Jatuh Sudah Harga Diri (POV Laila)

Menjelang pulang, baru lah aku bisa kembali ke base camp para staf OB. Sesampai nya aku di base camp, aku hampir-hampir tak lagi bisa merasakan kaki ku sendiri karena terlalu letih nya aku naik turun tangga sesiangan ini.

"Kamu ke mana aja, La? Dari siang kayaknya gak lihat kamu sih di base camp?" Sapa Erlan saat melihat ku yang baru melangkah masuk melewati pintu.

"Jangan.. tanya.. dulu.. aku..mau rebahan, please.." mata ku langsung menyasar ke tempat sofa single di ujung ruangan. Dan ku arahkan tubuh dan pikiran ku ke pembaringan di sana.

"Hahh.. kaki.. oh.. kaki.. mau dapat duit kok susah begini..?" Aku melantunkan puisi asal.

Tak lama kemudian, kudengar langkah beberapa staf OB lainnya memasuki base camp. Sepertinya semua rekan kerja ku itu hendak bersiap-siap pulang.

"Kamu kenapa, La? Capek banget emang ya kerjaan hari ini?" Tanya Erlan kembali.

Kali ini kudengar suaranya begitu dekat dengan ku. Pastilah ia berdiri tak jauh dari ku kini. Aku hanya menebak. Terlalu letih untuk membuka mata dan memastikan posisi rekan kerja ku itu saat ini.

Belum sempat aku menjawab pertanyaan Erlan, kudengar suara Bagas bicara.

"Kasihan banget si Ela. Dia kayaknya bikin kepala manajer baru kita marah deh. Seharian ini dia disuruh naik turun tangga anterin file. Beberapa kali kita ketemu, tadi. Ya kan, La?" Ucap Bagas kemudian.

Kubuka kedua mata ku dengan tenaga tersisa. Dan aku langsung menyolot ke arah Bagas.

"Nama ku tuh Laila, Gasss!! La i La! Sampe berapa kali sih kamu mau salah manggil nama ku?"

Bagas menyengir kuda. Menyadari kekhilafan nya yang teramat sering dilakukan nya itu.

"E hehe.. maaf La.. maaf.. Lagian mirip juga kan. Ela. Laila." Bagas mencoba membela diri.

"Mirip. Mirip. Iya emang Ela tuh mirip. Tapi Nila? Lala? Mala? Kenapa gak sekalian aja kamu manggil aku Koala? Panda? Atau gorila?!" Aku melepas emosi kesal yang sudah ku tahan hampir sesiangan ini kepada Bagas.

Memang nasib apes nya Bagas yang jadi samsak emosi ku atas ulah tiran si Keong racun.

"Ya ampun, La.. Sabar.. ku pikir kamu udah gak ada tenaga buat bangun berdiri. Tapi ternyata mulut kamu masih mercon macam petasan meledug waktu lebaran!" Tegur Erlan di dekat ku.

Aku merasakan sebuah tangan melepas sepatu pantofel yang ku kenakan. Saat ku lihat, ternyata Erlan memijit telapak kaki ku dengan cukup piawai.

Merasakan rileksasi di telapak kaki atas pijatan yang dilakukan oleh Erlan itu, emosi ku pun seketika mereda.

"Duhh.. enak banget Lan. Kamu jadi tukang pijit aja. Sayang banget kamu tuh cowok. Kalau gak, ku lamar jadi tukang pijit pribadi ku deh, kamu, Lan!" Seloroh ku asal dengan mata yang kembali terpejam.

"Woy.. istighfar woy.. kawin dulu deh kalian berdua! Jangan asik asikan berdua di sini. Belum muhrim! Belum halal!" Goda Bagas di kejauhan.

Aku tak menghiraukan ucapan Bagas. Ku nikmati saja setiap pijitan tangan Erlan di telapak kaki ku. Aku tak menghentikan aksi Erlan, karena toh pemuda itu juga sepertinya sadar diri dan hanya memijit telapak kaki ku saja.

"Laila? Kamu kenapa?"

Tiba-tiba saja terdengar suara Nindi yang datang mendekat. Seketika aku pun langsung terbangun duduk dan memfokuskan pandangan ku pada rekan kerja ku yang teramat baik itu.

Begitu ku dapati Nindi yang sudah berdiri sangat dekat dengan ku, aku pun langsung berdiri dan menghambur memeluknya.

"Nindii.."

Aku langsung saja menceritakan perihal ketiranan kepala manajer kami itu. Dan Nindi mendengarkan cerita ku dengan raut simpatik. Begitu pun juga dengan beberapa rekan kerja ku lainnya yang turut mendengarkan kesengsaraan ku di hari ini.

Hampir semuanya ikut menyumpahi bos baru kami itu. Membuat ku merasa cukup terharu dengan solidaritas rekan-rekan ku ini. Sampai kemudian, ku dengar sebuah komentar sinis yang keluar dari mulut Gina.

"Cih. Dasar caper!" Ucap Gina sebelum menghilang keluar pulang duluan.

Selama beberapa waktu suasana menghening. Sampai sosok Gina tak lagi terlihat, baru lah seseorang berujar menghibur.

"Jangan dengerin omongan Gina ya, La. Dia mah memang begitu orang nya."

Aku mengangguk pelan dan mengusir rasa kesal yang sempat muncul akibat perkataan Gina tadi.

"Memang nya kamu buat kesalahan apa sih, La? Sampai-sampai kepala manajer baru kita itu kayaknya dendam banget sama kamu?" Tanya Nindi tiba-tiba.

Dan aku gelagapan bingung hendak menjawab apa. Tak mungkin juga kan bila ku ceritakan sikap tak sopan ku saat mendengar gurauan gelap bos kami itu yang menggoda ku dengan ucapan naksir padanya?

Erlan lalu angkat suara dan membalas pertanyaan Nindi dengan anggapan nya sendiri.

"Jangan-jangan bos kita dendam sama kamu gara-gara kamu yang kelepasan kentut bau waktu itu, La?" Tebak Erlan.

Secepat roket, ku layangkan pandangan tajam milikku pada Erlan atas pernyataan nya yang cukup membuat ku malu itu.

Dan Erlan langsung menyadari kesalahannya itu. Dia langsung mengunci mulut nya dan memberikan ku pandangan meminta maaf.

Andai saja semudah itu permasalahan bisa selesai. Sayang nya, tidak bisa semudah itu. Karena Bagas si Kompor meledug langsung menyambar pernyataan Erlan tadi.

"Apaan tadi kata Lo, Lan? Laila pernah kelepasan kentut di depan kepala manajer kita?!" Tanya Bagas memastikan.

Aku hanya bisa menunduk malu. Jatuh sudah harga diri ku di antara para staf OB. Terlebih saat kulihat cengiran lebar dan tawa yang tak lagi ditahan dari beberapa staf OB pria. Beberapa bahkan dengan berani nya mengacak-acak rambut ku.

"Hahaha, Lailaa.. Laila.. apes benar nasib mu itu La. Bisa jadi yang dikatakan Erlan benar. Akibat kentut, hidup mu pun semrawut!" Seloroh Bagas di antara sela tawa nya.

Spontan saja ku lempar Bagas dengan bantal lengan yang ada di atas sofa. Namun sayang, ia berhasil mengelak. Dan bantal itu malah mengenai wajah Mas Idham yang baru masuk ke dalam base camp.

"Aduh!"

"Maaf Mas Idham!" Aku langsung meminta maaf.

"Gak apa-apa, La. Cuma kaget aja. Ada apa sih, kok ramai sekali? Kalian gak pada pulang? Udah mau maghrib lho bentar lagi!" Tegur Mas Idham seraya mengedarkan pandangan nya ke seisi ruangan.

Beberapa staf masih tersenyum-senyum geli. Hanya Bagas saja yang masih dengan tega nya menertawakan ku.

"Hahaha! Si Lola nih, Bang!" Seloroh Bagas mengawali.

"Laila! Laila!" Protes ku langsung.

"Iya, Laila cantik. Maaf, maaf!" Ucap Bagas masih dengan wajah yang menyengir.

"Adik kita yang satu ini, nih, Bang. Kena apes kentut di depan kepala manajer baru kita. Dan seharian tadi dia kena getah nya! Dikerjain habis-habisan dia sama si Bos!" Papar Bagas menjelaskan.

Rasa-rasanya ingin ku sumpal mulut Bagas dengan kaos kaki ku yang sudah seminggu tak ku cuci. Senang benar dia tertawa di atas penderitaan ku ini!

Mas Idham lalu beralih menatap ku. Dan aku langsung menunduk malu. Kemudian, sesuatu pun terjadi. Malaikat penolong ku pun beraksi.

"Bagas! Jangan kelewatan menertawakan Laila. Dia pasti lah merasa malu sekali!" Tegur Mas Idham dengan nada yang cukup keras.

Seketika, semua yang ada di ruangan langsung terdiam. Termasuk juga Bagas. Kemudian kurasakan banyak mata yang memperhatikan ku. Merasa gerah hati, ku balas beberapa pandangan mereka dengan pelototan ku.

"Udah puas ketawa nya?" Ucap ku merajuk.

Detik kemudian, hampir semua rekan kerja ku langsung buru-buru meminta maaf.

"Ya ampun, La.. maaf ya tadi kita kelepasan ketawa.."

"Iya, La.. kamu menghibur banget sih!"

"Kamu beneran ngegemesin banget deh, La. Mirip banget sama adik ku yang masih SD." Ku pelototi dia yang menyamakan ku dengan adik nya yang masih SD. Dia adalah Theo. Yang kini terlihat ber -high five dengan Bagas, lalu menyengir kuda ke arah ku.

'Dasar duo kompor meleduk!' umpat ku pada dua rekan kerja ku itu.

"Sudah! Sudah! Jangan jahilin Laila lagi lah! Mending pada pulang, semua! Tuh kan udah adzan!" Tegur Mas Idham kembali.

Perlahan, sayup-sayup suara adzan menelusup masuk melalui lubang di pinggiran jendela. Seketika semua kerubungan semut, eh, staff OB di sekitar ku pun langsung ambyar. Semuanya bergegas pamit pulang.

Aku pun bergegas keluar gedung bersama dengan Nindi. Sesampainya di depan gedung, terlihat seorang pria paroh baya yang duduk di atas motor dan melihat ke arah kami.

Nindi lalu menjelaskan.

"Jemputan ku udah datang. Aku duluan ya, La!" Pamit Nindi terburu-buru.

"Itu siapa--" pertanyaan ku tertelan angin, kala Nindi kulihat naik ke atas boncengan motor pria paruh baya itu dengan terburu-buru. Ia bahkan tak lagi menengok ke arah ku.

"Buru-buru banget, Nindi. Udah kayak dikejar setan aja," gumam ku asal.

"Yang jelas bukan aku ya setan nya. Kita pulang yuk. Kamu aku antar!" Tiba-tiba indera ku menangkap suara lelaki yang tahu-tahu telah berdiri di samping ku.

Saat ku tengok wajah lelaki itu, aku pun langsung memasang ekspresi geram.

***

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kasian banget la

2022-11-26

1

FLA

FLA

babang eer.. tu

2022-07-17

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Lanjut kak Mel... 🤗

2022-07-17

2

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Terbesar (POV Laila)
2 Perkenalan (POV Kiyano)
3 Aku Bukan Rumput Liar
4 Pertemuan Ke Dua (POV Laila)
5 Bos Songong (POV Laila)
6 Erlan (POV Laila)
7 Bos Tiran (POV Laila)
8 Tumpangan Gratis (POV Laila)
9 Tak Suka (POV Kiyano)
10 Nunik (POV Laila)
11 Tertidur (POV Laila)
12 Ponsel yang Tertinggal (POV Laila)
13 Hukuman Atas Kejujuran (POV Laila)
14 Jatuh Sudah Harga Diri (POV Laila)
15 Hadiah dari Sang Bos (POV Laila)
16 Tak Tahu (POV Laila)
17 Dingin (POV Laila)
18 Ba Dump! (POV Laila)
19 Dusta (POV Kiyano)
20 Retak (POV Kiyano)
21 Tabrakan (POV Laila)
22 Panggilan ke Kantor (POV Laila)
23 Yakin Sudah (POV Kiyano)
24 Di Pantai Pelangi (POV Laila)
25 Kecupan (POV Laila)
26 Pengakuan dan Janji (POV Laila)
27 Kedatangan Bella (POV Kiyano)
28 Talak (POV Kiyano)
29 Ruam (POv Laila)
30 Ciuman Kedua (POV Laila)
31 Tiga Hati, Dua Rasa
32 Terbebas (POV Laila)
33 Nge Prank Bagas (POV Laila)
34 Pengakuan (POV Laila)
35 Tersadar (POV Laila)
36 Janji (POV Laila)
37 Bye, La.. (POV Laila)
38 TTM an (POV Laila)
39 Sebuah Pertanyaan (POV Laila)
40 Sebuah Jawaban (POV Kiyano)
41 Cerita tentang Keong (POV Laila)
42 Tamu (POV Laila)
43 Diceramahi Mama (POV Laila)
44 Nunik dan Kiyano (POV Laila)
45 Di Meja Kue (POV Laila)
46 Ajakan Married (POV Laila)
47 Penerimaan yang Tertunda (POV Kiyano)
48 Sidang Perceraian (POV Kiyano)
49 Kado Gelang (POV Laila)
50 Berkunjung (POV Laila)
51 Teman, Sahabat dan Kekasih (POV Laila)
52 Perih (POV Laila)
53 Menghindar (POV Laila)
54 Pencurian Di Angkot (POV Laila)
55 Berburu Laila (POV Kiyano)
56 Rumor Pelakor (POV Laila)
57 Berpisah (POV Laila)
58 Pekerjaan Baru (POV Laila)
59 Bertemu Lagi (POV Erlan)
60 Lagi-Lagi Bertemu (POV Laila)
61 Pertemuan (POV Laila)
62 Patah Tulang (POV Laila)
63 Arline (POV Laila)
64 Pesta Ulang Tahun (POV Laila)
65 Rahasia Erlan (POV Laila)
66 Terpergok Arline (POV Laila)
67 Bertemu Bella (POV Laila)
68 Ciuman Setelah Pesta (POV Laila)
69 Proposal Cinta (POV Laila)
70 Proposal Menikah (POV Laila)
71 Bincang Hati (POV Laila)
72 Wafatnya Oma Ruth (POV Laila)
73 Rencana Nge Date (POV Laila)
74 Acara Nge Date (POV Laila)
75 Bertemu Mantan Teman (POV Laila)
76 Makan di Warung (POV Laila)
77 Ceramah Nunik (POV Laila)
78 Setan yang Baik? (PoV Laila)
79 Ngebut di Jalanan (POV Laila)
80 Kena Tilang (POV Laila)
81 Bertemu Kiyano Lagi (POV Laila)
82 I Love You, Too, Kiy.. (POV Laila)
83 I Love You, La.. (POV Kiyano)
84 Rencana Melamar Laila (POV Erlan)
85 Putus (POV Laila)
86 Kenangan Pisang Goreng (POV Laila)
87 Kedatangan Arline (POV Laila)
88 Ex Tunangan Erlan (POV Laila)
89 Menjadi Badut (POV Laila)
90 Kekonyolan Jessika (POV Laila)
91 Bella Pingsan (POV Laila)
92 Foto Kecil Erlan (POV Laila)
93 Tertidur (POV Laila)
94 Nunik Pulang (POV Laila)
95 Ditodong Bumil (POV Laila)
96 Clash (PoV Laila)
97 Obrolan di Pinggir Jalan (POV Laila)
98 Kunjungan Erlan (POV Laila)
99 Ceu Edah (POV Laila)
100 Bekal Sup Ayam (POV Laila)
101 Ember nya Erlan (POV Laila)
102 Second Confession (POV Laila)
103 Di Mobil Erlan (POV Laila)
104 Restu Mama (POV Laila)
105 Pernikahan Arline (POV Laila)
106 Permintaan Maaf Bella (PoV Kiyano)
107 Menjumpai Cinta (POV Kiyano)
108 Erlan Menggila (POV Laila)
109 Kejutan dari Erlan (POV Laila)
110 Isyarat Tangan (POV Laila)
111 Kisah Mama bag. 1 (POV Laila)
112 Kisah Mama bag. 2 (POV Laila)
113 Arline Pulang Honeymoon (POV Laila)
114 Dilarang Menaiki Merry (POV Laila)
115 Cerita Erlan (POV Laila)
116 Bertemu Jessika (POv Laila)
117 Gendongan Bridal Style (POV Laila)
118 Menikah Siri (POV Laila)
119 Papa (POV Laila)
120 Perjumpaan Kembali (POV Laila)
121 Lupa Suami Sendiri (POV Laila)
122 Pagi Pertama (POV Erlan)
123 Mengisi Hati (POV Laila)
124 Cerita Pak Kiman (POV Laila)
125 Kunjungan ke Rumah Mertua (POV Laila)
126 Melihat Rumah (POV Laila)
127 Apartemen Erlan (POV Laila)
128 Pemanasan (POV laila)
129 Malam Pertama (POV Laila)
130 Nunik Melahirkan (POV Laila)
131 Nunik Koma (POV Laila)
132 Pasar Malam (POV Laila)
133 Bincang Berempat (POv Laila)
134 Konklusi (POV Laila)
135 Nunik Sadar (POV Laila)
136 Menjenguk Nunik (POV Erlan)
137 Hari Terakhir Laila Bekerja (POV Erlan)
138 Malam Perjamuan (POV Erlan)
139 Pesta Pernikahan (POV Erlan)
140 Malam Pertama yang Kedua (POV Erlan)
141 Honeymoon (POV Erlan)
142 Hamil Kembar (POV Erlan)
143 Mengidam dan Rencana Perjodohan (POV Erlan)
144 Bahagia Hingga Akhir (POV Erlan)
145 Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata (POV Laila)
146 Takdir (POV Laila)
147 Pemakaman (POV Laila)
148 Bertahan (POV Laila)
149 Enam Tahun Kemudian (POV Laila)
150 Menunggu Mark Pulang (POV Laila)
151 Si Kecil Lala (POV Laila)
152 Membully Stephen (POV Laila)
153 Bertemu Masa Lalu (POV Laila)
154 Anjuran Menikah Lagi (POV Laila)
155 Mimpi (POV Laila)
156 Ramai nya Anak-Anak (POV Laila)
157 Dijodohkan dengan Azki (POV Laila)
158 Rencana Ke Kebun Binatang (POV Laila)
159 Kebun Binatang (POV Laila)
160 Mencari Nila (POv Laila)
161 Kunjungan Kiyano dan Lala (POV Laila)
162 Dugaan (POV Laila)
163 Berbincang dengan Mama (POV Laila)
164 Mark Pergi (POV Laila)
165 Menggalau (POV Laila)
166 Pelaku nya Azki?! (POV Laila)
167 Azki Telah Pindah (POV Laila)
168 Anak-anak bersama Azki (POV Laila)
169 Memori Lama (POV Azki)
170 Kabar Baik (POV Laila)
171 Bom! (POV Laila)
172 Menguntit Azki (POV Kiyano)
173 Kekejaman Azki (POV Kiyano)
174 Tombol Pemicu Ledakan (POV Kiyano)
175 Berakhir Sudah
176 Konklusi (POV Laila)
177 Salam dari Mel
178 Side Story: Laila-Kiyano
179 Spin off tentang Erlan
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Kesalahan Terbesar (POV Laila)
2
Perkenalan (POV Kiyano)
3
Aku Bukan Rumput Liar
4
Pertemuan Ke Dua (POV Laila)
5
Bos Songong (POV Laila)
6
Erlan (POV Laila)
7
Bos Tiran (POV Laila)
8
Tumpangan Gratis (POV Laila)
9
Tak Suka (POV Kiyano)
10
Nunik (POV Laila)
11
Tertidur (POV Laila)
12
Ponsel yang Tertinggal (POV Laila)
13
Hukuman Atas Kejujuran (POV Laila)
14
Jatuh Sudah Harga Diri (POV Laila)
15
Hadiah dari Sang Bos (POV Laila)
16
Tak Tahu (POV Laila)
17
Dingin (POV Laila)
18
Ba Dump! (POV Laila)
19
Dusta (POV Kiyano)
20
Retak (POV Kiyano)
21
Tabrakan (POV Laila)
22
Panggilan ke Kantor (POV Laila)
23
Yakin Sudah (POV Kiyano)
24
Di Pantai Pelangi (POV Laila)
25
Kecupan (POV Laila)
26
Pengakuan dan Janji (POV Laila)
27
Kedatangan Bella (POV Kiyano)
28
Talak (POV Kiyano)
29
Ruam (POv Laila)
30
Ciuman Kedua (POV Laila)
31
Tiga Hati, Dua Rasa
32
Terbebas (POV Laila)
33
Nge Prank Bagas (POV Laila)
34
Pengakuan (POV Laila)
35
Tersadar (POV Laila)
36
Janji (POV Laila)
37
Bye, La.. (POV Laila)
38
TTM an (POV Laila)
39
Sebuah Pertanyaan (POV Laila)
40
Sebuah Jawaban (POV Kiyano)
41
Cerita tentang Keong (POV Laila)
42
Tamu (POV Laila)
43
Diceramahi Mama (POV Laila)
44
Nunik dan Kiyano (POV Laila)
45
Di Meja Kue (POV Laila)
46
Ajakan Married (POV Laila)
47
Penerimaan yang Tertunda (POV Kiyano)
48
Sidang Perceraian (POV Kiyano)
49
Kado Gelang (POV Laila)
50
Berkunjung (POV Laila)
51
Teman, Sahabat dan Kekasih (POV Laila)
52
Perih (POV Laila)
53
Menghindar (POV Laila)
54
Pencurian Di Angkot (POV Laila)
55
Berburu Laila (POV Kiyano)
56
Rumor Pelakor (POV Laila)
57
Berpisah (POV Laila)
58
Pekerjaan Baru (POV Laila)
59
Bertemu Lagi (POV Erlan)
60
Lagi-Lagi Bertemu (POV Laila)
61
Pertemuan (POV Laila)
62
Patah Tulang (POV Laila)
63
Arline (POV Laila)
64
Pesta Ulang Tahun (POV Laila)
65
Rahasia Erlan (POV Laila)
66
Terpergok Arline (POV Laila)
67
Bertemu Bella (POV Laila)
68
Ciuman Setelah Pesta (POV Laila)
69
Proposal Cinta (POV Laila)
70
Proposal Menikah (POV Laila)
71
Bincang Hati (POV Laila)
72
Wafatnya Oma Ruth (POV Laila)
73
Rencana Nge Date (POV Laila)
74
Acara Nge Date (POV Laila)
75
Bertemu Mantan Teman (POV Laila)
76
Makan di Warung (POV Laila)
77
Ceramah Nunik (POV Laila)
78
Setan yang Baik? (PoV Laila)
79
Ngebut di Jalanan (POV Laila)
80
Kena Tilang (POV Laila)
81
Bertemu Kiyano Lagi (POV Laila)
82
I Love You, Too, Kiy.. (POV Laila)
83
I Love You, La.. (POV Kiyano)
84
Rencana Melamar Laila (POV Erlan)
85
Putus (POV Laila)
86
Kenangan Pisang Goreng (POV Laila)
87
Kedatangan Arline (POV Laila)
88
Ex Tunangan Erlan (POV Laila)
89
Menjadi Badut (POV Laila)
90
Kekonyolan Jessika (POV Laila)
91
Bella Pingsan (POV Laila)
92
Foto Kecil Erlan (POV Laila)
93
Tertidur (POV Laila)
94
Nunik Pulang (POV Laila)
95
Ditodong Bumil (POV Laila)
96
Clash (PoV Laila)
97
Obrolan di Pinggir Jalan (POV Laila)
98
Kunjungan Erlan (POV Laila)
99
Ceu Edah (POV Laila)
100
Bekal Sup Ayam (POV Laila)
101
Ember nya Erlan (POV Laila)
102
Second Confession (POV Laila)
103
Di Mobil Erlan (POV Laila)
104
Restu Mama (POV Laila)
105
Pernikahan Arline (POV Laila)
106
Permintaan Maaf Bella (PoV Kiyano)
107
Menjumpai Cinta (POV Kiyano)
108
Erlan Menggila (POV Laila)
109
Kejutan dari Erlan (POV Laila)
110
Isyarat Tangan (POV Laila)
111
Kisah Mama bag. 1 (POV Laila)
112
Kisah Mama bag. 2 (POV Laila)
113
Arline Pulang Honeymoon (POV Laila)
114
Dilarang Menaiki Merry (POV Laila)
115
Cerita Erlan (POV Laila)
116
Bertemu Jessika (POv Laila)
117
Gendongan Bridal Style (POV Laila)
118
Menikah Siri (POV Laila)
119
Papa (POV Laila)
120
Perjumpaan Kembali (POV Laila)
121
Lupa Suami Sendiri (POV Laila)
122
Pagi Pertama (POV Erlan)
123
Mengisi Hati (POV Laila)
124
Cerita Pak Kiman (POV Laila)
125
Kunjungan ke Rumah Mertua (POV Laila)
126
Melihat Rumah (POV Laila)
127
Apartemen Erlan (POV Laila)
128
Pemanasan (POV laila)
129
Malam Pertama (POV Laila)
130
Nunik Melahirkan (POV Laila)
131
Nunik Koma (POV Laila)
132
Pasar Malam (POV Laila)
133
Bincang Berempat (POv Laila)
134
Konklusi (POV Laila)
135
Nunik Sadar (POV Laila)
136
Menjenguk Nunik (POV Erlan)
137
Hari Terakhir Laila Bekerja (POV Erlan)
138
Malam Perjamuan (POV Erlan)
139
Pesta Pernikahan (POV Erlan)
140
Malam Pertama yang Kedua (POV Erlan)
141
Honeymoon (POV Erlan)
142
Hamil Kembar (POV Erlan)
143
Mengidam dan Rencana Perjodohan (POV Erlan)
144
Bahagia Hingga Akhir (POV Erlan)
145
Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata (POV Laila)
146
Takdir (POV Laila)
147
Pemakaman (POV Laila)
148
Bertahan (POV Laila)
149
Enam Tahun Kemudian (POV Laila)
150
Menunggu Mark Pulang (POV Laila)
151
Si Kecil Lala (POV Laila)
152
Membully Stephen (POV Laila)
153
Bertemu Masa Lalu (POV Laila)
154
Anjuran Menikah Lagi (POV Laila)
155
Mimpi (POV Laila)
156
Ramai nya Anak-Anak (POV Laila)
157
Dijodohkan dengan Azki (POV Laila)
158
Rencana Ke Kebun Binatang (POV Laila)
159
Kebun Binatang (POV Laila)
160
Mencari Nila (POv Laila)
161
Kunjungan Kiyano dan Lala (POV Laila)
162
Dugaan (POV Laila)
163
Berbincang dengan Mama (POV Laila)
164
Mark Pergi (POV Laila)
165
Menggalau (POV Laila)
166
Pelaku nya Azki?! (POV Laila)
167
Azki Telah Pindah (POV Laila)
168
Anak-anak bersama Azki (POV Laila)
169
Memori Lama (POV Azki)
170
Kabar Baik (POV Laila)
171
Bom! (POV Laila)
172
Menguntit Azki (POV Kiyano)
173
Kekejaman Azki (POV Kiyano)
174
Tombol Pemicu Ledakan (POV Kiyano)
175
Berakhir Sudah
176
Konklusi (POV Laila)
177
Salam dari Mel
178
Side Story: Laila-Kiyano
179
Spin off tentang Erlan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!