Bab 4 - Liberator, Bagian Atas

Kegelapan secara perlahan memudar. Tergantikan oleh terangnya cahaya lampu di tempat Axel terbaring.

"Uuh.... Tunggu dulu, lampu?" Tanya Axel kebingungan.

Di tengah dunia yang telah hancur ini, listrik tak lagi dapat diakses. Bahkan jauh lebih berharga daripada emas.

Tapi apa yang di lihatnya saat ini? Lampu yang sangat terang? Apakah Ia telah mati?

"Baru tersadar, dan itu kalimat pertama mu?" Tanya salah seorang dokter yang mengenakan seragam kehijauan dan juga masker itu.

Axel tak tahu apakah dokter itu mengejeknya atau tidak, tapi didengar dari nadanya, Ia terlihat tak sedang marah. Justru nampak ingin tertawa.

"Maaf. Tapi dimana aku?" Tanya Axel.

Dokter itu hanya diam dan melihat ke sekelilingnya.

Axel pun mengikuti pandangan dokter itu. Dan apa yang dilihatnya, adalah pemandangan puluhan ranjang medis dan dokter lain yang sedang mengobati pasien lainnya.

"Aarrgghh! Sakit sekali! Tanganku! Tanganku!" Teriak seorang Pria di kejauhan.

"Kumohon! Katakan bahwa saudaraku masih hidup! Katakan!" Teriak seorang Pria yang menarik seragam dokter itu.

"Kenapa.... Kenapa kau telah meninggalkanku lebih dulu, aaarrghh!!!" Teriak seorang wanita tua yang menangisi jasad anaknya.

Suasana mengerikan di tempat ini mulai memasuki pikiran Axel. Tapi Ia sama sekali tak masalah dengan hal ini.

Baginya, dunia luar jauh lebih kejam daripada tempat ini.

"Jadi.... Apakah adikku baik-baik saja?" Tanya Axel.

"Ya, dia baik-baik saja. Saat ini sedang beristirahat di kamarnya." Balas dokter itu sambil terus memeriksa kondisi Axel melalui layar monitor di samping ranjangnya.

"Lalu, bagaimana denganku?" Tanya Axel sekali lagi.

Dokter itu nampak menatap kedua mata Axel secara perlahan sebel membalasnya.

"Singkatnya, kau baik-baik saja. Tapi buruknya, kau memiliki bekas luka yang cukup buruk di lengan kananmu. Tapi itu hanyalah bekas. Tak ada masalah lainnya." Jelas dokter itu.

Axel menyingkapkan pakaian di lengan kanannya untuk melihat bekas lukanya.

Bekas luka yang ada di lengan kanannya menyerupai bentuk akar tanaman yang cukup panjang dengan warna merah. Mulai dari telapak tangannya hingga mencapai pundaknya.

"Hah. Ku pikir apa. Ini sama sekali bukan masalah. Jadi, kapan aku bisa meninggalkan ranjang perawatan ini?" Tanya Axel dengan wajah yang cukup tegang.

Ia masih belum bisa mempercayai apakah adiknya benar-benar baik-baik saja sebelum melihatnya secara langsung.

"Besok. Untuk saat ini, beristirahat lah." Balas dokter itu.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan seragam militer berwarna abu-abu memasuki barak rumah sakit ini. Ia adalah wanita yang sama yang menyelamatkan Axel dari bahaya sebelumnya.

"Jika dia sudah baik-baik saja, biarkan saja untuk pergi. Lagipula, masih banyak pasien lain yang membutuhkan perawatan." Ucap wanita berambut perak itu.

Sebuah pedang besar berada di punggungnya. Mengait pada sebuah mesin yang seakan menempel di tubuhnya itu.

"Baiklah." Balas Dokter itu sambil mulai melepas semua peralatan medis di tubuh Axel.

Axel sendiri hanya memandang sosok wanita itu sambil mengingat-ingat kembali bayangan yang dilihatnya sebelum kehilangan kesadarannya.

"Perkenalkan, namaku Eva. Salah seorang prajurit Liberator." Ucap wanita itu sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Axel.

"Axel." Balasnya singkat sambil menjabat tangan kanan wanita itu.

"Ikut denganku."

Axel hanya mampu menuruti permintaan wanita itu. Lagipula, tak ada hal lain lagi yang bisa dilakukannya di tempat asing ini.

Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian penduduk sipil yang berwarna putih dengan alur hitam, Axel pun berjalan di samping kiri Eva.

Eva memberikan tur singkat mengenai tempat ini. Menjelaskan garis besar yang perlu diketahui.

Di balik barak rumah sakit itu, Axel dapat melihat sebuah ruangan yang cukup luas. Bahkan seluas lapangan sepakbola dengan besi, atau mungkin baja sebagai material utama bangunan ini. Termasuk atapnya.

Cahaya lampu yang cukup terang menerangi keseluruhan tempat ini.

Orang dengan seragam yang berbeda nampak berjalan kesana kemari, seakan sibuk mengerjakan sesuatu.

Beberapa bangunan dari baja nampak berfungsi sebagai toko maupun tempat kerja. Dengan dua bangunan besar yang tak lain merupakan apartemen tempat mereka tinggal.

"Selamat datang di pangkalan utama Libera cabang Amerika Utara. Di sini, kami berusaha sebaik mungkin untuk mengumpulkan manusia yang tersisa dan melindungi mereka di balik dinding yang tebal itu." Jelas Eva sambil menunjuk ke dinding raksasa di kejauhan.

Axel nampak terkagum-kagum atas pemandangan kota ini. Tapi.... Apakah ini benar-benar kota? Lagipula, Ia sama sekali tak melihat adanya langit.

"Libera.... Apakah ini di bawah tanah?" Tanya Axel.

"Benar sekali." Balas Eva sambil tersenyum lebar.

Keduanya melanjutkan tur singkatnya. Dengan Eva yang terus menjelaskan mengenai tempat ini.

"Seperti yang kau lihat, orang berseragam putih sepertimu adalah penduduk sipil. Mereka dibebani pekerjaan dasar seperti bersih-bersih, sektor pelayanan, dan lain sebagainya." Jelas Eva sambil menunjuk ke kerumunan orang yang ada di kejauhan.

Axel mendengarkannya sambil menganggukkan kepalanya.

"Kemudian mereka yang mengenakan seragam biru adalah pegawai di bidang energi. Hanya segelintir orang yang bisa dipercaya untuk pekerjaan itu, karena kau tahu.... Energi sangatlah penting di sini. Termasuk listrik." Jelas Eva.

"Sumber energinya?" Tanya Axel penasaran.

"Flux. Tak ada energi yang jauh lebih efisien dari itu di alam semesta ini."

Flux. Sebuah energi misterius yang ditemukan berada di dimensi yang berbeda. Atau lebih tepatnya, energi yang terbentuk karena pengeboran dimensi yang berbeda.

Sangat bersih. Tak ada bahaya sedikit pun. Dan juga sangat efisien.

1 gram dari Flux dalam bentuk cair dapat digunakan untuk menyuplai kebutuhan energi sebuah kota selama 1 bulan.

Dan pada masa kejayaannya, umat manusia berhasil mengebor dan mengambil ribuan ton Flux setiap harinya. Dengan kata lain, energi umat manusia sudah menjadi tak terbatas pada saat itu.

"Jadi begitu. Lalu mereka?" Tanya Axel sambil menunjuk ke sekelompok orang dengan seragam berwarna kehijauan.

"Mereka adalah petani. Mengembangkan berbagai tanaman melalui teknologi hidroponik. Pekerjaan yang sangat penting untuk memenuhi seluruh kebutuhan makanan penduduk di benteng ini." Balas Eva.

Eva secara perlahan menuntun Axel ke dalam sebuah bangunan yang berada tepat di pusat kota bawah tanah ini.

Sebuah bangunan yang besar dengan lambang tombak dan juga rantai yang patah itu.

"Terakhir dalam tur singkat ini. Selamat datang di pusat dari semua aktivitas di benteng ini. Markas utama pasukan Liberator." Jelas Eva.

Di dalam bangunan ini, terdapat dua jenis seragam. Yang pertama adalah seragam militer berwarna abu-abu sama seperti yang dikenakan oleh Eva.

Kemudian yang kedua, adalah mereka yang mengenakan seragam berwarna kehitaman. Dimana mereka mendominasi warna di markas militer ini.

"Yang berseragam hitam, adalah militer bagian logistik. Sedangkan yang berseragam abu adalah...."

"Petarung. Ya, aku mengingatmu. Kau yang membelah monster berzirah hitam itu kan?" Tanya Axel tepat setelah memahami semuanya.

Senyuman tipis terlihat di wajah Eva.

"Aaah, jadi kau masih ingat?"

"Aku paham apa maumu. Merekrutku dalam pasukan bukan? Maaf saja, tapi aku cukup lemah. Jadi aku akan bergabung di pihak pegawai sipil atau...."

Sebelum Axel sempat menyelesaikan perkataannya, Eva segera memotongnya.

"Tidak. Kau sama sekali tak lemah." Ucap Eva.

"Hah? Apa maksudmu?"

Axel yang mendengarnya pun kebingungan. Selama ini, Ia selalu bisa bertahan hidup dengan kritis karena kemampuannya yang tak begitu kuat.

Dirinya hanya cepat. Itu saja.

Ketika dihadapkan dengan musuh besar seperti sebelumnya, satu-satunya pilihan bagi Axel hanyalah untuk kabur. Tak seperti sosok wanita di sebelahnya ini.

Tapi mengatakan bahwa dirinya sebenarnya tak lemah?

"Ikut denganku." Ucap Eva sambil menuntun Axel memasuki sebuah elevator.

Axel hanya terdiam. Merasa penasaran atas kebenaran dari semua ini.

Sementara itu, Eva nampak menggesekkan kartu identitasnya sebelum menekan tombol lantai paling bawah di bangunan militer ini. 20 lantai dibawah tanah tempat mereka berdiri sebelumnya.

"Kemana kita?" Tanya Axel kebingungan.

"Wajah sebenarnya dari energi Flux."

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

tur singkat sekaligus panggilan untuk bergabung untuk MC kita

2022-12-15

0

Adryan Eko

Adryan Eko

good.. nice chapter

2022-07-27

1

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟

2022-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2 Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3 Bab 3 - Kesalahan
4 Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5 Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6 Bab 6 - Divisi Khusus
7 Bab 7 - Misi Pertama
8 Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9 Bab 9 - Perjalanan Kembali
10 Bab 10 - Keadaan Kritis
11 Bab 11 - Hidup dan Mati
12 Bab 12 - Pilihan
13 Bab 13 - Pertarungan Penentu
14 Bab 14 - Terbangun
15 Bab 15 - Tanda Tanya
16 Bab 16 - Istirahat
17 Bab 17 - Akhir dari Liburan
18 Bab 18 - Pembersihan
19 Bab 19 - Penemuan
20 Bab 20 - Kembali ke Benteng
21 Bab 21 - Bantuan Tambahan
22 Bab 22 - Lizardmen
23 Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24 Bab 24 - Musuh Abnormal
25 Bab 25 - Tombak dan Perisai
26 Bab 26 - Pertaruhan
27 Bab 27 - Hukuman
28 Bab 28 - Efek Samping
29 Bab 29 - Misi
30 Bab 30 - Hari H
31 Bab 31 - Escort 1
32 Bab 32 - Escort 2
33 Bab 33 - Pesan Misterius
34 Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35 Bab 35 - Phantom
36 Bab 36 - S Rank
37 Bab 37 - Setelah Pendaratan
38 Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39 Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40 Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41 Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42 Bab 42 - Abomination
43 Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44 Bab 44 - Jalan Raya
45 Bab 45 - Hasil Analisa
46 Bab 46 - Penemuan
47 Bab 47 - Sisi Lain
48 Bab 48 - Hari Baru
49 Bab 49 - Kecurigaan
50 Bab 50 - Rebuilding
51 Bab 51 - Serangan tak terduga
52 Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53 Bab 53 - Gerbang
54 Bab 54 - Rencana
55 Bab 55 - Obat
56 Bab 56 - Sisi Lain
57 Bab 57 - Mutasi
58 Bab 58 - Monster
59 Bab 59 - Tragedi
60 Bab 60 - Konfrontasi
61 Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62 Bab 62 - Penyintas
63 Bab 63 - Kenyataan
64 Bab 64 - Tahanan
65 Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66 Bab 66 - Pihak Lain
67 Bab 67 - Hari Libur
68 Bab 68 - Keberangkatan
69 Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70 Bab 70 - Insiden
71 Bab 71 - Terbangun
72 Bab 72 - Pilihan
73 Bab 73 - Dua Sisi Koin
74 Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75 Bab 75 - Pemulihan
76 Bab 76 - Kenyataan Dunia
77 Bab 77 - Siberia
78 Bab 78 - Berita
79 Bab 79 - Operasi
80 Bab 80 - Serangan
81 Bab 81 - Hybrid
82 Bab 82 - Liberator
83 Bab 83 - Pertikaian
84 Bab 84 - Hari Kehancuran
85 Bab 85 - Days 23
86 Bab 86 - Warsaw
87 Bab 87 - Project Liberator
88 Bab 88 - Last Hope
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Awal dari sebuah Akhir
2
Bab 2 - Kehidupan di dunia yang telah mati
3
Bab 3 - Kesalahan
4
Bab 4 - Liberator, Bagian Atas
5
Bab 5 - Liberator, Bagian Bawah
6
Bab 6 - Divisi Khusus
7
Bab 7 - Misi Pertama
8
Bab 8 - Penyelamatan Warga Sipil
9
Bab 9 - Perjalanan Kembali
10
Bab 10 - Keadaan Kritis
11
Bab 11 - Hidup dan Mati
12
Bab 12 - Pilihan
13
Bab 13 - Pertarungan Penentu
14
Bab 14 - Terbangun
15
Bab 15 - Tanda Tanya
16
Bab 16 - Istirahat
17
Bab 17 - Akhir dari Liburan
18
Bab 18 - Pembersihan
19
Bab 19 - Penemuan
20
Bab 20 - Kembali ke Benteng
21
Bab 21 - Bantuan Tambahan
22
Bab 22 - Lizardmen
23
Bab 23 - Akhir dari Pemburuan?
24
Bab 24 - Musuh Abnormal
25
Bab 25 - Tombak dan Perisai
26
Bab 26 - Pertaruhan
27
Bab 27 - Hukuman
28
Bab 28 - Efek Samping
29
Bab 29 - Misi
30
Bab 30 - Hari H
31
Bab 31 - Escort 1
32
Bab 32 - Escort 2
33
Bab 33 - Pesan Misterius
34
Bab 34 - Pihak Ke Tiga
35
Bab 35 - Phantom
36
Bab 36 - S Rank
37
Bab 37 - Setelah Pendaratan
38
Bab 38 - Insiden Pembangkit Listrik 1
39
Bab 39 - Insiden Pembangkit Listrik 2
40
Bab 40 - Insiden Pembangkit Listrik 3
41
Bab 41 - Insiden Pembangkit Listrik 4
42
Bab 42 - Abomination
43
Bab 43 - Wajah yang Sebenarnya
44
Bab 44 - Jalan Raya
45
Bab 45 - Hasil Analisa
46
Bab 46 - Penemuan
47
Bab 47 - Sisi Lain
48
Bab 48 - Hari Baru
49
Bab 49 - Kecurigaan
50
Bab 50 - Rebuilding
51
Bab 51 - Serangan tak terduga
52
Bab 52 - Musuh yang tak diketahui
53
Bab 53 - Gerbang
54
Bab 54 - Rencana
55
Bab 55 - Obat
56
Bab 56 - Sisi Lain
57
Bab 57 - Mutasi
58
Bab 58 - Monster
59
Bab 59 - Tragedi
60
Bab 60 - Konfrontasi
61
Bab 61 - Perbedaan Pandangan
62
Bab 62 - Penyintas
63
Bab 63 - Kenyataan
64
Bab 64 - Tahanan
65
Bab 65 - Hasil Pemeriksaan
66
Bab 66 - Pihak Lain
67
Bab 67 - Hari Libur
68
Bab 68 - Keberangkatan
69
Bab 69 - Tujuan yang Sebenarnya
70
Bab 70 - Insiden
71
Bab 71 - Terbangun
72
Bab 72 - Pilihan
73
Bab 73 - Dua Sisi Koin
74
Bab 74 - Sisi yang Berbeda
75
Bab 75 - Pemulihan
76
Bab 76 - Kenyataan Dunia
77
Bab 77 - Siberia
78
Bab 78 - Berita
79
Bab 79 - Operasi
80
Bab 80 - Serangan
81
Bab 81 - Hybrid
82
Bab 82 - Liberator
83
Bab 83 - Pertikaian
84
Bab 84 - Hari Kehancuran
85
Bab 85 - Days 23
86
Bab 86 - Warsaw
87
Bab 87 - Project Liberator
88
Bab 88 - Last Hope

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!