Chapter 4: Hello. Everybody!.

Chapter 4: Hello. Everybody!.

 Malam ini tidak ada udara yang menyeretnya untuk tetap tinggal. Dia ingin putus asa, namun dia sudah muak dengan hari hari yang ia harus jalani setiap hari bertahun tahun tak ada perubahan.

 Menjadi anak yang terlahir dari keluarga kaya dan terpandang tak menjadi jaminan bahwa hidupnya berjalan penuh sejahtera dan bahagia seperti apa yang ia perlihatkan. Kesedihan dan kesulitan yang sudah tak tertanggungkan selalu menjadi kenyataan dan tak pernah ingin menjadi mimpi meski jika itu adalah sebuah mimpi.

 Dia pulang terlambat lagi dan dia dimarahi atau tidak dia tak peduli dia hanya berpikir hari ini dia tetap pulang kerumah tanpa membuat masalah lagi.

"Kenapa kau tak bawa uang, hanya sekolah saja?"

 Pertanyaan familiar yang sudah menjadi menu makan baik itu pagi siang ataupun malam. Dia sudah kenyang dengan kalimat kalimat sejenis itu.

Rumah mewah yang mereka miliki bak kapal pecah Jun hanya melirik sudah lelah dengan segala aktivitas permasalahan yang ia miliki. 

 Dia baru saja makan tadi sore sejak tadi pagi baru bisa makan tadi dari uang sisa menang tawuran minggu lalu.

 Jun mengambil barang barang miliknya lalu memasukkan ke dalam tas ranselnya setelah berganti pakaian seragamnya.

"Aku mendapatkan pekerjaan, aku akan jarang pulang kerumah" kata Jun meminta izin kepada kedua orangtuanya.

 Mereka tidak merespon  apapun mendengar kata kata dari Jun.

 Jun pergi dengan pakaian seadanya pergi dari rumah setelah meminta izin untuk bekerja.

 Sepatu yang baru ia beli dari setelah selesai dari sebuah pekerjaan yang ia kerjakan ia pakai.

 Jun berjalan di pinggir jalan bersama pengguna jalan yang lain disana. Ia juga melihat sisa uang yang ia miliki membuat remaja ini ingin berteriak.

"Kenapa kau masih terus menjagaku, kenapa Tuhan?" tanya Jun berteriak sendiri diantara banyak orang tanpa peduli dengan reaksi orang orang terhadapnya.

"Aku harap kamu tidak pergi jauh" kata Jun berharap kepada seseorang.

 Red bersama Jun telah terbiasa mencari pekerjaan bersama setelah sepulang sekolah dan menerima kenyataan bahwa mereka mendapatkan pekerjaan di tempat yang berbeda namun kisah yang telah mereka lalui berjalan tanpa pertengkaran yang serius. Mereka tergolong teman satu kelas yang tak pernah terdengar selalu berselisih dan bertengkar dengan usia mereka yang masih tergolong sangat muda.

 Jun melihat bus yang ia tunggu sudah datang sesuai trayek wilayah yang akan ia datangi.

Pintu bus terbuka secara otomatis dan Jun masuk ke dalam bus. Ia melihat lampu lampu bus tiba tiba mati saat ia mulai masuk ke dalam bus.

"Ini nyala juga" kata Jun dalam hati ketika lampu lampu bus menyala kembali.

"Dia cantik sekali dengan gaun itu" kata Jun melihat gadis yang duduk di kursi bus dan menatap wajahnya datar namun berbinar binar.

 Jun duduk di salah satu kursi yang ia anggap kosong dan nyaman untuk dia beristirahat di dalam bus.

"Kenapa gadis itu terus melihat ku?" tanya Jun dengan apa yang dilakukan oleh Bling dengan tatapan yang ia perbuat pada Jun.

"Gaun yang ia pakai seperti milik Red. Mungkin satu merek jadi sama itu lumrah kan" kata Jun dalam hati.

 Jun bersandar di kursi bus dan berkata, "Aku anggap ini bukan malam tapi siang hari".

 Jun mendapatkan pekerjaan untuk mengurus rumah milik seseorang di kotanya. Remaja laki laki tersebut masuk kedalam rumah klasik tempat ia bekerja.

 Jun tak berapa lama mendapat panggilan telepon masuk dari Ibunya.

 Setelah ibunya selesai bicara ia mengambil sebuah buku kecil bersampul coklat seperti kulit. Dia sedang membuat beberapa rencana.

  Notifikasi pesan muncul berurutan di layar ponsel miliknya.

 Mengetuk layar ponsel dengan jari manis, beberapa pesan dari kedua sahabatnya.

"Mereka akan kemari?" Kata Jun.

 Bel rumah berbunyi setelah ia membaca pesan di ponsel. Kemudian, Ben menelepon Jun.

 Jun mengangkat panggilan darinya segera.

"Kalian sudah sampai dimana?" tanya Jun.

"Di depan rumah, keluarlah?" Kata Ben.

"Oke, tunggu!" Kata Jun memerintah.

 Ketiga remaja itu masuk kedalam rumah melewati beberapa foto yang terpajang di dinding ruang tamu.

"Kau bilang rumah ini milik seseorang?" tanya Good.

"Aku berbohong pada kalian" jawab Jun.

"Ternyata ini rumah polisi yang pernah menilang kita waktu itu kan?" Tanya Ben.

"Kenapa kalian tidak jadi bekerja disini?" Tanya Jun.

"Aku mau bekerja disini, kamu Ben?" tanya Good.

"Mau gimana lagi, kita sedang butuh uang" jawab Ben.

"Jangan bercanda. Kalian semua hanya ikut ikutan saja dengan ku" kata Jun.

 Ben menaruh tas merahnya di kamar asisten rumah tangga di tempat mereka berbagi kamar.

"Kalian yakin dengan ini?" tanya Jun.

"Justru kami yang seharusnya bertanya, ini benarkan Jun yang kita kenal?" Tanya Ben.

"Kau tidak tahu saja, dia itu terlalu merendah orangnya" kata Good.

 Good membuka kantong plastik hitam yang berisi beraneka makanan rumah kering dan basah buatan ibunya.

"Good, ini dari ibu mu lagi?" tanya Jun.

"Iya. Kalau tidak ku bawa dia akan marah padaku" kata Good.

"Kukira semua itu baju alternatif mu" kata Ben.

"Kalian bisa berbagi lemari plastik disana denganku" kata Jun menunjuk ke arah lemari kepada mereka berdua.

 Ben dan Good berebut tempat untuk baju baju mereka.

"Mereka sudah dewasa rupanya" kata Jun merespon dalam hati berbicara.

"Aku akan mengambil foto kalian dan mengirimkannya ke bos kita? Tanya Jun.

 Jun mengambil foto bertiga bersama lalu dikirimkan ke pemilik rumah.

 Ben sudah tak dibilang ngantuk lagi dia sudah terlelap disana.

"Kau sedang?" tanya Good melihat Jun yang kembali sibuk dengan rencana di bukunya itu.

"Itu terlihat seperti kamu sedang menghitung pengeluaran mu" kata Good menebak.

 Beberapa daftar pengeluaran yang dimiliki dihitung oleh Jun dibaca oleh Good.

"Aku juga akan mengikuti tindakan mu ini" kata Good lalu memberikan buku milik Jun kembali.

 Dia berbaring diatas lantai mendengar aktivitas malam ini di dalam kamarnya beralas karpet tipis bermotif kotak kotak dengan garis merah di background dasar putih.

"Bisakah aku tak mendengar mereka?" Kata wanita yang baru saja pulang ke rumah di perumahan umum dekat bukit di pinggir kota.

"Aku sangat takut dengan mereka, aku sedang mencoba terbiasa dengan mereka" kata wanita itu.

 Pertemuan dengan Bling juga melintas begitu saja di pikirannya.

 Wanita itu melihat sepasang kaki tak memakai alas kaki pucat di atas lantai rumahnya di depan ia menjadi diam  kakinya penuh luka kulit jemari jemari kaki yang terkelupas berdarah yang ia lihat.

"Kali ini siapa lagi yang mengikuti ku?" tanya wanita ini.

 Lagi, dia tak berani menatap wajah arwah wanita yang datang padanya.

 Hantu yang mengikutinya tak bicara sama sekali dalam cukup lama tak mau segera pergi. Sedangkan berbeda dengan wanita yang tidak jauh dari kaki Sii Hantu. Menahan ketakutan, seluruh raganya menolak untuk lari dari sana.

Musim semi kali ini dia belum memiliki pekerjaan untuk sementara waktu.

 Seorang hantu penghuni perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya terus mengganggu iseng kepada wanita itu hingga ia menjadi kurang fokus dan akhirnya membuat kesalahan lalu mengalami pemutusan hubungan kerja.

"Setidaknya aku lepas dari hantu itu, mungkin disana bukan tempat pilihan Tuhan untuk ku mencari uang" kata Wanita ini.

 Wanita ini berusaha mengalihkan perhatian dengan banyak logika yang ia pikiran disaat saat seperti ini. Dia tak ingin terfokuskan dengan hantu yang belum pergi dari hadapannya sekarang.

 Disana tidak ada alasan yang tak mungkin tak ada untuk hantu yang ada di depan wanita itu. Bagaimana sesuatu harus dijelaskan, Hantu ini  tak mau bicara kepada Wanita itu. Wanita ini dibuatnya bingung, Hantu itu masih menangis menjatuhkan air mata di bawah lantai mengenai kedua kakinya dan wanita itu melihat ini dengan jelas.

"Kau tak ingin berkata apapun?" tanya wanita itu.

Wanita itu menghela nafas, lalu bertanya lagi pada Si Hantu "Bicaralah, jika tidak pergi dari rumah ku?".

 Dia tak menghiraukan pertanyaan yang diajukan oleh wanita di depannya. Dalam momen ini wanita ini menghitung awal lagi detik dari jarum jam tangan yang masih ia pakai. Tepat tiga puluh tiga detik hantu di depannya telah pergi sesuai yang diharapkan.

"Untukku yang lupa tentang usiaku, salam dua puluh delapan tahun" kata Wanita ini.

 Single belum punya pasangan dengan terus berpikir semua yang ia anggap adalah revolusioner pada diri sebuah usaha untuk diri sendiri bukan untuk orang lain membuat hatinya lebih tenang meski ia tahu ia harus mencari pekerjaan baru lagi dan itu tidak mudah dengan para pesaing muda fresh graduate yang lebih manis dan kualitas skills yang sudah tak ditanyakan lagi.

"Selamat ulang tahun Flow!" Kata wanita ini.

 Pukul tengah malam tepat usianya kini menjadi dua puluh delapan  tahun. Dia tertawa sendiri dia merasakan kebahagiaan dalam hidup yang ia jalani.

"Untuk mu, hadapi semua ini dan ambil segala manfaat karena tak ada didunia ini yang terlahir sia-sia" kata Flow.

 Red tersadar bahwa dia sedang tidak baik baik saja terbangun namun ia tak bisa berkuasa dengan raganya sendiri. Dia tak bisa berbicara ataupun berteriak dia tak tahu apa yang sedang ia alami. Rumah yang ditinggali sekarang juga tak berubah sama sekali dan ia tertidur dengan mudah.  Red seakan akan harus menurut dengan ini, dia merasa tersiksa dengan perintah yang tidak dapat ia terima  raganya terkendali oleh arwah Bling yang masih tertidur di tubuh Red.

Bling nampak tertidur lelap dengan selimut abu abu.

Angin masuk di sela sela ventilasi udara dekat dengan jendela meniup tirai tirai putih kamar di sebelah Bling saat ini tidur di malam dalam lampu termode redup hanya lampu kecil yang ada di meja dekat ranjang yang menyala.

"Selamat untukmu, mimpimu akhirnya bisa tercapai" kata salah seorang hantu yang melihatnya dari luar jendela apartemen Red.

 Dia adalah teman Bling yang berambut merah yang juga tinggal di pemakaman keramat tempat tinggal Bling sebenarnya.

 Hantu itu mengunjunginya tak begitu lama dan langsung pergi setelah memastikan temannya dalam kondisi baik.

 Mendatangi waktu pagi langit sudah tercium bau cerah matahari sudah menyapa dia dengan ceria.

Sepatu hitam dan seragam sekolah menengah atas dia dan tas hitam kotak semi kulit rambutnya hitam agak brown panjang lurus dengan poni depan lembut. Dia mulai bersekolah.

 Seakan cahaya lampu lampu matahari mendampingi setiap langkah gadis hantu ini dengan penuh rasa gembira.

"Maafkan aku Red, aku telah meminjam ragamu" kata Bling dalam hati.

 Dia dan cahaya remaja datang sebagai siswi baru yang cantik.

"Apakah aku cantik, tidak mungkin. Aku hanya seorang hantu yang sedang bersembunyi" kata Bling dalam hati.

 Siswa dan siswi disana memandang terpaku melihat kedatangan Bling.

 Dia belum sampai di kelas.

"Bawa ini!" Kata seorang siswa laki-laki salah satu siswa disana.

 Bling benar benar baru melihat remaja laki laki yang ia anggap sebagai pria tampan seumur hidupnya.

"Sedang apa, ayo ikut dengan ku?" Kata remaja laki laki itu.

 Bling tersadar dari rasa kagumnya.

"Iya" jawab Bling tanpa menolak.

 Gadis hantu ini berjalan beriringan dengan remaja laki laki yang ada di sebelahnya itu dan terus memandang dengan senyum polos.

"Kau dungu. Biar dia bawa sendiri" kata Jun mengambil tas milik teman satu kelasnya itu.

 Tas milik teman Jun dikembalikan lagi oleh Jun dengan tanpa jeda waktu yang lama.

"Dia gadis ku" kata teman Jun itu.

"Siapa bilang?" tanya Ben pada temannya itu.

"Ini untuk mu" kata Good memberikan satu lunch box kepada Bling.

 Diam tak ada yang bicara sama sekali dalam situasi ini saling melihat satu sama lain.

"Ayo kita ke kelas, sebentar lagi bel masuk!" kata Jun merangkul teman tampannya itu.

 Teman tampan Jun terbawa cepat dalam obrolan antar remaja laki laki.

 Ben dan Good sekarang berada diantara Bling dan Ben dengan satu kotak makan berisi makanan.

"Bukankah kita tak boleh menerima makanan atau minuman dari orang yang baru kita kenal" kata Good.

"Itu buatan Ibunya Good dan rasanya sangat lezat. Makanlah" kata Ben menunjukkan benda yang sama seperti yang ia terima.

"Kita takkan berpura-pura tak kenal" kata Good.

 Dia memberikan senyum manis yang tak pernah ia tunjukkan kepada gadis lain.

 Mereka berdua berjalan menarik cepat kedua lengan Bling masuk kedalam kelas.

 Good adalah salah satu informan di sekolah dia dengan cepat tahu siapa yang akan menjadi murid baru di sekolahnya ini salah satu contohnya.

 Mereka berdua tahu wali kelas mereka datang selalu lebih pagi setiap hari selasa. Kegiatan wajib  rutin seminggu sekali wali kelas memberi bimbingan konseling.

"Cepat kalian masuk!" Perintah wali kelas mereka. Pak Gerry.

 Kotak makan yang ia terima dari Good sudah dimasukkan kedalam tas tadi.

"Bling, cepat masuk kedalam kelas. Perkenalkan namamu!" Kata Pak Gerry.

 Semua siswa disana memperhatikan Bling yang menjadikan itu hal lumrah bagi seorang siswi baru.

"Kenapa aku sangat gugup?" Kata Bling dalam hati.

 Baru beberapa detik dia di depan sana.

"Hello. Everybody … " kata Bling mulai memperkenalkan diri.

 Seisi kelas menunggu kalimat lain yang akan gadis ini katakan di depan kelas.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!