Dentum.
Dentum.
Jantung ku berdentum - dentum.
Gejolak rasa lama yang mulai asing,
Kembali hadir mengurung diri.
Ada tarikan yang dirasakan oleh mata ini,
Ada percikan cinta yang ku tujukan pada wanita manis berlesung dua di pipi itu,
Siapa engkau?
Aku tak tahu,
Namun mengapa,
Hatiku seolah mengenalimu?
Bila kah ini cinta pada dirimu,
Lalu harus kubawa ke mana perasaanku pada satu wanita lainnya?
Duhai rasa,
Kau buatku tersuruk tak berdaya,
dalam kuasa cinta...
#suara hati Kiyano
***
Flash back 3 bulan lalu...
Kesal sekali rasanya diriku. Bayu, bos sekaligus juga kakak ipar ku itu kembali menguji kesabaran ku. Telah sering ia membuatku malu di hadapan banyak kolega kerja kami. Seolah-seolah setiap kesalahan kerja yang terjadi adalah kesalahanku dan kesalahanku semata saja.
'Brengsek!' aku mengumpat pada angin kosong di hadapan.
Sengaja ku lemparkan bebatuan kerikil yang ada di pinggir tempatku duduk kini, hingga membentuk riak-riak sedang di permukaan danau.
Jika saja tak kuingat Bella, istri ku, rasanya aku sudah ingin melayangkan bogem mentah pada wajah biasa milik Bayu itu.
Sedari aku masih berpacaran dengan Bella, Bayu memang sudah menunjukkan rasa tak sukanya kepadaku.
Aku menduga kalau Bayu menyukai Bella, adik tiri nya yang beda ayah dan ibu. Seringkali aku melihat pandangan cinta di mata lelaki yang ditujukan lelaki brengsek itu untuk Bella.
Tapi, tetap saja, Bella jelas lebih memilihku. Karena aku lebih superior dibanding Bayu secara fisik. Dan aku pun humoris. Tak seperti Bayu dengan wajah seriusnya yang bertekuk tekuk itu.
Telah tiga tahun lamanya usia pernikahanku dan Bella, kini. Namun kami tak juga diberi keturunan. Padahal aku sangat berharap bisa memiliki keturunan dengan Bella, istriku yang cantik dan sangat ku sayangi itu.
Meski begitu, aku tak pernah menyalahkan Bella. Kukatakan saja pada nya bahwa kami mungkin masih diberi kesempatan untuk berpacaran berdua dulu, sehingga kami tak kunjung diberikan momongan.
Aku tak ingin istriku merasa terluka, akibat tudingan miring yang disematkan oleh ibundaku padanya. Mandul.
Kuhibur Bella-ku agar ia senantiasa ceria. Kuikuti keinginannya untuk kembali ke rumah orang tuanya di Mekar Ayu. Hingga kini, akhirnya kami pun hidup seatap dengan Ibu nya Bella dan juga Ayah tiri nya, serta Bayu.
Rumah Pak Sudiro, ayah tiri Bella memang sangat besar. Karena ia adalah seorang pemegang saham terbesar di perusahaan tekstil di kota B.
Aku mulanya sangat senang saat ayah mertuaku itu menawarkan pekerjaan sebagai Supervisor di salah satu cabang pabrik tekstil nya di kota B.
Namun kegembiraan ku itu tak berlangsung lama begitu kusadari siapa yang menjadi atasanku di kantor.
Dia lah Bayu. Lelaki brengsek yang selalu menyiapkan sejuta kritikan pedas untuk setiap hasil kerjaku.
Kembali aku memandangi air yang tenang di danau di hadapan ku kini. Lalu kulempar bebatuan yang didapat oleh tanganku dari tanah berumput.
'Cemplung!' bunyi suara air yang pecah akibat lemparan dari batu di tangan ku.
Suatu waktu, tiba-tiba saja sebuah suara merdu menarik perhatian indera pendengaran milikku.
"Kalau mau main lempar batu, jangan di sini dong, Kak. Lemparan batu mu itu sudah menakuti burung bangau yang sedang mandi di danau, tahu!" ucap suara wanita, yang terdengar tak jauh dari tempatku duduk kini.
Ku tolehkan kepala ke arah kiri, dan ku dapati sesosok wanita bertubuh tinggi berdiri tegap di hadapanku. Rupa wanita itu tampak manis dengan kulit sawo matang nya. Terlihat mirip dengan artis muda Mikha Tambayong, ditambah dua lesung kembar di pipi kanan dan pipi kirinya.
Rambut wanita itu cokelat kemerahan sepanjang bahu. Dengan kerlingan ikal-ikal kecil di bagian tepi nya. Kuduga wanita itu sepertinya memiliki rambut asli keriting. Namun ia rebonding hingga menjadi lurus. Namun beberapa helai rambut nya yang pendek tak bisa bertahan lama untuk tetap lurus. Karenanya penampilannya yang manis itu pun jadi tampak aneh dalam sekilas aku memandangnya.
Tapi, yang paling menarik di mataku adalah kedua mata wanita itu yang tampak membulat besar. Macam bola bekel yang meminjam kilauan kerlip sang bintang. Sungguh indah nian.
Dengan gestur kedua tangan yang bersedekap, wanita di depanku itu seolah-olah ingin menunjukkan rasa marahnya atas ulahku melempar batu.
Dalam hati aku ingin tertawa. Manakala aku membaca tulisan pink pada t-shirt putih yang dikenakan oleh wanita itu.
Tulisannya berbunyi, 'I am a big Girl'.
'Dia memang cewek ber mata besar!' umpat ku dalam hati.
Tanpa sadar, aku lalu malah berkilah, "gue bukan kakak Lo, yaa Big Eye Girl. Jadi jangan sok akrab ye!" tegur ku dengan nada kesal.
(Big eye girl \= gadis bermata besar)
Sontak saja wanita di depanku itu jadi tambah kesal. Lucunya ia malah kian membulatkan kedua mata nya itu.
"Plis deh, jangan bawa-bawa fisik. Pernah belajar etika gak sih?!" amuk sang wanita.
"Gak pernah. Lo mau ajarin gue emang, hah?!" jawabku setengah ketus.
Aku sebenarnya tak kesal pada wanita di depanku itu. Hanya saja, wanita itu datang di waktu yang tak tepat saat aku sedang mengeluarkan uneg-uneg ku perihal Bayu dan juga Bella.
Ya. Bella..
Ku dapati istriku itu tampak sedang menyembunyikan sesuatu dariku, akhir-akhir ini. Terlihat dari gerak-geriknya yang selalu menelpon diam-diam dengan seseorang entah siapa. Ataupun menggunakan kunci pada layar smartphone miliknya. Padahal sebelum-sebelumnya Bella tak pernah melakukan hal itu.
Aku curiga jika..
"haish!" dengusan pelan wanita di depanku seketika membuyarkan lamunanku tentang Bella.
Pemilik Si lesung kembar sepertinya kian kesal dengan jawaban asal ku tadi. Ia kembali berkomentar,
"Plis deh. Nyebelin banget sih jadi orang! Dikasih tahu baik-baik malah ngeyel! Situ umur berapa sih? masih TK ya?" ledek wanita itu.
Aku geram. Tak terima jika aku yang maskulin begini disamakan seperti anak TK. Karenanya aku pun kembali muntab, murka.
Aku pun segera bangkit berdiri, untuk mendekati wanita asing di depanku itu tanpa aba-aba. Namun, begitu wajahku sudah berjarak hitungan senti dari wajah manis nya, tiba-tiba saja jantungku berdentum kencang.
ba-dump.
ba-dump.
'ehh? Ada apa nih gue? Kenapa cewek ini kelihatan cantik banget ya?! Tapi, enggak! Bella-gue jelas lebih cantik!' batin ku teriak.
Aku segera membuyarkan lamunan aneh ku. Dan bergegas menjauh dari sosok asing di depanku itu. Setelahnya, aku langsung pergi meninggalkan tempat itu tanpa mengatakan apapun lagi.
Aku tak tahu, kalau seminggu setelah hari itu, aku akan kembali dipertemukan dengan wanita berlesung pipi kembar itu lagi. Perjumpaan-perjumpaan kami setelahnya lambat laun pun akan jadi kian intens dan diiringi perdebatan yang membuat gelak siapapun yang mendengarnya.
Kami mulanya bersikap bagai anjing dan kucing yang tak bisa akur barang sedetik pun. Namun, anehnya, seiring dengan berjalannya waktu, aku lama-lama pun terjebak dalam sarang rasa yang bernama cinta bersama wanita berlesung kembar itu.
Laila, nama wanita itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
menarik
2022-08-21
1
Nenie desu
favorit, aku suka novel kakak 🤗😇
2022-08-14
1
Senajudifa
ini yg selingkuh duluan siapa? mampir yg disini mel langsung ku fav y
2022-08-12
1