Maaf...

Lauk pauk yang terhidang tertutup rapi tanpa tersentuh oleh tangan seorang insan pun, Man lebih memilih berdiam diri didalam kamar menahan lapar karena kemarahannya terhadap Mona.

Mona menatap lauk pauk tersebut dengan mata nanar, sayang dengan makanan yang akan mubazir dibuang karena tidak dimakan. Mau dimakan tapi sudah tidak ada tempat untuk makanan lain dilambungnya yang sudah terisi penuh oleh makanan yang dimakannya tadi bersama Erik.

Mona sendiri yang melarang Widya memasak lauk banyak-banyak karena Dirinya dan Man sering pulang malam karena lembur, jadi Mona mengira Man juga akan melakukan yang sama dengan dirinya suka makan malam diluar tanpa Mona sangka dalam sikap cuek, Man memperhatikan semua yang terjadi diapartemen.

Pantas Widya tidak pernah mengeluh akan makanan yang dibuang karena tidak dimakan ternyata ada Man yang setiap malam makan dalam kesendiriannya demi menghargai nya yang sedang belajar memasak.

Sikap Man yang begitu manis menyentuh hati Mona, bagaimana hatinya bisa menjauh jika Man terus menyentuh hatinya lagi dan lagi. Hanya beberapa kali Mona belajar memasak, dan membantu Widya memasak jadi Man tidak perlu memakan masakan rumah setiap malam. Apa sebenarnya yang terjadi hingga membuat Man sampai semarah itu.

Mereka sangat jarang mengobrol sehingga tidak tau keadaan orang yang tinggal seatap, Mona membiarkan saja keadaan yang terjadi karena toh pada akhirnya mereka akan bercerai dan mereka tidak perlu mengenang yang tidak perlu dikenang, ada pun dengan hati Mona yang terlanjur mencintai ingin ia kubur dalam-dalam.

Dengan cepat Mona memanaskan semua lauk pauk yang telah dingin diatas meja makan yang tertutup rapi, menghidangkan kembali makanan tersebut yang ditata rapi diatas meja makan berbentuk persegi empat yang terbuat dari kaca tebal.

"Tok tok tok!" Mona mengulang ketukan dipintu sambil memanggil-manggil Man agar menyahuti panggilannya.

"Man.......! " keluarlah. " panggil Mona lagi.

"Man... aku telah memanasi semua lauk pauknya, kalau tidak dimakan sia-sia dong aku manasin... Man.... aku minta maaf, keluarlah. " ucap Mona sedih sambil duduk jongkok menyender di pintu kamar Man yang masih tertutup rapat.

Hening tanpa ada jawaban apa pun, Mona hampir saja menyerah dan pergi meninggalkan pintu kamar Man menuju kamarnya sendiri yang bersebelahan dengan kamar Man jika bukan tiba-tiba pintu kamar Man yang terbuka hingga membuat Mona terjengkal tidur telentang.

"Kurang kerjaan tidur disitu? " Man melewati Mona yang yang terjengkal akibat ulahnya yang membuka pintu kamar tiba-tiba.

"Sakit.... " rengek Mona sambil bangkit duduk.

Man yang sudah berlalu pergi berbalik lagi menghampiri Mona yang duduk meringis, Man mengulurkan kedua tangannya membantu Mona untuk bangkit berdiri tapi Mona malah menggelengkan kepalanya.

"Gendong.... " rengek Mona manja.

"Huh... !" Man menghela nafas panjang tapi tidak menolak permintaan Mona, dengan enteng Man menggendong Mona ala brida style dan mendudukkannya disalah satu kursi yang ada dimeja makan dan menarik kursi lain yang ada sebelah Mona untuk dirinya sendiri duduk.

Man makan dalam diam tanpa berkata apa pun, Mona pun hanya diam menemani Man makan tidak ingin mengganggu karena tadi Man sempat berkata bahwa dirinya sangat lapar. Diam-diam Mona tersenyum melihat Man makan dengan lahap, ada rindu yang terselip dihatinya setelah lama tidak mengobrol dan bercanda dengan Man.

Man membawa sendiri piring dan gelas bekas makannya ke wastafel cuci piring, Man sudah terbiasa melakukan itu ketika bersama Bundanya.

Ketika Man berbalik pergi hendak meninggalkan meja makan menuju kamarnya, Mona menghentikannya dengan berucap.

"Man.... aku minta maaf. "

"Hmmm.... " jawab Man melangkahkan kakinya kembali setelah sempat terhenti.

"Man..... " panggil Mona lagi sedih.

"Berisik! " kesal Man.

"Maman....!! " teriak Mona karena masih tak dihiraukan.

"iya iya....! puas... " Man menjawab dengan jengkel benar-benar menghentikan langkahnya kali ini, berbalik menghadap Mona yang tiba-tiba berlari menubruk dan memeluk tubuhnya.

Man terkesiap tidak menyangka jika akan dipeluk oleh Mona, ternyata begini jika dipeluk oleh wanita yang kita sayangi karena bersama Akira, Man lah yang suka merangkul Akira dan Mona. Baru kali ini Man dipeluk oleh seorang wanita dan rasanya ternyata menyenangkan, amarahnya tadi meluap begitu saja hilang entah kemana.

🍀🍀🍀🍀🍀

Salam sejahtera dan sehat selalu 🤗😘🥰 Jangan lupa dukung karya saya setelah baca dengan like, vote and comment 🤗😊

Terimakasih.... 🙏🙏

Episodes
1 Dipaksa Nikah
2 Perkelahian
3 Janji Temu
4 Melamun...
5 Merasa Nyaman
6 Apakah Mungkin?
7 Ngeselin!
8 Jutek Jadi Baik
9 Ijab Qabul
10 Makan-makan Bersama
11 Lingerie
12 Istriku
13 Belanja
14 Mau Di Apakan?
15 Makan Malam
16 Maaf...
17 Melindungi
18 Merasa Sunyi
19 Tertidur
20 Pergi Kerja
21 Makan Siang
22 Enggan Bertemu
23 Kedatangan Papy
24 Kasir
25 Mommy ikut datang
26 Merapikan Baju
27 Sensasi Baru
28 Canggung
29 Do'akan yang terbaik
30 Tidur bersama
31 Semoga saja....
32 Ikut Olah Raga
33 Nasehat Papy
34 Makanan kesukaan
35 Berlalunya hari
36 Nasi goreng
37 Keluar Kota
38 Rasa Iri
39 Tekdung
40 Kecoak
41 Mimpi
42 Hati yang kosong
43 Canggung
44 Besok datang lagi
45 Kode mata
46 Darah tinggi
47 Membahas masalah
48 Adakah kesempatan?
49 Ganjen
50 Perjalanan masih panjang
51 Rindu
52 Yang Terlupakan
53 Emosi Doremi
54 Mommy pulang
55 Kurang tidur
56 Tidak percaya
57 Tante Irma
58 Mirip Almarhumah
59 Pria paruh baya
60 Teman
61 Kesepian
62 Berkunjung
63 Menyesal
64 Vira dan Vina
65 Kejanggalan
66 Pak bos kemana?
67 Pijatan Mona
68 Terasa janggal
69 Kehilangan Aroma
70 Berbagi
71 Memata-matai
72 Jomblo
73 Dilupakan
74 Awan Hitam
75 Lelaki Normal
76 Terlupakan
77 Tekad bulat
78 Kesal
79 Kucing
80 Pasien Rahasia
81 Sultan Arif
82 Mengulang Waktu
83 Rapuh
84 Raga tak bernyawa
85 Menjenguk Ayah
86 Status Mona
87 Permintaan Bunda
88 Sebelum Tidur
89 Kesiangan
90 Olah Raga
91 Acuh Tak Acuh
92 Terlambat
93 Gairah
94 Lembur
95 Foto
96 Menyusul Man
97 Tiga Sahabat
98 Tidak Asing
99 Buku?
100 Buku Ayah I
101 Buku Ayah II
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dipaksa Nikah
2
Perkelahian
3
Janji Temu
4
Melamun...
5
Merasa Nyaman
6
Apakah Mungkin?
7
Ngeselin!
8
Jutek Jadi Baik
9
Ijab Qabul
10
Makan-makan Bersama
11
Lingerie
12
Istriku
13
Belanja
14
Mau Di Apakan?
15
Makan Malam
16
Maaf...
17
Melindungi
18
Merasa Sunyi
19
Tertidur
20
Pergi Kerja
21
Makan Siang
22
Enggan Bertemu
23
Kedatangan Papy
24
Kasir
25
Mommy ikut datang
26
Merapikan Baju
27
Sensasi Baru
28
Canggung
29
Do'akan yang terbaik
30
Tidur bersama
31
Semoga saja....
32
Ikut Olah Raga
33
Nasehat Papy
34
Makanan kesukaan
35
Berlalunya hari
36
Nasi goreng
37
Keluar Kota
38
Rasa Iri
39
Tekdung
40
Kecoak
41
Mimpi
42
Hati yang kosong
43
Canggung
44
Besok datang lagi
45
Kode mata
46
Darah tinggi
47
Membahas masalah
48
Adakah kesempatan?
49
Ganjen
50
Perjalanan masih panjang
51
Rindu
52
Yang Terlupakan
53
Emosi Doremi
54
Mommy pulang
55
Kurang tidur
56
Tidak percaya
57
Tante Irma
58
Mirip Almarhumah
59
Pria paruh baya
60
Teman
61
Kesepian
62
Berkunjung
63
Menyesal
64
Vira dan Vina
65
Kejanggalan
66
Pak bos kemana?
67
Pijatan Mona
68
Terasa janggal
69
Kehilangan Aroma
70
Berbagi
71
Memata-matai
72
Jomblo
73
Dilupakan
74
Awan Hitam
75
Lelaki Normal
76
Terlupakan
77
Tekad bulat
78
Kesal
79
Kucing
80
Pasien Rahasia
81
Sultan Arif
82
Mengulang Waktu
83
Rapuh
84
Raga tak bernyawa
85
Menjenguk Ayah
86
Status Mona
87
Permintaan Bunda
88
Sebelum Tidur
89
Kesiangan
90
Olah Raga
91
Acuh Tak Acuh
92
Terlambat
93
Gairah
94
Lembur
95
Foto
96
Menyusul Man
97
Tiga Sahabat
98
Tidak Asing
99
Buku?
100
Buku Ayah I
101
Buku Ayah II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!