Wake Up With Him

Ashana P.O.V

"Guys, gw bawa sesuatu." kata Banu yang membuat kami menatapnya. Dia mengeluarkan satu benda dari saku celana jeans yang dia pakai. Oh permen ternyata, tapi tunggu! Kok kayak bubuk gitu ya?

Aku membelalakan mata saat mengetahui benda yang dibawa oleh Banu adalah sabu-sabu!

"Goblok! Ngapain lo bawa gituan kesini hah?!" ujar ku seraya menamparnya. Flora langsung menahan ku dengan tangannya. "Sabar, Zel. Dia emang make." ujar Bella. "Ta, mendingan lo buang nih cowok. Bawa masalah buat kita nanti." ujar ku ketus.

"Lo ga ada hak ya buat ngelarang Litta jadi sama gw." kata Banu sinis. "Ada lah bego! Gw sahabat nya! Gw ga bakal ngebiarin lo bawa masalah buat dia. Lagian segobloknya kita, ga akan mau juga make ginian." jawabku sinis.

"Cewek murahan kayak lo ga bakal mungkin ga make." ujar Banu yang membuat ku kesal. Aku langsung menghempaskan tangan Flora dan langsung menghampiri Banu.

Plak!! Plak!! Plak!!

"Makan tuh kata MURAH." Ujar ku setelah menampar Banu. "Bangsat! Berani banget lo malu-maluin gw! Cewek murah!" kata Banu seraya mau menampar ku tapi tangannya langsung ditahan seseorang. Ternyata cowok yang tadi aku liat saat ini menahan tangan Banu dan langsung memelintir tangannya.

"Cowok itu harus gantle bro. Lo banci ya? Beraninya main tangan sama cewek." kata cowok itu.

"Bacot! Ga usah ikut campur lo!" kata Banu. "Slow mas bro. Gw cuman peringatin lo aja, kalo lo masih ga mau dengerin ya udah gw ga akan ngebiarin tangan busuk lo ini nyentuh muka cantik nih cewek." kata cowok ini seraya menatapku.

Aku memilih berjalan ke bartender dan langsung duduk. "Dasar goblok. Bingung dah padahal tuh anak cakep masih aja ngincer cowok begitu. Goblok dasar." gerutu ku seraya menghirup vape.

Tiba-tiba cowok yang tadi itu menghampiri ku. Dia langsung memanggil bartender dan membisikan sesuatu setelah itu dia berdiri disebelah ku.

"Lain kali jangan begitu, cowok banci malah lo gituin. Ga bakal jera." kata cowok ini. "Ya lagian bingung gw sama sahabat gw. Dia cakep, tapi nyari cowok kayak orang bego. Ih minta gw lemparin granat!" ujar ku seraya menatap Banu dari kejauhan.

"Hahahahaha!" terdengar gelak tawa dari cowok dihadapan ku. "Ada yang lucu?" tanya ku yang membuat nya tersenyum. "Kalo sound di tiktok tuh ya Ade, cinta tak selamanya indah dek. Itu sahabat lo lagi bucin mungkin. Jadinya ga bisa bedain mana cowo gantle, mana cowo banci." kata cowok ini yang membuat ku tersenyum.

"Gw Delvin." ucapnya yang ku jawab anggukan. "Gw, Gazel." jawabku seraya tersenyum. "Nama lo cantik, kayak orangnya." kata Delvin. Kami langsung tertawa bersama.

Segelas Wine dan sebotol vodka tersaji dihadapan kami. "Lo yang pesen?" tanya ku yang dijawab anggukannya. "Wine, cocok buat cewek kayak lo. Udah jangan marah lagi, nanti cantiknya ilang." kata Delvin.

"Zel!" panggil Flora yang membuat ku menengok. Dia menunjuk Bella yang lagi beradu omongan dengan Banu. "Kenapa mereka?" tamya ku. "Si Litta nasehatin biar tuh cowok ga make. Malah ngomel, tadi si Litta hampir di tampar tapi ditahan Yuki." kata Flora yang membuat ku menatap tajam Banu.

Aku bisa liat dari sini kalau Banu saat ini lagi ngomelin Bella. Mereka beradu omongan. Sial! Banu berani nunjuk-nunjuk Bella! Ga sopan!

Aku langsung menghabiskan wine yang dipesankan Delvin dan langsung menghampiri mereka.

"Makanya lo itu harus tau rasanya! Lo aja belom ngerasain!" kata Banu. "Gw udah bilang ga mau ya ga mau bego!" jawab Bella seraya menolak Banu.

"Lo itu cewek murah, makanya lo harus rasain rasanya ini! Ayo! Ga usah sok suci deh!" kata Banu.

Aku langsung menarik Bella untuk mundur lalu ---

Plak!!

"Anak monyet! Sahabat gw udah nolak, ga usah dipaksa anjing!" ujar ku. "Kalian itu cewek murahan! Kalian harusnya terima kalo di cekokin ginian! Dasar bodoh, udah murahan malah sok suci lagi." kata Banu yang membuat ku semakin geram.

"Gw bisa tebak sih pasti Litta ga akan puas sama lo. Impoten!" sindir ku. Banu terkejut lalu langsung mengangkat tangannya, dia mau menamparku tapi seseorang menahannya. Ternyata Delvin.

Banu menghempaskan tangannya lalu menarik tangan Bella. "Ayo, ikut aku!" kata Banu. "Ga, ga mau!" ujar Bella seraya memukul tangan Banu agar melepaskan tangannya.

Aku langsung mendekati Bella dan Banu tapi seseorang menahanku. Ternyata Delvin. Dia menarik ku untuk berada didekatnya lalu langsung menarik tangan Bella yang digenggam Banu lalu menghempaskan tangan keduanya agar terpisah.

"Banci Kaleng, lo mendingan ga usah disini deh. Kelakuan lo ga pantes ada di ruang VIP. Malu-maluin cowok aja lo!" kata Delvin.

"Bacot. Gw juga ogah disini. Murahan semua. Termasuk lo!" kata Banu seraya menunjuk Bella.

Aku langsung menarik telunjuk Banu dan langsung meremas dan menariknya sampai dia kesakitan. Setelah puas, aku melepaskannya dan langsung mendorong dia ke lift.

Bella langsung memeluk ku dan menangis. "Gw ga nyangka dia begitu." katanya yang hanya ku jawab tepukan di pundak. "Cuman fwb. Jangan baper." ujar ku singkat.

"G-gw rasa gw sayang sama dia tadi." kata Bella. "Tadi. Sekarang?" tanya ku. "Enggak." jawab Bella dengan seringainya. "Good." jawabku.

"Wanna join with me?" tanya Delvin yang membuatku menatapnya. "Join apa?" tanya ku. Delvin mendekat dan mencium pipi ku. "Room. Gimana?" tanyanya. "Gw ga mau HS." jawabku singkat. "Ga HS. Chill aja bareng. Yuk!" ajak nya. Aku menganggukan kepala ku dan melemparkan kunci motor ke Bella.

"Lo tadi kan sama tuh banci. Pasti mobilnya udah ga ada. Pake aja motor gw. Gw duluan guys! See you!" pamit ku seraya bergandengan tangan dengan Delvin.

***

Delvin memarkirkan motornya di basement hotel bintang lima. Whoa! Ternyata cowok ini modal juga. "Yuk!!" ajak nya seraya merangkul pundak ku.

Kami langsung ke resepsionis dan menyewa satu kamar untuk malam ini. Setelah mendapatkan kartu akses, kami langsung masuk ke lift.

Keadaan yang begitu sepi membuatku kaget saat Delvin secara tiba-tiba mendekatkan wajahnya. Kami saling bertatapan. "Boleh?" tanyanya seraya mengelus bibirku.

Aku menganggukan kepala ku seraya tersenyum.

Cup!!

Aku merasakan bibirnya yang kenyal. Hmmmm manis. Kami terus berpanggutan sampai pintu lift terbuka. Kami langsung keluar dan menuju ke kamar president suit yang kami sewa.

"Minum dulu aja kali ya." kata Delvin yang ku jawab anggukan.

***

Saat mata mulai mencari sumber cahaya yang memaksa masuk aku mulai melihat disekeliling, "Ah ternyata dihotel." gumamku.

Saat mulai tersadar aku merasakan ada sesuatu yang sakit diantara paha, rasa ngilu yang teramat sangat dan juga rasa tidak nyaman yang tidak pernah aku rasakan sama sekali.

"Anjir kenapa ini gue." Aku mulai merasakan ada sesuatu yang salah. Sakit kepala yang sangat terasa akibat banyak menenggak banyak minuman, rasanya aku juga belum mengingat tentang apa yang terjadi setelah keributan semalam.

Seseorang terlihat mulai memasuki kamar ini. Ternyata dia delvin dan mulai menghampiri ku, "Lo udah sadar?" tanyanya. "Iya nih gue baru bangun, eh sadar emang nya lo kira gue pingsan apa segala sadar." ujar ku ketus.

"Hahaha ya abis gimana njir lo malem udah koleps banget kayanya, nih minum obat ini buat ngeredain sakit kepala lo." katanya sambil memberikan sebuah obat sakit kepala kepadaku.

Aku mulai berdiri dengan perlahan dibantu Delvin. Dia membantuku berdiri dan memapahku untuk duduk di sofa. "Nih minum dulu obat nya. Nanti kita sarapan okay. Lo pasti laper kan?" tanya Delvin yang ku jawab anggukan.

Aku mulai meminum obat dan air yang diberikannya. "Badan lo okay juga ya." kata Delvin yang membuat ku tersedak.

Uhuk! Uhuk!!

Aku langsung menengok ke bawah, dalam sekejap rasa terkejut menyerang diri ku. Damn! I'm naked!!!

"Delvin!!! Lo ngapain gw anjing?!!! Baju gw buruan siniin!!!!" teriak ku seraya menutupi dua aset berharga ku.

"Ngapain sih di tutupin. Gw udah tau rasanya semalem." katanya. Aku langsung berdiri dan memukul pundaknya. "Cabul!" umpat ku kesal.

Aku langsung mengambil baju yang semalam ku pakai dan kembali memasangnya ke tubuh ku. "J-jadi semalem kita---" ucapku yang dijawab anggukan Delvin.

"Sorry, kita sama-sama kobam semalem." kata Delvin yang membuat ku langsung memijat keningku. "Brengsek. Gw udah bilang kalo gw ga mau HS! Kenapa lo ga bisa nahan sih?! Bangsat!" ujar ku kesal seraya memukul badannya.

"Okay, gw bakal tanggung jawab." katanya. "Ogah. Gw ga mau komitmen sama siapa-siapa." ketus ku. "Yaudah! FWB! Gw ga bakal larang lo, lo juga ga boleh larang gw!!" kata Delvin yang ku jawab anggukan.

Delvin langsung memeluk ku. "Sorry, gw semalem kelepasan. Gw ga bakal ngulangin lagi." katanya yang membuat hati ku mulai berdesir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!