Aku bukan rumput liar. Yang seenaknya bisa kau injak. Atau kau cabut dengan sesuka hatimu.
Aku bukan rumput liar. Yang merusak pekarangan rumahmu dengan keliarannya yang seringkali mengganggu.
Aku memandang diriku layaknya sebatang pohon yang tangguh. Kokoh berdiri di atas akar milikku sendiri.
Aku bukan pelakor ataupun pelacur, di antara hubungan mu dengan istrimu.
Jadi jangan jadikan aku seperti rumput liar, dalam pekarangan rumah tanggamu dengannya.
Karena Aku bukan lah rumput liar!
#Suara hati Laila
***
"Laila.."
Panggilan bass dari arah belakangnya, membuat Laila seketika menoleh.
"Kiyano.." Laila balas memanggil nama lelaki yang sudah lewat dari setengah jam ini ditunggunya.
Keduanya saling mengikat tatapan, tatkala Kiyano melangkah mendekati belahan jiwanya itu.
Ada rasa berat dalam hati Laila di setiap langkah yang Kiyano ambil untuk mendekatinya. Karena Laila tahu, hanya dalam hitungan menit kemudian segala yang ada di antara mereka berdua akan berakhir. Dan dirinya sendiri lah yang akan memastikan akhir dari kisah kasih di antara keduanya selama kurang lebih dua bulan ini.
ces..
Setetes bulir air mata tak kuasa ditahan oleh Laila. Tapi ia langsung memalingkan wajahnya ke arah yang lain, tepatnya ke arah danau. Sehingga Kiyano tak bisa melihat betapa rapuh dan kacaunya hati gadis itu.
Secepat kilat, Laila menghapus jejak tangis dengan usapan jemarinya. Dan, setelah ia merasakan kehadiran Kiyano yang tinggal dua langkah jauhnya, Laila pun kembali menatap pemuda tampan itu dengan tatapan teguh.
Laila sudah meneguhkan hatinya sebelum ia mengirim pesan undangan untuk pertemuan mereka di pagi ini. Selama hampir semalaman tadi, Laila sudah menumpahkan segala perih dan luka nya pada bantal pink pemberian Kiyano.
Untuk terakhir kalinya Laila membiarkan dirinya memeluk bantal kesayangan yang ia dapat dari pemuda itu. Sebelum akhirnya ia bungkus bantal beserta semua barang kenangan nya bersama Kiyano dalam sebuah kotak dus.
Dan, kotak dus itu kini berada di ujung kaki Laila.
Laila lalu meraih kotak dus itu, dan lalu menyodorkannya kepada Kiyano.
"Apa ini, Lail?" tanya Kiyano tak mengerti.
"Ambillah. Aku kembaliin semua barang darimu ini, Kiy. Terima kasih untuk semua kebaikan kamu selama ini.." ucap Laila.
Merasa penasaran, Kiyano pun lalu menerima kotak dari tangan Laila itu. Dan membuka sedikit bagian atasnya yang memang tidak dilakban.
Kiyano tertegun saat melihat kalau isi di dalam kardus itu memang benar adalah semua barang yang pernah ia berikan untuk Laila.
Kiyano lalu menutup atasan dus itu kembali dan menyodorkannya kepada Laila lagi. Namun, Laila tak menyambut uluran dari Kiyano. Wanita itu justru malah mundur selangkah menjauhi Kiyano.
Laila menggeleng pelan.
"Aku gak lagi merasa berhak untuk memiliki benda-benda ini, Kiy. Karena aku sekarang udah tahu kalau ada wanita lain yang lebih berhak atas perhatian dan pemberian dari kamu. Yang jelas, wanita itu bukanlah aku!" ucap Laila bernada tegas.
Kiyano kembali dibuat tertegun.
"Maksud Lo..?"
"Ya, Kiy.. Aku sudah tahu tentang Bellinda. Dia itu istrimu. Istri sah mu bahkan hingga detik ini. Benar begitu bukan, Kiy?"
Kiyano tercengang. Seketika itu juga batinnya merasa kalut dan gelisah. Entah kenapa pemuda itu mulai bisa menebak arah alur pembicaraan di antara mereka kini.
Kiyano lalu langsung mendekati Laila. Sementara itu Laila justru malah kembali mundur menjauh.
Hingga sekitar dua langkah mundur berikutnya lah Laila tiba-tiba saja setengah berteriak.
"Stop!" titah Laila.
"?!..."
"Jangan mendekat lebih dari ini lagi, Kiy! Tolong biarkan aku memiliki privasiku sendiri,"
"Tapi, Lail!.."
"Tolong.. untuk sementara waktu, dengarkan aku ngomong terlebih dahulu, Kiy. Aku benar-benar harus sampain sesuatu sama kamu!" Mohon Laila dengan lirihan yang terdengar amat sendu.
Dan tak lama kemudian, Laila pun bicara, "Aku mau kita putus!"
"Apa?! enggak akan! gue gak mau putus dari Lo!" sergah Kiyano seketika.
Kiyano kembali berusaha mendekati Laila. Namun wanita itu juga kembali mundur menjauhinya.
"No, Kiy! biar aku selesai ngomong dulu! kamu dengerin aku dulu, ok!" tegur Laila kemudian.
Kiyano tampak frustasi sehingga ia mengacak-acak rambutnya sendiri dengan libasan kedua tangannya. Setelah nya, pemuda itu tampak mengalihkan perhatiannya ke arah danau, dengan kedua tangan yang mengepal di masing-masing sisi tubuhnya. Ia berusaha menahan diri untuk tidak menerjang Laila dan ******* bibir merah wanita nya itu. Agar ia bisa menyadarkan pikiran konyol Laila yang ingin memutuskan hubungan mereka.
'Gue gak akan biarin Lo putus dari gue, Lail!' Kiyano bertekad dalam hati.
"Aku udah ketemu sama Bella. Dia wanita yang baik, Kiy. Dan dia juga sangat mencintai kamu. Jadi jelas, aku gak bisa melanjutkan hubungan kita. Karena aku gak mau jadi pelakor! perebut suami orang!" ucap Laila kemudian.
"Enggak! Lo bukan--!"
"Biarin aku selesai ngomong!" tegur Laila kembali.
"Bukankah aku pernah cerita ke kamu, tentang pernikahan Mama dan Papa ku yang harus hancur karena adanya pelakor di antara mereka? Aku tahu banget gimana hancurnya Mama saat itu. Gimana sakitnya hati Mama saat suami yang sangat dicintainya ternyata selingkuh di belakangnya selama belasan tahun. Itu kejam banget, Kiy!" Laila menghardik entah siapa.
"Itulah sebabnya aku benci banget sama perbuatan selingkuh. Tapi sekarang.. kamu..?! kenapa kamu gak jelasin semuanya sedari awal, Kiy!"
"Kamu mengajakku terlibat dalam hubungan yang salah ini, tanpa memberitahukan kondisi pernikahanmu dengan Bella yang sebenarnya. Kamu buat aku jadi seperti rumput liar yang mengganggu pekarangan rumah milik orang lain. Padahal aku gak mau banget jadi kayak rumput liar! Aku gak mau jadi pelakor! Aku gak mau menyakiti hati wanita manapun juga dengan cara terkejam seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini!" Laila selesai mengentaskan amarah nya melalui kalimat-kalimat yang diucapkannya itu.
"Laila, Sayang.. dengerin gue dulu!"
"No! Aku belum selesai ngomong! dan gak usah panggil aku sayang-sayang lagi! aku gak punya hak untuk gelar itu, Kiy! Bella lah yang berhak! Bella, istri kamu itu lah yang berhak nerima panggilan sayang dari kamu, Kiy!" Laila kian terdengar histeris.
Tangannya lalu menuding pada Kiyano, tepat pada dadanya.
"Kenapa kamu gak jelasin semuanya dari awal, Kiy?! Kenapa kamu jebak aku dalam hubungan ini?!" tuding Laila dengan suara tertahan.
Kiyano berusaha menangkap jemari Laila dalam genggamannya, namun Laila seketika menepis sentuhan dari pemuda itu.
"Aku.. Aku ngerasa malu banget waktu aku ketemu sama Bella, Kiy.. Rasa-rasanya aku gak punya harga diri lagi di hadapan dia. Bagaimana bisa kamu melakukan ini, Kiy?! Bagaimana bisa kamu begitu tega menyakiti hati wanita sebaik dirinya?!"
Mata Laila merah lah sudah. Tapi ia masih berusaha untuk menahan gempuran kristal bening yang sudah ingin tumpah dari dua bola matanya.
"Dengerin gue dulu, Lail! gue--"
"No! No! No! aku gak mau dengerin omongan kamu lagi. Aku minta kamu ke sini, cuma untuk sampein keputusanku ini, Kiy. Apapun yang akan kamu ucapin, gak akan merubah keputusanku. Jadi, kita putus. Selamat tinggal!" Pamit Laila terburu-buru. sebelum akhirnya berbalik dan berlari menjauh dari danau dan juga Kiyano.
Sementara itu Kiyano spontan menjatuhkan boks berisi hadiah-hadiah nya untuk Laila, dan bergegas berlari mengejar wanita yang masih sangat dicintainya itu.
Hingga suasana danau di pagi hari itu pun akhirnya kembali menghening.
Lalu, tiba-tiba saja, seseorang yang telah lama berdiri di balik pohon memunculkan dirinya, di saat Kiyano dan Laila telah lama berlalu pergi. Seseorang itu lalu mendekat ke tepi danau, tempat Kiyano tak sengaja menjatuhkan hadiah-hadiah nya ke tanah berumput di tepi danau.
Sosok itu lalu menatap kosong pada boneka beruang, bros, gelang emas berbandul hati, topi pantai, serta barang-barang kecil lainnya. Ada rasa perih yang menelusup ke dalam benak sosok itu saat melihat semua barang yang kini tergolek di tanah, terabaikan.
Ia lalu mengambil sebuah kartu catatan dari dalam kotak. Yang padanya kemudian ia bisa membaca tulisan yang amat ia kenali pemiliknya siapa.
Pada kartu itu tertulis,
'I Love you, Laila..❤️❤️'
Bruk.
Tiba-tiba saja sosok asing itu terjatuh duduk. Dan perlahan, dua bulir kristal bening pun akhirnya meluruh dari kedua mata sipit nya. Sosok itu pun akhirnya meluruh dalam tangisnya, bersama keheningan pagi yang menusuk hati..
peras.. sungguh peras rasanya cinta..
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
martina melati
bella???
2024-09-17
0
martina melati
dukung laila...
2024-09-17
0
Senajudifa
pasti itu bela
2022-08-19
1