Chapter 20: Suara Hantu Itu.

Chapter 20: Suara hantu itu.

 Ran mengemudi kendaraan roda empat dengan kecepatan sedang. Tidak jauh dari daerah kota suasana tidak ada keanehan seperti hari libur pada umumnya hanya saja agak sedikit mendung dan hawa dingin menyusup di setiap sendi.

 Ran mencari sebuah tempat untuk memarkirkan kendaraannya secara random. Mobil berhenti di suatu tempat di depan sebuah toko penjual barang barang antik.

 Red mendapatkan sebuah pesan dari seseorang, Ran membuka pesan yang sama seperti yang di dapat Red dari ponselnya.

"Setelah sekian lama, akhirnya kau mau memanfaatkan keahlian mu" Ran menaruh kembali ponselnya di saku jaketnya setelah membalas pesan.

"Aku hanya merasa tidak percaya diri" Red menjawab dengan suara datar.

"Dia akan segera datang" Ran memberikan sebuah kode akan kedatangan seseorang.

 Ran melihat arah jarum jam di jam tangannya di pergelangan tangan kanannya.

"Biasanya ia akan datang tepat waktu di jam jam ini" Yang Ran maksud adalah pukul sepuluh lebih dua puluh lima menit.

"Apa dia selalu menjadi partner mu dalam pekerjaan ini?" Red memberi pertanyaan lagi.

"Dia seniorku. Iya, seperti biasa selama dua bulan ini" Ran menjawab pertanyaan Red.

 Ran membuka kaca jendela depan mobil disisi dia sekarang duduk di sana di sebelah kanan kursi depan mobil untuk menyetir. Seorang wanita tinggi sekitar seratus tujuh puluh sentimeter bersweater hitam dan celana panjang dengan sepatu sport berjalan ke arah Red dan Ran.

Ran turun dari mobil membuka pintu mobil baris kedua mobilnya.

"Sorry. Kau menunggu lama?" tanya wanita itu.

"Tidak. Kakak selalu tepat waktu" Jawab Ran.

 Orang yang dipanggil oleh Ran itu masuk ke mobil dan Ran menutup kembali mobil lalu ia masuk kembali ke mobil untuk mengemudi melanjutkan perjalanan ke suatu tempat sesuai yang telah di instruksikan oleh atasan mereka.

 Tiga puluh menit kemudian masih dalam perjalanan ke suatu tempat.

"Kau yang bernama Red?" tanya wanita itu.

"Iya, Kakak" jawab Red.

"Kita akan bekerja sama dalam waktu ini selama beberapa bulan kedepan. Jadi, harus selalu solid" kata wanita yang berkacamata hitam.

"Iya. Kakak Sew" jawab Red.

"Untuk gadis seusia mu, kau cukup manis" kata Kakak Sew.

 Red dengan wide-leg jeans dan cozy sweater serta athletic shoes dan rambut kepala terikat.

Ran dengan zip hoodie berwarna abu abu dan black jeans serta high-top sneaker.

"Aku akan bertanya pada Nona itu" Ran turun dari mobil bertanya kepada nona yang membawa beberapa buah dari perkebunan dekat jalan yang saat ini mereka lewati.

"Kalian akan sampai dua kilometer lagi" kata Nona berbaju putih dan memakai rok bercorak dedaunan perpaduan hitam dan putih.

 Mereka bertiga melanjutkan perjalanan lagi.

"Apakah tadi kau bertanya kepada seorang hantu?" Red mencoba menanyakan ini pada Ran.

"Tebakanmu benar. Aku bicara dengan hantu" Ran tersenyum berbicara kepada Red.

"Kita bisa lebih saling membantu satu sama lain" kata Ran.

 Tinggal satu kilometer lagi mereka akan sampai ditempat tujuan dan didepan mereka telah terjadi tebing longsor mengisi seluruh jalan.

 Ran menawarkan sebuah ide.

"Kita bisa menitipkan mobil ini di penginapan yang baru saja kita lewati dan berjalan kaki kesana. Bagaimana menurut kalian?" Ran menatap Kak Sew dan Red.

"Ok. Kita tak boleh berhenti sampai disini. Kamu Red?" Kak Sew berbalik bertanya kepada Red dan menatap wajah Red dan Ran.

