Hari kedua.
Rombongan pengungsi ini masih terus melanjutkan perjalanan mereka kembali. Perjalanan berlangsung begitu lambat karena banyak orang tua yang berada dalam regu pengungsi ini.
Hal itu membuat Axel bertanya-tanya kepada Eva mengenai suatu hal.
"Apakah Liberator tak memiliki kendaraan atau semacamnya?" Tanya Axel.
"Dulunya kami punya beberapa kendaraan roda empat seperti Jeep dan helikopter. Tapi Jeep tak lagi begitu berguna di medan yang seperti ini. Sedangkan sebagian besar dari helikopter telah ditembak jatuh oleh para monster." Balas Eva.
Mendengar jawaban itu, Axel melihat kembali jalanan di sekitarnya yang dipenuhi dengan puing-puing bangunan serta reruntuhan.
"Hmm... benar juga. Aku tak yakin mobil bisa bergerak di jalanan yang seperti ini."
Perjalanan terus berlangsung secara perlahan. Beberapa kali mereka berhadapan dengan kumpulan monster berkulit hijau yang diberi kode 'Goblin' atas karakteristik mereka.
Semuanya berjalan dengan cukup lancar.
Dan menurut perkiraan, rombongan itu akan sampai di benteng Liberator beberapa jam lagi.
Akan tetapi....
Sesuatu yang buruk telah melihat rombongan itu dari langit.
"Kraaaaaaaak!!!"
Suara teriakan yang sangat keras terdengar dari langit. Memekikkan telinga semua orang dalam rombongan tersebut.
Semuanya terlihat takut dan panik.
Tapi hanya satu orang, yang membuat wajah yang berbeda.
Ia tak lain adalah Eva. Wajahnya seketika mengeras setelah mendengar suara yang menyerupai teriakan reptil itu dari langit.
"Ini buruk." Ucap Eva dengan kedua mata yang terbuka lebar.
Sesaat kemudian, Ia segera memerintahkan hal baru kepada rombongan pengungsi ini.
"Semuanya! Masuk ke dalam bangunan! Yang mampu ambil senjata apapun untuk melindungi diri kalian! Apapun yang terjadi, jangan pernah keluar dari bangunan!" Teriak Eva dengan keras.
Ia lalu menarik pedang besarnya dan bersiap untuk bertarung. Tapi sebelum itu, tangannya meraih ke sisi pinggang kirinya.
Mengambil sebuah tabung berisi cairan Flux dengan bentuk segienam itu, lalu melemparnya ke arah Axel.
"Saat aku memerintahkan mu, suntikkan tabung ini ke punggungku." Ucap Eva.
"Apa yang terjadi?" Tanya Axel kebingungan setelah menangkap tabung segienam itu.
"Dread Rider, atau penunggang kematian. Lihat." Ucap Eva sambil menunjuk ke arah langit di atasnya.
Axel yang mengikuti arah dari jari telunjuk Eva berhasil melihat sosok yang sama sekali belum pernah dilihatnya.
Yaitu sosok seperti seorang Ksatria dengan zirah hitam tebal. Tubuhnya tak begitu besar, bahkan menyerupai tubuh manusia.
Akan tetapi, ksatria itu menunggangi seekor wyvern yang cukup besar dengan sisik berwarna biru tua itu.
'Swuuuuooosshhh!!!'
Sesekali, saat Ksatria berzirah itu menarik tali kendali pada wyvernnya, reptil terbang itu akan mengeluarkan nafas api yang membakar apapun di sekitarnya.
"Apa-apaan itu?!"
Axel sama sekali belum pernah melihat sesuatu seperti itu. Dan mengingat sikap dari Eva yang begitu serius, kemungkinan besarnya makhluk itu sangat lah kuat.
Beberapa saat keduanya terus bersembunyi di balik bangunan. Memperhatikan pergerakan Dread Rider yang terus mengelilingi tempat ini tanpa adanya sedikit pun niat untuk pergi.
"Sudah ku duga. Dia benar-benar telah melihat pergerakan kita sebelumnya." Ucap Eva.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Axel.
"Suntikkan tabung itu padaku. Jika kita tak segera membunuhnya, Ia akan memanggil Dread Rider yang lain." Balas Eva sambil mengarahkan punggungnya kepada Axel.
Axel memperhatikan perangkat mesin dengan bentuk segienam itu di punggung Eva. Dan karena ini adalah perintah Eva secara langsung, Axel tak lagi mempertanyakannya.
Ia segera mengarahkan bagian mulut dari tabung segienam itu kepada mesin di punggung Eva.
Setelah menekan salah satu tombolnya, mesin di punggung Eva sedikit membuka. Memberikan jalan masuk bagi cairan yang berada di dalam tabung itu.
'Bzzzztt!!!'
Sedikit asap timbul setelah Axel menancapkan tabung itu.
Eva nampak berusaha sekuat tenaga menahan rasa sakit akibat energi Flux tambahan ini.
"Jadi.... Mereka ada banyak?" Tanya Axel terhadap pernyataan Eva sebelumnya.
"Sangat banyak. Tapi sebagian besar telah mundur. Yang tersisa hanya melakukan pencarian tanpa regu." Balas Eva.
Secara perlahan, tubuh Eva mulai bereaksi terhadap tambahan Flux itu. Matanya sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi keunguan. Dengan beberapa garis berwarna biru yang menyala di sekitar wajahnya.
"Axel, aku tahu mungkin ini terlalu berat untukmu. Tapi aku akan menjatuhkannya dari langit. Tugasmu adalah melawan... tidak. Setidaknya buat Wyvern itu sibuk selama aku melawan penunggangnya." Tegas Eva yang segera berdiri tegak.
"Dimengerti. Tapi.... Apakah monster ini memang sekuat itu?" Tanya Axel penasaran.
Wajah Eva nampak begitu tegang dan sedikit gugup sebelum menjawab pertanyaan anggota baru itu. Tapi pada akhirnya, Ia berbicara.
"Setidaknya butuh 3 prajurit divisi khusus Liberator untuk membunuh satu dari mereka."
Dengan balasan itu saja, Axel tahu. Bahwa ini adalah misi yang sangat sulit. Dan karena itu lah, Eva segera menggunakan penguat Flux untuk meningkatkan peluangnya menang.
'Tap! Tap! Tap!'
Eva segera berlari keluar dari gedung. Melompat dari satu gedung ke gedung lainnya dengan cepat. Sedikit demi sedikit, Ia menuju ke bagian paling tinggi dari gedung yang ada di sekitar tempat ini.
Axel segera menyusul dengan berlari di jalanan utama. Berusaha mengejar sosok Eva dari kejauhan.
'Cepat sekali. Jadi itu efek dari tabung itu?' Ucap Axel dalam hatinya.
Axel telah memperkuat dirinya dengan sihir petirnya. Membuat gerakannya menjadi jauh lebih cepat daripada manusia biasa.
Meski begitu, Ia kesulitan untuk mengejar Eva.
Hingga akhirnya, setelah Eva berada di gedung tertinggi, Ia melompat tepat ke arah penunggang wyvern itu berada.
'Zraaaaasshh!!! Klaaangg!! Blaaaarrr!!!'
Tebasan nya sangat kuat hingga membuat suara benturan antar logam itu terdengar hingga ke penjuru kota.
Dengan satu tebasan itu, Eva berhasil memukul Dread Rider itu ke tanah.
'Blaaaarrr!!!'
"Kraaaakk!!!"
Tak berhenti di sana, Eva segera turun ke tanah dan menyerang Ksatria berzirah hitam itu.
'Klaaangg!!!'
Sekalipun Eva saat ini dalam keadaan diperkuat, dengan kecepatan dan kekuatan fisik yang meningkat sangat drastis, Ksatria itu dapat dengan mudah menahan tebasan Eva dengan pedang hitamnya.
"Manusia.... Bunuh...." Ucap Ksatria berzirah hitam itu dengan bahasa manusia.
"Eh?!"
"Apa yang kau lakukan?! Cepat hajar Wyvern itu!" Teriak Eva dengan keras sambil terus memukul mundur Ksatria itu.
Axel segera berlari ke arah tubuh Wyvern yang saat ini tergeletak di jalanan utama. Benturan tubuhnya membuat jalanan yang sudah hancur ini menjadi semakin parah.
Beberapa mobil bekas yang ada di sekitarnya ikut tertindih dan remuk. Dengan sisa bahan bakar yang ada, mobil itu mulai terbakar.
Pemandangan yang ada di hadapan Axel saat ini sangatlah mengintimidasi baginya.
Sosok Wyvern dengan sisik biru tua itu mulai bangkit. Berbeda dengan naga, Wyvern memiliki sayap yang berada di kedua tangannya serta memiliki tubuh yang lebih kecil.
Meskipun....
Masih sangat besar jika dibandingkan dengan manusia.
Tingginya mencapai 2.5 meter dengan panjang tubuh hingga 4 meter.
Secara perlahan, Wyvern itu bangkit dengan api yang berkobar di sekitarnya. Tatapannya sangat tajam, tepat ke arah Axel berada.
'Yang benar saja? Aku harus melawan ini?!' Teriak Axel dalam hatinya dengan penuh rasa takut.
Kedua tangannya yang memegang pedang itu mulai gemetar. Hidupnya telah berubah terlalu jauh. Dari yang selalu menghindari bahkan dari monster Goblin, kini....
Dirinya harus menghadapi seekor Wyvern sendirian.
"Kraaaaaakkk!!!"
Semburan api muncul dari mulut Wyvern itu seiring dengan teriakannya. Semburan api....
Yang mengarah tepat ke posisi Axel berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
John Singgih
semangat, jangan gentar Axel !!! 👍👍👍
2022-12-16
0
Adryan Eko
wohoo.. ujian body building tahap pertama.. semangat axel, jangan buru buru mati
2022-07-28
2
Abed Nugi
a good cliff-hanger
2022-07-17
1