Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?".
Sebuah obrolan di kantin perusahaan saat makan siang.
"Sew. Aku tuh kesel banget orang-orang selalu bilang aku anak nakal. Padahalkan aku biasa biasa saja" kata Ge.
"Ya kamu yang sabar. Kamu harus kerja keras lebih lagi buktikan bahwa kamu bisa sukses" kata Sew.
"Makasih ya Sew. Kamu temanku yang paling baik" kata Ge.
"Satu lagi. Mereka selalu bilang kalau aku selalu mempermainkan banyak wanita, tapi kenyataannya mereka yang ninggalin aku karena aku tidak punya uang" kata Ge.
"Tapi, kamu kan pintar dan punya banyak skill. Jangan khawatir pasti ada kok perusahaan yang mau terima kamu lagi" kata Sew.
Sew adalah teman kantor Ge di perusahaan tempat ia bekerja saat ini. Ge berbohong pada Jimmy bahwa dia sudah dipecat padahal tidak. Dia hanya mendapatkan teguran dari atasannya karena cara kerjanya semaunya sendiri saat mengerjakan sebuah proyek baru tanpa mematuhi aturan dari perusahan dibidang ventura tempat ia bekerja.
Kalau bukan karena dia cerdas untuk apa perusahaan mau mempertahankan karyawan seperti Ge dan teguran kali ini adalah yang terakhir kali untuk pria itu. Namun, tetap saja Ge menanggapinya dengan tidak serius.
"Sew. Aku nggak percaya diri kalau ketemu perempuan. Soalnya, aku jelek dan bentuk tubuhku tidak seperti atlet" kata Ge.
"Kamu kan tinggi" kata Sew.
"Iya. Tapi, lihat mereka semua yang ada disini semuanya hampir dikatakan sempurna" kata Ge.
"Yang penting kerja disini yang bekerja adalah otak bukan penampilan Ge. Kenapa kamu merasa rendah diri sekali?" tanya Sew.
"Pasti Sew. Aku malu, soalnya aku yang paling jelek disini. Semua wanita yang aku dekati juga selalu menghina ku" kata Ge.
"Percayalah. Kalau besok, kamu pasti dapat perempuan yang benar-benar sayang sama kamu menerima kamu dengan segala kondisi mu" kata Sew.
"Kamu memang berhati bidadari Sew. Jangan bosan ya Sew jadi temanku" kata Ge.
Sore saat jam pulang kerja di toko makanan tempat Sammy bekerja.
"Jun bilang kamu kerja disini juga?" tanya Flow.
"Iya. Kak" jawab Red.
"Kakak pesan ini dan ini!" kata Flow pada Sammy yang kemudian mencatat pesanan makanan dari Flow.
Red menerima daftar pesanan makanan dari Sammy.
Nenek seperti hari sebelumnya dijemput cucu laki-lakinya pergi kerumah sakit menjenguk cucunya yang baru lahir. Jadi, dia tidak ada disana diwaktu-waktu ini setelah tadi memberikan bahan-bahan yang ia beli diberikan kepada ketiga karyawan.
"Kakak makan dulu. Kalian lanjutkan bekerja" kata Flow.
Red dan Sammy melanjutkan pekerjaan membuat pesanan makanan untuk pelanggan yang sudah menunggunya di dalam toko untuk dimakan di sana sama seperti Flow.
Dua puluh menit mereka disibukkan membuat masakan pesanan pelanggan. Kompor dikecilkan oleh Sammy, Red mengambil bahan untuk membuat adonan donat kentang rasa coklat dibawa di meja tempat Flow selesai makan.
Mereka mulai mengobrol.
Sammy membantu Red membuat donat kentang.
"Kalian satu kelaskan sekarang?" tanya Flow.
"Iya. Kenapa Kak?" tanya Red.
"Tidak apa apa. Sekarang, kamu tinggal dimana?" tanya Flow lagi kepada Red.
"Aku tinggal disini setelah toko tutup" Jawab Red.
"Sammy tinggal bersamaku. Bagaimana, apa kamu ingin tinggal bersamaku?" tanya Flow.
"Tunggu. Kalian sejak kapan sudah sangat akrab?" tanya Red.
"Panjang kalau di ceritakan. Intinya kami memang tinggal berdua ditempat yang sama" jawab Flow.
"Sebenarnya aku yang numpang tinggal di rumah Kakak Flow. Tapi, aku janji pada kakak. Aku akan membayar uang sewa" kata Sammy.
"Kamu kenapa berlebihan Sammy" kata Flow.
"Apa aku benar-benar boleh bergabung?" tanya Red.
"Why not?" kata Flow.
Red langsung memeluk Flow dengan erat.
"Kau membuatku sulit bernapas" kata Flow.
Red melepas pelukannya dari Flow.
"Maaf" kata Red.
Ada pengunjung baru datang di toko.
"Nona saya pesan sate bumbu manis dua porsi. Dibungkus ya!" kata pelanggan wanita.
Rumah sakit sekitar pukul delapan lebih wanita yang tadi menelepon Ge datang. Sekarang, dia di depan pintu kamar Ge yang tertutup.
Dia mengetuk pintu.
"Tok, tok, tok!"
"Masuk saja!" kata Jimmy suaranya terdengar dari luar pintu.
Sew masuk membuka pintu dan tidak menutup kembali.
Ge belum sadarkan diri dari koma.
Jimmy melihat Sew dari atas sampai bawah dengan tatapan mencemooh nampak jelas saat melihat penampilan Sew.
Sew memang dikenal seorang gadis yang sederhana yang tidak terlalu paham bagaimana cara menggunakan riasan seperti bayangan mengenai seorang wanita menurut pandangan Jimmy.
Sadar atau tidak dia juga merasakan bahwa dia sedang direndahkan oleh orang lain terhadap penilaian fisiknya.
"Apakah dia teman Ge, tapi ku rasa dia tak seperti attitude temannya ini. Ge yang ku kenal orangnya baik" kata Sew dalam hati.
"Kau mau ini. Aku membawa banyak makanan dan minuman ringan?" tanya Sew pada Jimmy.
"Tidak. Terimakasih" kata Jimmy.
Jimmy kembali dengan tatapan mencemoohnya.
"Dia siapa, apa aku harus berteman dengannya?" tanya Jimmy dalam hati.
Malam ini Sew berencana untuk merawat Ge yang sedang koma. Mendengar penjelasan dari Jimmy ia memutuskan untuk tidak langsung pergi dari ruang rawat Ge melihat bahwa kondisi Ge yang belum sadar dan kedua orangtuanya yang belum juga datang meski sudah pukul sepuluh malam.
Jimmy meminta izin kepada Sew bahwa dia harus segera pulang kerumah orangtuanya yang bisa saja menyita fasilitas lain yang ia miliki dari Ayahnya jika ia tidak pulang malam ini.
"Sudah ada temannya Ge disini, kenapa aku harus repot" kata Jimmy dalam hati.
Jimmy pergi pulang kerumah diikuti oleh Bodyguard Jimmy.
Pagi yang cerah di sekolah anak anak mulai berdatangan masuk kedalam sekolah. Jimmy sudah memarkirkan motornya di tempat biasa.
Jun dan Ben berjalan dibelakang Good tanpa ia sadari.
Bee ada didepan mereka bertiga dia juga tak melihat ada Jun dan Ben dibelakang Good karena sedikit tertutup anak-anak yang lain yang berjalan didepan keduanya. Bee bertabrakan dengan Jimmy tanpa disengaja.
Bee langsung syok dengan kejadian ini.
"OMG!" kata Bee.
"Aku harus menghindari anak ini. Bagaimana kalau Ben melihat ku bersama Jimmy bisa habis aku!" Kata Bee dalam pikirannya saat itu juga.
Tanpa pikir panjang dia melihat Good yang tak peduli dengan kisah mereka berdua melewati kedua teman satu kelasnya itu.
"Good. Aku ingin bicara dengan mu, bisa kita pergi ke kelas lebih cepat?" tanya Bee.
Good heran dan berkata dalam hati "Sejak kapan dia mau bicara denganku?".
Tidak peduli dengan penolakan Good, Bee langsung menyeret tangan Good dengan cepat menuju ke kelas.
"Gadis itu kenapa seperti melihat monster?" tanya Jimmy saat melihat kejadian ini di pagi hari di sekolah.
Jun entah apa yang harus dilakukan sedangkan Ben tertawa kecil melihat tingkah Bee kepada Jimmy.
Jun melirik Ben yang sedang tertawa kecil, dan berkata "Kita tak salah lihat. Mereka berdua bisa jadi akrab".
"Aku lebih suka dia akrab dengan Good" kata Ben.
"Bukankah mereka selalu berselisih" kata Jun berkata dalam pikirannya.
Pagi yang cerah di sekolah untuk Jimmy.
Dia dipanggil oleh Wali kelasnya karena sebuah alasan tentunya.
"Ini surat apa, ini tidak asli" kata Pak Gerry.
Surat keterangan sakit yang ia buat kemarin bahwa dia sedang medical check up di sebuah rumah sakit karena penyakit jantung.
"Kau tidak sakitkan. Bapak sudah bertanya kepada orang tuamu. Keluarga kalian tak ada riwayat penyakit jantung" kata Pak Gerry.
Pak Gerry mengambil napas lagi.
"Dan kamu, kamu tuh sehat. Tidak sakit apa-apa" kata Pak Gerry.
Ruang guru dalam keadaan sepi.
Jimmy belum mau meminta maaf.
Bodyguard Jimmy sudah tahu akan seperti ini jadinya jika surat itu diberikan kepada wali kelasnya itu. Tapi, ia tetap menuruti perintah bos mudanya itu.
Diluar sekolah bodyguard Jimmy sedang di depan motornya yang terparkir di depan toko buku.
"Anak itu pasti sedang dimarahi oleh Wali kelasnya. Hukum saja Jimmy" kata Bodyguard Jimmy sambil membuka halaman baru buku.
Didalam ruang guru.
"Lihat, Bapak sudah menghubungi rumah sakit yang tertera disini, mereka tak memiliki pasien yang bernama Jimmy Jim" kata Pak Gerry.
Dan lagi Pak Gerry membuka tugas yang dikirimkan oleh Jimmy kepada Pak Gerry.
"Lihat, aku tahu kamu sangat pintar. Tapi, ini semua bukan hasil kerja keras mu. Bapak kecewa sama kamu Jim" kata Pak Gerry.
¹Dari riwayat Jimmy sebelum ia pindah ke sekolah ini, semuanya sudah tercatat jelas alasan mengapa Jimmy bisa pindah di sekolah barunya sekarang dan itu juga karena Ayahnya yang memohon kepada kepala sekolah disana agar mau menerima anaknya untuk bisa diterima.
"Kamu ambil ini, dan kerjakan ulang tugas ini" kata Pak Gerry.
Dia tak memberi hukuman lain selain hukuman lari keliling lapangan dua puluh kali.
"Besok setiap istirahat sekolah, kamu harus bersih-bersih sekolah ini sampai satu minggu. Ingat, ini dilakukan selama satu minggu
Jimmy keluar dari ruang guru dengan wajah yang langsung berubah dari patuh menjadi cuek.
"Memangnya dia siapa?" tanya Jimmy.
Bling melihat dan mendengar saat Jimmy dimarahi oleh Wali kelasnya saat ia sedang berjalan-jalan di ruang guru.
"Dia takkan mempan hanya dengan itu" kata Bling.
Jimmy masuk kedalam kelas dengan sudah menyembunyikan kertas surat palsu itu di dalam saku celana sebelah kanannya.
Saat Jimmy masuk ke dalam kelas teman-temannya sedang mendiskusikan materi yang diberikan oleh Pak Gerry untuk berkelompok untuk persiapan debat lima belas menit lagi.
Semua anak-anak di kelas sudah mendapatkan anggota kelompok mereka begitu juga dengan Jimmy.
"Kau tidak bergabung dengan kami?" tanya Good.
"Buat apa?" tanya Jimmy.
"Kau satu kelompok dengan kami" kata Good.
Red melihat ini dengan jelas karena Good duduk tidak jauh darinya.
"Aku khawatir dengan orang sebaik dia" kata Red, yang ia maksud adalah Good.