 Di bioskop menonton film dokumenter.

 Ben terus mengawasi Bee agar tak terus menempel pada Jimmy.

"Dia nggak nonton film tapi terus mengawal saudaranya" Bodyguard Jimmy juga memperhatikan ini.

 Bodyguard Jimmy ikut menonton film bersama mereka, ia duduk di kursi belakang berjarak tiga kursi dari remaja-remaja itu.

 Bee disebelah kiri Jimmy dan Ben disebelah kirinya Bee.

 Jun duduk disebelah kanan Sammy lalu sebelahnya lagi ada Good.

 Bioskop cukup ramai oleh mereka.

"Kenapa kita ditugaskan disini?" tanya Bling pada Hera.

 Hera mengambil popcorn dan berkata "Kita harus menangkap hantu yang duduk disebelah kanan Jun".

"Jadi, pekerjaan kita adalah menangkap sesama kita sendiri. Hantu menangkap hantu?" Bling bertanya lagi.

"Kau sudah tahu itu. Jangan iseng tanya terus!" Hera marah.

 Dan Bling tertawa di ruang hening itu.

 Terdengar oleh beberapa orang orang disana suara tawa Bling. Meski samar terdengar.

"Ups" kata Bling.

"Jangan berisik!" Hantu bergaun putih bicara pada Bling menghadapkan wajahnya ke arah belakang Jun.

 Bling dan Hera duduk di kursi belakang Jun, Sammy dan Good.

"Hantu kok sok cantik banget" Hera terlihat kesal dengan hantu itu.

"Red pergi kemana. Aku takut dia bakal makin jauh sama Jun" Bling berharap seharusnya Red ada disana.

"Ayo kita nonton filmnya dulu. Sekalian kerja kita" Hera makan popcorn rasa karamel dari box  ditangan Bling.

 Melihat Bee mulai dekat dengan Jimmy, Good agak tidak senang jika terjadi kemajuan di hubungan diantara mereka.

"Bisakah kau buat layar bioskop ini mati?" tanya Good pada Jun.

"Untuk apa?" tanya Jun.

"Cepat bilang staf karyawan mu!" kata Good.

"Baiklah" kata Jun.

 Jun mengirim pesan kepada salah satu staf yang bekerja saat ini untuk melaksanakan apa yang Jun perintahkan.

"Haaaaaaaaaaaaaaaa!

 Siapa yang berteriak kali ini dengan keras dan keluar dari ruang bioskop itu. Jimmy.

 Sejak awal mengenal Jimmy, Good selalu memperhatikan seluruh gerak gerik segala tingkah lakunya hingga pada fase ini.

"Ini salah satu keahlian Good" kata Jun dalam isi pikirannya.

 Kemudian memerintahkan kepada salah satu staf karyawan yang ia perintah tadi yang diberi tugas untuk menyalakan lampu lampu di dalam ruang bioskop kembali.

 Bodyguard Jimmy ikut terkesima melihat bosnya ternyata phobia kegelapan sambil makan popcorn rasa stroberi.

"Dan filmnya belum berakhir" kata Bodyguard Jimmy.

 Bodyguard Jimmy mengejar bosnya yang telah pergi keluar meninggalkan ruang bioskop.

"Ayo antar aku beli make up baru!" Bee berkata seperti orang yang sedang sedih pada Ben.

"Ok"  jawab Ben.

 Ben pergi mengejar Bee yang berjalan cepat dan marah akibat kejadian ini.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Good pada Jun dan Sammy.

 Sammy pergi dari ruang bioskop.

"Kau serius menolong Bee?" tanya Jun.

"Aku hanya melihat reaksi Bee melihat Jimmy bertingkah seperti itu. Terlepas dari Bee baik atau tidak, aku hanya ingin melindungi sahabat sahabat ku" kata Good menjabarkan alasannya.

"Makan popcorn ini. Kau suka popcorn kan?" kata Jun menyodorkan dua wadah popcorn rasa coklat.

"Aku lebih suka rasa keju" kata Good tapi menerima makanan itu dari tangan Jun.

"Apa kita perlu mengejar remaja penakut itu?" tanya Si Hantu bergaun putih.

"Sejak kapan kita berteman?" tanya Hera.

 Bling mengambil popcorn yang akan diambil oleh hantu bergaun putih dari tangan Hera.

"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Jun.

"Menjemput orang tuaku di bandara" Jawab Good emosinya sudah stabil.

 Kedua sahabat itu keluar dari bioskop setelah selesai menonton film.

"Good!" kata Jun.

"Ada apa?" tanya Good.

"Bee sebenarnya cukup cocok untuk mu" kata Jun.

"Cocok. Kau lihat kan, bagaimana aku dengan Bee" kata Good.

"Iya, aku tahu. Tapi, dia sahabat Ben. Apa kau tidak mempertimbangkan itu?" tanya Jun mencoba meyakinkan Good.

"Entahlah. Aku masih suka bermain" kata Good.

"Ternyata aku perlu meniru mu" kata Jun.

"Wajah apa itu. Apa kau sedih karena tak ada Red disini. Tenang saja, dia hanya menyukaimu" kata Good memakan popcorn lagi.

 Red dan Ran serta Kak Sew sudah berjalan cukup jauh untuk menemukan tempat yang mereka cari. Hari sudah cukup siang sangat sangat mendung sekali dan lagi turun gerimis di sekitar mereka.

 Ran membawa ransel coklat yang berisi tenda dan makanan barangkali memang digunakan.

Secara bergantian kak Sew dan Red membawa ransel mereka yang juga berisi tenda peralatan makanan dan tempur mereka.

"Kau tidak bekerja sore ini?" tanya Kak Sew.

"Bagaimana Kakak tahu aku bekerja?" tanya Red.

"Aku harus tahu, meski Ran tak memberitahuku" Jawab Kak Sew pada Red.

"Hari ini aku libur" kata Red.

"Kita istirahat dulu di kedai itu" kata Kak Sew.

 Kak Sew berjalan memimpin Red dan Ran.

"Jangan makan ini. Kau alergi kacang" kata Red kepada Ran.

"Oh. Kenapa aku bisa melewatkan itu" kata Ran.

 Mereka sedang memakan kue tradisional yang dijual di kedai tersebut.

 Kak Sew juga menikmati kue yang ada di atas meja. Di depan Red dan Ran, dia merasa bahwa ia sedikit mengganggu.

 Kak Sew senyum senyum sendiri melihat mereka berdua.

"Kamu suka ini kan" kata Ran. Dia memberi kudapan yang berbahan dasar ikan dan tepung.

"Makan ini juga" kata Red.

 Kak Sew mengambil gelas yang berisi air mineral dan meminumnya.

 Setelah itu, dia mengucapkan kalimat unik, "Apa kalian sedang berpura-pura tidak saling suka?".

 Keduanya kompak terdiam saat mendengar pertanyaan dari Kak Sew.

 Saling tatap menatap dan sedikit tersenyum.

 Red agak tertunduk.

"Kita berdua belum sempurna untuk mengerti apa itu cinta" Ran berbicara serius.

"Kalian lebih dewasa dari orang orang yang mengaku sudah menjadi dewasa" kata Kak Sew tersenyum kepada keduanya.

"Maaf. Kita berdua membuat Kak Sew merasa canggung" kata Red.

"Kenapa minta maaf. Aku hanya ingin mengenal kalian lebih dekat" kata Kak Sew.

 Sebenarnya Kak Sew kagum dengan anak muda seperti Red dan Ran. Mengingat saat ini dia belum bisa melupakan kejadian memalukan saat masih berteman dengan Ge ternyata semua adalah kebohongan.

 Awal pertemuan Red dengan Ran.

 Tak ada yang spesial tapi dalam proses untuk menjadi sahabat telah melewati banyak kisah pilu yang hanya mereka berdua yang tahu.

"Aku iri pada kalian. Bagaimana bisa mendapatkan emosi ini?" tanya Kak Sew.

"Tenang saja. Aku baik baik saja" kata  Kak Sew.

"Aku sangat bahagia bisa ada di tim ini, bukan hanya sebuah pekerjaan yang bergaji besar. Tapi, aku berharap kita bisa menjadi keluarga" Red mengucapkan hal ini lalu minum air putih hangat yang ia pesan tadi.

 Kak Sew ataupun Ran tak berkomentar lagi setelah apa yang dikatakan oleh Red barusan.

 Di tempat Bling dan Hera.

 Hantu bergaun putih itu masih dalam pengawasan Bling dan Hera. Bling tak bisa menyentuh hantu ini tidak seperti hantu bergaun hitam sebelumnya yang ingin mengganggu Jun.

"Kau akan menyerah tenang saja masih ada aku" Tidak putus asa Hera menyemangati sahabatnya itu.

 Hera mencekik hantu itu saat dia akan  menggandeng Jun saat remaja ini masih di depan gedung bioskop untuk menunggu temannya datang.

 Hantu ini sangat bandel sekali, Hera sudah sekuat tenaga menghilangkan raga hantu ini mencekik hingga memang terangkat tubuh hantu ini.

 Dia justru tertawa dengan apa yang ia alami.

"Berikan kertas itu dari tas mu. Agar aku bisa tempelkan di lengannya!" Perintah Hera pada Bling.

 Sebuah lembar kertas berwarna merah dengan tulisan bertinta hitam berhasil Hera tempelkan di lengan hantu tersebut.

 Dia merintih kesakitan dan akhirnya menghilang terperangkap di dalam lembaran kertas tadi yang menempel pada lengannya.

 Hujan turun orang orang berdatangan di perhentian bus tempat Jun ada disana.

"Kau melihat ku kala itu. Benarkan, jawab aku!" kata hati seseorang yang sedang berteriak kepada Jun yang berdiri di perhentian bus.

"Kenapa kau tak menolongku?" dia berteriak lagi pada Jun.

 Jun terdiam dengan apa yang barusan ia dengar. Dia merasa semua yang terjadi bukanlah salahnya. Waktu yang mempertemukan dua orang yang sama sama sedang memendam luka yang belum selesai disembuhkan.

"Hentikan!" Jun berbicara lirih.

 Suara hujan makin mengisi ruang di setiap Jun melihat.

 Deras hujan.

 Semua orang berteriak melihat apa yang dilakukan oleh Jun.

 Dia berjalan diantara hujan dan ia sudah berada ditengah tengah jalan yang ramai dengan kendaraan yang terus berjalan cepat.

"Kau gila!" kata seseorang yang pernah ia temui.

 Dia adalah bodyguard Jimmy yang menarik Jun kembali ke tempat perhentian bus saat ia sedang ada disekitar tempat itu.

"Ada apa dengan diriku?" tanya Jun tanpa kata lain yang membuat ia sadar telah melakukan hal ini.

 Flow datang bersama dengan Bob.

"Apa telah terjadi sesuatu dengan Jun. Kau baik baik saja?" tanya Bob.

 Bling dan Hera melihat kejadian ini tanpa bisa berbuat apapun.

"Kita berdua tak bisa menyentuh raga Jun tanpa kehadiran Red di sisinya. Benarkan?" tanya Bling.

"Jika orang ini tak cepat datang menolong, sudah pasti nyawanya menghilang" kata Hera.

 Bob mengajak Jun untuk pergi ke rumahnya dan Jun berkata " Aku tak mau".

"Terimakasih atas bantuanmu tadi telah menolong adikku" kata Flow pada bodyguard Jimmy.

"Ini kartu nama saya. Anda bisa menghubungi saya di nomor ini" kata Bob kepada Bodyguard Jimmy.

"Baiklah saya akan segera pergi" kata  bodyguard Jimmy.

 Jun meminta agar diantar oleh Bob dan Flow ke tempat dimana ia bekerja untuk menjaga rumah.

"Kau merasa kehadirannya?" tanya Sew.

"Dia ada disini" kata Red menebak.

"Itu benar Red" kata Sew.

 Mereka bertiga saling berbisik setelah merasakan kehadiran seorang hantu.

 Kedai dibawah tebing gunung yang biasa dilalui oleh para pendaki di gunung tersebut.

"Bisakah kita menangkapnya saat ini juga?" tanya Ran.

"Tunggu dia semakin dekat dengan kita" kata Kak Sew.

 Hantu yang mereka cari sudah berada di dua ratus meter tempat dimana mereka bertiga sekarang ada di sebuah kedai pinggir jalan dekat tebing pegunungan.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!