Janji Temu

Dengan langkah terburu-buru Mona memasuki sebuah kafe tempatnya melakukan janji temu dengan sahabatnya yang telah di hubunginya semalam.

"Maaf telat. " Mona langsung duduk dibangku yang berhadapan dengan sahabatnya, terhalang oleh sebuah meja bundar di tengah mereka.

"Tidak masalah, gue juga baru datang. "

"Lo lagi ada masalah ya? " tatap Mona kepada sahabatnya yang sedari tadi tidak mengalihkan perhatiannya dari lalu lalang orang yang dilihatnya dari dinding kaca tempatnya duduk.

"Masalah biasa."

"Maman.... gue siap jadi pendengar yang baik. "

Man mengalihkan pandangannya ke wajah Mona dan terkekeh geli. "Lo sendiri nelfon gua semalam seperti ada perang dunia ketiga, sekarang kenapa lo yang nanyain gue? "

"Gue serius Maman!" bentak Mona kesal.

"Gue juga serius, ada masalah apa lo nelfon gue malam-malam ngajak gue ketemuan disini? " Maman menyesap kopi hitammya pelan yang masih mengepulkan asap panasnya. Saat ini Maman butuh kafein untuk membuat pikiran nya tetap waras.

"Bentar ya gue pesan minuman dulu, lo mau makan apa? " Mona celingukan mencari pelayan cafe.

"Udah.. tenang aja minuman dan cemilan kesukaan lo bentar lagi juga diantar." jawab Man santai.

Tak lama berselang seorang pelayan pria datang membawakan minuman coklat hangat kesukaan Mona dan beberapa cemilan kentang goreng dan jamur crispy yang dihidangkan diatas meja.

"wow...! Maman is the best! " seru Mona senang sambil menyeruput sedikit demi sedikit coklat hangatnya.

"Lo kan sudah besar, kenapa masih suka minum coklat? "

"Suka saja tidak ada alasan khusus. " Mona menyunggingkan senyumnya dan mengambil cemilan jamur krispy, menikmatinya dengan santai.

"Tadi malam janjian ketemuan udah seperti dikejar setan, sekarang lo malah duduk santai." Man menatap Mona yang dengan santainya menikmati cemilan kesukaannya.

"Uhuk... huk... huk...! " Mona tersedak hingga terbatuk-batuk.

Dengan segera Man menyerahkan minuman botol air minerel yang masih tersegel. Segera Mona mengambil botol tersebut dengan terburu-buru membuka dan menenggaknya hingga air mineralnya tinggal setengah.

"Mesti ya, gue lagi makan diingatin tentang masalah gue?!" Mona menyeka bibirnya menggunakan tissue yang tersedia diatas meja dengan kasar.

Haikal menyunggingkan senyum merasa lucu dengan sikap Mona yang marah-marah seperti wanita yang lagi datang tamu bulanan.

"Sampai tersedak gitu, ada masalah apa sich? " Man kembali bertanya.

"Kacau dech hidup gue, tapi ngomong-ngomong botol air mineral tadi punya siapa? " Mona kembali teringat dengan botol air mineral yang disodorkan Man tadi.

"Punya gue lah, tadi pesan mau gue minum karena gerah tapi tidak jadi gue pesan lagi kopi biar tidak ngantuk nungguin lo."

"Oh ok! aman berarti. "

"Siratu lelet ngajak gue berantam melulu ya, lama-lama tensi gue meledak nich! " kesal Man karena Mona tidak tau terimakasih.

"Hehehehe... becanda Maman, gitu aja diambil hati. Tidak kasian sama gue yang masa depannya akan suram? " dengan cepat Mona mengganti ekpresi wajahnya dari cengengesan menjadi sedih.

"Ada masalah di tempat lo magang sekarang? "

Mona menggelengkan kepalanya, menatap keluar tempat lalu lalang orang dari dinding kaca seperti yang dilakukan Man tadi. "Gue mau dijodohin."

Man kembali melatakkan cangkir kopinya yang tadi sempat diangkatnya ingin kembali menyesap kopinya yang mulai menghangat namun urung setelah mendengar penuturan tak bersemangat dari Mona.

"Dijodohin??! " Man kembali bertanya untuk meyakinkan pendengarannya.

Mona menganggukkan kepalanya, sedikitpun ia tidak memalingkan wajahnya dari tatapan hampanya.

"Dengan siapa? "

Gelengan kepala Mona yang Man terima, Lagi-lagi hanya anggota tubuh Mona yang berbicara sedangkan bibirnya terkatup rapat enggan untuk bersuara.

"Bicarakan dulu baik-baik sama Mommy lo, minta pengertian dan kasih lo waktu, pasti Mommy lo ngerti. "

Mona memejamkan matanya, menghela nafasnya pelan. Sungguh dirinya sangat kesal. Setelah lulus kuliah dirinya mencoba untuk magang di organisasi Advokat sedunia, dirinya cukup sibuk bahkan jarang mengobrol dengan Mommy.

Hari-harinya dilalui dengan kesibukan di kantor magangnya, ia berfikir jika Mommy sudah tidak mempermasalahkan lagi perihal ingin menikahkannya setelah lulus kuliah namun siapa sangka suatu malam Mommy memanggil Mona dan menyuruh dirinya untuk berjumpa dengan calon suaminya.

🙏Tolong like, commen and vote setelah baca ya🙏

Salam sayang dan sehat selalu 😘🥰🤗

Episodes
1 Dipaksa Nikah
2 Perkelahian
3 Janji Temu
4 Melamun...
5 Merasa Nyaman
6 Apakah Mungkin?
7 Ngeselin!
8 Jutek Jadi Baik
9 Ijab Qabul
10 Makan-makan Bersama
11 Lingerie
12 Istriku
13 Belanja
14 Mau Di Apakan?
15 Makan Malam
16 Maaf...
17 Melindungi
18 Merasa Sunyi
19 Tertidur
20 Pergi Kerja
21 Makan Siang
22 Enggan Bertemu
23 Kedatangan Papy
24 Kasir
25 Mommy ikut datang
26 Merapikan Baju
27 Sensasi Baru
28 Canggung
29 Do'akan yang terbaik
30 Tidur bersama
31 Semoga saja....
32 Ikut Olah Raga
33 Nasehat Papy
34 Makanan kesukaan
35 Berlalunya hari
36 Nasi goreng
37 Keluar Kota
38 Rasa Iri
39 Tekdung
40 Kecoak
41 Mimpi
42 Hati yang kosong
43 Canggung
44 Besok datang lagi
45 Kode mata
46 Darah tinggi
47 Membahas masalah
48 Adakah kesempatan?
49 Ganjen
50 Perjalanan masih panjang
51 Rindu
52 Yang Terlupakan
53 Emosi Doremi
54 Mommy pulang
55 Kurang tidur
56 Tidak percaya
57 Tante Irma
58 Mirip Almarhumah
59 Pria paruh baya
60 Teman
61 Kesepian
62 Berkunjung
63 Menyesal
64 Vira dan Vina
65 Kejanggalan
66 Pak bos kemana?
67 Pijatan Mona
68 Terasa janggal
69 Kehilangan Aroma
70 Berbagi
71 Memata-matai
72 Jomblo
73 Dilupakan
74 Awan Hitam
75 Lelaki Normal
76 Terlupakan
77 Tekad bulat
78 Kesal
79 Kucing
80 Pasien Rahasia
81 Sultan Arif
82 Mengulang Waktu
83 Rapuh
84 Raga tak bernyawa
85 Menjenguk Ayah
86 Status Mona
87 Permintaan Bunda
88 Sebelum Tidur
89 Kesiangan
90 Olah Raga
91 Acuh Tak Acuh
92 Terlambat
93 Gairah
94 Lembur
95 Foto
96 Menyusul Man
97 Tiga Sahabat
98 Tidak Asing
99 Buku?
100 Buku Ayah I
101 Buku Ayah II
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dipaksa Nikah
2
Perkelahian
3
Janji Temu
4
Melamun...
5
Merasa Nyaman
6
Apakah Mungkin?
7
Ngeselin!
8
Jutek Jadi Baik
9
Ijab Qabul
10
Makan-makan Bersama
11
Lingerie
12
Istriku
13
Belanja
14
Mau Di Apakan?
15
Makan Malam
16
Maaf...
17
Melindungi
18
Merasa Sunyi
19
Tertidur
20
Pergi Kerja
21
Makan Siang
22
Enggan Bertemu
23
Kedatangan Papy
24
Kasir
25
Mommy ikut datang
26
Merapikan Baju
27
Sensasi Baru
28
Canggung
29
Do'akan yang terbaik
30
Tidur bersama
31
Semoga saja....
32
Ikut Olah Raga
33
Nasehat Papy
34
Makanan kesukaan
35
Berlalunya hari
36
Nasi goreng
37
Keluar Kota
38
Rasa Iri
39
Tekdung
40
Kecoak
41
Mimpi
42
Hati yang kosong
43
Canggung
44
Besok datang lagi
45
Kode mata
46
Darah tinggi
47
Membahas masalah
48
Adakah kesempatan?
49
Ganjen
50
Perjalanan masih panjang
51
Rindu
52
Yang Terlupakan
53
Emosi Doremi
54
Mommy pulang
55
Kurang tidur
56
Tidak percaya
57
Tante Irma
58
Mirip Almarhumah
59
Pria paruh baya
60
Teman
61
Kesepian
62
Berkunjung
63
Menyesal
64
Vira dan Vina
65
Kejanggalan
66
Pak bos kemana?
67
Pijatan Mona
68
Terasa janggal
69
Kehilangan Aroma
70
Berbagi
71
Memata-matai
72
Jomblo
73
Dilupakan
74
Awan Hitam
75
Lelaki Normal
76
Terlupakan
77
Tekad bulat
78
Kesal
79
Kucing
80
Pasien Rahasia
81
Sultan Arif
82
Mengulang Waktu
83
Rapuh
84
Raga tak bernyawa
85
Menjenguk Ayah
86
Status Mona
87
Permintaan Bunda
88
Sebelum Tidur
89
Kesiangan
90
Olah Raga
91
Acuh Tak Acuh
92
Terlambat
93
Gairah
94
Lembur
95
Foto
96
Menyusul Man
97
Tiga Sahabat
98
Tidak Asing
99
Buku?
100
Buku Ayah I
101
Buku Ayah II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!