Malam saat Flow masih bermain di toko tempat Sammy bekerja. Dia dengan lembaran-lembaran dokumen pribadinya hasil desain baju yang ia gambar sendiri ia melanjutkan satu lembar gambarnya yang belum selesai di atas meja toko.
Dia enggan untuk pulang.
Bagaimana rasanya ketemu seorang aktor yang duduk disebelah sendiri saat makan di sebuah tempat makan umum dan itu terjadi pada Flow.
Kalau Red dan Sammy sudah tahu dan sedang bekerja ditempat itu.
"Kau belum berubah?" tanya seorang disampingnya.
"Siapa orang ini?" tanya Flow melihat pria bermasker di sebelahnya.
Pesanan yang ia pesan sudah datang diatas meja kemudian masker birunya ia buka.
"Lah, kamu. Aku kira siapa?" tanya Flow.
Orang di sebelahnya adalah salah satu teman Flow saat masih kuliah dulu sekaligus juga teman nongkrong.
"Kamu tambah sukses ya sekarang. Selamat Bob" kata Flow.
"Biasa saja. Aku hanya beruntung, akting mu jauh lebih bagus dariku" kata Bob.
"Hey, jangan begitu. Semua yang ditunjukkan adalah skill asli dirimu tanpa meniru orang lain" kata Flow.
"Kau mau aku carikan peran untuk mu?" tanya Bob.
"Aku sangat berterima kasih. Tapi, kau tahu aku lebih suka di belakang layar" kata Flow.
"Kalau itu, aku selalu ingat" kata Bob.
"Lanjutkan, makanmu!" kata Flow.
"Kau sudah makan?" tanya Bob.
"Sudah kenyang banget" jawab Flow.
Flow bertanya kepada Bob, lalu berkata "Kau sendirian kemari?".
"Ada asistenku yang sedang makan didalam mobil" kata Bob.
Red dan Sammy mencium bau-bau mencurigakan di depan mereka.
Red menatap Sammy, dan berkata "Ini sudah jelas".
"Sudah jelas sekali" kata Sammy.
Bob melihat kearah Red dan Sammy.
"Kalian tidak ingin berfoto denganku?" tanya Bob.
"Wihhh. Foto, maulah!" keduanya mengiyakan.
"Aku sudah banyak di galeriku" kata Flow.
"Kenapa nolak, ayo kita foto bareng?" kata Bob memaksa temannya itu.
Red dan Sammy serta Flow berfoto bersama Bob.
Satu jam sebelumnya sebelum Bob datang di toko tempat Flow makan malam.
Bob aktor sekaligus pemilik sebuah agensi seni peran baru saja memecat bawahannya yang ia anggap memang sudah pantas diberhentikan bukan karena skill yang mereka yang tidak sesuai keinginan pasar dan perusahaan tapi mereka sangat sulit jika dijelaskan kepada orang lain sehingga keputusan untuk memecat mereka ia lakukan. Bob pasti sangat membutuhkan mereka karena jadwal seri drama yang semakin bertambah padat dengan judul-judul drama yang harus siap mulai syuting dan melanjutkan episode seri sinetron yang masih tayang.
Sepuluh menit sebelum Bob datang di Toko Makan Sehat.
Ketika melihat postingan yang muncul di beranda ada salah satu akun sosial media milik temannya muncul dan itu adalah postingan milik Flow yang sedang makan disebuah toko makanan di pinggir jalan. Setelah ia mencari alamat yang tertera di papan dibelakang Flow dalam fotonya, dia segera Bob menuju ke tempat itu untuk menawarkan pekerjaan kepada Flow salah satu teman kuliahnya itu.
Bob berusaha menawarkan pekerjaan kepada Flow dengan gaji yang ia tentukan sendiri tapi jawaban Flow adalah belum bisa menerima tawaran pekerjaan dari temannya itu.
"Maaf. Bob. Aku baru beberapa hari mendapatkan pekerjaan ini. Jadi, maaf ya" kata Flow.
"Iya. Besok, kamu tetap diterima bekerja di tempatku. Aku menunggu" jawab Bob.
Obrolan mereka masih berlanjut dengan kesan persahabatan terlihat manis untuk di lihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments