Chapter 20: Suara hantu itu.
Ran mengemudi kendaraan roda empat dengan kecepatan sedang. Tidak jauh dari daerah kota suasana tidak ada keanehan seperti hari libur pada umumnya hanya saja agak sedikit mendung dan hawa dingin menyusup di setiap sendi.
Ran mencari sebuah tempat untuk memarkirkan kendaraannya secara random. Mobil berhenti di suatu tempat di depan sebuah toko penjual barang barang antik.
Red mendapatkan sebuah pesan dari seseorang, Ran membuka pesan yang sama seperti yang di dapat Red dari ponselnya.
"Setelah sekian lama, akhirnya kau mau memanfaatkan keahlian mu" Ran menaruh kembali ponselnya di saku jaketnya setelah membalas pesan.
"Aku hanya merasa tidak percaya diri" Red menjawab dengan suara datar.
"Dia akan segera datang" Ran memberikan sebuah kode akan kedatangan seseorang.
Ran melihat arah jarum jam di jam tangannya di pergelangan tangan kanannya.
"Biasanya ia akan datang tepat waktu di jam jam ini" Yang Ran maksud adalah pukul sepuluh lebih dua puluh lima menit.
"Apa dia selalu menjadi partner mu dalam pekerjaan ini?" Red memberi pertanyaan lagi.
"Dia seniorku. Iya, seperti biasa selama dua bulan ini" Ran menjawab pertanyaan Red.
Ran membuka kaca jendela depan mobil disisi dia sekarang duduk di sana di sebelah kanan kursi depan mobil untuk menyetir. Seorang wanita tinggi sekitar seratus tujuh puluh sentimeter bersweater hitam dan celana panjang dengan sepatu sport berjalan ke arah Red dan Ran.
Ran turun dari mobil membuka pintu mobil baris kedua mobilnya.
"Sorry. Kau menunggu lama?" tanya wanita itu.
"Tidak. Kakak selalu tepat waktu" Jawab Ran.
Orang yang dipanggil oleh Ran itu masuk ke mobil dan Ran menutup kembali mobil lalu ia masuk kembali ke mobil untuk mengemudi melanjutkan perjalanan ke suatu tempat sesuai yang telah di instruksikan oleh atasan mereka.
Tiga puluh menit kemudian masih dalam perjalanan ke suatu tempat.
"Kau yang bernama Red?" tanya wanita itu.
"Iya, Kakak" jawab Red.
"Kita akan bekerja sama dalam waktu ini selama beberapa bulan kedepan. Jadi, harus selalu solid" kata wanita yang berkacamata hitam.
"Iya. Kakak Sew" jawab Red.
"Untuk gadis seusia mu, kau cukup manis" kata Kakak Sew.
Red dengan wide-leg jeans dan cozy sweater serta athletic shoes dan rambut kepala terikat.
Ran dengan zip hoodie berwarna abu abu dan black jeans serta high-top sneaker.
"Aku akan bertanya pada Nona itu" Ran turun dari mobil bertanya kepada nona yang membawa beberapa buah dari perkebunan dekat jalan yang saat ini mereka lewati.
"Kalian akan sampai dua kilometer lagi" kata Nona berbaju putih dan memakai rok bercorak dedaunan perpaduan hitam dan putih.
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan lagi.
"Apakah tadi kau bertanya kepada seorang hantu?" Red mencoba menanyakan ini pada Ran.
"Tebakanmu benar. Aku bicara dengan hantu" Ran tersenyum berbicara kepada Red.
"Kita bisa lebih saling membantu satu sama lain" kata Ran.
Tinggal satu kilometer lagi mereka akan sampai ditempat tujuan dan didepan mereka telah terjadi tebing longsor mengisi seluruh jalan.
Ran menawarkan sebuah ide.
"Kita bisa menitipkan mobil ini di penginapan yang baru saja kita lewati dan berjalan kaki kesana. Bagaimana menurut kalian?" Ran menatap Kak Sew dan Red.
"Ok. Kita tak boleh berhenti sampai disini. Kamu Red?" Kak Sew berbalik bertanya kepada Red dan menatap wajah Red dan Ran.
