'Bluukk! Bluukk!'
Suara gelembung yang timbul dalam tabung berisi cairan hijau ini terdengar memenuhi kepala Axel.
'Aaah, kembali lagi di sini?' Pikir Axel dalam hatinya setelah menyadari dimana Ia berada saat ini. Yaitu dalam salah satu fasilitas kesehatan untuk memulihkan tubuhnya.
Menyadari dimana Ia berada, Axel menganggap bahwa misinya berlangsung dengan sukses.
Axel mulai melihat ke sekeliling tempatnya. Dimana ruangan ini memiliki pencahayaan yang cukup redup dan banyak tabung berisi cairan hijau yang sama memenuhi ruangan ini.
Akan tetapi, pandangannya terhenti pada satu tempat.
Yaitu satu tabung lain yang menyala, dengan manusia yang tertidur di dalamnya.
'Eva? Aaah, benar juga. Tentu saja kau juga di rawat.' Pikir Axel setelah melihat sosok Eva yang masih tertidur dalam tabung berisi cairan kehijauan itu.
Sama seperti dirinya, Eva juga tak mengenakan sehelai pun kain pada tubuhnya. Dengan tujuan untuk mempercepat penyerapan cairan penyembuh ini ke dalam tubuhnya.
Axel segera mengalihkan pandangannya untuk melihat-lihat benda lain yang ada dalam ruangan ini.
Beberapa komputer dengan layar hologram nampak menyala, menampilkan berbagai data kesehatan para pasien yang ada dalam ruangan ini.
Tapi melihat dari jumlah tabung yang ada, Axel mulai bertanya-tanya.
'Apakah fasilitas tabung ini hanya untuk divisi khusus?' Pikir Axel.
Itu karena jumlah total tabung yang ada di dalam ruangan ini hanyalah 20 buah. Jika memperhitungkan pasukan reguler di lantai atas, tabung ini tak mungkin cukup digunakan untuk umum.
Pada saat Axel masih sibuk dalam pikirannya sendiri, pintu ruangan ini terbuka.
Di baliknya, adalah sosok Oracle yang berjalan sendirian dengan sebuah papan klip yang dipenuhi dengan berkas.
"Kau sudah bangun, Axel?" Tanya wanita itu yang masih sibuk membaca berbagai berkas pada papannya.
"Mmhh!" Balas Axel dengan suara yang tak mampu di dengar.
"Ya, aku paham. Tapi tak ku sangka kau bisa membunuh Dread Rider sendirian.... Meskipun cukup disayangkan karena kau menggunakan Flux Booster." Balas Oracle.
"Mmhh?"
"Berdasarkan pengamatan para dokter, beberapa sel tubuhmu mulai mengalami kerusakan akibat Flux yang berlebihan. Singkatnya, umurmu semakin memendek, mungkin berkurang sebanyak 1 bulan." Jelas Oracle.
Mendengar balasan itu, Axel memang sudah menduganya.
Akan tetapi, mau bagaimana lagi?
Apakah Ia harus menyayangi nyawanya dalam kondisi seperti itu dengan tak menggunakan Flux Booster?
Lagipula, apakah dirinya akan selamat dari Dread Rider itu jika tak menggunakannya?
Dengan pemikiran itu, Axel paham bahwa tak ada yang patut disesali mengenai pilihannya untuk menggunakan Flux Booster pada saat itu.
Tak hanya menyelamatkan dirinya sendiri, Axel juga berhasil menyelamatkan Eva. Dan itu sudah cukup baginya.
"Nampaknya kau tak menyesal ya?" Tanya Oracle sambil memperhatikan ekspresi dari wajah Axel.
"Mmhh...."
"Bagus. Lagipula, kami para pembebas hanya bisa bertahan dengan melakukan kegilaan. Aku sendiri telah menggunakan 14 Flux Booster untuk bertahan hidup." Balas Oracle sambil sedikit membuka pakaiannya.
Ia memperlihatkan kulit di bagian lehernya yang berubah warna menjadi hitam keunguan.
"Kau lihat ini? Ini adalah efek samping dari penggunaan Flux Booster itu. Sekalipun kau tak menyesal menggunakannya, bukan berarti kau dapat menggunakannya secara terus menerus." Jelas Oracle sambil mengancingkan seragamnya kembali.
Axel yang melihat perubahan warna kulit ekstrim pada tubuh Oracle hanya bisa terdiam. Dan hal pertama yang ada di pikirannya hanyalah untuk mencari dimana perubahan yang sama pada tubuhnya.
"Gunakan Flux Booster dengan bijak, karena nyawamu adalah bayarannya. Dan juga, kerja yang sangat bagus, Axel. Kau benar-benar berperan sangat luarbiasa dalam misi kali ini.
Seluruh pengungsi yang kau selamatkan telah menantimu di benteng ini. Mereka nampaknya ingin mengucapkan terimakasih padamu. Itu saja yang ingin ku sampaikan. Cepat sembuh agar kau bisa berangkat pada misi berikutnya." Jelas Oracle panjang lebar.
Setelah itu, Ia berjalan ke samping. Kini, memperhatikan kondisi tubuh Eva pada tabung yang ada di sebelahnya sambil membolak-balikkan berbagai berkas pada papan klipnya itu.
Sementara itu, Axel cukup bahagia mendengar bahwa para pengungsi itu berhasil selamat dan sampai di benteng ini.
Kemungkinan, Eva yang membawa dan menjaga mereka sampai di benteng ini saat dirinya pingsan.
'Syukurlah.' Pikir Axel sambil tersenyum tipis.
Pada saat itu, Axel mulai menyadari arti paling penting dalam pekerjaan ini.
Bukan hak istimewa karena menjadi bagian dalam divisi khusus Liberator, bukan juga perlakuan VVIP untuk keluarganya.
Melainkan....
Kemampuan untuk menjaga senyuman orang lain yang tak mampu bertahan tanpa kehadiran para Liberator.
Dan juga....
Kemampuan untuk menyelamatkan hidup mereka.
"Aaah, kau mencari bekas luka mu? Itu ada di sekitar punggungmu." Ucap Oracle secara tiba-tiba kepada Axel yang sama sekali tak ada hubungannya.
Tentu saja, itu karena Axel nampak gelisah dan juga Oracle yang sama sekali tak mampu mendengar apapun yang dikatakan oleh Axel.
......***......
3 Hari kemudian....
Axel telah sepenuhnya pulih. Ia keluar dari tabung itu meninggalkan Eva sendirian di sana. Meski begitu, Eva telah sadarkan diri saat ini.
Setelah mengenakan kembali seragamnya, Axel berpamitan dengan Eva. Ia menempelkan telapak tangan kanannya pada kaca tabung itu.
"Eva, lekas sembuh. Aku akan menunggu mu di luar sana." Ucap Axel kepada wanita berambut perak itu.
"Mmmhh!" Balas Eva dengan kata-kata yang sama sekali tak bisa dipahami.
Sekali pun tak memahami apa yang dikatakannya, setidaknya Axel paham bahwa Eva dalam suasana hati yang cukup senang. Dimana hal itu ditunjukkan oleh senyumannya yang begitu ramah.
'Aah, jadi ini yang didengar oleh Oracle ketika berbicara denganku ya? Pantas saja....' Pikir Axel setelah mendengar balasan yang tak jelas itu.
Setelah perpisahan singkat itu, Axel segera berbalik dan meninggalkan ruang perawatan ini.
......***......
Lantai B19
Ruang rapat utama pasukan divisi khusus Liberator
Axel memasuki ruang rapat yang cukup sepi ini. Di dalamnya, hanya ada beberapa orang saja. Termasuk Leona dan juga Frans yang terlihat masih mengerjakan sesuatu.
Di kejauhan, Oracle juga nampak sedang bekerja menghadap pada komputernya. Beberapa kali, Ia terlihat sedang berbicara dengan orang lain.
"Markas Liberator cabgang Amerika Utara menjawab. Apa yang terjadi?" Tanya Oracle dalam panggilan video itu.
Axel yang tak ingin mengganggu satu orang pun, hanya duduk di sudut ruangan dengan tenang sambil menikmati makanan ringannya.
"Bbzzzttt!!! Cabang Asia Timur menjawab! Kami berhasil mengambil alih Osaka di Jepang. Dan saat ini sedang bersiap untuk mengirimkan pasukan ke tanah utama China.
Cabang Amerika Utara! Apakah kalian memiliki pasukan tambahan untuk misi penaklukan ulang ini?" Tanya seorang Pria tua dengan etnis Jepang itu.
Dari kejauhan, Axel dapat melihat seluruh perbincangan itu dengan jelas. Tanpa mengganggu, Axel hanya terus diam sambil memperhatikan perbincangan itu dengan seksama.
"Cabang Amerika Utara menjawab. Pasukan kami telah ditaklukkan sejak lama oleh para Phantom. Saat ini kami hanya memiliki 15 Liberator dan tak memiliki transportasi udara." Balas Oracle.
Pria tua itu nampak berpikir sejenak mendengar balasan dari Oracle sebelum kembali menjawab.
"Bagaimana dengan pasukan reguler?"
"Hanya 200 prajurit saja." Balas Oracle singkat.
"Hmm.... Nampaknya Amerika Utara dalam situasi yang cukup buruk." Balas Pria tua itu singkat sebelum mematikan suara pada panggilannya tanpa mematikan video.
Ia nampak berdiskusi dengan beberapa petinggi lainnya dengan etnis yang serupa. Setelah beberapa menit, Pria tua itu kembali berbicara.
"Perubahan rencana. Kami akan membantu cabang Amerika Utara untuk memperoleh kembali sebagian wilayah kalian. Termasuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang di sekitar.
Kami akan mengirim 4 pesawat besar untuk membawa 20 Liberator dan 400 prajurit reguler. Tolong bersihkan area bandara di sekitar dari musuh. Apakah kau akan menerimanya?" Tanya Pria tua itu.
Oracle nampak sedikit menundukkan kepalanya sambil membalas.
"Terimakasih banyak atas bantuannya, Jendral Matsumoto. Kami akan menerima tawaran dari cabang Asia Timur."
"Sebagai gantinya, saat selesai, pinjamkan 10 anggota Liberator dari wilayah mu. Kami akan mengambil alih Shanghai setelah itu. Apakah kita bisa sepakat?" Tanya Pria tua itu.
"Tentu saja." Balas Oracle dengan cepat tanpa ada keraguan.
"Bagus. Cabang Asia Timur mengundurkan diri dari panggilan ini."
'Beeep!'
Panggilan video itu pun terputus. Menyisakan hanya layar dengan warna hitam.
Pada saat itu lah, Axel menyadari.
Mungkin....
Umat manusia masih memiliki peluang untuk bangkit kembali dari keterpurukan ini. Dan mungkin, bisa memberikan serangan balasan kepada para monster yang menghancurkan umat manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
John Singgih
akhirnya Axel menyadari betapa berharganya pekerjaan yang dilakoninya
2022-12-16
0
Adryan Eko
cuci mata terus axel.. modus aja mau pamitan ama eva tu.. wkwkwk
yoshh misi baru lagi.. gass kan axel
2022-08-01
2
Abed Nugi
*batuk*
what?
2022-07-17
2