Chapter 8 : Apa yang terjadi. Bertahanlah!
"Apa kau punya banyak waktu?" tanya Hera.
Bling menjawab "Aku tidak tahu".
"Sulit untuk kita merencanakan maksud dari ini" kata Hera.
"Kau terlihat lemas dan lesu" kata Bling.
"Tak usah dipikirkan. Aku selalu seperti ini setelah makan" Jawab Hera.
"Apa hantu punya penyakit seperti manusia?" tanya Bling.
"Berhenti berhalusinasi" kata Hera.
"Lalu, kamu sekarang kenapa. Aku khawatir?" tanya Bling.
"Jangan berlebihan. Aku baik-baik saja" kata Hera.
Hera berpura-pura kuat dan seperti hantu sehat yang lainnya.
Ben sedang mengantar Ibunya pergi belanja di supermarket di jam tujuh malam ini. Dia mendorong troli besi di belakang Ibunya mengikuti dimanapun Ibunya pergi menelusuri supermarket untuk berbelanja kebutuhan dapur.
"Besok pagi, kamu ingin makan apa?" tanya Ibunya Ben.
Ben sedang tak sengaja memperhatikan keanehan yang melintas di depan matanya sendiri.
"Kamu dengar Mama bicara tidak?" tanya Ibunya Ben.
"Mama tadi bicara apa?" tanya Ben.
"Tuh kan. Besok mau makan apa?" tanya Ibunya Ben lagi.
"Apa saja yang penting sehat dan masakan Mama" Jawab Ben.
Ben kembali fokus dengan orang yang ia lihat tadi.
"Ku rasa yang kulihat itu bukanlah manusia. Apa dia menyadari kehadirannya?" tanya Ben berbicara dalam pikiran.
Ibunya memanggil anaknya yang sedang melihat cafe mini yang ada di dalam supermarket yang tidak jauh dari tempat Ben memantau orang itu.
"Iya Mah" kata Ben mendorong keranjang troli kearah Ibunya.
Orang yang Ben perhatikan tadi sedang menikmati makan malam disana sendirian.
Jun dan Red bersih bersih di sana di dalam toko. Toko hampir tutup di malam hampir jam sepuluh malam.
Jalanan di sekitar toko sudah mulai sepi dengan toko toko yang sebagian penjual sudah menutup tokonya.
Dua motor datang di depan toko saat Jun sedang menyapu teras toko.
Mereka berdua turun dari motor masing masing. Menyapa Nenek yang sedang duduk di kursi membersihkan botol botol yogurt dalam kemasan di atas meja.
"Kita jadi nonton bola bareng kan?" tanya Good.
"Aku segera menyelesaikan ini" kata Jun.
Jun, Good, dan Ben pergi berpamitan dengan Nenek setelah pekerjaan Jun selesai. Nenek seperti biasa di jemput oleh anaknya sepulang dari kantor. Sedangkan, untuk Red dia sudah menutup toko dan mengunci rapat toko dari terali besi yang sudah terpasang di depan toko dari dalam.
Bling dan Hera sudah tak terlihat lagi disekitar Red.
Dari dalam toko hening dengan suara suara kendaraan yang melintas di depan jalan. Red membuka tas tas yang berisi pakaian milik Bling yang belum ia buka.
"Semua ini adalah barang barang yang kuimpikan. Selera kita berdua ternyata tidak jauh beda" kata Red.
Lalu, ia menaruh kedalam lemari kecil baju baju yang ia keluarkan dari dalam koper hitam miliknya itu.
Jun, Ben dan Good akan menonton pertandingan sepakbola di televisi di dalam kamar Jun.
"Berapa menit lagi acaranya dimulai?" tanya Ben.
Jawab Good "Lima belas menit lagi".
"Oh ya, dimana Jun?" Tanya Good.
"Dia sedang bekerja di ruang tamu" jawab Ben.
Jun sedang membersihkan ruang tamu rumah.
"Kau sedang baca buku apa?" tanya Ben.
"Aku. Aku sedang membaca buku tentang critical thinking" kata Good.
"Itu buku milik Jun, kan?" tanya Ben.
"Iya. Darimana lagi, aku tak sengaja melihat ini disini" kata Good.
"Nanti aku pinjam?" tanya Ben.
"Aku sudah izin Jun. Kamu bilang saja padanya" kata Good.
"Kau sudah membaca buku itu tiga kali, sekarang giliran ku!" kata Ben agak kesal mendengar jawaban santai temannya itu.
Kembali dengan kisah Flow dan Sammy.
Flow sudah tertidur pulas di kamarnya sekarang.
Sammy masih sibuk belajar di lantai beralas tikar plastik berwarna hijau ruang tamu.
Segala upaya telah Jimmy lakukan agar dia mau berbicara dengannya.
Red mendapatkan pesan dari salah satu teman.
"Kamu dimana?" tanya seseorang kepada Red.
"Aku dirumah. Ada apa?" tanya Red.
"Rumah kamu dimana sekarang?" tanya teman Red.
"Memang kamu kenapa?" tanya Red.
"Bisa tolong aku nggak?" tanya teman Red.
"Tolong apa?" tanya Red.
"Aku butuh uang?" Kata teman Red.
"Buat apa?" tanya Red.
"Bayar hutang. Gimana bisa bantu aku?" Tanya teman Red.
"Aku juga banyak hutang. Bisa bantu aku juga?" Tanya Red.
Teman Red tak membalas pesan dari Red lagi ketika Red mengirim jumlah nominal hutangnya sekarang.
"Setidaknya aku bisa membuatnya jera" kata Red.
Di depan balkon apartemen Bling dan Hera berada disana. Di apartemen tempat tinggal Red tinggal sebelumnya.
Angin malam berdatangan menyejukkan.
"Kau ingat tempat ini?" tanya Hera.
"Masih terus teringat di memoriku" kata Bling.
"Dia benar-benar melakukan itu" kata Hera.
"Aku juga merasa sedih. Jika mengingat itu. Sekarang, aku tak melihatnya lagi" kata Bling.
"Aku pernah sekali melihatnya lagi di suatu tempat" kata Hera.
"Benarkah. Dimana?" tanya Bling.
"Benar. Tapi, sejak kemarin aku sudah mencarinya lagi. Namun, belum berhasil" kata Hera.
"Bagaimana kondisinya sekarang?" tanya Bling.
"Aku pernah mencoba menyapa dan dia tak mengenalku" kata Hera.
"Lalu, menurutmu?" tanya Bling.
"Mungkin, dia belum bisa melupakan rasa sedihnya semasa hidup" kata Hera.
"Apa yang harus kita lakukan. Dia juga hantu yang sama seperti kita, dia lebih sulit untuk kita temukan" kata Hera.
"Tapi, sungguh aku ingin mengajaknya untuk menjadi temanku" kata Hera.
"Kau sangat imut untuk seorang hantu" kata Bling.
Mereka disana dari pukul sepuluh malam hingga sampai pukul tengah malam lalu memutuskan pergi dari apartemen itu.
Di waktu pagi yang cerah ini satu sekolah digegerkan dengan siswa baru yang sangat tampan datang dengan kendaraan kebanggaan roda dua kerennya melewati gadis gadis muda siswi siswi disana. Sedangkan, siswa laki laki disana acuh tak acuh tak peduli dengan itu.
"Apakah ini yang dimaksud masa puber?" kata Red menilai situasi ini.
Sammy belum juga hadir di sekolah. Red, di dalam kelas sudah menunggunya.
"Dimana gadis itu, pacarnya belum berhenti menatap ku disini?" Kata Red lagi.
Di dalam kelas Jimmy mendapatkan kelas yang sama dengan Red. Sekarang, ia duduk di kursi milik Sammy.
Dua menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup.
Sammy masih didalam bus dalam perjalanan bersama Jun secara kebetulan. Berdiri karena tak kebagian kursi penumpang.
"Sepertinya kita berdua akan dihukum" kata Sammy.
Jun menanggapi dengan santai, lalu berkata "Paling kita disuruh keliling lapangan dua puluh kali".
"Dua puluh kali!" Kata Sammy terkejut, mengejutkan seisi bus yang lumayan tenang.
"Iya. Lalu, apa menurutmu?" tanya Jun.
"Make up ku bisa luntur" kata Sammy.
"Terserah kau saja lah" kata Jun.
Turun dari bus Sammy lebih dulu kemudian Jun menyusul dibelakangnya.
Ben ada di depan gerbang sekolah dengan motornya itu sedangkan untuk Good ada disana turun dari mobil Ibunya.
"Jangan bolos lagi. Ibu tahu kau terlambat" kata Ibunya Good.
Nasehat ini terdengar oleh guru mereka yang mendapat jadwal piket hari ini.
"Titip anak saya Pak!" kata Ibunya Good dari dalam mobil.
Ia langsung pergi untuk memulai pekerjaan seperti hari hari biasa.
"Jangan heran, kalian sudah biasa melihat ini" kata Good tanpa ekspresi malu.
Mereka berempat diberi hukuman keliling lapangan sebanyak dua puluh kali dan khusus untuk Sammy hanya sepuluh kali dengan alasan dia seorang perempuan.
Jam pelajaran pertama saat guru sedang pergi ke ruang guru bersama bendahara kelas untuk mengambil keperluan belajar mengajar.
Anak anak di kelas membuka kaca jendela kelas mereka dengan menyemangati keempat siswa yang sedang keliling lapangan.
"Ben. Semangat!" Kata Bee berteriak.
Dan yang lain juga menyemangati lainnya terutama Good.
"Lihat bala tentaramu?" kata Jimmy.
Dia berpindah dari kursi Noe menuju dekat jendela melihat mereka yang sedang dihukum bersama anak anak yang lain.
Red di sebelah sisi kiri Jimmy juga melihat hal yang biasa ia lihat.
Jun berhenti sejenak saat melihat ada seseorang yang ia kenal berada disamping gadis yang ia sukai. Lalu, melanjutkan kembali menyelesaikan hukuman yang ia terima.
Sammy sudah terlihat kewalahan dengan hukuman yang ia jalani saat ini. Ben langsung membantu Sammy berlari terus untuk menyelesaikan tantangan ini dengan menarik tangan Sammy keliling lapangan sekolah.
"Apa yang dia lakukan?" kata Jimmy langsung emosi dengan tindakan yang Ben lakukan pada pacarnya itu.
Guru mereka datang bersama bendahara kelas. Aksi marah marah Jimmy tertunda sementara. Kelas kembali kondusif seperti sebelumnya.
Dua putaran lagi Sammy akan menyelesaikan hukuman. Sedangkan, ketiga temannya yang lain masih lima putaran lagi.
"Kau pakai baju ku saja, aku masih punya baju cadangan lain" kata Ben pada Sammy lalu ia berlari cepat lagi.
Satu putaran ini Sammy sedang berlari menyelesaikan hukuman. Ben tanpa sungkan menarik tangan Sammy menuju tasnya.
Dia sungguh sungguh mengambil baju olahraga miliknya dari dalam tas lalu memberikan kepada Sammy.
Sammy menerima baju dari Ben lalu pergi ke toilet perempuan untuk berganti pakaian.
Ben melanjutkan hukumannya kembali.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Ben kepada kedua sahabatnya.
"Aku tidak akan tertipu lagi" kata Ben.
"Terserah kau saja" kata Jun.
Red memberi pesan kepada Jun.
"Kau sudah selesai?" tanya Red dalam pesannya.
Jun ada di pinggir lapangan duduk sebentar di sana setelah menyelesaikan hukuman dari gurunya.
"Sudah. Ada apa?" tanya Jun membalas.
"Apa kau bawa baju ganti. Aku ada?" tanya Red.
"Kau yakin?" tanya Jun.
"Jika iya. Aku akan membawakan itu di dekat perpustakaan?" tanya Red.
Jun tak menjawab pesan dari Red.
"Kau tidak akan pergi untuk berganti pakaian?" tanya Good.
Jun juga tak menjawab pertanyaan dari temannya. Dia pergi ke arah jalan menuju kelas.
Dia tahu pasti ada seseorang dengan izin keluar kelas untuk memberikan baju ganti padanya.
"Sudah ku bilang ini tak perlu" kata Jun.
"Tak apa, pakai saja. Cepat pergi ganti baju mu. Aku akan kembali ke kelas" kata Red.
Jun menerima baju yang dipinjamkan oleh Red untuknya.
Red kembali ke kelas dan Jun pergi ke toilet untuk berganti baju ganti dari Red.
"Kapan mereka jadian?" tanya seorang hantu.
Dia adalah Bling yang secara sembunyi sembunyi mengikuti Red sejak ia berangkat sekolah tadi pagi.
"Apa aku sedang cemburu. Apa aku cemburu dengan Jun, tidak mungkin" kata Bling.
Biasanya ia membawa baju ganti olahraga yang disimpan di dalam tas jika ia tahu akan terlambat datang ke sekolah tapi kali ini dia lupa membawanya.
Red yang pada hari ini kebetulan membawa baju olahraga yang akan digunakan saat pulang sekolah untuk langsung bekerja ia berikan kepada Jun.
Ketiga kesatria kelas ini datang saat masih mata pelajaran pertama belum selesai.
Jun memakai baju olahraga berwarna pink baju olahraga khusus untuk siswi di sekolah mereka dengan nama Red tertera di belakang punggungnya.
Ben kaget setelah ia melihat Jimmy berada satu kelas dengannya begitu juga dengan Sammy yang datang setelah membersihkan diri setelah olahraga tadi.
Jimmy duduk di tempat duduk Neo yang tak ditempati siapapun di kelas.
"Kenapa kau lama sekali. Aku menunggu mu?" tanya Red berbisik di telinga Sammy.
"Sorry. Tiba-tiba aku menstruasi" kata Sammy menjawab pertanyaan Red.
Sammy langsung membuka tas dan mengembalikan buku catatan sejarah milik Red.
"Makasih teman" kata Sammy pada Red.
"Ok" jawab Red.
Mata pelajaran kedua di kelas mereka adalah mata pelajaran tentang sejarah.
Sammy tidak memakai pakaian milik Ben karena dia sedang datang bulan. Pakaian milik Ben ia masukkan kedalam tas kuningnya.
"Asyiknya menjadi murid sekolah" kata Bling duduk di depan jendela kelas Red.
Red dan Jun bersama siswa lainnya ada di lantai tiga ruang kelas di sekolah mereka.
Jam istirahat Jimmy membawa Sammy ke atap sekolah.
"Mereka sudah saling kenal?" tanya Bee.
Dia dengan sifatnya selalu ingin tahu mengikuti keduanya menaiki tangga sekolah menuju lantai atas sekolah mereka secara diam diam.
Dia melihat dari celah celah pintu menuju atap sekolah.
"Kenapa kau disini?" tanya Ben dibelakang Bee.
"Kaget aku!" kata Bee.
Dia memukul lengan Ben terkejut saat Ben datang tiba tiba datang di belakangnya.
"Ayo kita lihat mereka" kata Ben.
Mereka berusaha untuk mendengar percakapan keduanya. Namun, angin diluar terlalu kencang hingga tak begitu jelas menangkap isi obrolan kedua pasangan itu.
"Ku lihat mereka sedang bertengkar hebat" kata Bee.
Diluar sana di atap sekolah Jimmy dan Sammy bertengkar hebat.
"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Sammy.
"Apa aku salah?" tanya Jimmy merasa tak bersalah.
"Sudah cukup aku menjadi pesuruhmu" kata Sammy.
Jimmy memegang pergelangan tangan kanan Sammy menarik ke atas.
"Lepaskan tangan ku, sakit!" kata Sammy.
Jimmy tersenyum sinis pada pacarnya itu, dan berkata "Kau tetap menjadi pesuruh ku. Kau dengar itu!".
Nada suaranya terdengar sangat keras membentak Sammy.
Bee akan membuka pintu dan keluar menghampiri Sammy untuk menolongnya.
Bee berusaha mencegah Sammy menerima mendapatkan perlakuan kasar lagi dari Jimmy. Tapi, Ben mencegah Bee melakukan ini.
Dia menarik Bee untuk berdiri di belakangnya sekarang.
"Aku saja?" Kata Ben.
Ketika Ben akan keluar terdengar suara keras seperti orang yang dihantam sesuatu dan terlempar di dinding pembatas atap sekolah.
Ben tak melihat Jimmy ada bersama Sammy.
Sammy juga sangat syok melihat apa yang terjadi dengan pacarnya itu.
Dia berteriak minta tolong.
"Tolong!!!!!"
Teriakan gadis ini terdengar sangat keras sampai ke bawah gedung sekolah.
Ben dan Bee mendatangi Sammy yang sedang menarik tangan Jimmy yang akan terjatuh ke bawah gedung.
Ben dan Bee membantu Sammy menarik Jimmy yang sedang sangat ketakutan hampir menghirup alam baka.
"Apa yang terjadi. Bertahanlah!" kata Ben kepada Jimmy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments