"Elo?!" tudingan telunjuk lelaki di depanku itu membuatku langsung emosi.
Tapi lalu aku melihat penampilan lelaki di depanku itu. Dengan penampilan yang necis, ingatlah aku kalau dia adalah manager baru di kantor ini. Dan itu berarti dia adalah bos ku.
'Sial! Apes banget sih punya bos macam dia!' gerutu ku di dalam hati.
Aku berusaha mengusir sisa kekesalanku dengan menghela napas.
'satu.. dua.. tiga..haah..' batinku coba merileksasikan diri.
Setelah merasa lebih tenang, barulah kemudian aku bicara.
"Oke. Jadi, kamu adalah manajer yang baru ya di sini?" tanya ku memastikan.
"Kepala manajer!" koreksi lelaki itu dengan nada ketus.
'Duh! Sabar.. il.. sabaar.. ini hari pertama kamu kerja. Jangan sampe kamu dipecat gara-gara cowok songong ini!' aku membatin.
"Ya. kepala manajer. Berarti, sekarang kita kerja di tempat yang sama ya."
"Ya. Dan gue adalah bos Lo!"
'Ampun dah! ni orang tukang gas tah kali ya? ngomong sih nge gass melulu!'
"Oke. Kamu memang atasan ku, tapi kamu gak bisa bawa-bawa masalah di luar tempat kerja ke dalam lingkungan kerja. Itu tindakan diskriminasi namanya!"
"Menurut Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, lebih tepatnya adalah Bab III Pasal 5 menyebutkan bahwa, 'setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan',"
"Itu berarti kamu gak bisa bertindak sewenang-wenang terhadap pegawai bawahan mu, termasuk aku, hanya karena dendam atau alasan pribadi. Itu sangat enggak dibenarkan!"
Aku mengambil napas cepat-cepat, usai berceloteh panjang lebar.
Tapi lalu kulihat manajer baru ku itu tampak seperti menahan tawa.
Seketika itu juga kekesalanku kembali.
'Siapa dia, berani menertawai ku sesuka hati! Belum tahu dia, amukan "malam" yang super gelap!' amukku dalam hati.
(nama Lail dalam bahasa Arab memiliki arti "Malam")
Hampir saja aku akan memuntahkan kekesalanku lagi, jika saja bos songong ku itu tak segera bicara.
"Pertama-tama, gue gak ngerasa ngelakuin tindakan diskriminasi ke siapapun, termasuk Elo!"
"Kedua, gue gak perlu Elo ingetin tentang pasal-pasal aturan ribet. Di sini, gue yang jadi atasan dan Elo bawahan. Jadi gak usah kepintaran deh di depan gue!"
"Dan yang ketiga.."
Wajah manajer baru ku itu kini hanya berjarak sepuluh senti saja dari wajahku. Anehnya, jantungku malah berdegup tak karuan. Mungkin aku benar-benar ketakutan jika aku sampai dipecat di hari pertamaku kerja ini.
"Yang ketiga, dan yang paling penting untuk Elo inget adalah,.."
ba-dump. ba-dump.
Jantungku berdentum-dentum.
'Aishh.. biar kata nyebelin, ni cowok lumayan ganteng juga sih! gak kalah ganteng dari artis Irwansyah!' batinku meracau.
'Bulu matanya panjang banget coba itu! matanya juga bening! kulitnya juga kelihatan mulus banget!' lanjut ceracau batin ku.
Kupegang pipi ku sendiri dengan tanganku, 'Kulit ku rasa-rasa nya gak semulus dan sebening punya dia deh! Ni cowok suka treatment kali ya..' aku menduga-duga dalam angan.
Asyik dalam lamunanku sendiri, aku baru tersadar ketika sebuah sentilan kurasakan di dahi.
"Aw! sakit tahu!" cecar ku pada lelaki di depanku itu.
Aku mengamati kembali wajah bos ku itu dengan seksama. Kulihat daun telinga nya berubah agak kemerahan.
Baru saja aku ingin bertanya, jika-jika ia memiliki alergi atau apa hingga menyebabkan telinganya memerah, ketika tiba-tiba ia kembali marah-marah tak jelas.
"Ini peringatan buat Lo! jangan sekali-kali lagi kentut di dekat gue! gue gak suka bau kentut Lo! busuk!" sumpah serapah lelaki itu.
"Heh! Kentut itu hal yang manusiawi. Gak bisa dong seenak jidat nya kamu larang-larang aku kentut. Nyuruh ditahan-tahan pula! Memangnya kalau aku sampai sakit radang usus gegara nahan kentut, kamu mau tanggung jawab hah?!" aku balas mengamuk.
Aku paling tak suka tindak ketidakadilan. Aku paling tak suka bila diremehkan. Aku paling tak suka dengan orang yang sewenang-wenang dengan jabatan tingginya. Dan sepertinya lelaki di depanku ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tak kusukai.
Sesaat kemudian, bos baru ku itu memicingkan matanya. Aku merasa tak sedang dalam bahaya di bawah ancaman pandangan tajam nya itu.
'Memangnya cuma dia yang bisa adu ketajaman pandang, hah! aku juga bisa' gerutu ku dalam hati.
Aku pun balas memelototi bos baru ku itu dengan berani.
Namun, kalimat berikutnya yang keluar dari mulut lelaki di depanku itu spontan membuatku merasakan ngeri.
"Sudah berapa lama Lo kerja di kantor ini, hah? setahun? dua tahun?" tanya bos ku itu.
Diingatkan seperti itu, nyali ku seketika menciut. Aku lupa kalau lelaki di depanku itu bisa menjadi penentu lanjut tidaknya aku bekerja di kantor ini.
"Berapa lama? jawab gue!" kecam bos ku itu.
"ss.. satu!" aku gelagapan menjawab. Dalam hati ku sudah kalut kalang kabut.
'Lail.. laiiill..! Kenapa sih kamu susah banget jaga mulut kamu!' aku memarahi diriku sendiri dalam hati.
"Hm? Satu tahun?" tanya bos ku itu memastikan.
Aku menggeleng, masih ragu untuk memberikan jawaban yang sebenarnya.
"Bukan? satu bulan?" tanya bos ku itu lagi.
Dengan gerakan yang semakin pelan, aku kembali menggelengkan kepala.
"Bukan juga?! satu minggu?!" tebak bos ku itu kembali.
'Ya Allah.. kenapa ada acara tebak-tebakkan kayak gini sih di hari pertamaku kerja. Asli bikin dag dig dug an ini mah!' aku mengiba-iba dalam hati.
Merasa tak lagi bisa menghindar, akhirnya aku pun memberikan jawaban yang benar pada bos ku itu.
"Ss.. satu hari.."
"APA?! Lo bilang, Lo baru kerja satu hari, hah?!" teriak bos ku tak percaya.
Aku mengusap-usap daun telingaku yang sempat pengang akibat teriakan bos ku tadi.
"iya!" Aku balas menyahut dengan suara kencang.
Kulirik kembali wajah atasan ku itu. Dan kudapati ia tengah kembali menahan tawa.
"Bb.. Buahaa hahahaa! Nyali Lo gede juga ya! Baru juga sehari kerja, udah berani nyolot ke bos Lo ini!"
Aku memutuskan untuk diam. Malas rasanya menyahut lagi ucapan bos songong ku itu.
"Oke! Kali ini Lo gue maafin. Gue appraise nyali Lo yang gede itu. Tapi saran gue, Lo harus lebih bersikap hati-hati. Gak semua atasan bisa sebaik dan se pemaaf kayak gue ini. Kalau atasan lain yang Lo hadapin, bisa jadi Lo udah langsung di take out ke depan gedung perkantoran ini!" bos ku memberikan nasihat.
"Ya. Makasih.. Pak!" ucapku dengan pandangan menunduk.
"Lo.. ehem! maksud gue, Kamu boleh pergi!" ucap Bos songong ku itu kemudian, dengan tiba-tiba bersikap penuh wibawa.
'Cih! palsu!' cibir ku menilai.
Aku pun langsung melangkah menuju pintu keluar. Begitu terburu-buru untuk segera hengkang dari ruangan yang diliputi kesongongan milik orang ini.
Namun, saat aku hampir menutup pintu, tiba-tiba saja terdengar kembali suara bos ku itu memanggil.
"Tunggu dulu! siapa nama kamu?" tanya bos ku itu lagi dengan sikap wibawa palsu nya.
Selama sedetik aku ragu tuk menjawab. Tapi detik kemudian ku jawab juga pertanyaan bos ku itu.
"Laila, Pak!"
Dan Cklek. Pintu pun menutup pandanganku dari wajah tampan bos songong ku itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Rini Antika
👍👍👍👍👍 aku suka cewek berani..💪💪
2022-08-27
1
Rini Antika
Kasihan..🤣🤣🤣
2022-08-27
1
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
aihhh keren nih Laila...meskipun cuma OG tapi ga rendah diri n punya nyali...suka...
2022-08-21
1