sekantong plastik makanan. "Mas Delvin, ini kata ibu Aniek untuk sarapan yang take away. Di dua mobil sudah ada kotak es dengan air putih botolan didalamnya ya." kata salah satu pekerja.
"Mobilnya dimana?" tanya ku. "Itu mbak!" jawab pekerja itu seraya menunjuk dua mobil jeep dengan warna yang berbeda. Ada warna kuning dan merah.
"Gw yang kuning." kata Delvin. "Gw yang merah." kata Arthur. "Gw sama Delvin!!" kata Hiko yang datang dengan bergandengan tangan bersama Youra.
"Okay, berarti si Yoyo sama lo ya Thur!" ujar Delvin. "Sip." jawab Arthur seraya mengacungkan jempol.
"Berarti tinggal nunggu Yoyo ya." kata Flora. "Hooh, eh iya nih breakfast. Take away aja ya kan." ujar ku seraya memberikan empat kotak berisi makanan pagi ke mereka.
"Kita di mobil apa disini Zel makannya??" tanya Delvin. "Di mobil aja Vin." jawabku.
Ga lama kemudian, Lucio datang bersama Bella. Mereka tersenyum dan langsung menaiki mobil jeep berwarna merah. "Gw disini kan??" tanya Lucio. "Kagak, lo di ****** ban nya." jawab ku seraya tertawa.
"Thur, kita buka dulu aja bumper nya. Nanti taro di kursi belakang." ujar Delvin. "Sip lah bos." kata Arthur. Mereka berdua langsung menaiki bumper mobil yang mereka pilih, dan mulai melepaskan bumper atas mobilnya.
"Hati-hati sayang!" kata Flora. "Iya sayang!" jawab Arthur seraya melepaskan bumper. Aku memberikan dua kotak sarapan ke Bella dan Lucio. Setelah itu, aku langsung memasuki mobil. Aku duduk disebelahnya Delvin.
"Hiko! Yuki! Ayo masuk!!" ajak ku. Pasangan itu tersenyum. Hiko membantu Youra naik ke mobil dan mereka duduk dibelakang.
Setelah kami semua siap, Delvin membunyikan klakson pertanda kalau perjalanan akan dimulai dan dipimpin olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments