Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil

Mendengar balasan dari Eva yang sedikit menusuk hatinya, Axel menyegerakan dirinya untuk bergerak.

Ia mengaktifkan sihir elemen petirnya dan membuat gerakannya jauh lebih cepat. Tanpa jeda, Axel segera berlari menuruni bangunan ini untuk pergi ke arah ruang di stasiun radio itu.

Sementara itu, Eva mengangkat pedang besarnya. Cahaya kebiruan yang indah mulai mengalir di beberapa bagian dari pedang besar itu.

"Sekarang, saatnya pembantaian." Ucap Eva samb tersenyum lebar.

'Blaaarrr!!!'

Hentakan kakinya pada saat melompat cukup kuat hingga meretakkan sebagian dari bangunan itu.

Melihat sosoknya, Axel hanya bisa menganga.

'Yang benar saja?! Setidaknya itu setinggi 60 meter lebih bukan?!' Teriak Axel dalam hatinya setelah melihat Eva melompat dari puncak bangunan sebelumnya.

Tak hanya tinggi, lompatan Eva juga cukup jauh untuk sampai tepat di kerumunan para monster dengan sebutan Orc itu.

Eva memperkuat pegangan kedua tangannya pada pedang besarnya itu. Bersiap untuk mengayunkannya ke tanah.

'Zraaasshhh!! Blaaarr!!!'

Tebasan dari pedang besarnya itu membelah beton dengan mudah. Termasuk beberapa Orc yang ada di hadapannya.

Axel yang melihatnya dari kejauhan sangat terpukau atas kekuatannya. Sudah sangat jelas bahwa Eva berada di tingkat yang jauh berbeda darinya.

Berada di tengah pertempuran bersama Eva?

Mungkin hanya akan membuat Axel tertebas pedangnya tanpa sengaja.

Setelah memahami bahwa Eva sama sekali tak membutuhkan bantuan, Axel pun mempercepat langkah kakinya menuju ke ruangan stasiun radio itu.

'Zaaappp!!!'

Axel berlari dengan cepat. Dan saat sudah dekat, Ia melompat hingga tiba di bagian samping jendela itu, memecahkannya untuk masuk ke dalam. Tepatnya, berada di lantai 2.

Orang-orang yang melihat kemunculan dari Axel sedikit terkejut. Tapi dengan segera mulai tenang karena mereka tahu bala bantuan telah tiba.

"Kami dari benteng Liberator, bermaksud untuk menyelamatkan kalian. Apakah ada orang lain yang belum berkumpul di sini?" Tanya Axel dengan tegas.

Salah seorang pria tua dari kerumunan sekitar 10 orang itu membalas pertanyaan Axel.

"Di bawah, seorang anak kecil masih terjebak diantara kerumunan monster. Kami tak berani mendekatinya." Balas Pria tua itu.

"Ku mohon! Selamatkan anakku!" Teriak seorang wanita dengan wajah yang penuh air mata itu.

"Dimengerti. Tetap diam di sini, aku akan segera kembali." Balas Axel sambil menarik pedang pendek itu dari punggungnya.

Ia berjalan secara perlahan menuruni lantai dua dari tempat ini.

Barikade yang disusun dari meja dan kursi itu nampak menghalangi jalan masuk ke lantai dua ini. Dimana orang-orang membuatnya untuk mencegah monster itu naik ke lantai dua.

Axel pun menyingkirkan semuanya dengan bantuan kekuatannya.

Tak seperti sebelumnya dimana kilatan petirnya bergerak kesana kemari di sekeliling tubuhnya, seragam militer ini menahan efek yang dapat membahayakan lingkungan sekitarnya itu.

Menahan aliran petir dari tubuh Axel, tapi tetap memberikannya keuntungan dari sihirnya.

Setibanya di tangga lantai satu, Axel melihat kerumunan monster berkulit hijau. Jumlah mereka mencapai puluhan.

Sedangkan gadis kecil itu?

Axel sama sekali tak bisa melihatnya. Begitu pula para monster yang nampak sedang sibuk mencari mereka.

'Pantas saja tak ada yang berani turun. Jika itu adalah diriku yang dulu, aku juga pasti akan kabur.' Pikir Axel dalam hatinya melihat betapa banyaknya monster di tempat ini.

Tangan kanannya menggenggam pedangnya dengan erat. Cahaya biru yang indah menyinari bagian atas bilah pedangnya.

Dengan tenang, Axel mencoba untuk bertarung secara terbuka pertama kalinya.

'Tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Bukankah mereka bilang kekuatanku meningkat setidaknya 10 kali?'

Axel terus berusaha menenangkan pikirannya. Mengatakan bahwa dirinya tak gugup dalam situasi ini adalah sebuah kebohongan besar.

Tentu saja Ia gugup.

Ia selalu kabur dalam situasi seperti ini.

Tapi kini, Ia memiliki sebuah tanggungjawab baru. Atau setidaknya....

Axel tak ingin gadis kecil itu mati, terbunuh secara kejam oleh para monster ini.

Tanpa sepatah kata pun, Axel segera melesat. Mengayunkan pedangnya ke arah kepala monster berkulit hijau itu.

Dalam sekejap....

'Sraaasshhh!! Bruukk!'

"Eh?"

Menyadari betapa mudahnya dirinya memenggal kepala monster itu dengan pedangnya, Axel justru sangat terkejut.

Sebelumnya, Ia butuh beberapa kali serangan untuk membunuh monster ini. Tapi sekarang?

'Pedang ini.... Benar-benar sangat tajam?' Tanya Axel dalam dirinya sendiri sambil memandangi pedangnya itu.

Berkat serangannya, kawanan monster itu mulai menyadari keberadaan Axel. Dan dengan cepat, semuanya segera berlari mengejarnya dengan senjata mereka masing-masing.

Beberapa diantaranya nampak membawa pisau, beberapa yang lain nampak membawa kapak dan perisai.

Nampaknya, monster berkulit hijau ini termasuk dalam golongan yang terlemah dari pasukan monster yang menyerbu dunia ini.

'Klaaangg!'

Axel dengan cepat menangkis tebasan kapak salah satu monster itu.

Tak bisa dipungkiri, kecepatan gerakan, refleks, dan kelincahannya benar-benar meningkat dengan sangat drastis. Bahkan setelah menangkis serangan itu, Axel dapat dengan mudah menyerang balik dengan memberikan tendangan memutar.

'Braaakk!'

Segera setelah itu, Axel menambahkannya dengan tebasan pedangnya. Memotong sebagian tubuh para monster berkulit hijau itu dengan mudah.

'Zraaassh! Zraaashh!'

Tangan kiri Axel menarik sebuah pisau yang diletakkan di sekitar pinggangnya. Lalu melemparnya dengan cepat ke arah monster yang membawa busur dan panah itu.

'Swuushh! Jleebb!!'

Pisau itu menancap tepat di wajah monster itu. Membunuhnya seketika.

'Luarbiasa. Jadi seperti ini kekuatan baru ku?' Tanya Axel dalam hatinya sambil terus bertarung.

Kini, puluhan monster sekaligus sama sekali bukan lah masalah baginya. Dan dalam 1 menit, semuanya telah dibantai hingga habis.

Axel bahkan sama sekali tak kelelahan dengan banyak gerakan cepat itu selama pertarungan ini.

Sekarang, setelah semua monster itu dibereskan....

"Halo? Orang-orang di atas mengatakan kau ada di sini gadis kecil! Aku ingin menyelamatkanmu! Ibumu mencari mu!" Teriak Axel sambil meletakkan kembali pedangnya di punggungnya.

Setelah teriakan itu, Axel mendengar suara benturan yang ringan di sudut ruangan ini.

'Bruk! Bruk!'

Suara itu berasal dari lemari besi yang ada di sudut ruangan. Secara perlahan, Axel mendekat ke arah lemari besi itu.

"Ada orang di dalam?" Tanya Axel.

'Kreek....'

Secara perlahan, pintu lemari besi itu terbuka. Memperlihatkan sosok seorang gadis kecil, mungkin masih berumur 7 tahun yang sedang memeluk boneka beruangnya.

"Kakak akan menolongku?" Tanya gadis kecil itu.

Seketika, Axel teringat atas adiknya. Ia hanya bisa bersyukur karena adiknya kini telah berada di dalam benteng yang aman.

Tapi bagaimana jika tidak?

Bagaimana jika Axel sendiri tak memiliki kekuatan untuk menjaga dan melindungi adiknya?

Mengesampingkan pikiran negatifnya, Axel segera berlutut dan mengulurkan kedua tangannya sambil tersenyum.

"Tenang saja. Kakak akan membawamu kembali ke ibumu." Balas Axel.

Secara perlahan, wajah gadis itu mulai memerah. Matanya mulai berkaca-kaca. Dan akhirnya, Ia menangis tak karuan.

"Huaaaaa!!! Ibu!!! Aku takut!!!" Teriak gadis itu sambil menangis tersedu-sedu. Ia secara perlahan berjalan ke arah Axel, dimana Axel segera memeluk dan menggendongnya.

Saat menggendongnya, Axel merasa bahwa gadis itu begitu ringan. Terlebih lagi, setelah Axel memperhatikannya lebih lanjut, gadis itu benar-benar kurus.

'Aku paham. Pasti sulit mencari makanan bukan? Terlebih lagi, dalam keadaan yang berbahaya seperti ini.' Pikir Axel dalam hatinya.

Axel menggendongnya dan membawanya kembali ke lantai atas.

"Yaa... yaa.... Tenangkan dirimu. Ibumu masih menunggumu di atas." Ucap Axel sambil membelai punggung gadis kecil yang terus menangis itu.

Setibanya di lantai dua, Axel menyerahkan gadis itu kepada ibunya.

"Terimakasih banyak! Terimakasih banyak! Aku akan selamanya berhutang budi padamu!" Teriak wanita itu sambil menangis dengan penuh perasaan bahagia.

Mendengar ucapan terimakasih itu, Axel kembali teringat atas pertanyaan adiknya beberapa waktu yang lalu.

'Kenapa aku tak menolongnya ya? Maaf....' Pikir Axel dalam hatinya.

Ia teringat atas wanita dengan pakaian merah yang dijumpainya saat mencari makanan dulu. Dimana Axel hanya terdiam, membiarkannya dibunuh oleh para monster itu.

Apakah karena dirinya tak memiliki kekuatan?

Atau karena tak memiliki keberanian?

Jika pada saat itu, Ia memiliki kekuatan sebesar ini, apakah dirinya akan menolongnya?

Axel segera menghiraukan berbagai pemikiran negatif itu dan kembali kepada tugasnya.

"Aku tahu kami telah tiba untuk menolong kalian. Tapi permasalahan terbesar saat ini belum terselesaikan.

Yaitu mengawal kalian sejauh 150km ke arah benteng Liberator. Dimana perjalanan itu mungkin.... Akan memakan waktu selama beberapa hari dengan berjalan." Jelas Axel.

Mendengar hal itu, wajah semua orang di tempat ini mulai mengeras.

Tentu saja. Mereka semua menyadarinya.

Bahwa hal paling sulit dalam misi ini, adalah mengawal mereka ke dalam benteng sejauh 150km lebih dan melindungi mereka dari serangan para monster.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

misi pertama sulit berikutnya misinya mempertaruhkan nyawa

2022-12-16

0

Adryan Eko

Adryan Eko

naiss.. nunggu perkembangan axel ke tingkat lebih tinggi.. semangat axel

2022-07-28

2

Abed Nugi

Abed Nugi

fast character development, tapi gua suka actionnya jujur aja gak begitu berat atau complicated.

2022-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2 Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3 Bab 3 - Kesalahan
4 Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5 Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6 Bab 6 - Divisi Khusus
7 Bab 7 - Misi Pertama
8 Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9 Bab 9 - Perjalanan Kembali
10 Bab 10 - Keadaan Kritis
11 Bab 11 - Hidup dan Mati
12 Bab 12 - Pilihan
13 Bab 13 - Pertarungan Penentu
14 Bab 14 - Terbangun
15 Bab 15 - Tanda Tanya
16 Bab 16 - Istirahat
17 Bab 17 - Akhir dari Liburan
18 Bab 18 - Pembersihan
19 Bab 19 - Penemuan
20 Bab 20 - Kembali ke Benteng
21 Bab 21 - Bantuan Tambahan
22 Bab 22 - Lizardmen
23 Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24 Bab 24 - Musuh Abnormal
25 Bab 25 - Tombak dan Perisai
26 Bab 26 - Pertaruhan
27 Bab 27 - Hukuman
28 Bab 28 - Efek Samping
29 Bab 29 - Misi
30 Bab 30 - Hari H
31 Bab 31 - Escort 1
32 Bab 32 - Escort 2
33 Bab 33 - Pesan Misterius
34 Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35 Bab 35 - Phantom
36 Bab 36 - S Rank
37 Bab 37 - Setelah Pendaratan
38 Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39 Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40 Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41 Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42 Bab 42 - Abomination
43 Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44 Bab 44 - Jalan Raya
45 Bab 45 - Hasil Analisa
46 Bab 46 - Penemuan
47 Bab 47 - Sisi Lain
48 Bab 48 - Hari Baru
49 Bab 49 - Kecurigaan
50 Bab 50 - Rebuilding
51 Bab 51 - Serangan tak terduga
52 Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53 Bab 53 - Gerbang
54 Bab 54 - Rencana
55 Bab 55 - Obat
56 Bab 56 - Sisi Lain
57 Bab 57 - Mutasi
58 Bab 58 - Monster
59 Bab 59 - Tragedi
60 Bab 60 - Konfrontasi
61 Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62 Bab 62 - Penyintas
63 Bab 63 - Kenyataan
64 Bab 64 - Tahanan
65 Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66 Bab 66 - Pihak Lain
67 Bab 67 - Hari Libur
68 Bab 68 - Keberangkatan
69 Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70 Bab 70 - Insiden
71 Bab 71 - Terbangun
72 Bab 72 - Pilihan
73 Bab 73 - Dua Sisi Koin
74 Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75 Bab 75 - Pemulihan
76 Bab 76 - Kenyataan Dunia
77 Bab 77 - Siberia
78 Bab 78 - Berita
79 Bab 79 - Operasi
80 Bab 80 - Serangan
81 Bab 81 - Hybrid
82 Bab 82 - Liberator
83 Bab 83 - Pertikaian
84 Bab 84 - Hari Kehancuran
85 Bab 85 - Days 23
86 Bab 86 - Warsaw
87 Bab 87 - Project Liberator
88 Bab 88 - Last Hope
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2
Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3
Bab 3 - Kesalahan
4
Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5
Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6
Bab 6 - Divisi Khusus
7
Bab 7 - Misi Pertama
8
Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9
Bab 9 - Perjalanan Kembali
10
Bab 10 - Keadaan Kritis
11
Bab 11 - Hidup dan Mati
12
Bab 12 - Pilihan
13
Bab 13 - Pertarungan Penentu
14
Bab 14 - Terbangun
15
Bab 15 - Tanda Tanya
16
Bab 16 - Istirahat
17
Bab 17 - Akhir dari Liburan
18
Bab 18 - Pembersihan
19
Bab 19 - Penemuan
20
Bab 20 - Kembali ke Benteng
21
Bab 21 - Bantuan Tambahan
22
Bab 22 - Lizardmen
23
Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24
Bab 24 - Musuh Abnormal
25
Bab 25 - Tombak dan Perisai
26
Bab 26 - Pertaruhan
27
Bab 27 - Hukuman
28
Bab 28 - Efek Samping
29
Bab 29 - Misi
30
Bab 30 - Hari H
31
Bab 31 - Escort 1
32
Bab 32 - Escort 2
33
Bab 33 - Pesan Misterius
34
Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35
Bab 35 - Phantom
36
Bab 36 - S Rank
37
Bab 37 - Setelah Pendaratan
38
Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39
Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40
Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41
Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42
Bab 42 - Abomination
43
Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44
Bab 44 - Jalan Raya
45
Bab 45 - Hasil Analisa
46
Bab 46 - Penemuan
47
Bab 47 - Sisi Lain
48
Bab 48 - Hari Baru
49
Bab 49 - Kecurigaan
50
Bab 50 - Rebuilding
51
Bab 51 - Serangan tak terduga
52
Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53
Bab 53 - Gerbang
54
Bab 54 - Rencana
55
Bab 55 - Obat
56
Bab 56 - Sisi Lain
57
Bab 57 - Mutasi
58
Bab 58 - Monster
59
Bab 59 - Tragedi
60
Bab 60 - Konfrontasi
61
Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62
Bab 62 - Penyintas
63
Bab 63 - Kenyataan
64
Bab 64 - Tahanan
65
Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66
Bab 66 - Pihak Lain
67
Bab 67 - Hari Libur
68
Bab 68 - Keberangkatan
69
Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70
Bab 70 - Insiden
71
Bab 71 - Terbangun
72
Bab 72 - Pilihan
73
Bab 73 - Dua Sisi Koin
74
Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75
Bab 75 - Pemulihan
76
Bab 76 - Kenyataan Dunia
77
Bab 77 - Siberia
78
Bab 78 - Berita
79
Bab 79 - Operasi
80
Bab 80 - Serangan
81
Bab 81 - Hybrid
82
Bab 82 - Liberator
83
Bab 83 - Pertikaian
84
Bab 84 - Hari Kehancuran
85
Bab 85 - Days 23
86
Bab 86 - Warsaw
87
Bab 87 - Project Liberator
88
Bab 88 - Last Hope

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!