Matahari mulai meninggi, pertanda siang menjelang. Dendy mulai mengerjapkan matanya berkali-kali. Dendy tersentak kaget waktu melihat jam di dinding kamar kakak sepupunya. Waktu sudah menunjukkan jam sebelas siang. Niatnya ingin tidur sebentar saja malah kebablasan sampai siang.
Dendy menoleh ke sampingnya, melihat kakak sepupunya masih terbuai di alam mimpi. Dia pun menggoyang-goyangkan tubuh Gilang. Mencoba untuk membangunkan Gilang untuk kedua kalinya. Dan ternyata kali ini usahanya tidak sia-sia.
Gilang mulai membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah jendela kamarnya. Sama seperti Dendy , Gilangpun juga tersentak kaget waktu melihat keluar jendela. Sudah terang benderang dan panas terik di luar.
"jam berapa ini Den?" tanya Gilang sambil beranjak dari tempat tidur
"Jam sebelas siang mas" jawab Dendy dengan nada kesalnya. Dia kesal dengan dirinya sendiri kenapa juga bisa bangun sesiang itu
"kamu kenapa tidak membangunkan aku? "
"aku saja juga baru bangun mas, tadi pagi sudah aku bangunkan tapi mas tidak bangun-bangun, lagipula tadi pagi bilangnya mau tidur sejam malah molor sampai 4 jam " gerutu Dendy sambil beranjak dari tempat tidur hendak keluar kamar.
"Pasti nanti aku dimarahi budhemu, kemarin janji mau mengantar ke pasar pagi ini" Gilang bergegas keluar kamar menyiapkan hati untuk mendapatkan omelan dari ibunya.
Dendy pun menyusul Gilang keluar kamar. Alangkah terkejutnya mereka, rumah ternyata dalam keadaan sepi tidak ada siapa-siapa di rumah.
"lhoh kok sepi mas? semua pada kemana? si bawel juga kemana? Dendy menatap seluruh penjuru ruangan depan kamar Gilang yang kebetulan adalah ruang keluarga. mencari-cari semua anggota keluarga budhenya termasuk yang Dendy bilang si bawel.
Si bawel adalah julukan Dendy untuk adik perempuan Gilang , karena sangat cerewet, kalau mereka bertemu seperti tom dan jery.
"mana kutahu Den, aku saja baru bangun tidur" jawab Gilang sambil berjalan menuju meja makan karena merasa lapar
Dendy mengikuti Gilang berjalan ke arah meja makan. Di atas meja makan ada kertas yang ditaruh di atas tudung saji. Dendy mengambilnya dan membacanya
'LANG, MAMA SAMA PAPA PERGI KE PERNIKAHAN ANAK TEMAN PAPA DI KOTA SEBELAH ADIKMU JUGA MAMA AJAK, KAMU KALAU LAPAR SEMUA SUDAH MAMA SIAPAKAN DI MEJA MAKAN, MUNGKIN PULANGNYA SORE, NANTI KALAU KAMU MAU BALIK KE RUMAH TANTE TARI MAMA PAPA BELUM PULANG UANG SAKUMU SUDAH MAMA SIAPKAN DI ATAS KULKAS'
"Budhe sama pakdhe pergi ke acara temannya mas, mungkin sampai sore " ucap dendy sambil menyodorkan kertas berisi pesan dari ibunya gilang
Gilang menerima kertas sambil membuka tudung saji melihat apa yang sudah ibunya masak tadi pagi.
"ya sudah cepat makan Den, habis itu kita main PS saja ya baliknya agak sore saja kalau sekarang panas" ucap gilang sampil mengambil tahu isi dan memakannya
"hhhhhmm....anu mas...hmmmm.....anuuuu...." Dendy menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil cengar-cengir hendak mengatakan apa rencananya pagi tadi tapi malah bangun kesiangan
"apa.....?" Gilang memutar kepalanya ke kiri menatap adik sepupunya yang dari tadi hanya cengar-cengir sambil menggaruk-garuk kepalanya
"anuu...mas... itu...." ucap Dendy sambil mengambil piring yang ditumpuk di meja makan
"iya apa Den...?!" ucap Gilang geregetan
"sebenarnya aku mau ke vila lagi, mau bertemu Dina lagi mungkin saja nanti pulangnya mau aku antar" ucap Dendy lirih tapi masih didengar oleh Gilang
"huahhaahahahhaha....." gilang tertawa terbahak-bahak "bicara yang jelas dari tadi cuma anu...anu..."
"mau ke vila lagi Den? jam segini? takutnya acaranya udah selesai, Dina nya sudah pulang"
"lagipyla kalau kamu mengantar Dina, aku sama siapa Den? malas bawa motor sendiri" jawab Gilang sambil mengambil piring dan mengisi piringnya dengan nasi dan lauk
"itu tadi pagi mas, waktu aku membangunkan mas Gilang, niatnya mau ke sana lagi pagi-pagi eee....mas Gilangnya dibangunkan tidak bangun-bangun" jawab Dendy menggerutu sambil menyendokkan nasi ke mulutnya
"lho kok aku yang disalahkan Den?"
"kalau kamu mau ke sana ya ke sana saja sendiri.." jawab Gilang acuh
"Mas Gilang kok begitu? kemarin yang menawari mengantar siapa? lagipula aku di sana tidak kenal siapa-siapa mas, cuma Widi saja yang aku kenal"
"Lagipula ya... kalau aku bertemu Widi takutnya tidak dipanggilkan Dina, tahu sendiri kan Widi seperti overprotektif ke Dina gitu"
"hahahaha....Dendy...Dendy... jadi cowok itu yang gentle masak mau mendekati cewek mengajak temen?" ledek Gilang
"lagipula... kalau kamu ketemu Widi pasti dipanggilkan Dina, Widi itu takut Dina marah ke dia"
"sudahlah....lebih baik sekarang kamu habiskan makanmu terus mandi biar wangi dandan yang tampan kalau perlu pakai minyak wanginya pakde"
"aku temani ke vila nanti, tapi kalau Dina tidak mau kamu antar pulang kamu nanti yang boceng aku sampai rumah tante Tari terus mampir belikan aku bakso depan SMP mu dulu itu" Ucap Gilang dengan senyum smirknya
"iya...iya..." jawab Dendy sambil memutar bola matanya
Gilang dan Dendy menghabiskan sarapan mereka yang kesiangan dalam diam tidak ada satu obrolanpun yang mereka lakukan.
Setelah selesai makan mereka bergegas mandi dan berangkat ke vila untuk menemui Dina
Sesampainya di vila semua sedang sibuk makan siang dan membereskan barang-barang untuk penutupan acara. Dina pun tidak terlihat entah Dina sedang berada dimana dengan siapa dan sedang apa.
.
.
.
.
.
*Terima kasih bestie... yang sudah meluangkan waktu untuk membaca novel receh ini dukung othor terus ya...tolong like comment vote kirim bunga, kopi atau yang lainnya Dan pencet tombol favorit tentunya.
Terima kasih sekebon bestie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments