Chapter 3: Untuk hari ini.

Chapter 3 : Untuk hari ini.

 Bling sedang menggoreng donat donat kentang di toko makanan milik Nenek yang ia temui di bus tadi sore.

"Aku takut donat donat ini akan gosong" kata Bling.

 Nenek pemilik kedai datang setelah pergi sebentar membeli sesuatu.

"Aku dari tadi mencari Nenek" kata Bling.

"Ini makanlah bersama Nenek" kata Nenek.

 Bling merasa dia sangat disayang oleh Nenek yang baru ia kenal.

"Aku selesaikan ini dulu ya, Nek?" Kata Bling.

 Bling membantu membawa makanan yang dibawa oleh Si Nenek menaruhnya di atas meja. Bling menyelesaikan pekerjaannya menggoreng donat.

 Sekumpulan anak anak remaja datang di dalam toko.

 Bling berpura-pura tak mengenal Jun yang datang bersama teman temannya.

"Aku yang traktir kali ini" kata Jun.

 Jun memiringkan kepalanya tiga puluh derajat melihat sekilas Bling yang sedang bekerja disana. Ben dan Good sedang memilih menu yang tersedia di toko.

"Dia bekerja disini?" tanya Jun dalam hati.

 Bling datang menanyakan menu apa yang akan mereka pesan.

"Kau pesan apa?" tanya Ben kepada Jun.

 Good mengetuk meja makan menegaskan bertanya tentang apa yang dipesan oleh Jun.

"Kau pesan apa?" tanya Good bertanya seperti pertanyaan Ben barusan.

 Jun menjawab, "Seperti yang kalian pesan".

 

 Bling mencatat semua menu yang mereka pesan di notes kuning kecilnya dengan pulpen cokelat lalu pergi menyiapkan pesanan untuk mereka.

 Ben bertanya " Kau sebenarnya kenapa?".

"Tidak apa-apa" Jawab Jun.

 Jun sedang merasa ada yang aneh dengan dirinya saat melihat gadis ini. Hatinya mengatakan bahwa dia mirip dengan seseorang namun pikirannya berkata dia bukanlah orang yang sama.

"Sudah jelas dia bukan Red. Mana mungkin, aku masih sadar" kata Jun berbicara dalam hati.

 Beberapa menit berlalu mereka asyik menikmati menu makanan yang mereka pesan yang dibawakan oleh Bling.

 Bling mengambilkan satu gelas air lagi untuk Si Nenek.

"Kau suka, kalau iya. Nenek akan beli lagi besok?" tanya Si Nenek.

"Nenek baik sekali. Aku merasa tidak enak" kata Bling.

"Sudah makan saja. Habiskan, ini semua sengaja Nenek beli untuk mu" kata Si Nenek.

 Bling menikmati cumi bumbu manis  gurih dan sayur sayuran yang dimasak dengan cara ditumis juga bebek goreng bersama Si Nenek.

 Jun sedang memakan donat isi daging sapi.

"Dimana uang taruhan kita?" tanya Jun kemudian.

"Uang?" tanya Ben berbalik.

"Iya. Uang taruhan kemarin?" tanya Jun memperjelas pertanyaan.

 Good sedang menggigit donat kentang isi udang.

"Bilang saja kalau kau butuh uang itu. Kami akan memakluminya" kata Good.

 Mereka bertiga saling menatap satu sama lain.

"Jangan bilang ... " kata Jun belum melanjutkan kalimatnya.

 Jun menaruh donat rasa coklat diatas piring. Dia, Ben langsung berlutut di hadapan kedua sahabatnya itu.

"Maafkan aku. Uangnya hilang" kata Ben.

"Hilang!" Kata Good terkejut.

"Pelankan suaramu!" Kata Jun.

 Jun sudah terlihat marah dengan Ben dia menaruh tangan kanannya di atas pundak Ben sebelah kiri.

"Hilang dimana?" tanya Jun.

"Di sekitar daerah ini saat perjalanan kemari. Aku dirampok" jawab Ben.

 Jun dan Good sudah tahu bahwa temannya sedang berbohong.

"Mana mungkin ada yang berani dengan mu. Disini adalah wilayah kekuasaan Ayahmu" kata Jun.

 Ayah Ben terkenal ahli bela diri dia juga memiliki usaha turun temurun dalam bidang ini dan sangat terkenal di wilayah tempat sekarang mereka nongkrong.

"Katakan saja pada Ayahnya kalau dia masih suka tawuran" kata Good.

"Pukul saja aku, tapi jangan kasih tahu Ayahku" kata Ben.

"Katakan, untuk apa semua uang kita?" tanya Jun.

 Ben sudah terpojok dia tak bisa berbohong dengan teman temannya ini.

"Uang itu diambil oleh pacarku tadi sore" jawab Ben.

 Jun melepas pundak Ben, dia tidak jadi marah.

"Jangan bilang kamu takut dengannya?" tanya Good.

"Jangan ditanya lagi, dia sudah merasa malu" kata Jun.

"Lalu, kita tak bisa membeli obat obat itu kan?" tanya Good.

"Lupakan obat obat itu" kata Jun.

"Yang benar?" tanya Good.

"Sudah saatnya kita berhenti" kata Jun.

 Jun menunjukkan seluruh isi tasnya dan membuka kedua saku celananya.

"Lihat tak ada obat obatan itu kan" kata Jun juga menunjukkan saku baju kepada kedua sahabatnya itu.

 Ben dan Good mengikuti tindakan Jun yang mereka lihat.

"Kau sudah tahu mereka akan datang?" tanya Good pada Jun.

"Tidak. Aku juga baru tahu ada razia Polisi" Jawab Jun.

"Jangan bertengkar, habiskan makanan ini" kata Ben melanjutkan makan malam.

 Para polisi datang menelusuri setiap toko toko di sana dan para pengunjung di wisata kuliner malam ini. Polisi juga memeriksa ketiga tas mereka.

 Penggeledahan sudah berlalu dan mereka selamat dari razia polisi. Para polisi itu melanjutkan tugas mereka lagi.

 Satu jam setengah setelah para polisi sudah pergi dari wilayah mereka nongkrong malam ini.

"Untung saja uang kita hilang" kata Good.

"Kalian memaafkan ku?" tanya Ben.

"Besok kita jangan tawuran dan pakai obat obatan itu lagi, bisa kan?" tanya Jun.

"Siap!" Kata Good dan Ben.

 Jun menenggak air minum mineral dalam botol.

"Apa kau tahu obat yang aku berikan selama ini adalah permen?"

"Sejak kapan?" tanya Good.

"Sejak awal aku menjadi pemimpin kalian" jawab Jun.

 Baru beberapa bulan yang lalu kira kira sejak awal tahun Jun mulai bergabung dengan mereka menjadi pemimpin. Semua obat obatan yang ia berikan adalah palsu semua hanya permen dengan rasa unik saja dan ajaibnya mereka percaya saja dan tak menyadari hal ini.

"Hubungi mereka semua bahwa tim tawuran kita sudah dibubarkan mulai hari ini" kata Jun memerintah kepada Ben.

 Ben mengkonfirmasi berita ini ke semua anggota mereka.

 Good sudah menghabiskan tiga donat kentang berukuran besar yang ia pesan. Sedangkan, Jun sedang nyaman menikmati makan malam.

 Ben selesai mengabarkan anggota geng mereka tentang hal itu.

"Aku juga sudah bilang agar mereka semua jangan berkeliaran tanpa aturan seperti biasa. Jika iya, kita tidak akan bertanggung jawab dengan urusan mereka" kata Ben.

 Jun dan Good mengacungkan jempol tangan mereka kepada Ben.

 Bling melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan di dalam toko.

"Mereka sudah tiga jam disini" kata Bling.

 Meski mereka terlihat memang anak anak kece seperti karakter antagonis dalam sebuah drama tapi mereka juga masih seorang siswa yang ingat bahwa mereka harus belajar. Di dalam toko mereka juga belajar secara kelompok dan saling melempar pertanyaan dan memberikan jawaban secara bergantian ataupun random. Bling belum ingin pulang dia merasa senang banyak pengunjung yang datang di toko ini untuk memesan makanan.

"Ini baru pukul delapan malam. Ku lihat makanan yang tersedia disini hampir habis" kata Bling.

 Jun mendekat ke arah Bling sedang menggoreng donat donat.

"Berapa semua makanan yang kita pesan tadi?" tanya Jun.

 Jun membayar pesanan yang ia pesan tadi kepada Bling.

 Jun membayar dengan mentransfer uang dengan melalui kode QR ponselnya.

"Ayo kita pulang!" Kata Jun.

 Mereka benar benar pulang kerumah mereka masing masing.

"Apa sebutan yang pantas untuk mereka. Mereka lucu sekali" kata Bling.

 Bling bekerja disana hingga pukul sembilan malam dengan dagangan yang habis terjual. Nenek terlihat membereskan piring piring yang sudah dicuci oleh Bling menaruhnya di tempat semula.

 Di umurnya yang sudah hampir berkepala tujuh kesehatan yang ia miliki sangat hebat. Meja meja Bling lap dan lantai disapu kemudian ia pel sampai bersih.

 Mobil berwarna merah datang dan terparkir di depan toko Nenek. Keluar satu orang wanita dan satu orang pria dewasa. Membantu barang barang milik Nenek yang harus dibawa pulang kerumah dan memasukkannya ke dalam mobil bagian belakang dengan barang barang belanjaan mereka yang juga terlihat disana dari kejauhan Bling melihat.

 Tak ada obrolan panjang yang ada hanya obrolan ringan yang mereka lakukan kepada Bling. Bling sadar dia adalah seorang karyawan baru Nenek sudah sepantasnya mereka untuk tidak mudah percaya dengan orang yang baru mereka kenal.

Kunci gembok toko diberikan kepada anak laki laki Si Nenek.

 

 Pintu toko di kunci oleh anak laki laki Nenek.

 Mereka saling mengucapkan salam perpisahan seperti antara karyawan dan atasan. Bling dalam perjalanan pulang ke rumah dengan menggunakan alat transportasi umum yang tersedia disana. Yang ada di pikiran Bling adalah bagaimana ia bisa cepat pulang kerumah.

"Aku harus cepat mendapatkan bus malam ini" kata Bling.

 Di dalam bus ia sendiri diantara banyak orang disana tetap saja kenapa ia merasa selalu sendiri.

Kedua headset dipasang satu persatu ke telinga kanan kemudian ke telinga kiri.

 Bling sedang mendengarkan sebuah audio book yang menggunakan bahasa asing.

 Udara dingin tak mampu menghindar seperti angin yang masuk ke dalam bus. Gadis ini membuka jendela bus memperhatikan jalanan yang ia lewati dari dalam bus berkursi biru.

Audio book yang ia dengar melalui ponsel belum berakhir lampu lampu dari dalam bus tiba tiba padam.

 Bus berhenti pintu bus terbuka masuk kemudian penumpang selanjutnya kedalam bus lampu lampu kembali menyala saat dia tepat berdiri didepan Bling lalu lewat melawan angin yang datang dari arah belakang tempat gadis itu duduk disana.

 Pemuda itu duduk sejajar di baris kursi yang sama dengan gadis hantu itu dan tanpa sadar Bling sedang terpaku melihatnya.

 Headset sebelah kanan terjatuh ke tangan bagian atas gadis hantu ini, itu membuat ia tersadar.

"Kau boleh menatap ku" kata Jun pada Bling.

 Dia memandang Bling dengan tatapan mata yang tak berkedip lama.

 Musik di dalam bus menyala  menjadi pengiring awal kisah antara mereka berdua.

 Bling menunduk dengan ekspresi malu seorang gadis remaja. Padahal dia sudah meninggal cukup lama.

 Gadis ini fokus kembali dengan audio book yang ia dengar dari dalam ponsel memasang headset merah muda yang juga milik Red sebelumnya.

 Ponsel milik Jun masih menyala dengan wallpaper foto milik Red yang ia ambil saat masih di sekolah.

 Ponselnya ia melihat kembali dia menyentuh wajah Red dari dalam ponsel lalu memasukkan ke dalam saku jaket abu abu jeans yang ia pakai.

 Jun entah ia ingin pergi kemana dengan satu tas ransel penuh dengan barang barang miliknya itu. Dia terlihat cukup serius. Bling melihat Jun  kembali dengan waktu singkat yang ia curi.

"Dia tidak seperti yang kulihat tadi saat ada di toko bersama teman temannya" kata Bling.

 Jun turun dari bus lebih dahulu dari Bling yang memiliki lima menit lagi untuk sampai di depan jalan dekat apartemen.

 Jun seperti lagu asing yang baru didengar namun dia langsung menyukai lagu itu lirik dan melodinya membuat ia ingin terus ingin berulang kali  memutar lagu itu.

"Tidak mungkin. Meski aku seorang hantu tapi pasti ini hanyalah imajinasi ku sementara" kata Gadis Hantu ini.

 Empat menit kemudian ia melepas headset di kedua telinganya lalu memasukkan ke dalam tas abu abu jeans selempangnya dia sudah menghitung waktu kapan saatnya ia turun dari bus.

 Dia juga berpapasan dengan seseorang dia seorang wanita muda dengan kotak hijau  yang ia bawa dengan kedua tangan lalu masuk ke dalam bus setelah Bling turun dari bus.

 Wanita itu sedikit terkejut dengan Bling lalu segera pergi masuk ke dalam bus dengan cepat.

Gadis hantu itu dengan cepat berlari menuju rumah sedangkan wanita yang tadi berpapasan dengan Bling masih memperhatikan gadis hantu itu berlari dari dalam bus di kursi penumpang hingga mereka terpisah jarak menjauh.

 Wanita itu kembali meluruskan pandangan setelah melihat Bling barusan menghela napas tak ada yang ia ucapkan.

 Dia rupanya baru saja kehilangan pekerjaan dan memikirkan dimana ia akan mendapatkan pekerjaan lagi setelah ini.

 Di dalam rumah sederhana Jun ada disana bersandar di dinding bercat  putih kamar diatas tempat tidur sedang menahan segala isi hatinya sendiri.

"Red. Aku harus mencari kamu kemana lagi?" tanya Jun menutup mata dengan telapak tangan kanan.

 Saat itu ibunya sedang bicara dengannya dari dalam ponsel namun dia hanya mendengarkan tanpa menjawab dengan kalimat apapun dari setiap pertanyaan ibunya itu.

"Jangan berulah lagi. Ibu tidak akan membantumu lagi!" Itulah beberapa kata yang ia dengar dari ibunya.

 Ibunya sedang memarahi Jun sejak tadi.

 Jun tidak kabur dari rumah tapi ia meminta izin kepada ibu dan ayahnya untuk tinggal di tempat lain meski ia masih di usia remaja dan masih butuh kasih sayang kedua orang tua.

 Di lain tempat di dalam rumah Bling mempersiapkan buku buku yang harus ia bawa ke sekolah besok di hari pertamanya ia sebagai murid sekolah menengah atas. Entah mengapa ia sangat senang sekali meski ia tahu dan sadar kembali bahwa raga yang ia miliki bukanlah miliknya dan ia menatap dirinya sendiri lagi dari pecahan kaca yang Red miliki. Airmata tanpa sadar jatuh di pipi gadis hantu ini.

 Pecahan kaca itu ia taruh diatas meja dekat tempat tidur.

"Kenapa tiba tiba aku sangat melankolis?" Kata Bling menghapus air mata dengan kedua telapak tangan.

 Gadis hantu kembali tersenyum.

"Aku harus menghadapi ini. Aku tidak boleh menghindar" kata Bling.

 Kisah gadis hantu ini belum berakhir dengan rencana kemungkinan yang tak bisa ia prediksi kisah hidupnya penuh kejutan yang ia anggap dia harus tetap kuat menghadapinya sendiri tanpa siapapun bisa membantunya.

"Aku tidak tahu maksud dari rencana Tuhan kali ini" kata Gadis Hantu ini.

 Gadis ini memejamkan kedua mata tidur setelah aktivitas yang ia jalani seharian.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!