Pertemuan Ke Dua (POV Laila)

Sekitar 83 hari yang lalu...

Ini adalah hari pertamaku masuk kerja. Aku sangat bersemangat sekali. Karena sudah hampir se bulan lamanya aku menganggur di rumah.

Sebelumnya, aku bekerja sebagai pelayan di sebuah toko baju yang ada di mall terbesar di kota B. Namun, karena suatu insiden, aku dituduh mencuri dan di PHK dengan tidak hormat. Padahal seumur hidupku aku tak pernah mencuri.

Sedari kecil Mama mengajarkan ku untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan milikku, entah dengan cara merebut atau mengambilnya diam-diam. Dosa hukumnya. Jika di dunia mungkin bisa terbebas, maka di akhirat kelak pasti ada balasan yang akan didapat.

Walaupun aku tak rajin shalat seperti Mama, seiyanya, sedikit banyaknya aku juga takut berbuat dosa. Prinsip ku, minimal, aku tak menambah dosa jika aku tak bisa menambah pahala.

Di tempat kerjaku yang sebelumnya, aku pernah menegur seorang rekan kerjaku yang tak sengaja kudapati menilap uang pemasukan di hari itu. Ia memang langsung menaruh uangnya kembali. Tapi mungkin, sejak saat itulah ia jadi dendam padaku sampai-sampai menjebak ku hingga aku akhirnya dituduh mencuri dan dipecat.

Aku sangat kesal. Sebelum pergi dari tempat kerjaku itu, aku sempat membuat perhitungan dengan kawanku itu. Kuletakkan saja seekor kodok yang biasa kutemukan di kolam belakang gedung, ke dalam tas tangan wanita itu.

Meski aku tak melihat langsung reaksi perempuan itu saat melihat hadiahku, aku sudah merasa sangat puas karena bisa membalaskan kekesalanku.

Hahaha!

Aku melihat penampilanku kembali di cermin. Rok hitam selutut, kemeja putih, sepatu pantofel, dengan rambut sepanjang pinggang yang sudah kusanggul rapih.

Aku mengagumi pantulan ku sendiri yang ada di cermin. Wajahku memiliki kemiripan 90 persen seperti Mama. Wajah manis asli orang Sunda, dengan kulit sawo matang merata dan dua lesung kembar di pipi kanan dan pipi kiri ku.

Aku memang tak cantik. Tapi aku jelas manis.

"Maa, Lail berangkat ya!" teriak ku terburu-buru.

Mama lalu muncul dari ruang dapur dengan tangan yang berlumur tepung. Mama memang menyambi jual gorengan sebelum ia pergi ke rumah-rumah orang kaya di perum kampung sebelah untuk bekerja sebagai buruh cuci dan gosok.

Gorengan yang Mama jual biasanya ia titipkan di warung dekat perum. Sebelum akhirnya Mama terima hasil penjualannya pada sore harinya, usai Mama pulang dari bekerja.

"Kamu gak telat ini, Nak?" tanya Mama khawatir saat melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit.

"Enggak, Ma! kan kantor tempat Lail kerja sekarang dekat banget, Ma. Paling kalau naik ojek, sepuluh menit doang!" sahut ku sambil mencomot gorengan ubi yang ada di atas meja.

"Kamu udah sarapan?" tanya Mama kembali, peduli.

"Udah. Sedikit, tadi. Laila berangkat ya, Ma! Doa in Lail biar bos yang sekarang baik, dan Lail cepet dapat gaji yang gede!"

"Aamiinn.. Mama selalu mendoakan kamu, Nak. Semoga Allah memberi kelancaran rizki, usaha dan jodoh untuk kamu! aamiin.." ucap Mama kembali seraya menangkupkan tangannya untuk menampung doa.

"Iihh.. Mama.. ngebahasnya soal jodoh melulu! masih lama, Maa.. Lail mau cari uang yang banyak dulu biar bisa bikin Mama bahagia. Jodoh mah nanti aja lah!" ucap ku asal.

"Hush! kamu kalo ngomong tuh hati-hati! gak apa-apa kalau jodoh kamu datangnya cepat juga. Mama jadi lebih tenang kalau kamu udah ada lelaki yang bisa jagain kamu!"

Aku memutuskan untuk diam tak menyahut ucapan Mama itu. Jika kusahut lagi, urusannya bisa lama.

"Oke. oke.. atur aja deh, Ma. Lail berangkat dulu ya, Ma! Assalamu'alaikum!" ucapku buru-buru pergi pamit.

Setengah berlari, aku menuju pangkalan ojek yang ada di tikungan jalan. Kusapa Mang Udin, ojek yang kemungkinan akan menjadi langganan ku kelak.

"Mang, ke Jalan Kisamaun ya, Mang! deket pertigaan Engkol!"

"Siap, Neng!" sahut si Mamang.

Begitu sampai di depan sebuah gedung, aku bergegas masuk ke dalam dan menggesekkan kartu pegawai yang baru seminggu ini kumiliki, ke sebuah alat mesin di dekat pintu masuk.

Kartu itu berfungsi sebagai alat absen dan juga akses masuk ke beberapa ruang tertentu.

Aku bekerja sebagai office girl di sebuah kantor milik perusahaan Tekstil terbesar di kota A yang kini baru membuka cabang lain di kota B. Gaji awal yang ditawarkan oleh pihak HRD pun lumayan besar jika dibanding dengan pekerjaanku yang sebelumnya. Minimal, di kantor ini aku bisa menerima gaji UMR.

Selesai menggesekkan kartu akses, aku langsung menuju ruang khusus untuk para office girl dan office boy. Di sana aku berkenalan dengan teman-teman baru ku yang hampir semuanya adalah lelaki.

Hanya ada dua orang teman wanita yang bekerja sebagai office girl. Mereka bernama Nindi dan Gina.

Nindi adalah perantau asal kampung Z yang ikut bersama paman nya ke kota B usai lulus SMA. Parasnya sederhana dengan senyuman ramah yang hampir selalu menghiasi wajahnya. Aku langsung merasa cocok dengan Nindi.

Sementara Gina adalah penduduk asli kota B. Ia memiliki wajah yang bisa dibilang cantik. Sayangnya, kepribadiannya cuek dan sedikit angkuh. Jelas, aku tak akan bisa cocok dengan makhluk, err, maksudku rekan wanitaku itu.

Sementara rekan kerjaku lainnya adalah tujuh orang office boy yang berusia sekitar akhir belasan hingga awal tiga puluhan. Dengan senior nya adalah Mas Idam, lelaki yang mengaku telah mengabdikan dirinya di dunia per office-an sejak tiga belas tahun yang lalu.

Usai berkenalan singkat, masing-masing temanku mengambil catatan kecil yang tergantung di sebuah papan mading yang tergantung di salah satu dinding dalam ruangan.

Mas Idham mengatakan bahwa setiap tugas akan disampaikan oleh para pegawai yang membutuhkan bantuan tertentu melalui telepon. Mas Idham lalu akan mencatat daftar tugas yang hampir akan selalu ada di setiap menitnya itu pada selembar kertas catatan kecil.

Selanjutnya lembaran kertas berisi pekerjaan untuk para office boy dan office girl itu akan dipasang di mading. Dan setiap office girl dan office boy yang sudah selesai mengerjakan tugasnya harus mengambil tugas baru yang ditempel di mading.

Selain tugas tambahan, ada juga tugas yang sifatnya rutinitas. Semisal menyapu dan mengepel lantai 1 hingga lantai 7 secara bergiliran.

Kebetulan sekali aku mendapat tugas membersihkan lantai 7 pada hari ini, menggantikan tugas pekerja sebelumnya yang kini telah mengundurkan diri.

Aku pun bergegas memakai seragam kebersihan dan mengambil peralatan menyapu dan mengepel di gudang.

Namun sebelum aku menaiki lift, Mas Idam memberikan peringatan kepadaku.

"Bergegaslah saat membersihkan ruangan kantor Kepala manajer. Ku dengar kepala manajer yang baru, akan datang sekitar jam sembilan. Kamu masih punya waktu satu jam lagi!" tutur Mas Idam mengingatkan.

Aku mengangguk paham dan bergegas menaiki lift menuju lantai tujuh, lantai teratas di gedung perkantoran tempat kerja ku itu.

Sesampainya di lantai tujuh, aku bergegas mengelap dan mengepel seluruh lantai di lima ruangan yang ada di lantai ini. Rasanya benar-benar melelahkan!

Aku yang terbiasa bekerja santai sebagai pelayan toko, kini harus berletih-letih menguras peluh dan melatih otot. Sungguh sebuah tantangan bagiku.

Usai mengepel seluruh ruangan di lantai tujuh, aku hendak kembali turun ke ruangan basecamp para office girl dan office boy. Namun, tiba-tiba saja aku teringat telah meninggalkan ponsel ku di ruangan terakhir yang kubersihkan. Dan itu adalah ruangan milik kepala manajer.

Aku pun bergegas pergi lagi ke ruang kepala manajer dan bersyukur karena ternyata tak ada siapapun di ruangan itu.

"Syukurlah manajer nya belum datang!" Aku bergumam pelan.

Kuambil ponsel ku yang tadi sempat terjatuh dan ku letakkan di pinggiran jendela. Dan bergegas melangkah pergi keluar ruangan.

Namun, sebuah insiden pun terjadi. Aku tak sengaja menyenggol sebuah pot bunga kecil hingga terjatuh ke lantai.

Syukurlah pot itu adalah pot plastik. Namun tetap saja aku harus kembali menyibukkan diri mengumpulkan tanah dan bunga hingga kembali ke dalam pot nya.

Di saat aku sedang membersihkan kekacauan kecil yang ku perbuat itu, tiba-tiba saja pintu masuk ruangan, terbuka. Dan aku mendengar langkah kaki memasuki ruangan.

"Ya.. Udah sampe nih. Lumayan besar sih kantornya,"

Suara bass milik seorang pria yang baru saja masuk membuat ku merasa canggung.

'Sepertinya dia itu kepala manajer yang baru,' tebak ku dalam hati.

Dan beberapa menit berikutnya aku mendengar Kepala manajer yang baru itu asyik berbincang dengan seseorang di telepon. Sementara aku bergegas merapihkan sisa tumpahan tanah ke dalam pot dalam diam.

Namun, tiba-tiba saja saat aku hendak beranjak bangun usai membersihkan sisa tanah di lantai, aku malah tak sengaja kelepasan kentut.

'psshh..' bunyinya.

Spontan saja aku kembali menunduk. Ya malu. Ya takut jika ketahuan kentut oleh kepala manajer ku itu, nanti aku bisa dipecat. Apalagi, kusadari beberapa detik kemudian kalau kentut ku ternyata beraroma.

Aroma telur busuk.

'Sial! gara-gara kebanyakan makan ubi nih kayaknya!' aku mengumpat dalam hati.

"Huekk! bau apaan nih! Kayak bau kentut!"

Aku mendengar suara sang kepala manajer yang mengumpati kentut ku yang bau. Semakin takut lah aku untuk menampakkan diri.

Dalam hati aku berkomat-kamit mengucap doa, agar keberadaanku tak ketahuan oleh sang manajer baru.

Sayang beribu sayang, doaku nampaknya tak mempan. Karena detik berikutnya, aku malah kembali kentut. Kali ini, bunyinya nyaring menciut.

'uuuuttt...'

"Siapa itu?!"

'Sial! sial! sial! apes banget sih aku! Kurang sholat kali yaa, kenapa coba doaku ga ampuh di saat genting seperti ini!' aku mendumel dalam hati.

"Hey! jangan ngumpet deh! ngapain jongkok-jongkok di situ, hah?!" hardik Sang manajer kepadaku.

Merasa tak lagi bisa menyelamatkan diri, aku pun memasang wajah nelangsa di paras ku yang manis ini. Berharap setelah melihat wajahku, sang manajer akan berubah jadi baik dan tak lagi memarahiku.

Namun, begitu aku berdiri dan mengangkat wajahku hingga beradu tatap dengan Sang manajer, aku dibuat terkejut. Karena ternyata aku mengenali wajah lelaki tampan yang jadi manajer di kantor ku itu.

"Kamu?!" ucapku sambil melayangkan telunjukku padanya.

"Elo?!" ucap lelaki itu berbarengan, juga dengan telunjuk yang diarahkannya kepadaku.

Seketika itu juga aku merasa hari ini aku sungguhan apes. Karena ternyata atasanku di tempat kerjaku yang baru ini adalah pemuda songong yang pernah kutemui di pinggiran danau Mutiara, sekitar satu minggu yang lalu.

'Sial! Alamat super apes dah nih!' aku kembali mengumpat dalam hati.

***

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

eitsss bukan ngeledek lho... tp sungguh kocak thor

2024-09-17

0

martina melati

martina melati

hahaha... kocak jg thor...

2024-09-17

0

Rini Antika

Rini Antika

Astagfirulloh kasihan bgt, semangat terus ya pasti org yg nuduh km mencuri bkalan mendapat hkuman yg stimpal

2022-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Terbesar (POV Laila)
2 Perkenalan (POV Kiyano)
3 Aku Bukan Rumput Liar
4 Pertemuan Ke Dua (POV Laila)
5 Bos Songong (POV Laila)
6 Erlan (POV Laila)
7 Bos Tiran (POV Laila)
8 Tumpangan Gratis (POV Laila)
9 Tak Suka (POV Kiyano)
10 Nunik (POV Laila)
11 Tertidur (POV Laila)
12 Ponsel yang Tertinggal (POV Laila)
13 Hukuman Atas Kejujuran (POV Laila)
14 Jatuh Sudah Harga Diri (POV Laila)
15 Hadiah dari Sang Bos (POV Laila)
16 Tak Tahu (POV Laila)
17 Dingin (POV Laila)
18 Ba Dump! (POV Laila)
19 Dusta (POV Kiyano)
20 Retak (POV Kiyano)
21 Tabrakan (POV Laila)
22 Panggilan ke Kantor (POV Laila)
23 Yakin Sudah (POV Kiyano)
24 Di Pantai Pelangi (POV Laila)
25 Kecupan (POV Laila)
26 Pengakuan dan Janji (POV Laila)
27 Kedatangan Bella (POV Kiyano)
28 Talak (POV Kiyano)
29 Ruam (POv Laila)
30 Ciuman Kedua (POV Laila)
31 Tiga Hati, Dua Rasa
32 Terbebas (POV Laila)
33 Nge Prank Bagas (POV Laila)
34 Pengakuan (POV Laila)
35 Tersadar (POV Laila)
36 Janji (POV Laila)
37 Bye, La.. (POV Laila)
38 TTM an (POV Laila)
39 Sebuah Pertanyaan (POV Laila)
40 Sebuah Jawaban (POV Kiyano)
41 Cerita tentang Keong (POV Laila)
42 Tamu (POV Laila)
43 Diceramahi Mama (POV Laila)
44 Nunik dan Kiyano (POV Laila)
45 Di Meja Kue (POV Laila)
46 Ajakan Married (POV Laila)
47 Penerimaan yang Tertunda (POV Kiyano)
48 Sidang Perceraian (POV Kiyano)
49 Kado Gelang (POV Laila)
50 Berkunjung (POV Laila)
51 Teman, Sahabat dan Kekasih (POV Laila)
52 Perih (POV Laila)
53 Menghindar (POV Laila)
54 Pencurian Di Angkot (POV Laila)
55 Berburu Laila (POV Kiyano)
56 Rumor Pelakor (POV Laila)
57 Berpisah (POV Laila)
58 Pekerjaan Baru (POV Laila)
59 Bertemu Lagi (POV Erlan)
60 Lagi-Lagi Bertemu (POV Laila)
61 Pertemuan (POV Laila)
62 Patah Tulang (POV Laila)
63 Arline (POV Laila)
64 Pesta Ulang Tahun (POV Laila)
65 Rahasia Erlan (POV Laila)
66 Terpergok Arline (POV Laila)
67 Bertemu Bella (POV Laila)
68 Ciuman Setelah Pesta (POV Laila)
69 Proposal Cinta (POV Laila)
70 Proposal Menikah (POV Laila)
71 Bincang Hati (POV Laila)
72 Wafatnya Oma Ruth (POV Laila)
73 Rencana Nge Date (POV Laila)
74 Acara Nge Date (POV Laila)
75 Bertemu Mantan Teman (POV Laila)
76 Makan di Warung (POV Laila)
77 Ceramah Nunik (POV Laila)
78 Setan yang Baik? (PoV Laila)
79 Ngebut di Jalanan (POV Laila)
80 Kena Tilang (POV Laila)
81 Bertemu Kiyano Lagi (POV Laila)
82 I Love You, Too, Kiy.. (POV Laila)
83 I Love You, La.. (POV Kiyano)
84 Rencana Melamar Laila (POV Erlan)
85 Putus (POV Laila)
86 Kenangan Pisang Goreng (POV Laila)
87 Kedatangan Arline (POV Laila)
88 Ex Tunangan Erlan (POV Laila)
89 Menjadi Badut (POV Laila)
90 Kekonyolan Jessika (POV Laila)
91 Bella Pingsan (POV Laila)
92 Foto Kecil Erlan (POV Laila)
93 Tertidur (POV Laila)
94 Nunik Pulang (POV Laila)
95 Ditodong Bumil (POV Laila)
96 Clash (PoV Laila)
97 Obrolan di Pinggir Jalan (POV Laila)
98 Kunjungan Erlan (POV Laila)
99 Ceu Edah (POV Laila)
100 Bekal Sup Ayam (POV Laila)
101 Ember nya Erlan (POV Laila)
102 Second Confession (POV Laila)
103 Di Mobil Erlan (POV Laila)
104 Restu Mama (POV Laila)
105 Pernikahan Arline (POV Laila)
106 Permintaan Maaf Bella (PoV Kiyano)
107 Menjumpai Cinta (POV Kiyano)
108 Erlan Menggila (POV Laila)
109 Kejutan dari Erlan (POV Laila)
110 Isyarat Tangan (POV Laila)
111 Kisah Mama bag. 1 (POV Laila)
112 Kisah Mama bag. 2 (POV Laila)
113 Arline Pulang Honeymoon (POV Laila)
114 Dilarang Menaiki Merry (POV Laila)
115 Cerita Erlan (POV Laila)
116 Bertemu Jessika (POv Laila)
117 Gendongan Bridal Style (POV Laila)
118 Menikah Siri (POV Laila)
119 Papa (POV Laila)
120 Perjumpaan Kembali (POV Laila)
121 Lupa Suami Sendiri (POV Laila)
122 Pagi Pertama (POV Erlan)
123 Mengisi Hati (POV Laila)
124 Cerita Pak Kiman (POV Laila)
125 Kunjungan ke Rumah Mertua (POV Laila)
126 Melihat Rumah (POV Laila)
127 Apartemen Erlan (POV Laila)
128 Pemanasan (POV laila)
129 Malam Pertama (POV Laila)
130 Nunik Melahirkan (POV Laila)
131 Nunik Koma (POV Laila)
132 Pasar Malam (POV Laila)
133 Bincang Berempat (POv Laila)
134 Konklusi (POV Laila)
135 Nunik Sadar (POV Laila)
136 Menjenguk Nunik (POV Erlan)
137 Hari Terakhir Laila Bekerja (POV Erlan)
138 Malam Perjamuan (POV Erlan)
139 Pesta Pernikahan (POV Erlan)
140 Malam Pertama yang Kedua (POV Erlan)
141 Honeymoon (POV Erlan)
142 Hamil Kembar (POV Erlan)
143 Mengidam dan Rencana Perjodohan (POV Erlan)
144 Bahagia Hingga Akhir (POV Erlan)
145 Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata (POV Laila)
146 Takdir (POV Laila)
147 Pemakaman (POV Laila)
148 Bertahan (POV Laila)
149 Enam Tahun Kemudian (POV Laila)
150 Menunggu Mark Pulang (POV Laila)
151 Si Kecil Lala (POV Laila)
152 Membully Stephen (POV Laila)
153 Bertemu Masa Lalu (POV Laila)
154 Anjuran Menikah Lagi (POV Laila)
155 Mimpi (POV Laila)
156 Ramai nya Anak-Anak (POV Laila)
157 Dijodohkan dengan Azki (POV Laila)
158 Rencana Ke Kebun Binatang (POV Laila)
159 Kebun Binatang (POV Laila)
160 Mencari Nila (POv Laila)
161 Kunjungan Kiyano dan Lala (POV Laila)
162 Dugaan (POV Laila)
163 Berbincang dengan Mama (POV Laila)
164 Mark Pergi (POV Laila)
165 Menggalau (POV Laila)
166 Pelaku nya Azki?! (POV Laila)
167 Azki Telah Pindah (POV Laila)
168 Anak-anak bersama Azki (POV Laila)
169 Memori Lama (POV Azki)
170 Kabar Baik (POV Laila)
171 Bom! (POV Laila)
172 Menguntit Azki (POV Kiyano)
173 Kekejaman Azki (POV Kiyano)
174 Tombol Pemicu Ledakan (POV Kiyano)
175 Berakhir Sudah
176 Konklusi (POV Laila)
177 Salam dari Mel
178 Side Story: Laila-Kiyano
179 Spin off tentang Erlan
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Kesalahan Terbesar (POV Laila)
2
Perkenalan (POV Kiyano)
3
Aku Bukan Rumput Liar
4
Pertemuan Ke Dua (POV Laila)
5
Bos Songong (POV Laila)
6
Erlan (POV Laila)
7
Bos Tiran (POV Laila)
8
Tumpangan Gratis (POV Laila)
9
Tak Suka (POV Kiyano)
10
Nunik (POV Laila)
11
Tertidur (POV Laila)
12
Ponsel yang Tertinggal (POV Laila)
13
Hukuman Atas Kejujuran (POV Laila)
14
Jatuh Sudah Harga Diri (POV Laila)
15
Hadiah dari Sang Bos (POV Laila)
16
Tak Tahu (POV Laila)
17
Dingin (POV Laila)
18
Ba Dump! (POV Laila)
19
Dusta (POV Kiyano)
20
Retak (POV Kiyano)
21
Tabrakan (POV Laila)
22
Panggilan ke Kantor (POV Laila)
23
Yakin Sudah (POV Kiyano)
24
Di Pantai Pelangi (POV Laila)
25
Kecupan (POV Laila)
26
Pengakuan dan Janji (POV Laila)
27
Kedatangan Bella (POV Kiyano)
28
Talak (POV Kiyano)
29
Ruam (POv Laila)
30
Ciuman Kedua (POV Laila)
31
Tiga Hati, Dua Rasa
32
Terbebas (POV Laila)
33
Nge Prank Bagas (POV Laila)
34
Pengakuan (POV Laila)
35
Tersadar (POV Laila)
36
Janji (POV Laila)
37
Bye, La.. (POV Laila)
38
TTM an (POV Laila)
39
Sebuah Pertanyaan (POV Laila)
40
Sebuah Jawaban (POV Kiyano)
41
Cerita tentang Keong (POV Laila)
42
Tamu (POV Laila)
43
Diceramahi Mama (POV Laila)
44
Nunik dan Kiyano (POV Laila)
45
Di Meja Kue (POV Laila)
46
Ajakan Married (POV Laila)
47
Penerimaan yang Tertunda (POV Kiyano)
48
Sidang Perceraian (POV Kiyano)
49
Kado Gelang (POV Laila)
50
Berkunjung (POV Laila)
51
Teman, Sahabat dan Kekasih (POV Laila)
52
Perih (POV Laila)
53
Menghindar (POV Laila)
54
Pencurian Di Angkot (POV Laila)
55
Berburu Laila (POV Kiyano)
56
Rumor Pelakor (POV Laila)
57
Berpisah (POV Laila)
58
Pekerjaan Baru (POV Laila)
59
Bertemu Lagi (POV Erlan)
60
Lagi-Lagi Bertemu (POV Laila)
61
Pertemuan (POV Laila)
62
Patah Tulang (POV Laila)
63
Arline (POV Laila)
64
Pesta Ulang Tahun (POV Laila)
65
Rahasia Erlan (POV Laila)
66
Terpergok Arline (POV Laila)
67
Bertemu Bella (POV Laila)
68
Ciuman Setelah Pesta (POV Laila)
69
Proposal Cinta (POV Laila)
70
Proposal Menikah (POV Laila)
71
Bincang Hati (POV Laila)
72
Wafatnya Oma Ruth (POV Laila)
73
Rencana Nge Date (POV Laila)
74
Acara Nge Date (POV Laila)
75
Bertemu Mantan Teman (POV Laila)
76
Makan di Warung (POV Laila)
77
Ceramah Nunik (POV Laila)
78
Setan yang Baik? (PoV Laila)
79
Ngebut di Jalanan (POV Laila)
80
Kena Tilang (POV Laila)
81
Bertemu Kiyano Lagi (POV Laila)
82
I Love You, Too, Kiy.. (POV Laila)
83
I Love You, La.. (POV Kiyano)
84
Rencana Melamar Laila (POV Erlan)
85
Putus (POV Laila)
86
Kenangan Pisang Goreng (POV Laila)
87
Kedatangan Arline (POV Laila)
88
Ex Tunangan Erlan (POV Laila)
89
Menjadi Badut (POV Laila)
90
Kekonyolan Jessika (POV Laila)
91
Bella Pingsan (POV Laila)
92
Foto Kecil Erlan (POV Laila)
93
Tertidur (POV Laila)
94
Nunik Pulang (POV Laila)
95
Ditodong Bumil (POV Laila)
96
Clash (PoV Laila)
97
Obrolan di Pinggir Jalan (POV Laila)
98
Kunjungan Erlan (POV Laila)
99
Ceu Edah (POV Laila)
100
Bekal Sup Ayam (POV Laila)
101
Ember nya Erlan (POV Laila)
102
Second Confession (POV Laila)
103
Di Mobil Erlan (POV Laila)
104
Restu Mama (POV Laila)
105
Pernikahan Arline (POV Laila)
106
Permintaan Maaf Bella (PoV Kiyano)
107
Menjumpai Cinta (POV Kiyano)
108
Erlan Menggila (POV Laila)
109
Kejutan dari Erlan (POV Laila)
110
Isyarat Tangan (POV Laila)
111
Kisah Mama bag. 1 (POV Laila)
112
Kisah Mama bag. 2 (POV Laila)
113
Arline Pulang Honeymoon (POV Laila)
114
Dilarang Menaiki Merry (POV Laila)
115
Cerita Erlan (POV Laila)
116
Bertemu Jessika (POv Laila)
117
Gendongan Bridal Style (POV Laila)
118
Menikah Siri (POV Laila)
119
Papa (POV Laila)
120
Perjumpaan Kembali (POV Laila)
121
Lupa Suami Sendiri (POV Laila)
122
Pagi Pertama (POV Erlan)
123
Mengisi Hati (POV Laila)
124
Cerita Pak Kiman (POV Laila)
125
Kunjungan ke Rumah Mertua (POV Laila)
126
Melihat Rumah (POV Laila)
127
Apartemen Erlan (POV Laila)
128
Pemanasan (POV laila)
129
Malam Pertama (POV Laila)
130
Nunik Melahirkan (POV Laila)
131
Nunik Koma (POV Laila)
132
Pasar Malam (POV Laila)
133
Bincang Berempat (POv Laila)
134
Konklusi (POV Laila)
135
Nunik Sadar (POV Laila)
136
Menjenguk Nunik (POV Erlan)
137
Hari Terakhir Laila Bekerja (POV Erlan)
138
Malam Perjamuan (POV Erlan)
139
Pesta Pernikahan (POV Erlan)
140
Malam Pertama yang Kedua (POV Erlan)
141
Honeymoon (POV Erlan)
142
Hamil Kembar (POV Erlan)
143
Mengidam dan Rencana Perjodohan (POV Erlan)
144
Bahagia Hingga Akhir (POV Erlan)
145
Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata (POV Laila)
146
Takdir (POV Laila)
147
Pemakaman (POV Laila)
148
Bertahan (POV Laila)
149
Enam Tahun Kemudian (POV Laila)
150
Menunggu Mark Pulang (POV Laila)
151
Si Kecil Lala (POV Laila)
152
Membully Stephen (POV Laila)
153
Bertemu Masa Lalu (POV Laila)
154
Anjuran Menikah Lagi (POV Laila)
155
Mimpi (POV Laila)
156
Ramai nya Anak-Anak (POV Laila)
157
Dijodohkan dengan Azki (POV Laila)
158
Rencana Ke Kebun Binatang (POV Laila)
159
Kebun Binatang (POV Laila)
160
Mencari Nila (POv Laila)
161
Kunjungan Kiyano dan Lala (POV Laila)
162
Dugaan (POV Laila)
163
Berbincang dengan Mama (POV Laila)
164
Mark Pergi (POV Laila)
165
Menggalau (POV Laila)
166
Pelaku nya Azki?! (POV Laila)
167
Azki Telah Pindah (POV Laila)
168
Anak-anak bersama Azki (POV Laila)
169
Memori Lama (POV Azki)
170
Kabar Baik (POV Laila)
171
Bom! (POV Laila)
172
Menguntit Azki (POV Kiyano)
173
Kekejaman Azki (POV Kiyano)
174
Tombol Pemicu Ledakan (POV Kiyano)
175
Berakhir Sudah
176
Konklusi (POV Laila)
177
Salam dari Mel
178
Side Story: Laila-Kiyano
179
Spin off tentang Erlan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!