Semua panitia dan peserta makrab mengikuti senam pagi. Ada yang semangat melakukan senam ada juga yang hanya sekedar menggerak-gerakkan tangan asal bergerak saja.
Setelah senam pagi selesai semua peserta makrab membubarkan diri. Mereka segera masuk ke dalam vila untuk membersihkan diri dan sarapan bersama.
Dina menghampiri Widi yang sedang membereskan peralatan sound system berniat menyuruh Widi untuk sarapan
"Kamu tidak sarapan dulu Wid?" tanya Dina
"Sebentar Din tanggung, kamu sendiri sudah makan?"
"belum lagi menunggu antrian, di dalam ramai sekali malas kalau harus mengantri lama-lama lebih baik nanti-nanti saja kalau semua sudah selesai makan" terang Dina
"kalau nanti-nanti tidak kebagian bagaimana Din?" tanya widi sambil menggulung kabel yang tadi digunakan untuk menyalakan sound
"tenang.... aku sudah bilang ke ibu cateringnya untuk mengeluarkan makanannya sedikit-sedikit biar semua kebagian"
"eh... itu kamu sudah ke tukang tambal ban?" lanjut Dina karena tiba-tiba ingat kejadian kemarin waktu berangkat ke vila
"tidak jadi ke tukang tambal ban Din" ucap Widi
"lhoh...terus nasib ban motor kamu bagaimana?"
"tidak ada masalah Din... tadi pagi-pagi mau aku bawa ke tukang tambal ban ternyata ban motorku sama sekali tidak kempes" terang Widi
"lhoh kok bisa? aneh...." Dina mengernyit heran jelas-jelas kemarin ban motornya widi kempes kenapa tiba-tiba pagi tadi bannya pulih lagi
"tidak tahu Din mungkin ada yang mengerjai kita" Widi terkekeh
"iihh.....jadi merinding aku" Dina bergidik ngeri
"mungkin karena kamu bonceng cewek cantik Wid jadi si mbak penunggu pohon kemarin cemburu" Dina menggoda Widi
"iya.... Memang kemarin aku bonceng cewek cantik" jawab Widi acuh
"nanti lebih baik aku pulang ikut mobilnya pak Har saja deh, takut ada yang cemburu" Dina terkekeh
"lhoh kok gitu Din...tidak mau aku bonceng lagi?" ujar Widi cemberut
"mau Wid...tapi takut saja daripada kejadian seperti kemarin terulang lagi" ucap Dina "lagipula rumah kamu lebih dekat dari vila kan? kalau kamu mengantar aku dulu sampai sekolah nanti malah bolak-balik" lanjutnya
"iya sih... kalau kamu mau aku antar tidak masalah aku bolak-balik"
"tidak usah Wid....kamu nanti capek, besok hari senin sekolah full sampai jam sore"
"ya sudah kalau begitu..... ehhh....itu anak-anak sudah pada keluar berarti semua sudah selesai makan, makan dulu Din" Widi mengajak Dina untuk sarapan
Mereka berdua berjalan menuju teras belakang. Di sana masih ada beberapa panitia dan peserta makrab yang sedang sarapan. Dina pun bergabung dengan mereka sambil berbincang-bincang membahas kegiatan selanjutnya.
Widi yang sedari tadi sibuk mondar-mandir mengambilkan makanan untuk Dina. Sebenarnya Dina tidak meminta untuk diambilkan makanan tapi melihat Dina sudah asyik berbincang pasti lupa untuk mengambil makanan Widi pun berinisiatif untuk mengambilkan makanan untuk Dina.
Semua teman-teman mereka sudah tahu kalau Widi suka sama Dina, bahkan mereka mendukung jika Dina berpacaran dengan Widi. Tapi Dina hanya menganggap Widi sahabat baiknya. Papanya Dina pun sudah mengenal Widi bahkan papanya Dina menyukai jika Widi sering main ke rumah Dina.
Padahal papanya Dina tipe orang yang jarang suka ada cowok main ke rumah umtuk menemui Dina. Tetapi berbeda jika Widi yang datang ke rumah Dina papanya selalu menyambutnya dengan ramah.
Perhatian Widi ke Dina membuat banyak yang mengartikan jika mereka berpacaran apalagi yang tidak mengenal mereka dengan baik. Tak jarang cowok yang ingin mendekati Dina cemburu dan akhirnya mundur teratur tidak jadi mendekati Dina.
Dina tidak pernah ambil pusing dengan semua anggapan orang. Yang dia pikirkan saat ini hanya bagaimana dia berhasil meraih apa yang selamaa ini dia cita-citakan.
.
.
.
.
.
.
**Terima kasih bestie... yang sudah meluangkan waktu untuk membaca novel receh ini dukung othor terus ya...tolong like comment vote kirim bunga, kopi atau yang lainnya Dan pencet tombol favorit tentunya.
Terima kasih sekebon bestie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments