" Kak! Kak Sha...." Teriak Saga sambil menuruni tangga.
" Apa sih Saga, masih pagi sudah berisik..." Ucap Shanum.
" Kak tolong kerjain PR Kimia Saga kak, kurang 2 nomor, Saga nggak ngerti..." Saga menarik lengan Shanum untuk kembali duduk dimeja makan.
Sementara mama Vera dan papa Vino hanya menggeleng melihat tingkah Saga.
" Ini mudah Saga!, bukankah kemarin waktu ke Jakarta uncle Rangga udah menjelaskan tentang ini!" Seru Shanum.
" Sorry kak, Saga masih nggak konek, kakak tahulah gimana otakku kalau udah deketan sama Meera itu isinya apa?" Sahut Saga.
" Emang apa isinya!!" Ucap papa Vino dingin dan tegas.
" Oh..i..itu..itu..., Meera itu..." Ucap Saga gelagapan.
" Itu....Meera..?" Kini mama Vera ikut mengintimidasi Saga.
" Iya ma, Saga susah konsentrasi mah, Meera selalu lewat-lewat terus..." Jawab Saga gaje.
" Apa hubungannya coba nggak konsen sama Meera lewat..." Ucap papa Vino lagi.
" Meera terlalu manis pah, untuk tidak dilihat upsss..." Saga menutup mulutnya cepat dengan mata melotot.
" O.....gitu..." Ucap papa Vino santai, menganggukan kepala dengan mata melirik pada Vera yang mengulum senyumannya.
" Ihhh, bocil sekarang sableng!!" Shanum mentoyor kening Saga yang tertawa ngakak.
" Papa mau berangkat, kalian pergi sendiri-sendiri saja ya. Papa harus mampir ke RS nengokin kakek. Nggak keburu ngantar kalian..." Ucap papa Vino yang mulai telah berdiri dari duduknya.
" Pah Saga bareng papa deh, peralatan basket Saga ada di mobil soalnya, bentar Saga ambil tas dulu..." Saga berlari menaiki tangga, kembali ke kamarnya.
Sementara Shanum dengan penuh konsentrasi mengerjakan PR Saga.
" Nih...PR lo, inget push rank game gue upahnya!!" Shanum menyodorkan buku PR milik Saga, dan Sagapun menerima nya lalu bergegas mengejar papanya.
Tapi kesalahan terjadi, saat Saga memakai sepatunya di teras samping, buku PR dan bekalnya tertinggal disana.
Untung saja terlihat oleh mama Vera yang baru akan menjemur baju.
" Astaghfirullah anak itu..." Gumamnya.
" Shanum....Sha....." Teriak mama Vera sambil berlari mengejar motor Shanum yang mulai berjalan.
Mendengar suara mamanya, Shanumpun mengurangi kecepatan laju motornya.
" Mah, ada apa?" Tanya Shanum cemas, dilepasnya helm dikepalanya cepat.
" Nih lihat, buku PR dan bekal adikmu tertinggal, tolong kamu anter ke sekolahnya ya, kasihan tadi dia nggak sempat sarapan kan.." Ucap mama Vera dengan menyodorkan buku dan kotak bekal adiknya.
" Ya Tuhan, Saga ini ihhhhh gemes gue!!" Shanum mengacak rambutnya gemas.
" Hufft tenang Sha..... Gadis cantik nggak boleh marah..." Gumamnya pelan.
" Waduh, masuk sekolah Saga bikin Shanum keder mah" Ucap Shanum dengan susah panyah menelan ludahnya.
"Halah sekali ini aja kok..." Bujuk mama Vera.
" Lagian ya sekalian cuci mata lah Sha.., disekolah Saga kan gudangnya cowok keren kali..." Mama Vera tetaplah Vera centil yang menggemaskan dulu
" Halah mah, nggak ada yang keren kalau bukan Sunnyku...." Ucap Shanum sedih.
" Cukup lah mengingat Sunny, biarkan dia tenang disisi Tuhan sayang...." Mama Vera menepuk-nepuk bahu Shanum pelan.
" Ya udah mah, Sha berangkat dulu Assalammualaikum..."
Sepanjang jalan menuju sekolah Saga, Shanum terus saja melamun.
Shanum akan marah jika orang-orang selalu menyebut Sunnynya telah tiada. Karena di sudut hati Shanum masih sangat percaya, bahwa jenasah yang ditemukan oleh uncle Brian beberapa tahun yang lalu itu bukanlah Sunnynya.
" Tidak!!, Sunnyku masih hidup. Dia masih hidup..hik..hik..." Shanum menangis dalam diamnya.
Sepuluh menit cukup untuk sampai di sekolah khusus putra, dimana Saga menuntut ilmu.
Untung saja sekolah Shanum hari ini ada acara pekan olahraga, jadi bisa bebas keluar masuk sekolah tanpa harus memanjat pagar karena takut terlambat seperti biasa.
Shanum sengaja memarkirkan motor maticnya diluar gerbang. Karena Shanum sendiri tidak tau tepatnya gedung sekolah Saga itu yang mana.
Karena sekolah Saga adalah Yayasan sekolah khusus putra dari jenjang TK sampai SMU.
" Selamat pagi pak, saya mau mengantarkan buku adik saya pak, gedung SMP yang sebelah mana ya pak?" Tanya Shanum di pos security.
Pak security yang biasa melihat ribuan siswa cowok pun seolah-olah mendapatkan imun yang nyata saat ada cewek kesasar masuk kandang singa seperti ini. Apalagi Shanum jelas memiliki kecantikan yang jauh diatas kata lumrah. Bibit tinggi tegap tampan milik Vino dipadukan wajah imut dan menggemaskan Vera tentu dapat menghasilkan bibit yang luar biasa keren.
" Oh, gedung SMP ya..." Sahut siswa yang kebetulan lewat.
" Mari saya antar cantik..." Ucapnya lagi.
Ntah kenapa kehadirannya membuat pak security menjadi kicep tiba-tiba.
" Emmm, baiklah.." Jawab Shanum dan mulai melangkah mengikuti cowok yang jauh lebih tinggi darinya itu.
" Perkenalkan saya, Arnov. Ketos SMU disini, walaupun begitu saya kenal sebagian anak SMP. Siapa nama adikmu?" Tanya Arnov sopan.
" Saga, Saga Vino Malik" Jawab Shanum.
" Oh..Saga...."
" Kamu kenal adikku?"
" Jelas dong, adikmu termasuk yang tertampan disini. Kamu juga cantik, cocok jadi kakak Saga.." Ucap Arnov.
" Ha..ha..kamu bisa saja, tapi makasih..." Jawab Shanum.
" Nov!! Lo ditunggu di ruang rapat !!" Teriak seorang siswa dari ujung tangga.
" Oke bentar.., oh ya kamu lurus ke depan aja nanti ketemu lapangan, disana ada 2gedung, nah kamu ambil gedung kiri, itu gedung SMP, ingat yang kiri..."
Shanum memperhatikan ucapan Arnov dengan seksama.
" Baiklah terimakasih banyak ya...maaf udah ngerepotin.."
" Nggak lah, kalau nggak ada rapat pasti aku anter kamu sampai ketemu Saga.." Arnov sedikit mencuri pandang wajah cantik Shanum sekilas.
" Nov..cepetan.." Teriak siswa itu tadi lagi.
" Oke, ya udah gue tinggal dulu ya..," Arnov bergegas berlari segera menaiki tangga.
" Duh gue lupa nanya namanya lagi.." Gumam Arnov sambil menoleh pada Shanum yang melambai padanya.
" Duh manis banget dia.." Batinnya
Sementara Shanum juga sedikit berlari menuju arah yang telah ditunjukan oleh Arnov tadi.
Selama melangkahkan kakinya menuju tempat yang dituju, mata para siswa seolah-olah ingin menelan Shanum hidup-hidup.
Ih..gue berasa jadi rusa yang berjalan diantara para vampire.
Gila sebegini menegangkannya menjadi satu-satunya cewek diantara cowok.
" Cantik...godain abang dong..."
" Heii cantik..."
" Cantik senyum dong..."
Suara-suara berisik dari para penghalu ayang begitu membuat Shanum jengah. Tapi herannya tak satupun yang berani mendekat.
Tepatnya mereka jelas takut dengan sesosok yang berjalan dibelakang Shanum semenjak dari pos security tadi. Sosok misterius yang berjalan dibelakang Shanum, walau Shanum sendiripun tak menyadarinya.
Sesampai di lapangan Shanum lupa, yang kiri atau yang kanan. Dan Shanum pun memilih kanan.
Sementara sosok dibelakang Shanum hanya menggelengkan kepalanya.
"Otaknya ternyata tumpul, belum setengah jam juga udah nggak ingat lagi" Batin sosok dibelakang Shanum.
"Ampun gue, terakhir ini aja gue kesini!! sialan mata gue bisa buta!!" Umpat Shanum geram.
Gedung yang dituju Shanum rupanya gedung lama yang tak terpakai. Dimana tempat itu adalah tempat nongkrong para anak berandalan untuk merokok dan main game online mereka.
Anak-anak dengan seragam yang semrawut ada disana, beberapa bahkan ada yang sedang mengasah senjata tajam mereka.
Tak hanya itu, ada sebagian yang menyelundupkan pacar-pacar mereka.
Adegan tak senonohpun seolah biasa. Satu cewek dicumbu oleh tiga sampai empat cowok di depan matanya membuat Shanum merasa mau muntah.
Gadis itu berniat untuk segera berbalik badan, karena jelas Shanum salah gedung.
" Hei sini sayang, mau ikut pesta?" Panggil seorang siswa yang sedang bersama kekasihnya saat melihat ada mangsa yang masuk markas.
Shanum menggelengkan kepalanya takut.
" Hey manis sekali dia..." Ucap yang lain dengan menjulurkan lidahnya. Benar-benar menjijikkan.
Shanum jelas ketakutan, gadis itu bergetar tak karuan dan mundur dengan cepat.Tapi...
Brugh!!
Shanum menabrak tubuh seseorang yang jelas lebih tinggi darinya.
" Mm..maaf, saya salah jalan. Saya mau ke gedung SMP.." Ucap gagap Shanum tanpa mengangkat wajahnya. Tubuhnya bergetar begitu hebat.
Cowok yang ditabrak oleh Shanum bisa melihat dengan jelas ketakutan Shanum.
" Bin, bawa sini..., lo bawa mangsa lagi buat kita ya..." Ucap beberapa cowok disana.
" Nggak!!, dia tersesat!! " Ucap sosok itu dengan mata yang melirik pada Shanum.
" Ayo ikut saya, biar saya antar..." Ucap cowok itu datar.
Shanum meliriknya sekilas. Cowok dengan masker menutupi hidung dan mulutnya itu mempersilahkan Shanum untuk berjalan di depanya.
Sementara para cowok hidung belang itu marah.
" Hei Binar!!, bawa kesini dia!!, gue mau dia titik!!!"
" Binar!!, jangan bilang lo mau pake untuk lo sendiri!!, brengsek lo...".
Binar terlihat murka, kedua genggaman tangannya mengepal kuat.
" Sorry bro nggak bisa, dia tamu terlapor!!, dia masuk lewat depan.., dia legal datang kesini " Ucap Binar dingin dan tegas.
" Lo bisa habisin siapapun yang masuk sekolah ini jika dia lewat belakang!, itu peraturan kita. Ingat itu!!" Lanjut Binar.
Shanum benar-benar bersumpah tidak akan masuk lagi ke sekolah ini.
Mereka berjalan tanpa ada satu ucapanpun yang keluar dari bibir keduanya.
Tapi entah kenapa, berjalan berdua seperti ini membuat Shanum merasa sejuk, hatinya terasa dingin. Dan ada rasa yang pernah dia rasakan dulu....dulu sekali.
" Nah tuh, adikmu disana..." Tunjuk Binar pada Saga yang sedang bermain basket di lapangan.
" Saga!!!" Panggil Binar.
" Kamu kenal juga dengan adikku.." Tanya Shanum penasaran.
Sudah dua orang yang mengenali adiknya, dan jelas keduanya anak SMU.
" Saga pemain basket terbaik di yayasan kami, semua mengenalnya.."
" Kak......" Saga berlari menghampiri Shanum dan Binar.
Plak..pluk...plak...
Shanum memukulkan buku ditanganya pada kepala dan bahu Saga bertubi-tubi.
" Ini untuk pertama dan terakhir kali kakak mengantarkan bukumu yang tertinggal Saga!!, lain kali kakak nggak peduli!!" Ucap Shanum dengan menyodorkan kotak bekal dan buku itu dengan kasar pada Saga.
Tapi saat ingin berterima kasih pada Binar, rupanya anak itu telah pergi begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Zai X🍀
Visual tokoh diawal cerita itu seharusnya dihapus, cerita diganti 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
2022-10-18
3