Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.

Chapter 8 : Apa yang terjadi. Bertahanlah!

"Apa kau punya banyak waktu?" tanya Hera.

 Bling menjawab "Aku tidak tahu".

"Sulit untuk kita merencanakan maksud dari ini" kata Hera.

"Kau terlihat lemas dan lesu" kata Bling.

"Tak usah dipikirkan. Aku selalu seperti ini setelah makan" Jawab Hera.

"Apa hantu punya penyakit seperti manusia?" tanya Bling.

"Berhenti berhalusinasi" kata Hera.

"Lalu, kamu sekarang kenapa. Aku khawatir?" tanya Bling.

"Jangan berlebihan. Aku baik-baik saja" kata Hera.

 Hera berpura-pura kuat dan seperti hantu sehat yang lainnya.

 Ben sedang mengantar Ibunya pergi belanja di supermarket di jam tujuh malam ini. Dia mendorong troli besi di belakang Ibunya mengikuti dimanapun Ibunya pergi menelusuri supermarket untuk berbelanja kebutuhan dapur.

"Besok pagi, kamu ingin makan apa?" tanya Ibunya Ben.

 Ben sedang tak sengaja memperhatikan keanehan yang melintas di depan matanya sendiri.

"Kamu dengar Mama bicara tidak?" tanya Ibunya Ben.

"Mama tadi bicara apa?" tanya Ben.

"Tuh kan. Besok mau makan apa?" tanya Ibunya Ben lagi.

"Apa saja yang penting sehat dan masakan Mama" Jawab Ben.

 Ben kembali fokus dengan orang yang ia lihat tadi.

"Ku rasa yang kulihat itu bukanlah manusia. Apa dia menyadari kehadirannya?" tanya Ben berbicara dalam pikiran.

 Ibunya memanggil anaknya yang sedang melihat cafe mini yang ada di dalam supermarket yang tidak jauh dari tempat Ben memantau orang itu.

"Iya Mah" kata Ben mendorong keranjang troli kearah Ibunya.

 Orang yang Ben perhatikan tadi sedang menikmati makan malam disana sendirian.

 Jun dan Red bersih bersih di sana di dalam toko. Toko hampir tutup di malam hampir jam sepuluh malam.

 Jalanan di sekitar toko sudah mulai sepi dengan toko toko yang sebagian penjual sudah menutup tokonya.

 Dua motor datang di depan toko saat Jun sedang menyapu teras toko.

 Mereka berdua turun dari motor masing masing. Menyapa Nenek yang sedang duduk di kursi  membersihkan botol botol yogurt dalam kemasan di atas meja.

"Kita jadi nonton bola bareng kan?" tanya Good.

"Aku segera menyelesaikan ini" kata Jun.

 Jun, Good, dan Ben pergi berpamitan dengan Nenek setelah pekerjaan Jun selesai. Nenek seperti biasa di jemput oleh anaknya sepulang dari kantor. Sedangkan, untuk Red dia sudah menutup toko dan mengunci rapat toko dari terali besi yang sudah terpasang di depan toko dari dalam.

 Bling dan Hera sudah tak terlihat lagi disekitar Red.

 Dari dalam toko hening dengan suara suara kendaraan yang melintas di depan jalan. Red membuka tas tas yang berisi pakaian milik Bling yang belum ia buka.

"Semua ini adalah barang barang yang kuimpikan. Selera kita berdua ternyata tidak jauh beda" kata Red.

 Lalu, ia menaruh kedalam lemari kecil baju baju yang ia keluarkan dari dalam koper hitam miliknya itu.

 Jun, Ben dan Good akan menonton pertandingan sepakbola di televisi di dalam kamar Jun.

"Berapa menit lagi acaranya dimulai?" tanya Ben.

 Jawab Good "Lima belas menit lagi".

"Oh ya, dimana Jun?" Tanya Good.

"Dia sedang bekerja di ruang tamu" jawab Ben.

 Jun sedang membersihkan ruang tamu rumah.

"Kau sedang baca buku apa?" tanya Ben.

"Aku. Aku sedang membaca buku tentang critical thinking" kata Good.

"Itu buku milik Jun, kan?" tanya Ben.

"Iya. Darimana lagi, aku tak sengaja melihat ini disini" kata Good.

"Nanti aku pinjam?" tanya Ben.

"Aku sudah izin Jun. Kamu bilang saja padanya" kata Good.

"Kau sudah membaca buku itu tiga kali, sekarang giliran ku!" kata Ben agak kesal mendengar jawaban santai temannya itu.

 

 Kembali dengan kisah Flow dan Sammy.

 Flow sudah tertidur pulas di kamarnya sekarang.

 Sammy masih sibuk belajar di lantai beralas tikar plastik berwarna hijau ruang tamu. 

 Segala upaya telah Jimmy lakukan agar dia mau berbicara dengannya.

 Red mendapatkan pesan dari salah satu teman.

"Kamu dimana?" tanya seseorang kepada Red.

"Aku dirumah. Ada apa?" tanya Red.

"Rumah kamu dimana sekarang?" tanya teman Red.

"Memang kamu kenapa?" tanya Red.

"Bisa tolong aku nggak?" tanya teman Red.

"Tolong apa?" tanya Red.

"Aku butuh uang?" Kata teman Red.

"Buat apa?" tanya Red.

"Bayar hutang. Gimana bisa bantu aku?" Tanya teman Red.

"Aku juga banyak hutang. Bisa bantu aku juga?" Tanya Red.

 Teman Red tak membalas pesan dari Red lagi ketika Red mengirim jumlah nominal hutangnya sekarang.

"Setidaknya aku bisa membuatnya jera" kata Red.

 Di depan balkon apartemen Bling dan Hera berada disana. Di apartemen tempat tinggal Red tinggal sebelumnya.

 Angin malam berdatangan menyejukkan.

"Kau ingat tempat ini?" tanya Hera.

"Masih terus teringat di memoriku" kata Bling.

"Dia benar-benar melakukan itu" kata Hera.

"Aku juga merasa sedih. Jika mengingat itu. Sekarang, aku tak melihatnya lagi" kata Bling.

"Aku pernah sekali melihatnya lagi di suatu tempat" kata Hera.

"Benarkah. Dimana?" tanya Bling.

"Benar. Tapi, sejak kemarin aku sudah mencarinya lagi. Namun, belum berhasil" kata Hera.

"Bagaimana kondisinya sekarang?" tanya Bling.

"Aku pernah mencoba menyapa dan dia tak mengenalku" kata Hera.

"Lalu, menurutmu?" tanya Bling.

"Mungkin, dia belum bisa melupakan rasa sedihnya semasa hidup" kata Hera.

"Apa yang harus kita lakukan. Dia juga hantu yang sama seperti kita, dia lebih sulit untuk kita temukan" kata Hera.

"Tapi, sungguh aku ingin mengajaknya untuk menjadi temanku" kata Hera.

"Kau sangat imut untuk seorang hantu" kata Bling.

 Mereka disana dari pukul sepuluh malam hingga sampai pukul tengah malam lalu memutuskan pergi dari apartemen itu.

 Di waktu pagi yang cerah ini satu sekolah digegerkan dengan siswa baru yang sangat tampan datang dengan kendaraan kebanggaan roda dua kerennya melewati gadis gadis muda siswi siswi disana. Sedangkan, siswa laki laki disana acuh tak acuh tak peduli dengan itu.

"Apakah ini yang dimaksud masa puber?" kata Red menilai situasi ini.

 Sammy belum juga hadir di sekolah. Red, di dalam kelas sudah menunggunya.

"Dimana gadis itu, pacarnya belum berhenti menatap ku disini?" Kata Red lagi.

 Di dalam kelas Jimmy mendapatkan kelas yang sama dengan Red. Sekarang, ia duduk di kursi milik Sammy.

 Dua menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup.

 Sammy masih didalam bus dalam perjalanan bersama Jun secara kebetulan. Berdiri karena tak kebagian kursi penumpang.

"Sepertinya kita berdua akan dihukum" kata Sammy.

 Jun menanggapi dengan santai, lalu berkata "Paling kita disuruh keliling lapangan dua puluh kali".

"Dua puluh kali!" Kata Sammy terkejut, mengejutkan seisi bus yang lumayan tenang.

"Iya. Lalu, apa menurutmu?" tanya Jun.

"Make up ku bisa luntur" kata Sammy.

"Terserah kau saja lah" kata Jun.

 Turun dari bus Sammy lebih dulu kemudian Jun menyusul dibelakangnya.

 Ben ada di depan gerbang sekolah dengan motornya itu sedangkan untuk Good ada disana turun dari mobil Ibunya.

"Jangan bolos lagi. Ibu tahu kau terlambat" kata Ibunya Good.

 Nasehat ini terdengar oleh guru mereka yang mendapat jadwal piket hari ini.

"Titip anak saya Pak!" kata Ibunya Good dari dalam mobil.

 Ia langsung pergi untuk memulai pekerjaan seperti hari hari biasa.

"Jangan heran, kalian sudah biasa melihat ini" kata Good tanpa ekspresi malu.

 Mereka berempat diberi hukuman keliling lapangan sebanyak dua puluh kali dan khusus untuk Sammy hanya sepuluh kali dengan alasan dia seorang perempuan.

 Jam pelajaran pertama saat guru sedang pergi ke ruang guru bersama bendahara kelas untuk mengambil keperluan belajar mengajar.

 Anak anak di kelas membuka kaca jendela kelas mereka dengan menyemangati keempat siswa yang sedang keliling lapangan.

"Ben. Semangat!" Kata Bee berteriak.

 Dan yang lain juga menyemangati lainnya terutama Good.

"Lihat bala tentaramu?" kata Jimmy.

 Dia berpindah dari kursi Noe menuju dekat jendela melihat mereka yang sedang dihukum bersama anak anak yang lain.

 Red di sebelah sisi kiri Jimmy juga melihat hal yang biasa ia lihat.

 Jun berhenti sejenak saat melihat ada seseorang yang ia kenal berada disamping gadis yang ia sukai. Lalu, melanjutkan kembali menyelesaikan hukuman yang ia terima.

 Sammy sudah terlihat kewalahan dengan hukuman yang ia jalani saat ini. Ben langsung membantu Sammy berlari terus untuk menyelesaikan tantangan ini dengan menarik tangan Sammy keliling lapangan sekolah.

"Apa yang dia lakukan?" kata Jimmy langsung emosi dengan tindakan yang Ben lakukan pada pacarnya itu.

 Guru mereka datang bersama bendahara kelas. Aksi marah marah Jimmy tertunda sementara. Kelas kembali kondusif seperti sebelumnya.

Dua putaran lagi Sammy akan menyelesaikan hukuman. Sedangkan, ketiga temannya yang lain masih lima putaran lagi.

"Kau pakai baju ku saja, aku masih punya baju cadangan lain" kata Ben pada Sammy lalu ia berlari cepat lagi.

 Satu putaran ini Sammy sedang berlari menyelesaikan hukuman. Ben tanpa sungkan menarik tangan Sammy menuju tasnya.

 Dia sungguh sungguh mengambil baju olahraga miliknya dari dalam tas lalu memberikan kepada Sammy.

 Sammy menerima baju dari Ben lalu pergi ke toilet perempuan untuk berganti pakaian.

Ben melanjutkan hukumannya kembali.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Ben kepada kedua sahabatnya.

"Aku tidak akan tertipu lagi" kata Ben.

"Terserah kau saja" kata Jun.

 Red memberi pesan kepada Jun.

"Kau sudah selesai?" tanya Red dalam pesannya.

 Jun ada di pinggir lapangan duduk sebentar di sana setelah menyelesaikan hukuman dari gurunya.

"Sudah. Ada apa?" tanya Jun membalas.

"Apa kau bawa baju ganti. Aku ada?" tanya Red.

"Kau yakin?" tanya Jun.

"Jika iya. Aku akan membawakan itu di dekat perpustakaan?" tanya Red.

 Jun tak menjawab pesan dari Red.

"Kau tidak akan pergi untuk berganti pakaian?" tanya Good.

 Jun juga tak menjawab pertanyaan dari temannya. Dia pergi ke arah jalan menuju kelas.

Dia tahu pasti ada seseorang dengan  izin keluar kelas untuk memberikan baju ganti padanya.

"Sudah ku bilang ini tak perlu" kata Jun.

"Tak apa, pakai saja. Cepat pergi ganti baju mu. Aku akan kembali ke kelas" kata Red.

 Jun menerima baju yang dipinjamkan oleh Red untuknya.

 Red kembali ke kelas dan Jun pergi ke toilet untuk berganti baju ganti dari Red.

"Kapan mereka jadian?" tanya seorang hantu.

 Dia adalah Bling yang secara sembunyi sembunyi mengikuti Red sejak ia berangkat sekolah tadi pagi.

"Apa aku sedang cemburu. Apa aku cemburu dengan Jun, tidak mungkin" kata Bling.

 Biasanya ia membawa baju ganti olahraga yang disimpan di dalam tas jika ia tahu akan terlambat datang ke sekolah tapi kali ini dia lupa membawanya.

 Red yang pada hari ini kebetulan membawa baju olahraga yang akan digunakan saat pulang sekolah untuk langsung bekerja ia berikan kepada Jun.

 Ketiga kesatria kelas ini datang saat masih mata pelajaran pertama belum selesai.

 Jun memakai baju olahraga berwarna pink baju olahraga khusus untuk siswi di sekolah mereka dengan nama Red tertera di belakang punggungnya.

 Ben kaget setelah ia melihat Jimmy berada satu kelas dengannya begitu juga dengan Sammy yang datang setelah membersihkan diri setelah olahraga tadi.

 Jimmy duduk di tempat duduk Neo yang tak ditempati siapapun di kelas.

"Kenapa kau lama sekali. Aku menunggu mu?" tanya Red berbisik di telinga Sammy.

"Sorry. Tiba-tiba aku menstruasi" kata Sammy menjawab pertanyaan Red.

 Sammy langsung membuka tas dan mengembalikan buku catatan sejarah milik Red.

"Makasih teman" kata Sammy pada Red.

"Ok" jawab Red.

 Mata pelajaran kedua di kelas mereka adalah mata pelajaran tentang sejarah.

Sammy tidak memakai pakaian milik Ben karena dia sedang datang bulan. Pakaian milik Ben ia masukkan kedalam tas kuningnya.

"Asyiknya menjadi murid sekolah" kata Bling duduk di depan jendela kelas Red.

 Red dan Jun bersama siswa lainnya ada di lantai tiga ruang kelas di sekolah mereka.

 Jam istirahat Jimmy membawa Sammy ke atap sekolah.

"Mereka sudah saling kenal?" tanya Bee.

 Dia dengan sifatnya selalu ingin tahu mengikuti keduanya menaiki tangga sekolah menuju lantai atas sekolah mereka secara diam diam.

 Dia melihat dari celah celah pintu menuju atap sekolah.

"Kenapa kau disini?" tanya Ben dibelakang Bee.

"Kaget aku!" kata Bee.

 Dia memukul lengan Ben terkejut saat Ben datang tiba tiba datang di belakangnya.

"Ayo kita lihat mereka" kata Ben.

 Mereka berusaha untuk mendengar percakapan keduanya. Namun, angin diluar terlalu kencang hingga tak begitu jelas menangkap isi obrolan kedua pasangan itu.

"Ku lihat mereka sedang bertengkar hebat" kata Bee.

 Diluar sana di atap sekolah Jimmy dan Sammy bertengkar hebat.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Sammy.

"Apa aku salah?" tanya Jimmy merasa tak bersalah.

"Sudah cukup aku menjadi pesuruhmu" kata Sammy.

 Jimmy memegang pergelangan tangan kanan Sammy menarik ke atas.

"Lepaskan tangan ku, sakit!" kata Sammy.

Jimmy tersenyum sinis pada pacarnya itu, dan berkata "Kau tetap menjadi pesuruh ku. Kau dengar itu!".

 Nada suaranya terdengar sangat keras membentak Sammy.

 Bee akan membuka pintu dan keluar menghampiri Sammy untuk menolongnya.

Bee berusaha mencegah Sammy menerima mendapatkan perlakuan kasar lagi dari Jimmy. Tapi, Ben mencegah Bee melakukan ini.

Dia menarik Bee untuk berdiri di belakangnya sekarang.

"Aku saja?" Kata Ben.

 Ketika Ben akan keluar terdengar suara keras seperti orang yang dihantam sesuatu dan terlempar di dinding pembatas atap sekolah.

Ben tak melihat Jimmy ada bersama Sammy.

Sammy juga sangat syok melihat apa yang terjadi dengan pacarnya itu.

 Dia berteriak minta tolong.

"Tolong!!!!!"

 Teriakan gadis ini terdengar sangat keras sampai ke bawah gedung sekolah.

 Ben dan Bee mendatangi Sammy yang sedang menarik tangan Jimmy yang akan terjatuh ke bawah gedung.

 Ben dan Bee membantu Sammy menarik Jimmy yang sedang sangat ketakutan hampir menghirup alam baka.

"Apa yang terjadi. Bertahanlah!" kata Ben kepada Jimmy.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!