Bab 12 - Pilihan

Axel segera kembali berlari mendekati sosok Wyvern itu. Serangan demi serangan dilancarkan olehnya ke arah tubuh Wyvern itu. Sekalipun, tak banyak luka yang bisa diberikan oleh Axel berkat sisik tebal itu.

Tapi bukan itu tujuan Axel. Ia hanya ingin memancing Wyvern itu untuk kembali menyemburkan api dari mulutnya itu.

Hanya saja....

'Sialan! Sekarang saat aku menantinya, Ia tak menggunakannya?' Keluh Axel dalam hatinya.

Sudah 2 menit lebih dirinya bertarung jarak dekat dengan Wyvern itu. Tapi serangan balasan yang diterima oleh Axel hanyalah ayunan dari cakarnya saja.

Beberapa kali, Axel berpikir untuk menyerang telapak tangan dari Wyvern itu yang juga tak dilindungi oleh sisik yang keras.

Akan tetapi, sedikit saja dirinya terlambat, atau kehilangan tempo gerakan, cakar yang tajam itu benar-benar akan membelah tubuhnya.

Oleh karena itu, Axel mengurungkan niat tersebut dan fokus menanti serangan semburan api yang dapat dihindari dengan lebih mudah itu. Serta memiliki area serang yang lebih mudah dijangkau oleh pedangnya.

Di sisi lain, Axel sesekali memperhatikan sosok Eva yang masih bertarung satu lawan satu dengan Ksatria berzirah hitam itu.

Pertarungan antara keduanya sama sekali tak menunjukkan adanya kemajuan sedikit pun. Eva yang memiliki kemampuan fisik yang sangat besar itu, bahkan setelah memperoleh Flux Booster, masih belum dapat menembus pertahanan dari Ksatria berzirah itu.

Sementara itu, Ksatria berzirah itu juga sama sekali tak mampu untuk memberikan serangan telak ke arah Eva. Ia hanya bisa bertahan sambil menunggu.

Menunggu saat ketika Eva melemah. Dimana saat ini sudah mulai ditunjukkan dengan nafasnya yang mulai terengah-engah.

'Blaaaarrr!!!'

Hantaman dari lengan kanan Wyvern itu mengembalikan pikiran Axel di tempat. Bahwa Ia masih memiliki beban untuk menghentikan Wyvern ini apapun yang terjadi.

Ia menghindarinya dengan mudah, hanya dengan melompat ke belakang.

Akan tetapi....

Pada saat itu lah. Hal yang sedari tadi dinantikan oleh Axel terjadi.

Wyvern itu mulai mengangkat kepalanya. Menghadapkan pandangannya ke langit dan memperlihatkan leher bagian bawahnya yang sama sekali tak dilindungi oleh sisik itu.

Warna kemerahan mulai terlihat mengalir di kulit biru muda pada lehernya itu. Menunjukkan pergerakan dari kemampuan semburan apinya.

Melihat semua itu....

Axel yakin. Bahwa tak ada lagi kesempatan lain selain saat ini.

Pada saat itu juga, Axel membakar banyak energi Flux di dalam tubuhnya. Memperkuat dirinya sebanyak mungkin tanpa melukai dirinya sendiri.

Bahkan dengan seragam militer abu-abunya itu, kini tak lagi mampu menahan kebocoran energi sihir petirnya. Yang saat ini mulai menyelimuti sebagian besar tubuhnya.

Kuda-kudanya telah siap. Kedua tangannya juga menggenggam pedang itu dengan erat. Dan tatapannya, berada tepat pada leher Wyvern itu.

Tanpa ragu, Axel segera melesat ke arah targetnya.

Berbeda dengan sebelumnya, pergerakan Axel kali ini jauh lebih cepat lagi. Bahkan sangat sulit untuk diikuti oleh mata.

Hanya dalam satu hentakan kaki, Axel segera tiba tepat di hadapan leher Wyvern itu.

...'ZRAAAAASSSSHHHH!!!'...

Tebasan Axel mengarah tepat di leher bagian tengah dari Wyvern itu. Bekas tebasan nya bahkan menimbulkan cahaya kebiruan yang indah serta sisa-sisa listrik di sekitarnya.

Sekalipun Axel tak memiliki kekuatan fisik yang besar, sebuah tebasan dengan kecepatan kilat itu mampu memotong leher Wyvern itu. Atau setidaknya, setengah lehernya yang tak terlindungi oleh sisik keras itu.

'Spraaasshhh!!! Swuuuoooshhh!!'

Darah dan juga api mulai keluar dari bekas luka tebasan di leher Wyvern tersebut.

Axel segera melompat mundur sebanyak tiga kali untuk menghindarinya. Dan setelah beberapa detik, seluruh energi petir yang menyelimuti tubuhnya mulai menghilang.

Kini, yang tersisa, adalah pemandangan sosok Wyvern yang masih menggeliat dengan leher yang telah sobek. Menumpahkan lautan darah dan juga kobaran api yang bocor dari dalam tubuhnya.

"Kraaaaaaaak!!!" Teriak Wyvern itu kesakitan. Berusaha untuk terus bergerak dan menyelamatkan dirinya sendiri.

Tapi setelah serangan Axel barusan, hal itu mustahil untuk terjadi. Luka di lehernya terlalu lebar dan mengeluarkan terlalu banyak darah darinya.

Sementara itu, api yang bocor dari serangannya sendiri, membuat tubuh Wyvern itu mulai terbakar. Terluka oleh api miliknya sendiri.

"Kraaaaaaaak!!!"

Teriakan Wyvern yang sangat keras itu memekikkan telinga Axel yang berada tepat di hadapannya.

Axel sendiri, berjalan secara perlahan ke arah Wyvern itu. Bermaksud untuk memberikan serangan penghabisan dan mengakhiri nyawa dari Wyvern itu.

Kini, Ia berdiri tepat di hadapan kepala leher itu. Berdiri di atas lautan darah dan juga kobaran api yang cukup panas. Ia tak bermaksud untuk menunggu lebih lama lagi.

Tanpa sepatah kata pun, Axel segera kembali mengayunkan pedangnya.

'Zraasshh! Sraasssh!'

Sebanyak dua buah tebasan diarahkan tepat ke dada dari Wyvern itu. Membuat pendarahan yang dialaminya menjadi semakin parah.

Dan beberapa saat kemudian, Wyvern itu telah berhenti bergerak.

Menandakan bahwa monster itu telah mati.

Setelah tugasnya selesai, Axel kembali memperhatikan sosok Eva yang nampak mulai begitu kelelahan menghadapi ksatria berzirah itu.

Saat ini, Eva nampak mulai ditekan oleh serangan dari Ksatria itu.

'Tak ada pilihan lain lagi ya?' Pikir Axel dalam hatinya.

Setelah membulatkan tekadnya, Axel segera lari dari medan pertempuran ini. Berlari ke arah tempat persembunyian para pengungsi itu.

Di sisi lain, Eva yang melihat Axel berhasil menjatuhkan Wyvern dalam misi pertamanya itu hanya bisa tersenyum puas.

'Kerja bagus, Axel. Sekarang pergi dan bawa para pengungsi itu kabur dari sini. Sekalipun aku harus mati, setidaknya kau dan para pengungsi itu bisa selamat.' Pikir Eva dalam hatinya.

'Klaaaangg!! Braaakkkk!!'

Saat pikiran Eva sedikit teralihkan itu, ksatria berzirah hitam itu memberikan serangan yang telak. Sebuah serangan yang hampir saja gagal untuk di tangkis oleh Eva dengan pedangnya.

"Kugghh! Keras kepala sekali ya? Baiklah. Aku akan meladenimu sampai mati!" Teriak Eva yang telah mempersiapkan diri untuk mengorbankan nyawanya sendiri.

......***......

'Tap! Tap! Tap!'

Axel berlari secepat mungkin untuk kembali dalam persembunyian para pengungsi itu.

Di dalam salah satu reruntuhan gedung, Axel menemukan mereka. Bersembunyi dengan penuh rasa takut sambil memeluk satu sama lain.

Sementara itu, 4 orang Pria dewasa nampak berjaga di sekitar untuk melindungi para lansia dan anak-anak dari serbuan monster lain yang mungkin muncul.

Melihat kedatangan Axel, wajah semua orang nampak berubah. Senyuman dan perasaan lega nampak menghiasi seluruh wajah mereka.

"Tuan Axel! Kita selamat!"

"Akhirnya kita selamat!"

"Tapi.... Dimana Nona Eva?" Tanya salah seorang pria yang berjaga itu.

Axel hanya memberikan tatapan yang tajam kepada Pria itu. Tanpa membalas satu patah kata pun dari pertanyaannya.

Dengan cepat, tangan kanan Axel melepaskan pengunci dan pengait pada Flux Booster di pinggang kirinya. Memberikan tabung dengan bentuk segienam itu kepada Pria yang berbicara padanya.

"Nama mu.... Anthony bukan? Tugas untuk mu. Suntikkan benda ini ke punggungku." Ucap Axel dengan tegas.

Tatapan matanya begitu tajam dan teguh. Sama sekali tak terdapat keraguan dalam tatapan matanya itu.

"Eh? Apa maksudnya, Tuan Axel?" Tanya Pria bernama Anthony itu.

"Cukup tekan tombol ini saat mengarahkannya kepada mesin di punggungku, lalu tancapkan sesuai lubang yang ada. Cepat, tak ada waktu lagi."

"Dimengerti!" Balas Anthony dengan gugup.

Axel kemudian membalikkan badannya. Memperlihatkan sebuah perangkat mesin dengan bentuk segienam itu di punggungnya.

Sesuai dengan perintah, Anthony menekan salah satu tombol yang membuka penutup kecil di mesin itu. Dan dengan tepat, Anthony pun memasukkannya.

Cairan sebanyak 250 ml Flux itu segera mengalir dalam tubuh Axel.

Rasa sakit yang luarbiasa kembali dirasakannya. Tapi jika dibandingkan pada saat operasi pertama itu, semua ini bukanlah apa-apa. Dan Axel dapat menahannya dengan mudah.

Secara perlahan, pandangannya mulai berubah. Beberapa garis biru nampak muncul di wajahnya, menandakan aliran Flux yang berlebihan mulai memenuhi tubuhnya. Terutama memenuhi bagian kepalanya.

Dan kini, dengan kekuatan tambahan itu....

"Jaga semua orang sementara aku kembali menolong Eva. Tetap bersembunyi, apapun yang terjadi. Mengerti?"

Dengan kalimat itu, Axel pun kembali keluar dari gedung tempat persembunyian para pengungsi itu.

Sekali lagi, berhadapan dengan maut.

Tapi kali ini, atas keinginannya sendiri.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

loh jadinya Axel membangkang perintahnya Eva dong ?

2022-12-16

0

MILLERA

MILLERA

gw heran novel sebagus ini sepi pembaca

2022-09-07

2

Adryan Eko

Adryan Eko

wohooo.. axel kereeennnn..

2022-07-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2 Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3 Bab 3 - Kesalahan
4 Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5 Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6 Bab 6 - Divisi Khusus
7 Bab 7 - Misi Pertama
8 Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9 Bab 9 - Perjalanan Kembali
10 Bab 10 - Keadaan Kritis
11 Bab 11 - Hidup dan Mati
12 Bab 12 - Pilihan
13 Bab 13 - Pertarungan Penentu
14 Bab 14 - Terbangun
15 Bab 15 - Tanda Tanya
16 Bab 16 - Istirahat
17 Bab 17 - Akhir dari Liburan
18 Bab 18 - Pembersihan
19 Bab 19 - Penemuan
20 Bab 20 - Kembali ke Benteng
21 Bab 21 - Bantuan Tambahan
22 Bab 22 - Lizardmen
23 Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24 Bab 24 - Musuh Abnormal
25 Bab 25 - Tombak dan Perisai
26 Bab 26 - Pertaruhan
27 Bab 27 - Hukuman
28 Bab 28 - Efek Samping
29 Bab 29 - Misi
30 Bab 30 - Hari H
31 Bab 31 - Escort 1
32 Bab 32 - Escort 2
33 Bab 33 - Pesan Misterius
34 Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35 Bab 35 - Phantom
36 Bab 36 - S Rank
37 Bab 37 - Setelah Pendaratan
38 Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39 Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40 Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41 Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42 Bab 42 - Abomination
43 Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44 Bab 44 - Jalan Raya
45 Bab 45 - Hasil Analisa
46 Bab 46 - Penemuan
47 Bab 47 - Sisi Lain
48 Bab 48 - Hari Baru
49 Bab 49 - Kecurigaan
50 Bab 50 - Rebuilding
51 Bab 51 - Serangan tak terduga
52 Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53 Bab 53 - Gerbang
54 Bab 54 - Rencana
55 Bab 55 - Obat
56 Bab 56 - Sisi Lain
57 Bab 57 - Mutasi
58 Bab 58 - Monster
59 Bab 59 - Tragedi
60 Bab 60 - Konfrontasi
61 Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62 Bab 62 - Penyintas
63 Bab 63 - Kenyataan
64 Bab 64 - Tahanan
65 Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66 Bab 66 - Pihak Lain
67 Bab 67 - Hari Libur
68 Bab 68 - Keberangkatan
69 Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70 Bab 70 - Insiden
71 Bab 71 - Terbangun
72 Bab 72 - Pilihan
73 Bab 73 - Dua Sisi Koin
74 Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75 Bab 75 - Pemulihan
76 Bab 76 - Kenyataan Dunia
77 Bab 77 - Siberia
78 Bab 78 - Berita
79 Bab 79 - Operasi
80 Bab 80 - Serangan
81 Bab 81 - Hybrid
82 Bab 82 - Liberator
83 Bab 83 - Pertikaian
84 Bab 84 - Hari Kehancuran
85 Bab 85 - Days 23
86 Bab 86 - Warsaw
87 Bab 87 - Project Liberator
88 Bab 88 - Last Hope
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2
Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3
Bab 3 - Kesalahan
4
Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5
Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6
Bab 6 - Divisi Khusus
7
Bab 7 - Misi Pertama
8
Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9
Bab 9 - Perjalanan Kembali
10
Bab 10 - Keadaan Kritis
11
Bab 11 - Hidup dan Mati
12
Bab 12 - Pilihan
13
Bab 13 - Pertarungan Penentu
14
Bab 14 - Terbangun
15
Bab 15 - Tanda Tanya
16
Bab 16 - Istirahat
17
Bab 17 - Akhir dari Liburan
18
Bab 18 - Pembersihan
19
Bab 19 - Penemuan
20
Bab 20 - Kembali ke Benteng
21
Bab 21 - Bantuan Tambahan
22
Bab 22 - Lizardmen
23
Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24
Bab 24 - Musuh Abnormal
25
Bab 25 - Tombak dan Perisai
26
Bab 26 - Pertaruhan
27
Bab 27 - Hukuman
28
Bab 28 - Efek Samping
29
Bab 29 - Misi
30
Bab 30 - Hari H
31
Bab 31 - Escort 1
32
Bab 32 - Escort 2
33
Bab 33 - Pesan Misterius
34
Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35
Bab 35 - Phantom
36
Bab 36 - S Rank
37
Bab 37 - Setelah Pendaratan
38
Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39
Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40
Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41
Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42
Bab 42 - Abomination
43
Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44
Bab 44 - Jalan Raya
45
Bab 45 - Hasil Analisa
46
Bab 46 - Penemuan
47
Bab 47 - Sisi Lain
48
Bab 48 - Hari Baru
49
Bab 49 - Kecurigaan
50
Bab 50 - Rebuilding
51
Bab 51 - Serangan tak terduga
52
Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53
Bab 53 - Gerbang
54
Bab 54 - Rencana
55
Bab 55 - Obat
56
Bab 56 - Sisi Lain
57
Bab 57 - Mutasi
58
Bab 58 - Monster
59
Bab 59 - Tragedi
60
Bab 60 - Konfrontasi
61
Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62
Bab 62 - Penyintas
63
Bab 63 - Kenyataan
64
Bab 64 - Tahanan
65
Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66
Bab 66 - Pihak Lain
67
Bab 67 - Hari Libur
68
Bab 68 - Keberangkatan
69
Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70
Bab 70 - Insiden
71
Bab 71 - Terbangun
72
Bab 72 - Pilihan
73
Bab 73 - Dua Sisi Koin
74
Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75
Bab 75 - Pemulihan
76
Bab 76 - Kenyataan Dunia
77
Bab 77 - Siberia
78
Bab 78 - Berita
79
Bab 79 - Operasi
80
Bab 80 - Serangan
81
Bab 81 - Hybrid
82
Bab 82 - Liberator
83
Bab 83 - Pertikaian
84
Bab 84 - Hari Kehancuran
85
Bab 85 - Days 23
86
Bab 86 - Warsaw
87
Bab 87 - Project Liberator
88
Bab 88 - Last Hope

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!