" Saga, kenapa ya kakaknya Aivy terus menyembunyikan wajahnya?" Tanya Shine pada Saga.
Saat ini mereka sudah berbaring di kamar Saga.
" Iya, dari tadi saja walaupun sedang makan tangan sebelahnya terus menutup bagian hidung dan bibirnya terus.." Timpal Almeer.
Saga bingung harus bagaimana menjelaskannya. Tidak mungkin juga dia bilang kalau Binar itu adalah ketua genk dari sekolahnya, yang memang harus menyembunyikan identitasnya.
" Entahlah, tapi kamipun walau satu yayasan tidak ada yang pernah tahu wajah terbukanya.." Ucap Saga.
" Kok ?. Ada yang aneh..." Gumam Shine.
Kakaknya Aivy ini memang aneh..
Masa makan saja terus menutup wajahnya dengan lengan. Sepertinya ada yang disembunyikannya. Apakah bibirnya sumbing ya?, terus dia malu gitu?
Dan tadi, kenapa makanan kesukaannya dan cara makanya mirip banget dengan brothy Sunny....
Brothy...i miss you so much...
Tes..tes..
Tiba-tiba air mata menetes pada mata berwarna hazel milik Shine.
" Brothy kenapa?" Tanya Almeer.
Shine gelagapan sendiri. Diapun heran dengan semua ini.
Semenjak menurunkan kakinya pertama kali dari mobil tadi sore, rasa sesak meremat-remat hatinya. Dan entah kenapa rasa sesak itu mendorongnya untuk menangis.
Kedua kalinya dia merasakannya tadi, saat bertemu kakak Aivy, dorongan rasa sedih yang luar biasa tiba-tiba hadir begitu saja.
Ada apa ini?.
Shine mencoba menutup matanya. Tapi lagi-lagi mata Binar terus saja berkelebatan di alam bawah sadarnya.
" Cihhh!! Gila!!, gue ini lelaki sejati, bukan hombreng yang suka sesama jenis!!" Seru Shine tanpa sadar.
Membuat kedua adiknya melotot menutup mulut mereka.
" Brothy apa?, suka apa?" Ucap Almeer dengan syok.
" Brothy suka siapa?.. Jungkook? Troye Sivan atau Bright Vacirawit?" Ucap Saga.
" Hoekkk...apaan sih kalian!!" Bentak Shine.
" Tadi?, suka sesama jenis?" Ucap Almeer lagi.
" Apaan sih nggak ada!!" Seru Shine dengan beranjak dari kasur dan berpindah ke sofa.
" Ya..brothy memang harus tidur disitu saja, Saga jadi takut tidur dengan brothy..., takut nggak perjaka lagi kalau ada brothy disini...hiiii.." Saga membungkus tubuhnya dengan selimut.
" Heii!!? Gila kalian..."
Buak...
Satu bantal begitu keras menimpuk tubuh Saga.
" Ha..ha..ha..ha..."
Suara tawa canda di dalam kamar Saga terdengar sampai lantai bawah, dimana saat ini papa Vino, mana Vera dan daddy Rangga, mommy Ara sedang mengobrol diruang keluarga.
" Mereka selalu begitu kalau sudah kumpul.." Ucap mama Vera.
" Belum lengkap nih, Rasya dan Bianca belum nongol..." Sahut mommy Ara.
" Tania, Luigi dan Ayyan juga jauh...jadi nggak bisa kumpul bareng..." Sahut daddy Rangga.
Papa Vino manggut-manggut, tanganya terus mengutak-atik ponselnya sedari tadi.
" Kamu main ponsel terus yang!!, sebel aku tuh!!" Sentak mama Vera geram dengan merebut ponsel dari tangan papa Vino.
" Hey sayang!!, itu aku lagi chat an sama ustadznya Saka loh..." Ucap Vino.
" Hahh???" Mama Verapun melirik tampilan layar ponsel, dan benar saja. Rupanya Vino sedang bertanya tentang keadaan putra bungsunya pada ustadz di pesantren tempat putra bungsunya itu belajar.
" Tuh kan?, curigaan sih...ha..ha.." Papa Vino menarik mama Vera yang bertubuh kecil imut itu ke dalam pelukanya.
" Jadi apa kabar Saka kak?" Tanya mommy Ara.
" Ya, Saka sehat dan baik-baik saja.... Tahun ini dia lulus sekolah dasar dan lanjut sekolah menengah disana lagi.." Jawab papa Vino.
" Shanum dan Saga juga lulus tahun ini..." Sambar Vera.
" Sha biar kuliah di Jakarta saja Ver, biar tinggal bersama kami..." Ujar mommy Ara.
" Entahlah Ra, kami belum membicarakan ini. Kau taukan Sha belum bisa moveon dari Sunny sampai hari ini.." Ucap mama Vera sendu.
" Kalau dia harus kembali ke Jakarta, gue takut dia kembali terperangkap oleh masa lalunya..." Lanjut Vera.
Mommy Ara mematung sesaat, fikiranya kembali menerawang pada beberapa tahun silam.
Sunny...
Keponakannya yang ganteng tapi agak tengil dan badung itu kini tiada lagi di dunia ini. Tragedi itu terjadi saat keluarga Marvel akan kembali ke Amerika sekitar hampir sepuluh tahun yang lalu.
Dimana saat perjalanan menuju bandara, mobil mereka harus diserang oleh beberapa preman yang memang memiliki dendam dengan Brian. Ya, kelompok preman itu adalah preman yang meresahkan yang berhasil diberantas oleh Brian dan team nya, tapi sayangnya wajah Marvel yang mirip dengan Brian membuatnya harus menjadi sasaran yang salah. Penyerangan itu berakibat diculiknya Sunny kecil.
Sunny kecil yang memang pemberani itu terus saja melawan selama dalam mobil dengan mencakar dan menendang sebisanya, sampai-sampai para preman itu kualahan dan mobil oleng tak terkendali.
Sunny yang terus menyerang sopir agar menghentikan mobilnya justru berakibat fatal. Sopir yang terus menghindari amukan Sunny jelas tidak bisa konsentrasi menyetir, akhirnya mobil itupun menabrak pembatas jalan layang dan masuk ke sungai, tapi sebelum menyentuh air rupanya mobil meledak terlebih dahulu.
Mendengar kabar itu semua syok dan prihatin.
Awalnya mereka masih memiliki harapan, tapi saat Brian menemukan jasad bocah yang telah gosong tak terkenali lagi pada arus sungai tempat kejadian itu maka mereka mengambil kesimpulan bahwa Sunny benar-benar pergi.
Bahkan Dian sampai harus mengalami gangguan mental selama hampir setahun karena harus kehilangan putranya. Apalagi ada satu wajah yang harus dilihatnya setiap hari, membuat nya terus sesak. Dan akhirnya Shinepun menjadi korbannya.
Karena Dian yang terus menangis saat melihat Shine maka akhirnya Shine pun diungsikan ke Berlin, Jerman. Untuk tinggal bersama oma Lana neneknya. Bersyukur atas kesabaran dan ketelatenan para sahabat dan kerabat, akhirnya Dian bisa bangkit kembali.
Tapi sejak kejadian penemuan jasad Sunny, Shine yang mengetahui rahasia Sunny terus menolak bahwa kembarannya telah mati.
Bahkan dengan lantang Shine terus menolaknya.
" Bukan ayah!!!, dia bukan my brother ayah...BUKAN!!" Teriak Shine saat itu.
" Dipunggungnya tidak ada itunya!!! Karena brothyku punya... punya... punya..." Shine tidak bisa melanjutkan kata-kata nya. Karena dia pernah berjanji pada Sunny agar tutup mulut saat Sunny nekat membuat tatto permanen dipunggungnya dengan bertuliskan nama seseorang.
" Yang...sayang...Lili...." Panggil daddy Rangga mengejutkan mommy Ara yang sedang melamun.
" Ahhh, maaf Bi....." Desah mommy Ara dengan mengusap wajahnya.
" Kamu melamunin apa sayang?" Tanya daddy Rangga pelan.
" Halah...paling-paling ngelamunin bagaimana caranya membahagiakan suami agar tidak berpaling kelain hati" Sindir mama Vera.
Mama Vera yang centil dan awet kecil terus itu dengan tanpa malu-malu duduk dipangkuan papa Vino begitu saja.
" Nah contohnya seperti kami ini, biar aja anak gadisku udah hampir berusia 18 tahun, yang penting mamanya tetap hot n spicy dengan papanya" Ucap mama Vera dengan semakin berani mengecup bibir papa Vino di depan daddy Rangga dan mommy Ara begitu saja.
Daddy Rangga tersenyum melihat keharmonisan sahabatnya itu, jika diawal kehidupan berumah tangga mereka begitu memprihatinkan, lihatlah sekarang. Vino berhasil mengembangkan perusahaan Ramdani Malik sedemikian rupa. Jelas dibalik itu ada tangan dingin Gama Bagakara, Denis dan juga dirinya.
" Idih kalian ini.., yuk yang...masuk aja kita!. Tuan rumah nggak punya sopan santun..." Sindir daddy Rangga dengan menarik tangan mommy Ara.
" Gaya lo!!, lo yang ngebet pengen ke kamar aja kok kami yang lo jadiin kambing hitamnya sih Ga!!" Seru papa Vino dengan tawanya yang khas.
" Ck..kau itu tau aja modus gue Vin..., yuk ah yang....ngantuk kakak.." Bisik daddy Rangga lagi.
" Kak Vino, Ver..kami ke dalam dulu ya..." Pamit mommy Ara.
" Persiapkan dirimu Ra..., tapi tenang aja!. Mau teriak mau mendesah sekuat-kuatnyapun tidak masalah lagi sekarang. Kamar kalian udah kami bikin kedap suara sekarang..." Ucap papa Vino dengan menaik turunkan alisnya.
Wajah mommy Ara memerah bagai tersulut api saking malunya.
" Bi...kak Vino tuh. Sebel!!" Ucap mommy Ara dengan menghentakkan kakinya geram, matanya melotot penuh marah pada papa Vino lalu melangkah pergi dari ruang keluarga meninggalkan mereka bertiga begitu saja.
" Emmppp ha..ha..ha..." Tawa ketiganya pecah saat mommy Ara mengacungkan jari tengahnya sebelum masuk ke kamar dan membanting pintu dengan keras.
Jelas Ara malu, papa Vino pasti menyindirnya atas kejadian saat mereka merencanakan liburan disini tahun lalu.
Dimana sifat mesum daddy Rangga yang memang tidak bisa sembuh itu harus membuatnya tidak mampu menahan ******* dan rintihan saat keduanya melakukan ritual-ritual mereka. Dan saat itupun harus terdengar oleh mama Vera dan papa Vino, bahkan saat itu dengan lucknutnya mereka merekam suara itu dari luar pintu. Lalu dijadikan olok-olokan diantara mereka berempat.
" Ssssttt, sudah-sudah..kalau dia ngambek, aku juga yang repot..." Ucap daddy Rangga beranjak berdiri dan menuju kamar mereka.
" Oh ya Vin, brothy Marvel sedang dalam perjalanan kesini dari Amerika.., mungkin tiga hari lagi sampai sini.." Ucap daddy Rangga sebelum menutup pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Maulana Heikal
kasihan sekali binar yg terpisah dari keluarga nya bahkan dia hilang ingatan
2023-02-25
0