Bab 20 - Kembali ke Benteng

Benteng Utama, cabang Amerika Utara

Lantai B19

Ruang Rapat

"Apa kau bilang? Sarang Lizardmen?" Tanya Oracle dengan kebingungan.

Wajar saja jika Oracle tak mempercayai hal itu. Karena selama ini, mereka tak pernah melihat pemukiman para monster yang ada di dunia ini.

Semenjak kehancuran umat manusia, sebagian besar dari pasukan monster itu ditarik mundur untuk kembali ke dalam dimensi mereka. Melalui 12 portal raksasa yang dibuat oleh umat manusia beberapa tahun yang lalu.

Mengetahui bahwa justru ada yang membuat pemukiman di bumi?

"Itu lah kenyataannya. Eva merekam video dari sarang itu." Balas Axel dengan tenang.

Mendengar jawaban itu, Oracle segera mengalihkan pandangannya pada Eva. Membuat isyarat untuk menunjukkan video itu padanya.

Kini, dalam ruang rapat yang hanya berisi 3 orang itu, Oracle memutar video dari ponsel Eva pada layar proyektor yang besar di bagian depan.

Ia memperhatikan seluruh detail dari video itu secara seksama. Tanpa adanya sedikit pun yang di lewatkan.

Bibirnya nampak terus berbicara, tapi tak ada suara yang bisa didengar oleh Axel dan juga Eva. Begitu pula dengan tatapan matanya yang terus bergerak kesana kemari dengan cepat untuk memperhatikan semua detail itu.

Setelah Oracle memutar ulang video itu sebanyak 8 kali, Ia akhirnya berhenti. Bersandar pada kursinya sambil menutup kedua matanya.

"Kerja yang bagus, kalian berdua. Syukurlah kalian masih bisa selamat dan kembali di benteng ini. Malam ini, kalian bisa beristirahat sebelum kembali membahas misi ini esok hari." Tegas Oracle.

"Dimengerti." Balas Axel dan juga Eva secara bersamaan.

Keduanya pun berjalan bersama. Meninggalkan markas militer ini untuk kembali pada apartemen mereka.

Dalam perjalanan....

"Hei, Axel. Apakah kau mau makan terlebih dahulu?" Tanya Eva sambil menunjuk pada lantai 2 di dalam elevator itu.

"Aah, kau benar. Kita belum makan lagi sejak pagi tadi kan? Hanya memakan Snack ringan. Baiklah, aku ikut." Balas Axel.

Mendengar balasan itu, Eva segera menekan tombol dengan angka [2] pada elevator itu. Yang merupakan kantin utama di markas militer ini.

Di sisi lain, Axel nampak mengangkat ponselnya dan mengirimkan pesan singkat kepada adiknya.

[Aku akan makan di markas dengan teman dan pulang cukup malam. Kau tidur dulu saja.]

Tak berselang lama, balasan dari Chloe tiba.

[Oke, Kak. Aku mencabut kunci pintu depan.]

Senyuman yang tipis nampak terlukis di wajah Axel setelah membaca balasan dari adiknya itu. Selama Ia bisa melihat adiknya hidup nyaman di dalam benteng ini, itu sudah cukup baginya.

Sekarang....

'Ding!'

Pintu elevator itu terbuka. Keduanya tiba di lantai 2 dari markas militer ini. Lantai dimana kantin berada.

Puluhan prajurit lain dengan seragam hitam nampak sedang menikmati makan malam mereka.

Selama termasuk dalam bagian militer, semuanya bebas untuk menikmati hidangan di kantin ini maksimal 3 kali sehari.

Sebuah sistem yang memberikan insentif besar bagi siapapun yang mau bergabung dalam militer.

Eva dan juga Axel berjalan menuju ke salah satu kios di kantin ini.

"Ada saran makanan yang enak?" Tanya Eva sambil tersenyum ramah.

"Nona Eva. Selamat datang kembali. Untuk hari ini, kami merekomendasikan daging panggang dengan sup tomat beserta roti bawang." Balas pegawai di kios kantin itu.

"Oke, aku ambil itu. Bagaimana denganmu, Axel?" Tanya Eva.

"Kalau begitu, sama seperti Eva." Balas Axel.

"Baik, silakan ditunggu."

Keduanya segera meninggalkan kios itu dan duduk di sebuah meja kecil dengan dua kursi itu.

Keduanya berbincang mengenai berbagai topik yang ringan selama menunggu hidangan mereka di sajikan. Tapi bagi Axel yang masih terbilang baru di benteng ini, ada beberapa pertanyaan yang masih mengganjal di kepalanya.

"Para Liberator yang lain, mereka tak pernah makan di sini?" Tanya Axel setelah memperhatikan seluruh wilayah kantin ini hanya berisi prajurit berseragam hitam.

"Tidak. Mereka selalu makan di sini. Hanya saja, biasanya jauh lebih malam lagi." Balas Eva sambil memainkan garpu besi itu.

"Begitu kah? Apakah.... Mereka semua kuat?" Tanya Axel sekali lagi.

"Tentu saja. Meskipun tak sekuat diriku, hahaha!" Balas Eva penuh percaya diri sambil tertawa lepas.

Jawaban dari Eva itu membuat Axel menyadari suatu hal. Kedua matanya nampak sedikit melebar setelah mendengar jawaban itu.

"Jadi karena itu lah kau selalu bekerja sendirian sebelum bersamaku?" Tanya Axel.

"Tidak selalu. Aku mulai bekerja sendiri sekitar 4 bulan yang lalu saat partnerku tiada." Balas Eva tetap dengan senyuman di wajahnya.

Hal itu sedikit mengganggu bagi Axel.

Mengatakan seseorang telah tiada dengan senyuman? Bukankah itu sedikit aneh?

Tapi sebelum Axel sempat menjawabnya, Eva telah lebih dulu melanjutkan perkataannya.

"Hah.... Aku teringat gadis bodoh bernama Audrey itu. Kau tahu? Dia bahkan tak berani mengayunkan pedangnya." Lanjut Eva, tapi kini sambil mengalihkan pandangannya di kejauhan.

Tak lagi memiliki keberanian untuk menatap mata Axel secara langsung ketika membicarakan mengenai hal itu.

Tentu saja Axel sedikit menyesal karena telah menanyakan hal itu pada Eva. Yang mungkin sedikit mengungkit luka lama di dalam hatinya.

"Maaf. Aku tak bermaksud...."

"Hahaha! Tak masalah! Lagipula, ini lah hidup kita. Antara mati di tangan musuh, atau mati karena kehabisan waktu. Keduanya tak begitu berbeda bagiku." Balas Eva menyela permintaan maaf dari Axel.

Sesaat kemudian, pegawai dari kios kantin sebelumnya datang membawakan pesanan mereka berdua.

Masing-masing memperoleh dua buah piring dan satu mangkuk. Satu berisi sepotong daging yang dipanggang, satu lagi berisi 3 buah roti panggang dengan aroma bawang, dan terakhir sebuah mangkuk berukuran sedang yang berisi sup tomat berwarna kemerahan itu.

"Minumannya?" Tanya pegawai itu dengan ramah sambil terus meletakkan pesanan mereka berdua di atas meja itu.

"Jus jeruk." Balas Eva singkat.

"Aku air putih dingin saja." Balas Axel.

"Silakan ditunggu." Balas Pegawai itu dengan senyuman ramah. Ia segera berjalan kembali ke kiosnya untuk mempersiapkan minuman mereka berdua.

Sementara itu, Axel nampak merobek roti panggang itu dengan tangannya sebelum mencelupkannya pada sup tomat itu.

Rasa sup tomat yang sedikit masam tapi juga manis, serta roti bawang yang gurih dan hangat itu tercampur ketika memasuki mulut Axel.

"Ini benar-benar lezat." Ucap Axel setelah memakan roti itu.

"Jangan lupakan dagingmu! Itu adalah bagian yang paling enak dalam hidangan ini!" Balas Eva dengan penuh semangat.

Eva di sisi lain memakan hidangannya dengan pisau dan garpu. Dimana Ia akan memotong roti itu dengan pisaunya lalu mencelupkannya ke dalam sup tomat itu dengan garpunya sebelum dimakan.

Hanya saja, entah kenapa daging panggang nya telah menghilang tanpa Axel sadari.

Axel yang melihat betapa cepat dan bahagianya Eva ketika menikmati hidangannya itu membuatnya tersenyum tanpa sadar.

"Kenapa diam saja? Kau tak mau daging itu? Kalau begitu untukku saja ya?" Ucap Eva yang telah menusuk daging panggang di piring Axel dengan garpunya lalu segera memasukkannya dalam mulutnya.

"Eh? Tu-tunggu dulu! Apa gunanya meminta ijin jika kau langsung memakannya?" Tanya Axel panik. Senyuman di wajahnya pun segera menghilang karena tindakan dari Eva itu.

"Hahaha! Nampaknya kau tak begitu cepat di atas meja makan ya?" Balas Eva sambil memasang wajah yang seakan penuh atas rasa kemenangan itu.

Axel tak lagi mampu berkata-kata. Ia hanya bisa melakukan satu hal.

Yaitu untuk melindungi sisa roti panggang nya yang sudah mulai menjadi target selanjutnya bagi Eva itu.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

waduh perang di meja makan nich...

2022-12-16

0

John Singgih

John Singgih

wuih bikin laper aja nich...

2022-12-16

0

Adryan Eko

Adryan Eko

next mission.. be aware axel and eva.. good luck

2022-08-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2 Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3 Bab 3 - Kesalahan
4 Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5 Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6 Bab 6 - Divisi Khusus
7 Bab 7 - Misi Pertama
8 Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9 Bab 9 - Perjalanan Kembali
10 Bab 10 - Keadaan Kritis
11 Bab 11 - Hidup dan Mati
12 Bab 12 - Pilihan
13 Bab 13 - Pertarungan Penentu
14 Bab 14 - Terbangun
15 Bab 15 - Tanda Tanya
16 Bab 16 - Istirahat
17 Bab 17 - Akhir dari Liburan
18 Bab 18 - Pembersihan
19 Bab 19 - Penemuan
20 Bab 20 - Kembali ke Benteng
21 Bab 21 - Bantuan Tambahan
22 Bab 22 - Lizardmen
23 Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24 Bab 24 - Musuh Abnormal
25 Bab 25 - Tombak dan Perisai
26 Bab 26 - Pertaruhan
27 Bab 27 - Hukuman
28 Bab 28 - Efek Samping
29 Bab 29 - Misi
30 Bab 30 - Hari H
31 Bab 31 - Escort 1
32 Bab 32 - Escort 2
33 Bab 33 - Pesan Misterius
34 Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35 Bab 35 - Phantom
36 Bab 36 - S Rank
37 Bab 37 - Setelah Pendaratan
38 Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39 Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40 Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41 Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42 Bab 42 - Abomination
43 Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44 Bab 44 - Jalan Raya
45 Bab 45 - Hasil Analisa
46 Bab 46 - Penemuan
47 Bab 47 - Sisi Lain
48 Bab 48 - Hari Baru
49 Bab 49 - Kecurigaan
50 Bab 50 - Rebuilding
51 Bab 51 - Serangan tak terduga
52 Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53 Bab 53 - Gerbang
54 Bab 54 - Rencana
55 Bab 55 - Obat
56 Bab 56 - Sisi Lain
57 Bab 57 - Mutasi
58 Bab 58 - Monster
59 Bab 59 - Tragedi
60 Bab 60 - Konfrontasi
61 Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62 Bab 62 - Penyintas
63 Bab 63 - Kenyataan
64 Bab 64 - Tahanan
65 Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66 Bab 66 - Pihak Lain
67 Bab 67 - Hari Libur
68 Bab 68 - Keberangkatan
69 Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70 Bab 70 - Insiden
71 Bab 71 - Terbangun
72 Bab 72 - Pilihan
73 Bab 73 - Dua Sisi Koin
74 Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75 Bab 75 - Pemulihan
76 Bab 76 - Kenyataan Dunia
77 Bab 77 - Siberia
78 Bab 78 - Berita
79 Bab 79 - Operasi
80 Bab 80 - Serangan
81 Bab 81 - Hybrid
82 Bab 82 - Liberator
83 Bab 83 - Pertikaian
84 Bab 84 - Hari Kehancuran
85 Bab 85 - Days 23
86 Bab 86 - Warsaw
87 Bab 87 - Project Liberator
88 Bab 88 - Last Hope
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2
Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3
Bab 3 - Kesalahan
4
Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5
Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6
Bab 6 - Divisi Khusus
7
Bab 7 - Misi Pertama
8
Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9
Bab 9 - Perjalanan Kembali
10
Bab 10 - Keadaan Kritis
11
Bab 11 - Hidup dan Mati
12
Bab 12 - Pilihan
13
Bab 13 - Pertarungan Penentu
14
Bab 14 - Terbangun
15
Bab 15 - Tanda Tanya
16
Bab 16 - Istirahat
17
Bab 17 - Akhir dari Liburan
18
Bab 18 - Pembersihan
19
Bab 19 - Penemuan
20
Bab 20 - Kembali ke Benteng
21
Bab 21 - Bantuan Tambahan
22
Bab 22 - Lizardmen
23
Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24
Bab 24 - Musuh Abnormal
25
Bab 25 - Tombak dan Perisai
26
Bab 26 - Pertaruhan
27
Bab 27 - Hukuman
28
Bab 28 - Efek Samping
29
Bab 29 - Misi
30
Bab 30 - Hari H
31
Bab 31 - Escort 1
32
Bab 32 - Escort 2
33
Bab 33 - Pesan Misterius
34
Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35
Bab 35 - Phantom
36
Bab 36 - S Rank
37
Bab 37 - Setelah Pendaratan
38
Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39
Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40
Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41
Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42
Bab 42 - Abomination
43
Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44
Bab 44 - Jalan Raya
45
Bab 45 - Hasil Analisa
46
Bab 46 - Penemuan
47
Bab 47 - Sisi Lain
48
Bab 48 - Hari Baru
49
Bab 49 - Kecurigaan
50
Bab 50 - Rebuilding
51
Bab 51 - Serangan tak terduga
52
Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53
Bab 53 - Gerbang
54
Bab 54 - Rencana
55
Bab 55 - Obat
56
Bab 56 - Sisi Lain
57
Bab 57 - Mutasi
58
Bab 58 - Monster
59
Bab 59 - Tragedi
60
Bab 60 - Konfrontasi
61
Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62
Bab 62 - Penyintas
63
Bab 63 - Kenyataan
64
Bab 64 - Tahanan
65
Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66
Bab 66 - Pihak Lain
67
Bab 67 - Hari Libur
68
Bab 68 - Keberangkatan
69
Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70
Bab 70 - Insiden
71
Bab 71 - Terbangun
72
Bab 72 - Pilihan
73
Bab 73 - Dua Sisi Koin
74
Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75
Bab 75 - Pemulihan
76
Bab 76 - Kenyataan Dunia
77
Bab 77 - Siberia
78
Bab 78 - Berita
79
Bab 79 - Operasi
80
Bab 80 - Serangan
81
Bab 81 - Hybrid
82
Bab 82 - Liberator
83
Bab 83 - Pertikaian
84
Bab 84 - Hari Kehancuran
85
Bab 85 - Days 23
86
Bab 86 - Warsaw
87
Bab 87 - Project Liberator
88
Bab 88 - Last Hope

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!