POV DENDY
Beberapa kali ketemu Dina, ada rasa yang tidak bisa dijelaskan dengaan kata-kata. Apakah aku sudah jatuh cinta kepadanya? Atau hanya sekedar perasaan kagum saja.
Aku akui Dina cewek yang manis, tidak terlalu cantik tapi dia menarik. Di awal dia terlihat cewek yang pendiam, judes, galak dan kurang friendly. Tapi beberapa kali bisa berbicara sama dia, ternyata dia cewek yang asik, supel dan mudah bergaul.
Jauh dari kesan yang kulihat pertama kali aku ketemu dia. Setiap bahan obrolan dia bisa nyambung. Tipe cewek yang smart, pandai dalam segala hal. Aku belum menemukan apa yang jadi kekurangan dia.
Kebersamaan kami karena kami berada dalam sebuah kepanitiaan, membuat aku bisa mulai mengerti apa yang dia suka dan tidak suka, meski kami tidak terlau dekat dan sering berinteraksi.
Dia tipe cewek yang tidak terlalu suka ikut campur urusan orang lain.
Kebetulan sekali dia teman kakak sepupuku, meski tidak pernah satu kelas, tapi kata mas Gilang kakak sepupuku hubungan mereka termasuk dekat, karena waktu kelas dua kelas mereka bersebelahan dan mas Gilang juga sering terlibat acara-acara OSIS meski dia bukan pengurus OSIS.
Cerita yang kudapat dari Mas Gilang, Dina adalah pengurus OSIS sejak kelas satu SMA, dan banyak adik kelas yang dekat dengan Dina karena setiap ada masa orientasi siswa baru dia jadi pendamping kelas. Karena pembawaan dia yang ramah dan supel tidak heran kalau Dina bisa mudah dekat dengan siapa saja termasuk Krisna.
Jujur awalnya aku kagum dengan dia. Sampai pada saat acara camping antar sekolah berlangsung di situ aku mulai menyadari perasaanku. Acara camping yang berlangsung 3 hari 2 malam itu membuat aku semakin dekat dan lebih sering berinteraksi dengannya. Aku menyadari kalau aku menyukainya. Perasaan ini bukannya hanya sekedar mengagumi tetapi sudah dalam tahap menyukainya sebagai seorang cewek.
Di dalam acara camping itu ada beberapa cowok dari sekolah lain yang terang-terangan mendekatinya. Cowok-cowok yang dari segi fisik bisa dibilang mempunyai tubuh yang bagus dan wajah yang menawan.
Ah... aku jadi minder, niat hati ingin mendekatinya tapi melihat cowok-cowok yang mendekatinya aku urungkan niatku.
Aku merasa rendah diri, aku tidak tampan, tidak tinggi seperti cowok-cowok itu. Kulitku pun tidak sebersih dan seputih mereka. Apa yang bisa kubanggakan dari diriku? Bukankah cewek-cewek menyukai cowok yang mempunyai fisik sempurna, seperti artis-artis, atau cover-cover majalah?
Semakin hari, aku semakin yakin kalau aku sudah jatuh cinta kepadanya. Ingin rasanya mengutarakan perasaanku kepadanya, tapi aku tidak punya keberanian. Setiap hari aku hanya bisa memandangnya dari jauh, dan ketika tidak sengaja berdekatan hanya bicara seperlunya saja. Setiap kali ingin bicara hanya untuk sekedar mengajak dia untuk jalan ke taman, rasanya lidahku kelu.
Mas Gilang dan Krisna yang tahu benar apa yang aku rasakan. Setiap hari merekalah tempatku berkeluh kesah tentang perasaanku. Dan mereka hanya bisa mencibir aku yang tidak berani mendekati Dina.
Pernah suatu hari waktu rapat pembubaran panitia camping kuberanikan diri untuk berbicara lebih lama dengan dia tapi aku bingung harus bicara tentang apa. Tiba-tiba datanglah Krisna yang seolah-olah tau kegundahan hatiku saat itu, dia menyuruh aku untuk mengantarkan Dina pulang. Tapi Dina menolak tawaranku, meskipun aku sudah berusaha membujuknya. Akhirnya aku hanya bisa pasrah menerima penolakan dia.
Di situ yang aku lihat Dina adalah tipe cewek mandiri yang tidak mau merepotkan orang lain. Perasaanku semakin kuat, dia benar-benar berbeda dari cewek-cewek yang pernah dekat dengan aku.
Karena melihatku hanya bisa pasrah Krisna pun mengajak aku untuk mengikuti Dina dari belakang. Kami sengaja mengikuti Dina dari jarak yang agak jauh, karena aku takut kalau dia tahu aku mengikuti dia, dia akan marah. Setelah memastikan dia sampai rumahnya dengan selamat, aku dan krisna memutuskan untuk pulang.
Dalam perjalan pulang Krisna menyuruhku untuk ke sekolah dia keesokan harinya, tentunya setelah aku pulang sekolah. Karena jam pulang sekolahku bertepatan jam istirahat panjang sekolahnya sebelum jam pelajaran sore. Krisna menyuruhku menunggunya di depan sekolahnya, dia berjanji akan membantuku untuk bisa lebih dekat dengan Dina
Keesokan harinya setelah aku pulang sekolah aku langsung mendatangi sekolahnya Dina. Menunggu di warung depan sekolahnya Dina seperti yang sudah aku dan krisna sepakati kemarin. Dan keberuntungan sedang berpihak kepadaku.
Menurut info yang aku dapat dari siswa-siswa sekolahnya Dina jam pelajaran sore ditiadakan karena semua guru harus menghadiri rapat sekolah. Aku menunggu Dina keluaar dari sekolahnya, tapi yang kudapat malah Krisna yang lebih dulu keluar. Aku sempat berpikir kalau Dina pulang lewat gerbang belakang karena aku sama sekali belum melihatnya keluar dari gerbang sekolahnya.
Tetapi Krisna memberitahuku kalau Dina masih di kelasnya. Dan tidak lama kemudian aku melihat Dina keluar gerbang sekolah naik motor kesayangannya. Krisna berinisiatif memanggil Dina agar menghampiriku.
Aku gugup melihat Dina melajukan motornya ke arah kami. Dina sudah sampai di depanku namun aku tidak berani menyapanya bahkan menghampirinya dan kesempatan itu berlalu begitu saja. Dina sudah pulang dan Krisna mengomeliku karena sejak tadi hanya diam saja.
...****************...
**Terima kasih bestie... yang sudah meluangkan waktu untuk membaca novel receh ini dukung othor terus ya...tolong like comment vote kirim bunga, kopi atau yang lainnya Dan pencet tombol favorit tentunya.
Terima kasih sekebon bestie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments