"Terus?"
"Terus.. apa?" Tanya ku tergeragap di bawah pandangan tajam nan dingin milik Kiyano.
"Terus cowok itu apa lagi selain cool, kalem, dan charming..hm?"
Aku merasa jalan pikiran ku serasa buntu. Entah kenapa aku tak bisa memalingkan mata ku dari mata Kiyano. Gelenyar rasa aneh pun mulai membuat dada ku rasanya sesak. Sementara jantung ku kembali mulai berdentum cepat dan tak beraturan.
"Si..siapa?" Tanya ku terbata-bata masih dengan memandangi mata cokelat nya Kiyano.
"Oh. Gosh! Damn it! Gue bakal mati kesal kalau harus ngobrol sama Lo lama-lama!" Umpat Kiyano sambil menyandarkan kepala nya ke pintu mobil. Sehingga kini ia menghadapkan tubuh nya ke arah ku.
Aku baru tersadar kalau mobil yang ku tumpangi ternyata telah berhenti. Entah sejak kapan. Ku pandangi jalanan di luar dan aku cukup terkejut karena ternyata aku telah sampai di depan gang yang akan mengantarkan ku menuju kontrakan ku.
"Kok kamu tahu rumah ku di sini?" Tanya ku spontan menatap Kiyano.
Selama sepersekian detik aku menangkap kegugupan di mata Kiyano. Tapi itu hanya samar-samar saja, sehingga aku tak benar-benar yakin dengan apa yang kulihat barusan.
"Lo belum selesai jawab pertanyaan gue, Laila.." ucap Kiyano, mencoba mengalihkan perhatian.
Namun aku bersikukuh untuk mendengar jawaban dari pertanyaan ku terlebih dulu.
"Jawab dulu pertanyaan ku. Kok kamu bisa tahu harus berhenti di jalan sini?" Tanya ku penasaran.
"Well.. " Kiyano terlihat mengibaskan rambut nya sekali, sebelum menjawab pertanyaan ku akhirnya.
"Karena rumah gue ada di gedung apartemen di depan situ. Jadi, gue cuma bisa antar Lo sampe di sini aja. Memang nya rumah Lo di sekitar sini ya?" Tanya Kiyano balik kepada ku.
Terlebih dulu aku melihat ke arah gedung tinggi yang ada tak jauh di depan jalan. Setahu ku, itu adalah hunian untuk kalangan menengah ke atas.
"Kamu tinggal di apartemen itu?" Tanya ku memastikan.
"Iya. Kenapa? Mau main?" Tanyanya asal.
Aku langsung menggelengkan kepala ku dengan cukup cepat berkali-kali.
"Dih.. ngapain coba aku main? Memang nya hubungan kita sedekat itu apa?" Sahut ku asal.
Sesaat, suasana kembali hening. Dan aku merasa dadaku kembali sesak oleh sebab yang tak bisa ku jelaskan.
"Hh.. Lo belum tuntas ngejawab pertanyaan gue. Jadi, selain cool, kalem dan charming, rekan Lo itu kenapa bisa Lo nama in Cabe Ijo, hah?" Tanya Kiyano kembali ke topik asal.
Dan anehnya aku malah merasa lega karena harus membincangkan topik tak bermutu itu lagi.
"Erlan tuh memang cool, kalem dan charming, sayang nya dia punya mulut yang kadang suka nyeletukin kalimat-kalimat pedas yang menohok hati. Kayak waktu beberapa hari lalu pas dia gak sengaja bongkar aib ku yang kentut di depan kamu, ke semua rekan OB ku yang lain. Kan malu banget tuh yah!" Ungkap ku panjang lebar.
Mengingat kejadian tentang kentut di kantor Kiyano, membuat ku tersadar kalau lagi-lagi aku telah membuka aib ku sendiri di hadapan cowok ini.
'Alamak.. hancur sudah reputasi ku sebagai cewek,' keluh ku dalam hati.
"Hahaha!! Ya. Ya. Gue masih inget banget sama bau kentut Lo yang busuk itu. Gila! Bikin gue mabok tahu! Lo makan apa sih sampe bisa kentut Lo sebau itu?" Tanya Kiyano dengan tawa yang masih sesekali berderai.
Aku mencebik kesal dan memutuskan untuk diam tak menyahuti pertanyaan dari pemuda itu.
Setelah agak lama, aku pun akhirnya berpamitan untuk pulang.
"Saya pamit dulu ya, Pak. Terima kasih sudah berbaik hati mengantarkan saya," pamit ku sambil membuka pintu mobil.
Namun kemudian aku kesulitan membuka pintu nya. Hingga tiba-tiba saja aku merasakan wajah Kiyano yang tiba-tiba saja sudah berada dekat sekali dengan wajah ku.
"Pintu nya memang agak macet. Kalau mau di buka, harus agak ditarik dulu baru di.."
Ba dump. Netra ku terperangkap dalam mata cokelat milik Kiyano.
Ba dump. Aku tergugu tak mampu berkata-kata atau bahkan hanya untuk mengedipkan mata ku saja.
Ba dump. Bisa ku tangkap aroma mint yang menguar dari tubuh pemuda, yang berposisi sangat dekat dengan tubuh ku sendiri.
Ba dump. Tenggorokan ku serasa tercekat dan tanpa sadar ku basahi pula bibir ku yang terasa kering ini.
Ba dump. Bagai patung aku membeku kala wajah tampan pemuda di depan ku itu mulai mendekat dan kian mendekati wajah ku yang terasa menghangat.
Ba dump.
Ba dump.
Ba dump.
Dan kedua bibir milikku dan Kiyano pun akhirnya bertemu. Tak bisa ku jelaskan bagaimana rupa rasaku saat ini. Karena aku seolah jadi mati rasa kala bibir Kiyano bergerak secara perlahan di atas bibir ku.
Ba dump.
Bagai patung, aku terdiam dan hanya mampu terdiam saja. Ku sadari dentum jantung ku yang berdetak teramat kencang hingga membuat dada ku kembali sesak. Aneh nya, aku merasa menyukai rasa sesak ini.
Ba dump.
Ba dump.
Ba dump.
***
"Gila! Gila! Gila! Ya ampun! Ya ampun! Ya ampun!"
Saat ini aku sedang rebahan di atas kasur di kamar ku sendiri. Aku sudah mandi, shalat dan makan malam. Meski semua itu kulakukan dengan setengah melamun karena benakku masih saja terpikirkan pada kejadian di dalam mobil Kiyano sewaktu kami pulang tadi.
'Dia mencium ku! Dia mencium ku!' ya ampun! Aku dicium si Keong!' benak ku kembali kalut kalang kabut kala ku ingat ciuman kami tadi.
Tunggu dulu! Itu bukan ciuman kami. Itu adalah Kiyano yang mencuri ciuman pertama ku.
'Sialan! Dasar cowok brengsek! Berani benar dia mencuri ciuman pertama ku! Padahal aku udah ngejaga banget ciuman pertama ku buat suami ku nanti! Iiihhh sebal! Sebal! Sebal!' tak henti-hentinya aku mengomel sendiri sambil meremas dan memukuli bantal guling yang ku peluk.
Namun kemudian aku kembali teringat dengan perasaan hangat yang kurasakan kala Kiyano mencium ku. Dan ku sadari kalau aku menyukai ciuman itu.
Aku bisa merasakan aroma mint yang menguar cukup kuat dari tubuh dan napas Kiyano. Aku pun bisa merasakan dada bidang pemuda itu kala tangan ku tak sengaja menarik kemeja Kiyano secara tak sadar.
Betapa kecil nya aku merasa, saat tubuh Kiyano menutupi pandangan ku akan segala. Dan bagaimana sapuan lembut dari lidah pemuda itu pada permukaan bibir ku yang cukup tebal ini.
Anehnya aku menyadari kalau aku menyukai semua sensasi itu.
"Gila! Gila! Gila! Kamu sepertinya mulai gila deh, La! Ya ampun! Mau ditaruh ke mana muka ku nanti kalau ketemu si Keong?! Walau pun tadi kita cuma ciuman sebentar banget, tetap saja! Rasanya malu banget kalau besok mesti ketemu Si Keong! Huhuhuu..." Aku terus bergumam sendiri.
Hingga malam kian temaram.. hingga malam semakin larut dalam buaian kelam.. sementara hati ku yang dirundung gelisah, membuatku kesulitan untuk lepas dari rasa resah. Alhasil, aku pun bergadang hampir sepanjang malam yang dingin ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Senajudifa
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-28
1
Lee
Wahh..Laila bisa luluh jga sma Kiyano
..jgn suka dlu la, pastiin dlu Kiyano single apa gk ..
2022-07-21
2
Lee
wkwk...Laila..laila keceplosan mulu yaa
2022-07-21
2