Bab 18 - Pembersihan

'Srrugg! Srruugg!'

'Tik!'

Suara tetesan air menggema di segala penjuru saluran air bawah tanah ini. Semenjak runtuhnya umat manusia, saluran pembuangan air bawah tanah ini telah ditinggalkan tak terawat sama sekali.

Tentu saja, siapa yang akan merawat tempat yang peluang besarnya akan menjadi markas dari para Goblin ini?

Akan tetapi....

"Aku dengar misi kita adalah membersihkan monster di sekitar benteng tapi.... Kenapa di saluran pembuangan air?" Tanya Axel dengan wajah yang sedikit keheranan.

"Jangan mengeluh. Ini sudah menjadi tugas kita untuk mengamankan wilayah ini." Balas Eva dengan suara yang sedikit aneh.

Saat Axel menoleh, Ia melihat Eva yang telah menggunakan masker untuk menutupi mulut dan hidungnya sehingga sedikit mengurangi bau busuk di tempat ini.

"Hah?! Sialan! Kenapa kau menggunakan masker seperti itu? Mana milikku?!" Teriak Axel kesal.

Sekalipun Axel tak dapat melihat ekspresi wajah dari Eva sepenuhnya, Ia tahu dengan baik. Bahwa saat ini, Eva sedang tersenyum seakan mengejek dirinya.

"Kau sudah dengar lokasi misi kita sebelum berangkat. Kesalahanmu sendiri karena tak mempersiapkannya." Balas Eva sambil sedikit mendongakkan kepalanya ke atas.

Seakan-akan dirinya telah memenangkan suatu pertandingn dengan Axel itu sendiri.

"Hah.... Tapi, senjata baru mu itu terlihat sangat kuat." Balas Axel memperhatikan pedang besar baru di punggung Eva.

Pedang itu sedikit lebih tebal dan lebih berat daripada pedangnya yang sebelumnya. Termasuk juga dengan alur warna biru yang berbeda.

"Menurut mu juga demikian?! Aku tahu! Dalam dunia seperti ini, pedang terlihat jauh lebih keren! Setidaknya lebih bagus daripada busur milikmu itu." Balas Eva sambil tertawa ringan.

"Tolong jangan ingatkan lagi."

Axel masih sedikit menyesal karena tak lagi dapat menggunakan pedang. Tapi setelah melatihnya beberapa kali, busur panah yang juga bisa digunakan sebagai tombak ini cukup nyaman digunakan.

Terlebih lagi memiliki jarak jauh yang berarti dapat mendukung Eva dari belakang.

Saat keduanya masih sibuk berbicara, terdengar suara cipratan air yang cukup keras. Menggema di seluruh lorong saluran pembuangan air ini.

'Cpyaaakk! Cpyaakk!'

Dengan cepat, Axel dan juga Eva segera menarik senjata mereka. Dimana Eva berdiri di bagian depan dengan Axel di bagian belakang.

Tombak baja milik Axel itu segera berubah menjadi busur setelah Ia membuka penguncinya. Ia nampak menarik sebuah anak panah dari tas di punggungnya dan bersiap untuk menembak.

Akan tetapi....

Segera setelah suara cipratan air itu terdengar, tak ada lagi suara dalam lorong saluran pembuangan air ini.

Sekalipun keduanya terdiam tanpa membuat suara sedikit pun, mereka tak mampu mendengar apapun.

Hingga akhirnya....

Axel menyadarinya.

Ia segera membalikkan badannya dan melepaskan anak panah dari busurnya itu.

'Swuuusshhh!!!'

Kilatan petir biru itu menerangi seluruh lorong ini. Tapi tepat di hadapan Axel, adalah sosok monster dengan wujud kadal besar yang sedikit lebih tinggi dari manusia.

Anak panahnya menembus tepat di dada monster itu. Memperlihatkan ratusan monster serupa lainnya di kejauhan dalam lorong pembuangan air ini.

"Kraaakk!" Teriak monster kadal itu kesakitan sebelum akhirnya terjatuh ke tanah.

'Klaaangg! Ttraang!'

Suara pedang dan perisai besi monster kadal yang terjatuh itu menjadi sebuah sinyal yang sangat jelas. Tak hanya bagi para monster kadal lainnya, tapi juga bagi Axel dan juga Eva.

"Ku serahkan punggungku padamu!" Teriak Eva sambil berlari ke depan. Eva nampak melemparkan sebuah flash grenade yang menerangi sesaat lorong di hadapan Eva.

Sama seperti keadaan di sisi Axel, lorong di depan Eva juga dipenuhi dengan prajurit manusia kadal yang sama.

Mendengar perkataan dari Eva, Axel segera paham apa yang harus dilakukannya. Ia memasang kembali kunci pada busurnya, mengembalikannya pada wujud tombaknya.

"Lizardmen ya? Aku telah sedikit mempelajari mengenai kalian." Ucap Axel singkat sebelum menerjang ratusan Lizardmen itu sendirian pada arah yang berlawanan dengan Eva.

Axel menyelimuti tombaknya dengan sihir petir. Setiap tebasan dan tusukan dari tombaknya menyambarkan listrik ke berbagai arah yang menerangi lorong yang gelap ini.

'Zraashh! Srraashh! Staabb!!'

Kecepatan dari gerakan Axel jauh melampaui kemampuan para Lizardmen itu untuk mengikutinya.

Menjadikan mereka hanya sebagai samsak bagi Axel untuk berlatih.

"Rasakan ini." Ucap Axel singkat sebelum menghentikan serangannya. Ia memegang tombak panjang itu dengan tangan kanannya.

Dengan cepat, Axel menusukkan tombaknya ke depan sebanyak 4 kali hanya dalam satu detik. Membunuh setidaknya 2 ekor Lizardmen dalam serangan itu.

"Guaarrgghh!!!" Teriak para Lizardmen yang menerima serangan dari Axel itu.

Di kejauhan, cahaya dari flash grenade milik Eva yang begitu menyilaukan itu mulai memudar.

"Axel! Cahaya!" Teriak Eva dengan keras.

Memahami permintaan itu, Axel menembakkan sebuah kilatan petir dari tangan kirinya. Kilatan petir itu menerangi seluruh lorong di arah lintasannya sesaat.

Tapi itu sudah cukup bagi Eva untuk mengetahui seluruh lokasi mereka dari pencahayaan yang singkat itu.

Dengan cepat, Eva menggenggam erat pedang besarnya dengan kedua tangannya. Memasang kuda-kuda untuk bersiap melesat ke depan.

'Zraaaassshhh!!!'

Sesaat setelah Eva melompat ke depan, Ia menebaskan pedang besarnya. Membelah tubuh para Lizardmen itu dengan mudahnya.

Kali ini, sebelum Eva kembali memintanya, Axel telah menembakkan kilatan petir yang lain. Menerangi lorong di sekitar tempat Eva berada.

Senyuman tipis terlihat dengan jelas di wajah wanita berambut perak itu.

"Terimakasih, Axel." Ucap Eva singkat sebelum kembali mengayunkan pedang besarnya.

Di sisi lain, setiap tebasan dan tusukan dari tombak Axel menimbulkan kilatan petir yang menerangi tempat bertarungnya. Cukup untuk memberikannya penglihatan mengenai dimana lokasi musuhnya berada.

Menit demi menit berlalu....

Axel dan Eva masih terus bertarung dengan formasi dan kerjasama yang serupa.

Akan tetapi, ada satu masalah.

"Cih, tak ada habisnya." Keluh Axel yang melangkah mundur secara perlahan.

Langkah demi langkah, Eva juga secara perlahan mundur karena tak lagi mampu untuk menahan berapa banyaknya Lizardmen yang ada dalam saluran pembuangan air bawah tanah ini.

Hingga akhirnya, keduanya saling menubrukkan punggung mereka satu sama lain.

'Bruukk!'

"Eva, kau masih kuat?" Tanya Axel singkat.

"Jujur saja, aku mulai lelah. Bagaimana denganmu?" Balas Eva yang masih terus menangkis beberapa tebasan pedang dari para Lizardmen itu dan membalas serangan mereka.

"Sama. Ingin keluar?" Tanya Axel singkat.

"Hah? Bagaimana caranya?" Balas Eva kebingungan.

Sebelum membalas pertanyaan itu, keduanya bertukar posisi untuk memberikan kejutan bagi lawan mereka yang telah mulai terbiasa dengan pola pertarungannya.

'Zraassh! Zraasshh! Zraasshh!!'

Axel mengayunkan dan menusukkan tombaknya dengan cepat ke arah lawannya. Membunuh beberapa Lizardmen dengan cepat.

Di baliknya, ayunan pedang Eva yang secara horizontal itu membelah tubuh para Lizardmen di dekatnya dengan mudahnya.

"Tahan mereka sama 5 detik." Balas Axel.

Tanpa menjawab, Eva segera mengambil alih kedua sisi untuk dirinya sendiri. Menjaga Axel yang kini mulai berlutut di tanah.

Dengan cepat, Axel membuka kembali kunci pada tombaknya. Merubah senjatanya itu menjadi busur sekali lagi.

Ia menarik anak panahnya, memberikannya cukup banyak energi Flux untuk membuat serangan yang kuat. Mengarahkan busur itu tepat di sampingnya.

"Bersiaplah!" Teriak Axel sesaat sebelum melepaskan anak panahnya.

Petir yang kuat terus menerus menyambar kesana kemari dari tubuh dan anak panah Axel. Bahkan sebelum Ia melepaskannya.

Mendengar teriakan dari Axel, Eva segera mempersiapkan dirinya dengan berlindung di balik perisainya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Axel segera melepaskan anak panah itu.

...'ZRAAAAASSSSHHHH!!! JDAARRRR!!' ...

Tembakan anak panah Axel menimbulkan rentetan petir di hadapannya. Apapun yang berada dalam lintasan tembakan anak panahnya itu segera tersambar petir.

Hanya ada dua hasil dalam tembakan anak panah itu, yaitu antara mereka tertembus oleh panah itu dengan lubang besar di tubuh mereka, atau terbakar hingga hangus karena sambaran petir itu.

'Tap!'

Axel segera mengunci kembali panahnya dan meletakkannya di punggungnya.

Tanpa ragu, Axel segera mengangkat tubuh Eva dan membawanya berlari secepat mungkin pada satu arah itu.

Meninggalkan sisa Lizardmen di belakangnya.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

wooow tangkas dan hebat sekali nich axel

2022-12-16

0

Adryan Eko

Adryan Eko

wihhh.. mantappp.. kolaborasi nya kerenn

2022-08-01

2

zuyoka

zuyoka

ada kemungkinan nanti disuruh balik lagi, tambah pasukan..., atau gk 😅😂

2022-07-18

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2 Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3 Bab 3 - Kesalahan
4 Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5 Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6 Bab 6 - Divisi Khusus
7 Bab 7 - Misi Pertama
8 Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9 Bab 9 - Perjalanan Kembali
10 Bab 10 - Keadaan Kritis
11 Bab 11 - Hidup dan Mati
12 Bab 12 - Pilihan
13 Bab 13 - Pertarungan Penentu
14 Bab 14 - Terbangun
15 Bab 15 - Tanda Tanya
16 Bab 16 - Istirahat
17 Bab 17 - Akhir dari Liburan
18 Bab 18 - Pembersihan
19 Bab 19 - Penemuan
20 Bab 20 - Kembali ke Benteng
21 Bab 21 - Bantuan Tambahan
22 Bab 22 - Lizardmen
23 Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24 Bab 24 - Musuh Abnormal
25 Bab 25 - Tombak dan Perisai
26 Bab 26 - Pertaruhan
27 Bab 27 - Hukuman
28 Bab 28 - Efek Samping
29 Bab 29 - Misi
30 Bab 30 - Hari H
31 Bab 31 - Escort 1
32 Bab 32 - Escort 2
33 Bab 33 - Pesan Misterius
34 Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35 Bab 35 - Phantom
36 Bab 36 - S Rank
37 Bab 37 - Setelah Pendaratan
38 Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39 Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40 Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41 Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42 Bab 42 - Abomination
43 Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44 Bab 44 - Jalan Raya
45 Bab 45 - Hasil Analisa
46 Bab 46 - Penemuan
47 Bab 47 - Sisi Lain
48 Bab 48 - Hari Baru
49 Bab 49 - Kecurigaan
50 Bab 50 - Rebuilding
51 Bab 51 - Serangan tak terduga
52 Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53 Bab 53 - Gerbang
54 Bab 54 - Rencana
55 Bab 55 - Obat
56 Bab 56 - Sisi Lain
57 Bab 57 - Mutasi
58 Bab 58 - Monster
59 Bab 59 - Tragedi
60 Bab 60 - Konfrontasi
61 Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62 Bab 62 - Penyintas
63 Bab 63 - Kenyataan
64 Bab 64 - Tahanan
65 Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66 Bab 66 - Pihak Lain
67 Bab 67 - Hari Libur
68 Bab 68 - Keberangkatan
69 Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70 Bab 70 - Insiden
71 Bab 71 - Terbangun
72 Bab 72 - Pilihan
73 Bab 73 - Dua Sisi Koin
74 Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75 Bab 75 - Pemulihan
76 Bab 76 - Kenyataan Dunia
77 Bab 77 - Siberia
78 Bab 78 - Berita
79 Bab 79 - Operasi
80 Bab 80 - Serangan
81 Bab 81 - Hybrid
82 Bab 82 - Liberator
83 Bab 83 - Pertikaian
84 Bab 84 - Hari Kehancuran
85 Bab 85 - Days 23
86 Bab 86 - Warsaw
87 Bab 87 - Project Liberator
88 Bab 88 - Last Hope
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2
Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3
Bab 3 - Kesalahan
4
Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5
Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6
Bab 6 - Divisi Khusus
7
Bab 7 - Misi Pertama
8
Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9
Bab 9 - Perjalanan Kembali
10
Bab 10 - Keadaan Kritis
11
Bab 11 - Hidup dan Mati
12
Bab 12 - Pilihan
13
Bab 13 - Pertarungan Penentu
14
Bab 14 - Terbangun
15
Bab 15 - Tanda Tanya
16
Bab 16 - Istirahat
17
Bab 17 - Akhir dari Liburan
18
Bab 18 - Pembersihan
19
Bab 19 - Penemuan
20
Bab 20 - Kembali ke Benteng
21
Bab 21 - Bantuan Tambahan
22
Bab 22 - Lizardmen
23
Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24
Bab 24 - Musuh Abnormal
25
Bab 25 - Tombak dan Perisai
26
Bab 26 - Pertaruhan
27
Bab 27 - Hukuman
28
Bab 28 - Efek Samping
29
Bab 29 - Misi
30
Bab 30 - Hari H
31
Bab 31 - Escort 1
32
Bab 32 - Escort 2
33
Bab 33 - Pesan Misterius
34
Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35
Bab 35 - Phantom
36
Bab 36 - S Rank
37
Bab 37 - Setelah Pendaratan
38
Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39
Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40
Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41
Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42
Bab 42 - Abomination
43
Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44
Bab 44 - Jalan Raya
45
Bab 45 - Hasil Analisa
46
Bab 46 - Penemuan
47
Bab 47 - Sisi Lain
48
Bab 48 - Hari Baru
49
Bab 49 - Kecurigaan
50
Bab 50 - Rebuilding
51
Bab 51 - Serangan tak terduga
52
Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53
Bab 53 - Gerbang
54
Bab 54 - Rencana
55
Bab 55 - Obat
56
Bab 56 - Sisi Lain
57
Bab 57 - Mutasi
58
Bab 58 - Monster
59
Bab 59 - Tragedi
60
Bab 60 - Konfrontasi
61
Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62
Bab 62 - Penyintas
63
Bab 63 - Kenyataan
64
Bab 64 - Tahanan
65
Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66
Bab 66 - Pihak Lain
67
Bab 67 - Hari Libur
68
Bab 68 - Keberangkatan
69
Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70
Bab 70 - Insiden
71
Bab 71 - Terbangun
72
Bab 72 - Pilihan
73
Bab 73 - Dua Sisi Koin
74
Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75
Bab 75 - Pemulihan
76
Bab 76 - Kenyataan Dunia
77
Bab 77 - Siberia
78
Bab 78 - Berita
79
Bab 79 - Operasi
80
Bab 80 - Serangan
81
Bab 81 - Hybrid
82
Bab 82 - Liberator
83
Bab 83 - Pertikaian
84
Bab 84 - Hari Kehancuran
85
Bab 85 - Days 23
86
Bab 86 - Warsaw
87
Bab 87 - Project Liberator
88
Bab 88 - Last Hope

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!