Pagi-pagi Mona sudah bangun, seperti kebiasaannya dirumah yang tidak pernah tidur selesai subuh maka kebiasaan tersebut sudah melekat pada dirinya. Seperti kata pepatah Alah bisa karena terbiasa.
Man ikut bergabung duduk dimeja makan berhadapan dengan Mona, dimeja telah tersedia kopi hitam kesukaan Man dan roti panggang yang diolesi selai dan Man tidak tau selai rasa apa karena Man tidak pernah pilih-pilih soal selai roti rasa apa. Sekali lagi merasa beruntung menikah dengan sahabatnya sendiri karena mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai oleh Man.
"Terimakasih istriku, kopinya nikmat" ucap Man sambil menyeruput kopinya kembali dari cangkir batu yang masih mengepulkan asap dengan aroma wangi khas kopi.
Deghht!! jantung Mona seolah-olah berhenti sepersekian detik istriku... Mona mengulang perkataan Man dalam hatinya. "i iya sama-sama" jawab Mona cepat menutupi keterkejutannya.
"Kamu hari ini kerja? " tanya Man selesai menikmati kopi paginya.
"Tidak, aku udah minta izin cuti selama dua hari. "
"Sama, aku juga besok mulai bekerja. Oia... ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. "
"Tanya apa? "
"Tentang resepsi pernikahan kita yang kamu batalkan atau tunda."
"Oh.... "
"Cuma oh?" tanya Man tak percaya mendengar jawaban Mona yang begitu singkat.
"Hmmm.... ya mau gimana lagi, kita buat acara resepsi untuk apa? kepada siapa ingin kita tunjukkan? jika pernikahan kita hanya ikatan diatas kertas, kenapa harus meninggalkan jejak dusta. "
"Tapi aku melihat sendiri, kau sering sekali mencari gaun pernikahan yang cocok untukmu melalui ponselmu. "
"Itu benar tapi aku ingin menggunakan gaun pernikahan di pernikahan yang sesungguhnya. " jawab Mona pelan.
"Maafkan aku.... " Man menggenggam tangan Mona lembut diatas meja.
"Ini bukan salahmu" Mona menarik tangannya yang di genggam oleh Man. "Kita berdua yang memutuskan menikah dan itupun aku yang mengajakmu duluan jadi kau tidak perlu minta maaf. " sambung Mona lagi.
"Pernikahan ini sebenarnya kemauan ku juga, jika kau masih ingat, bukan kah aku juga dipaksa nikah? "
"Kau benar, berarti kita saling tolong menolong." ucap Mona sambil tersenyum geli.
"Begitulah" Man ikut tersenyum juga mengingat pernikahan mereka yang dirasanya sangat konyol.
"Aku harap pernikahan ini dirahasiakan, maksudku hanya keluarga kita saja yang tau. " ucap Mona pelan tetap dengan lengkungan keatas menghiasi bibirnya.
"Kenapa kau ingin merahasiakan pernikahan kita? "
"Karena.... aku tidak ingin ada yang merasa terbebani diantara kita dengan pernikahan ini."
"Apa maksudmu? Aku tidak pernah merasa terbebani dengan pernikahan ini. "
"Sekarang tidak tapi nanti jika kau menemukan seseorang yang pantas menjadi pendamping hidupmu dan tidak akan ada laki-laki yang mau mendekatiku jika statusku telah menikah. Kau tidak lupakan jika pernikahan kita hanya ikatan di atas buku nikah bukan mengikat hati kita karena kita tidak saling mencintai. " ucap Mona panjang lebar.
Man mengepalkan tangannya kuat, entah kenapa hatinya merasa tidak nyaman ketika Mona mengatakan tidak akan ada yang mau mendekati nya jika statusnya telah menikah. Sedari dulu Man mencoba menghalau lelaki manapun mendekati Akira karena perintah Haikal namun entah kenapa ia juga tidak pernah suka jika Mona dekat-dekat dengan laki-laki lain.
Sekarang ia malah harus memberi peluang untuk Mona agar bisa dekat dengan laki-laki lain, apa haknya melarang jika dirinya bukan suami sesungguhnya apalagi ia tidak mencintai Mona. Namun entah kenapa ada sudut hatinya merasa tertusuk saat mendengar Mona ingin mencoba sebuah hubungan serius dengan seseorang yang ia belum tau siapa.
"Baiklah, apa pun yang menurutmu baik aku setuju. " jawab Man akhirnya. Setidaknya ia ingin melihat Mona bahagia dengan menemukan belahan jiwanya, tidak terkurung dengan pernikahan palsu dengannya.
"Terimakasih.... dan aku harap kita saling menghargai kehidupan privacy masing-masing tanpa perlu ikut campur yang penting tidak boleh membawa pasangan masing-masing ke apartemen kita. "
"Aku menyetujui semua keinginanmu tapi ada syaratnya." ucap Man sambil menatap kedua netra Mona.
"Apa syaratnya? "
"Aku adalah orang pertama yang akan diperkenalkan dengan pasangan mu kelak. "
"Deal! bagaimana dengan mu, apakah kamu akan memperkenalkan pasangan mu kepadaku?"
"Kita lihat nanti. " Man tersenyum tengil.
"Curang. " kesal Mona sambil mengerucutkan bibirnya
"Aku sangat suka melihat ekpresi mu seperti itu, istriku.... " Goda Man sambil tertawa renyah.
"Ish... sangat sangat mengesalkan....! " Mona bangkit dari duduknya seraya belalu pergi dari hadapan Man dengan menyembunyikan wajahnya yang memerah dari godaan Man yang menyebut dirinya Istriku....
🍀🍀🍀
🤗☺ Mohon dukungannya untuk karya saya ini dengan Like, vote and comment 😊🙏🙏
Salam sejahtera dan sehat selalu untuk semua pembaca 😘🥰🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments