Merasa Nyaman

Perkenalan dua keluarga berlangsung lancar, bahkan tidak seorang pun yang menaruh curiga atas drama yang sedang dilakoni oleh Mona dan Man. Awalnya ada kekhawatiran dihati Mona karena Papy bukanlah seseorang yang gampang percaya akan suatu hal, Papy akan menyelidiki dengan pasti setiap berita yang di dapati. Mungkin karena profesinya sebagai Advokad yang membuatnya selalu mencari fakta dan kelemahan di setiap kasus sehingga ia bisa mengambil kesimpulan akhir di setiap kasus yang di percayakan kepadanya.

"Huh...!! Aku sangat lelah, ini seperti lari maraton yang jaraknya bermil-mil jauhnya." Man menyandarkan tubuhnya di sebuah sofa besar yang ada di cafe langganan mereka di pinggiran kota sambil menselonjorkan kakinya.

"Maafin Papy Gue ya Man." Mona menatap iba ke arah Man yang selalu dicerca berbagai petanyaan setiap Man datang kerumah Mona untuk ngedate agar melengkapi drama yang telah mereka buat seapik mungkin.

"Kita udah sepakat, tidak ada lagi Lo, Gue. Tapi sekarang yang ada hanya Aku dan Kamu. Bila perlu kamu pikirkan apa nama kesayangan kita berdua untuk lebih meyakinkan Papy kamu." protes Man ketika Mona masih belum terbiasa mengubah kata Lo Gue karena itu terkesan kurang sopan untuk hubungan mereka yang akan menjadi suami istri dan akan jadi sorotan tajam Papynya Mona yang pastinya.

"Iya.... maaf, Gu-eh! Aku nya sering lupa."

"Kamu tidak boleh lupa atau rencana kita akan gatot alias gagal total. "

"iya... iya... bawel! "gerutu Mona sambil tersenyum.

Mona merasa beruntung karena orang yang akan menikah dengan dirinya adalah Man, setidaknya dia tidak harus berbagi atap dengan orang asing bahkan seseorang yang tidak di cintainya.

"Aku harap dalam dua tahun pernikahan kita, kau akan benar-benar menemukan lelaki pujaan hati yang mencintaimu luar dalam. " ucap Man tulus kepada Mona.

"Kenapa kau mau menikah dengan ku? Padahal kita tidak saling mencintai layaknya kekasih, cinta yang kita punya adalah persahabatan. "

"Aku juga tidak tau kenapa, yang pasti hatiku sakit setiap memikirkan kau akan menikah dengan lelaki yang tidak kau cintai, apa lagi jika lelaki yang akan kau nikahi hanya mencintai tubuhmu bukan hati mu."

"Kau tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama? " telisik Mona ingin tau.

"Aku percaya tapi kemungkinannya kecil. Karena jatuh cinta tidak segampang itu, jika ada rasa suka pada pandangan pertama mungkin itu hanya sekedar kagum. Menurutku cinta itu karena kebersamaan, baik manis, pahit, asin atau pun hambar. "

Seperti hari-hari yang begitu panjang yang kulalui bersama Akira, tapi tetap saja takdir berkata lain aku hanya menjaga jodoh orang lain. Sangat sulit menghilangkan bayangan masa lalu dari ingatan, semakin di coba hapus maka akan semakin terpatri di ingatan. Man tersenyum miris pada dirinya sendiri.

"Kenapa kau tersenyum, adakah yang lucu? " tanya Mona ketika melihat senyum tersungging di bibirl Man.

"Tidak kah kau merasa lucu dengan keadaan kita?" bohong Man, tidak ingin diketahui isi hati terdalamnya. Karena tidak ada yang istimewa dari cinta kelam nya yang bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun. "Kita sama-sama belum pernah pacaran, dan kita menikah hanya agar orang tua kita bisa tenang dan tidak akan memaksa kita menikah dengan seseorang yang asing."

"Apakah aku tidak menarik, sehingga tidak ada cowok yang mau mendekati ku saat di kampus? "

"Tentu saja mereka tidak berani, mereka takut kepadaku. Hahahahahaha.......! " Man tertawa dengan jumawa.

" Kau selalu menghalagi setiap cowok yang ingin mendekati ku dan Akira. Aku paham jika alasannya Akira karena ternyata sejak awal Akira sudah ada pawangnya. " setiap mengingat kejadian di kampus dulu dengan sikap Man yang terlalu posesif terhadap nya dan Akira selalu sukses membuatnya kesal.

" Kau cantik, bahkan sangat cantik sehingga selalu ada kumbang- kumbang yang datang ingin menghisap madu mu. Aku tidak pernah percaya dengan buaya-buaya kampus. selain Bunda dan Adik-adik ku, kau dan Akira adalah sesuatu hal yang sangat ingin kulindungi. "

" Kenapa kau tidak pernah menjalin kasih, bukan kah Aku dan Akira tidak pernah melarangmu? "

"Aku hanya nyaman dengan kalian berdua, entah kenapa aku selalu merasa risih dan tidak nyaman ketika ada wanita lain yang mendekatiku. "

Sayang nya kau nyaman kepadaku hanya sebatas sahabat. Keluh Mona dengan jantung yang berdenyut ngilu.

😅jangan lupa like, vote and comment ya. semangat dan kritikan dari pembaca sangat diperlukan agar ceritanya semakin greget 😁😁

Salam sayang dan sehat selalu 😘😍🤗

Episodes
1 Dipaksa Nikah
2 Perkelahian
3 Janji Temu
4 Melamun...
5 Merasa Nyaman
6 Apakah Mungkin?
7 Ngeselin!
8 Jutek Jadi Baik
9 Ijab Qabul
10 Makan-makan Bersama
11 Lingerie
12 Istriku
13 Belanja
14 Mau Di Apakan?
15 Makan Malam
16 Maaf...
17 Melindungi
18 Merasa Sunyi
19 Tertidur
20 Pergi Kerja
21 Makan Siang
22 Enggan Bertemu
23 Kedatangan Papy
24 Kasir
25 Mommy ikut datang
26 Merapikan Baju
27 Sensasi Baru
28 Canggung
29 Do'akan yang terbaik
30 Tidur bersama
31 Semoga saja....
32 Ikut Olah Raga
33 Nasehat Papy
34 Makanan kesukaan
35 Berlalunya hari
36 Nasi goreng
37 Keluar Kota
38 Rasa Iri
39 Tekdung
40 Kecoak
41 Mimpi
42 Hati yang kosong
43 Canggung
44 Besok datang lagi
45 Kode mata
46 Darah tinggi
47 Membahas masalah
48 Adakah kesempatan?
49 Ganjen
50 Perjalanan masih panjang
51 Rindu
52 Yang Terlupakan
53 Emosi Doremi
54 Mommy pulang
55 Kurang tidur
56 Tidak percaya
57 Tante Irma
58 Mirip Almarhumah
59 Pria paruh baya
60 Teman
61 Kesepian
62 Berkunjung
63 Menyesal
64 Vira dan Vina
65 Kejanggalan
66 Pak bos kemana?
67 Pijatan Mona
68 Terasa janggal
69 Kehilangan Aroma
70 Berbagi
71 Memata-matai
72 Jomblo
73 Dilupakan
74 Awan Hitam
75 Lelaki Normal
76 Terlupakan
77 Tekad bulat
78 Kesal
79 Kucing
80 Pasien Rahasia
81 Sultan Arif
82 Mengulang Waktu
83 Rapuh
84 Raga tak bernyawa
85 Menjenguk Ayah
86 Status Mona
87 Permintaan Bunda
88 Sebelum Tidur
89 Kesiangan
90 Olah Raga
91 Acuh Tak Acuh
92 Terlambat
93 Gairah
94 Lembur
95 Foto
96 Menyusul Man
97 Tiga Sahabat
98 Tidak Asing
99 Buku?
100 Buku Ayah I
101 Buku Ayah II
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dipaksa Nikah
2
Perkelahian
3
Janji Temu
4
Melamun...
5
Merasa Nyaman
6
Apakah Mungkin?
7
Ngeselin!
8
Jutek Jadi Baik
9
Ijab Qabul
10
Makan-makan Bersama
11
Lingerie
12
Istriku
13
Belanja
14
Mau Di Apakan?
15
Makan Malam
16
Maaf...
17
Melindungi
18
Merasa Sunyi
19
Tertidur
20
Pergi Kerja
21
Makan Siang
22
Enggan Bertemu
23
Kedatangan Papy
24
Kasir
25
Mommy ikut datang
26
Merapikan Baju
27
Sensasi Baru
28
Canggung
29
Do'akan yang terbaik
30
Tidur bersama
31
Semoga saja....
32
Ikut Olah Raga
33
Nasehat Papy
34
Makanan kesukaan
35
Berlalunya hari
36
Nasi goreng
37
Keluar Kota
38
Rasa Iri
39
Tekdung
40
Kecoak
41
Mimpi
42
Hati yang kosong
43
Canggung
44
Besok datang lagi
45
Kode mata
46
Darah tinggi
47
Membahas masalah
48
Adakah kesempatan?
49
Ganjen
50
Perjalanan masih panjang
51
Rindu
52
Yang Terlupakan
53
Emosi Doremi
54
Mommy pulang
55
Kurang tidur
56
Tidak percaya
57
Tante Irma
58
Mirip Almarhumah
59
Pria paruh baya
60
Teman
61
Kesepian
62
Berkunjung
63
Menyesal
64
Vira dan Vina
65
Kejanggalan
66
Pak bos kemana?
67
Pijatan Mona
68
Terasa janggal
69
Kehilangan Aroma
70
Berbagi
71
Memata-matai
72
Jomblo
73
Dilupakan
74
Awan Hitam
75
Lelaki Normal
76
Terlupakan
77
Tekad bulat
78
Kesal
79
Kucing
80
Pasien Rahasia
81
Sultan Arif
82
Mengulang Waktu
83
Rapuh
84
Raga tak bernyawa
85
Menjenguk Ayah
86
Status Mona
87
Permintaan Bunda
88
Sebelum Tidur
89
Kesiangan
90
Olah Raga
91
Acuh Tak Acuh
92
Terlambat
93
Gairah
94
Lembur
95
Foto
96
Menyusul Man
97
Tiga Sahabat
98
Tidak Asing
99
Buku?
100
Buku Ayah I
101
Buku Ayah II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!