Di bioskop menonton film dokumenter.
Ben terus mengawasi Bee agar tak terus menempel pada Jimmy.
"Dia nggak nonton film tapi terus mengawal saudaranya" Bodyguard Jimmy juga memperhatikan ini.
Bodyguard Jimmy ikut menonton film bersama mereka, ia duduk di kursi belakang berjarak tiga kursi dari remaja-remaja itu.
Bee disebelah kiri Jimmy dan Ben disebelah kirinya Bee.
Jun duduk disebelah kanan Sammy lalu sebelahnya lagi ada Good.
Bioskop cukup ramai oleh mereka.
"Kenapa kita ditugaskan disini?" tanya Bling pada Hera.
Hera mengambil popcorn dan berkata "Kita harus menangkap hantu yang duduk disebelah kanan Jun".
"Jadi, pekerjaan kita adalah menangkap sesama kita sendiri. Hantu menangkap hantu?" Bling bertanya lagi.
"Kau sudah tahu itu. Jangan iseng tanya terus!" Hera marah.
Dan Bling tertawa di ruang hening itu.
Terdengar oleh beberapa orang orang disana suara tawa Bling. Meski samar terdengar.
"Ups" kata Bling.
"Jangan berisik!" Hantu bergaun putih bicara pada Bling menghadapkan wajahnya ke arah belakang Jun.
Bling dan Hera duduk di kursi belakang Jun, Sammy dan Good.
"Hantu kok sok cantik banget" Hera terlihat kesal dengan hantu itu.
"Red pergi kemana. Aku takut dia bakal makin jauh sama Jun" Bling berharap seharusnya Red ada disana.
"Ayo kita nonton filmnya dulu. Sekalian kerja kita" Hera makan popcorn rasa karamel dari box ditangan Bling.
Melihat Bee mulai dekat dengan Jimmy, Good agak tidak senang jika terjadi kemajuan di hubungan diantara mereka.
"Bisakah kau buat layar bioskop ini mati?" tanya Good pada Jun.
"Untuk apa?" tanya Jun.
"Cepat bilang staf karyawan mu!" kata Good.
"Baiklah" kata Jun.
Jun mengirim pesan kepada salah satu staf yang bekerja saat ini untuk melaksanakan apa yang Jun perintahkan.
"Haaaaaaaaaaaaaaaa!
Siapa yang berteriak kali ini dengan keras dan keluar dari ruang bioskop itu. Jimmy.
Sejak awal mengenal Jimmy, Good selalu memperhatikan seluruh gerak gerik segala tingkah lakunya hingga pada fase ini.
"Ini salah satu keahlian Good" kata Jun dalam isi pikirannya.
Kemudian memerintahkan kepada salah satu staf karyawan yang ia perintah tadi yang diberi tugas untuk menyalakan lampu lampu di dalam ruang bioskop kembali.
Bodyguard Jimmy ikut terkesima melihat bosnya ternyata phobia kegelapan sambil makan popcorn rasa stroberi.
"Dan filmnya belum berakhir" kata Bodyguard Jimmy.
Bodyguard Jimmy mengejar bosnya yang telah pergi keluar meninggalkan ruang bioskop.
"Ayo antar aku beli make up baru!" Bee berkata seperti orang yang sedang sedih pada Ben.
"Ok" jawab Ben.
Ben pergi mengejar Bee yang berjalan cepat dan marah akibat kejadian ini.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Good pada Jun dan Sammy.
Sammy pergi dari ruang bioskop.
"Kau serius menolong Bee?" tanya Jun.
"Aku hanya melihat reaksi Bee melihat Jimmy bertingkah seperti itu. Terlepas dari Bee baik atau tidak, aku hanya ingin melindungi sahabat sahabat ku" kata Good menjabarkan alasannya.
"Makan popcorn ini. Kau suka popcorn kan?" kata Jun menyodorkan dua wadah popcorn rasa coklat.
"Aku lebih suka rasa keju" kata Good tapi menerima makanan itu dari tangan Jun.
"Apa kita perlu mengejar remaja penakut itu?" tanya Si Hantu bergaun putih.
"Sejak kapan kita berteman?" tanya Hera.
Bling mengambil popcorn yang akan diambil oleh hantu bergaun putih dari tangan Hera.
"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Jun.
"Menjemput orang tuaku di bandara" Jawab Good emosinya sudah stabil.
Kedua sahabat itu keluar dari bioskop setelah selesai menonton film.
"Good!" kata Jun.
"Ada apa?" tanya Good.
"Bee sebenarnya cukup cocok untuk mu" kata Jun.
"Cocok. Kau lihat kan, bagaimana aku dengan Bee" kata Good.
"Iya, aku tahu. Tapi, dia sahabat Ben. Apa kau tidak mempertimbangkan itu?" tanya Jun mencoba meyakinkan Good.
"Entahlah. Aku masih suka bermain" kata Good.
"Ternyata aku perlu meniru mu" kata Jun.
"Wajah apa itu. Apa kau sedih karena tak ada Red disini. Tenang saja, dia hanya menyukaimu" kata Good memakan popcorn lagi.
Red dan Ran serta Kak Sew sudah berjalan cukup jauh untuk menemukan tempat yang mereka cari. Hari sudah cukup siang sangat sangat mendung sekali dan lagi turun gerimis di sekitar mereka.
Ran membawa ransel coklat yang berisi tenda dan makanan barangkali memang digunakan.
Secara bergantian kak Sew dan Red membawa ransel mereka yang juga berisi tenda peralatan makanan dan tempur mereka.
"Kau tidak bekerja sore ini?" tanya Kak Sew.
"Bagaimana Kakak tahu aku bekerja?" tanya Red.
"Aku harus tahu, meski Ran tak memberitahuku" Jawab Kak Sew pada Red.
"Hari ini aku libur" kata Red.
"Kita istirahat dulu di kedai itu" kata Kak Sew.
Kak Sew berjalan memimpin Red dan Ran.
"Jangan makan ini. Kau alergi kacang" kata Red kepada Ran.
"Oh. Kenapa aku bisa melewatkan itu" kata Ran.
Mereka sedang memakan kue tradisional yang dijual di kedai tersebut.
Kak Sew juga menikmati kue yang ada di atas meja. Di depan Red dan Ran, dia merasa bahwa ia sedikit mengganggu.
Kak Sew senyum senyum sendiri melihat mereka berdua.
"Kamu suka ini kan" kata Ran. Dia memberi kudapan yang berbahan dasar ikan dan tepung.
"Makan ini juga" kata Red.
Kak Sew mengambil gelas yang berisi air mineral dan meminumnya.
Setelah itu, dia mengucapkan kalimat unik, "Apa kalian sedang berpura-pura tidak saling suka?".
Keduanya kompak terdiam saat mendengar pertanyaan dari Kak Sew.
Saling tatap menatap dan sedikit tersenyum.
Red agak tertunduk.
"Kita berdua belum sempurna untuk mengerti apa itu cinta" Ran berbicara serius.
"Kalian lebih dewasa dari orang orang yang mengaku sudah menjadi dewasa" kata Kak Sew tersenyum kepada keduanya.
"Maaf. Kita berdua membuat Kak Sew merasa canggung" kata Red.
"Kenapa minta maaf. Aku hanya ingin mengenal kalian lebih dekat" kata Kak Sew.
Sebenarnya Kak Sew kagum dengan anak muda seperti Red dan Ran. Mengingat saat ini dia belum bisa melupakan kejadian memalukan saat masih berteman dengan Ge ternyata semua adalah kebohongan.
Awal pertemuan Red dengan Ran.
Tak ada yang spesial tapi dalam proses untuk menjadi sahabat telah melewati banyak kisah pilu yang hanya mereka berdua yang tahu.
"Aku iri pada kalian. Bagaimana bisa mendapatkan emosi ini?" tanya Kak Sew.
"Tenang saja. Aku baik baik saja" kata Kak Sew.
"Aku sangat bahagia bisa ada di tim ini, bukan hanya sebuah pekerjaan yang bergaji besar. Tapi, aku berharap kita bisa menjadi keluarga" Red mengucapkan hal ini lalu minum air putih hangat yang ia pesan tadi.
Kak Sew ataupun Ran tak berkomentar lagi setelah apa yang dikatakan oleh Red barusan.
Di tempat Bling dan Hera.
Hantu bergaun putih itu masih dalam pengawasan Bling dan Hera. Bling tak bisa menyentuh hantu ini tidak seperti hantu bergaun hitam sebelumnya yang ingin mengganggu Jun.
"Kau akan menyerah tenang saja masih ada aku" Tidak putus asa Hera menyemangati sahabatnya itu.
Hera mencekik hantu itu saat dia akan menggandeng Jun saat remaja ini masih di depan gedung bioskop untuk menunggu temannya datang.
Hantu ini sangat bandel sekali, Hera sudah sekuat tenaga menghilangkan raga hantu ini mencekik hingga memang terangkat tubuh hantu ini.
Dia justru tertawa dengan apa yang ia alami.
"Berikan kertas itu dari tas mu. Agar aku bisa tempelkan di lengannya!" Perintah Hera pada Bling.
Sebuah lembar kertas berwarna merah dengan tulisan bertinta hitam berhasil Hera tempelkan di lengan hantu tersebut.
Dia merintih kesakitan dan akhirnya menghilang terperangkap di dalam lembaran kertas tadi yang menempel pada lengannya.
Hujan turun orang orang berdatangan di perhentian bus tempat Jun ada disana.
"Kau melihat ku kala itu. Benarkan, jawab aku!" kata hati seseorang yang sedang berteriak kepada Jun yang berdiri di perhentian bus.
"Kenapa kau tak menolongku?" dia berteriak lagi pada Jun.
Jun terdiam dengan apa yang barusan ia dengar. Dia merasa semua yang terjadi bukanlah salahnya. Waktu yang mempertemukan dua orang yang sama sama sedang memendam luka yang belum selesai disembuhkan.
"Hentikan!" Jun berbicara lirih.
Suara hujan makin mengisi ruang di setiap Jun melihat.
Deras hujan.
Semua orang berteriak melihat apa yang dilakukan oleh Jun.
Dia berjalan diantara hujan dan ia sudah berada ditengah tengah jalan yang ramai dengan kendaraan yang terus berjalan cepat.
"Kau gila!" kata seseorang yang pernah ia temui.
Dia adalah bodyguard Jimmy yang menarik Jun kembali ke tempat perhentian bus saat ia sedang ada disekitar tempat itu.
"Ada apa dengan diriku?" tanya Jun tanpa kata lain yang membuat ia sadar telah melakukan hal ini.
Flow datang bersama dengan Bob.
"Apa telah terjadi sesuatu dengan Jun. Kau baik baik saja?" tanya Bob.
Bling dan Hera melihat kejadian ini tanpa bisa berbuat apapun.
"Kita berdua tak bisa menyentuh raga Jun tanpa kehadiran Red di sisinya. Benarkan?" tanya Bling.
"Jika orang ini tak cepat datang menolong, sudah pasti nyawanya menghilang" kata Hera.
Bob mengajak Jun untuk pergi ke rumahnya dan Jun berkata " Aku tak mau".
"Terimakasih atas bantuanmu tadi telah menolong adikku" kata Flow pada bodyguard Jimmy.
"Ini kartu nama saya. Anda bisa menghubungi saya di nomor ini" kata Bob kepada Bodyguard Jimmy.
"Baiklah saya akan segera pergi" kata bodyguard Jimmy.
Jun meminta agar diantar oleh Bob dan Flow ke tempat dimana ia bekerja untuk menjaga rumah.
"Kau merasa kehadirannya?" tanya Sew.
"Dia ada disini" kata Red menebak.
"Itu benar Red" kata Sew.
Mereka bertiga saling berbisik setelah merasakan kehadiran seorang hantu.
Kedai dibawah tebing gunung yang biasa dilalui oleh para pendaki di gunung tersebut.
"Bisakah kita menangkapnya saat ini juga?" tanya Ran.
"Tunggu dia semakin dekat dengan kita" kata Kak Sew.
Hantu yang mereka cari sudah berada di dua ratus meter tempat dimana mereka bertiga sekarang ada di sebuah kedai pinggir jalan dekat tebing pegunungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments