Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.

Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.

 Entah alasan apa yang membuat Bling menangis saat berada di taman di jam istirahat sekolah sendirian dia disana menikmati makan siang dari Good tadi pagi.

"Kenapa dengan matamu?" tanya Jun menghampiri Gadis Hantu.

"Ini. Aku hanya kurang tidur semalam" jawab Bling matanya agak berbeda.

 Gadis hantu ini masih jelas terlihat sedih.

"Jangan tunjukkan wajah sedihmu didepan yang lain" kata Jun.

"Kenapa?" tanya Bling.

"Orang orang tidak suka hal hal yang berbau kesedihan" Jawab Jun.

"Kau bilang kemarin saat ada pemeriksaan di rumah Red. Dia adalah sahabatmu. Kapan dia akan kembali?" tanya Jun.

"Dia belum menjawab pertanyaanku" kata Jun.

"Oh ya, jaga kursi yang kamu tempati di kelas. Itu adalah kursi milik Red" kata Jun.

 Jun pergi bermain bola kaki bersama teman teman yang lain di lapangan dekat Bling makan siang.

 Kenapa tiba tiba Jun bisa satu kelas dengan Red kali ini itu karena hari saat Red menghilang mereka sedang penerimaan pertukaran siswa dan siswi yang baru naik kelas  dalam angkatan mereka. Sekarang, mereka kelas dua sekolah menengah atas.

 Mode hidup yang ia jalani harus serba cepat mengubah diri meski itu bukan dirinya. Dia hanya ingin bertahan dari rasa bersalah kepada orang lain.

 Jun rupanya menaruh buku tentang bagaimana menghadapi kekacauan hidup di sebelah kanan Bling duduk sedang menghabiskan makanan.

"Maafkan semua keegoisan yang menusukmu" kata Bling.

 Cinta yang pernah ia rasakan semasa hidup belum terpenuhi dan ia menyesal tanpa bisa mengucapkan salam perpisahan sama sekali kepada orang yang ia sayangi.

 Menghitung hari dan itu sudah sangat lama seseorang bisa saja cepat akan berubah. Nampak jelas gadis hantu ini belum bisa merelakan jalan hidupnya terenggut dengan cepat tanpa sebuah rasa sakit. Dia mengingat kembali kenapa ia bisa mengalami itu.

 Kurang lebih pukul empat sore Flow dengan barang belanjaan di tangan dalam satu tote bag besar. Dia sedang melintas di antara bangunan tinggi besar sebuah gedung perkantoran yang bergelut dalam bidang makanan. Dia yang ada disana terkejut dengan seorang yang tanpa diduga dengan masih memakai seragam sekolah jatuh dari atas gedung tersebut tepat terjatuh di bawah kakinya. Darah segar mengalir deras dari tubuh remaja laki laki itu mengenai alas kaki kuning Flow darah darah yang seketika mengenai sebagian rok putih panjangnya dan pergelangan kaki.

 

"Aaaaaaaaaaaaaaaa!"

 Teriakan wanita itu sontak membuat orang orang melihat ke arahnya.

 Dia menahan nafas dengan apa yang ia lihat baru saja di depannya itu. Kedua kakinya sulit untuk melangkah dia jatuh duduk disebelah mayat itu. Ketakutan yang menyiksa menyerang kondisi psikologis Flow datang ada pada dirinya. Orang orang mulai mendatangi remaja tersebut tanpa berani menyentuh jenazahnya.

 Orang orang juga menanyakan kondisi Flow yang masih belum menjauh dari sana dan terus menatap tubuh remaja tersebut yang terkulai tak bernyawa jatuh dari lantai paling atas gedung yang ada di depan Flow. Dia dengan seragam masih lengkap dengan tas hitam sekolah. Salah satu dari mereka berusaha menghubungi pihak kepolisian dan memanggil ambulance untuk membawa mayat yang dicurigai melakukan tindakan bunuh diri.

"Kakak, bangunlah. Kau baik baik saja?" tanya seseorang kepada Flow.

 Dia juga memakai seragam sekolah yang sama seperti remaja yang sudah tak bernyawa di depannya itu. Flow melirik wajah gadis yang membantunya berdiri berpindah tempat untuk menenangkan diri. Bling ada disana dan juga Jun yang tak berencana pulang bersama. Jun  sibuk menghubungi pihak kepolisian dan rumah sakit.

 Orang orang disana berpikir tak habis pikir dengan remaja yang diduga  melakukan bunuh diri itu sedangkan tadi saat masih di sekolah dia terlihat baik baik saja tanpa menunjukkan sikap yang mengarah ke tindakan bunuh diri. Dia pulang lebih awal karena dia tak mengambil kelas tambahan yang sama dengan Bling dan Jun tadi.

Ambulans dan banyak polisi datang di tempat kejadian dan menjalankan tugas mereka disana.

Jenazah teman Jun yang tadi pagi menyapa Bling lebih awal sebelum kedatangan Jun dibawa ke dalam mobil ambulance oleh pihak rumah sakit yang mendapat tugas menangani remaja tersebut. Darah darah milik pemuda itu masih belum mengering salah satu pihak kepolisian telah membuat garis putih di bagian luar darah darah itu membentuk tepat dimana tubuhnya sudah tak berdaya lagi.

 Flow tak bisa menceritakan apa yang ia lihat tadi orang orang akan menganggap gila jika ia melakukan itu.

"Tugasku hanya perlu diam saja. Aku tak mau terlalu ikut campur" kata Flow dalam hati.

 Bling memberikan air mineral yang kebetulan ia dapat dari Good saat ia ada di taman saat hampir menghabiskan makanan.

 

 Flow meminum air dari Bling.

 Jun juga datang menghampiri Flow yang sedang bersama Bling.

"Kau baik baik saja?" tanya Jun.

"Jun. Ini sudah lebih baik" jawab Flow.

 Bling mulai bertanya sejak kapan Jun mengenal wanita yang ada di depannya itu.

"Apakah aku berhak menyukai manusia?" tanya Bling. Katanya dalam hati dan ekspresi yang agak cemburu.

 Dia melanjutkan berbicara lagi dalam hati.

"Dan sejak kapan aku tak waras?" tanya Bling pada diri yang mulai ragu dengan dirinya.

 Jun tanpa alasan yang jelas langsung membawa pergi mengantar pulang wanita tersebut setelah pihak kepolisian selesai menanyakan keterangan dari Flow setelah kejadian jatuhnya  remaja laki laki itu.

"Pulanglah. Kau harus bekerja kan, aku akan mengantarnya sampai di rumah" kata Jun kepada Bling.

 Bling juga sebenarnya ingin menolong wanita itu tapi benar apa yang dikatakan oleh Jun. Dia harus pulang ke tempat ia bekerja sore ini juga.

 Jun  dengan sabar membantu Flow masuk ke dalam bus.

 Apa yang harus dijelaskan oleh Jun tentang hubungannya dengan Flow ini belum saatnya yang jelas mereka mengenal satu sama lain seperti layaknya kakak dan adik.

 Keadaan di depan  gedung masih ramai dengan orang orang yang penasaran dengan kejadian yang tadi terjadi disana.

 Bling juga mendapatkan bus yang ia tunggu selama delapan menit yang lalu dari tempat pemberhentian bus yang berjarak tidak jauh dari gedung tadi.

 Perjalanan menuju ke tempat kerja dimulai Bling duduk di dalam bus melihat kembali tempat temannya jatuh dari atas bangunan tinggi. Bus melaju tanpa memandang waktu dengan cepat meninggalkan tempat semula ia berhenti tanpa mematikan mesin sampai menunggu Bling naik ke dalam bus.

 Bling disana membaca materi materi yang ia dapat tadi yang ia dapat dari sekolah dari salah satu mata pelajaran hari ini.

"Apa kabar mu?" tanya Jun pada Flow.

"Aku baik. Kau lihat kan?" Kata Flow.

"Syukurlah. Aku lega mendengarnya" kata Jun.

"Kau juga terlihat jauh lebih baik sekarang. Apa dia pacar barumu?" tanya Flow.

"Pacar?" tanya Jun balik.

 Jun tertawa kecil mendengar pertanyaan ini. Dia belum mengiyakan pertanyaan dari Flow.

"Sudah lama sekali. Aku baru melihat tawamu lagi" kata Flow.

 Dia memandang jalan yang sibuk hampir terjadi macet dengan kendaraan orang orang melintas di jalan depan toko Nenek pemilik toko makanan.

"Tiga menit lagi. Aku akan sangat sibuk" kata Bling menghitung mundur waktu dari jam tangan putih di tangan.

 Tiga menit kemudian orang orang datang memesan makanan di sana. Bling terlihat sibuk bekerja kesana kemari bersama Nenek pemilik toko yang sedang membuat bahan siap dimasak untuk makanan yang ia jual sore sampai malam ini.

 Jun mengantar Flow sampai di depan rumahnya dan langsung pulang.

"Kau dimana?" tanya Ben.

"Aku sedang bekerja" jawab Jun.

"Bekerja?" tanya Ben sengaja mengulang pertanyaan agar Jun marah.

"Awas kau nanti. Sudah jangan ganggu aku lagi!" kata Jun. 

 Obrolan dari sahabatnya itu ia tutup.

 Dia , Flow harus tetap mencari penghasilan tambahan meski ia sedang sedih tapi dia juga butuh makan. Itulah yang ada diseluruh isi pikirannya saat ini.

 Dia sedang membuat rainbow crepe cake untuk pesanan permintaan kue untuk salah satu anak temannya yang sudah menikah.

 Wanita ini sedang tidak bisa diganggu. Ia memutar lagu kesukaan seseorang yang ia sayang sampai kini.

"Aku ingin melihatmu lagi. Aku tak bisa mewujudkan mimpi ku ini" kata Flow.

 Flow menahan air mata yang akan terjatuh dari mata saat ia sedang membuat adonan dasar kue yang akan ia buat.

 Pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus kematian teman Jun tadi. Kedua orang tuanya datang kerumah sakit untuk melihat putra mereka. Raut wajah sedih mereka tak bisa disembunyikan setelah mendengar informasi bahwa anaknya jatuh dari gedung.

 Teman Jun sedang menjalani otopsi. Wali kelas dari teman Jun dan Jun datang ke rumah sakit memastikan kabar ini dengan cepat datang kesana. Ia mendapatkan informasi ini dari Jun tadi saat temannya belum dibawa ke rumah sakit untuk di otopsi.

 Mereka semua sedang berduka cita.

 Sebenarnya tadi saat Ben menghubungi Jun dia sedang tidak bekerja namun dia langsung pergi kerumah sakit menyusul wali kelasnya yang sudah ada disana.

 Sebelum ia naik bus menuju rumah sakit ia mampir sebentar ke sebuah toko roti dan air mineral untuk dimakan di dalam bus.

 Jun sudah tiba dirumah sakit dia langsung mencari letak dimana tempat temannya sedang di otopsi di dalam rumah sakit saat ini. Disana datang juga seseorang yang ia kenal. Dia adalah pemilik rumah tempat ia bekerja saat ini.

 Saat melihat Jun datang Bosnya membuat kesan seperti layaknya sikap orangtua kepada anaknya. Jun memberi salam kepada kedua orangtua temannya itu dan wali kelas serta juga Bosnya yang sedang bertugas.

 Tak banyak memberikan banyak komentar di situasi ini. Mengingat pasti semua yang ada disana di depan ruang anak mereka sedang diperiksa mencari penyebab jelas kematiannya sedang dalam kondisi psikis yang sedih.

 Menunggu beberapa menit kemudian Bos dari Jun mengajak bicara remaja ini dengan membawanya pergi berbicara agak jauh dari mereka.

"Apa kamu tidak pulang. Kamu harus belajar, biar Bapak saja disini" kata Bosnya Jun.

 Mendengar nasehat nasehat dari Bosnya itu. Jun segera berpamitan kepada kedua orang tua temannya dan wali kelas Jun untuk izin pulang karena sudah malam.

 Jun pulang naik mobil polisi yang dibawa oleh rekan kerja Bosnya yang sedang bertugas malam ini disekitar lingkungan rumah Bosnya itu.

 Flow mulai menghias kue buatannya diatas meja dapur.

 Ponselnya berdering dan dia masih sibuk dengan pekerjaan yang hampir selesai itu.

 Salah satu temannya berhenti menelepon lalu berlanjut mengirim pesan kemudian.

"Akhirnya selesai juga" kata Flow.

 Kue yang ia buat dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

 Dia mencuci kedua tangan lalu membalas pesan dari temannya itu berdiri di dekat kulkas.

"Kau dirumah?" tanya teman Flow.

"Dirumah, ada apa?" tanya Flow.

"Apa kamu sudah makan?" tanya Temannya itu.

"Belum" jawab Flow.

"Kau punya makanan?" tanya temen Flow.

"Ada. Datang saja?" Kata Flow.

"Aku akan datang kerumahmu" kata temannya.

"Iya. Iya, aku tunggu" kata Flow.

 Dia sudah memasak nasi di dalam rice cooker putih. Dia belum membeli lauk untuk makan malam.

"Uang ku sudah dipakai untuk membeli bahan bahan kue tadi, tersisa beberapa saja jika aku membeli lauk juga. Tak apalah" kata Flow.

 Satu jam kemudian Flow mengantar kue pesanan untuk temannya. Dia juga sudah mempersiapkan sebuah kado jauh jauh hari untuk anak temannya itu.

 Flow ingin lama di acara ulang tahun anak temannya itu tapi dia tidak bisa karena seseorang sudah menunggu di depan rumahnya.

 Uang pembayaran dari penjualan kue ia sudah terima di hari sebelumnya dan tersisa sangat sedikit setelah ia membeli kebutuhan pribadi yang bersifat kebutuhan primer.

 Belum terlalu malam dia dengan sepatu boots baju kemeja merah berlengan panjang serta celana jeans hitam panjang dan rambut pendek  diikat bersandar berdiri di dinding pagar depan rumah Flow.

 Menunggu temannya pulang kerumah.

 Gadis itu sudah mendapat pesan dari Flow bahwa dia akan segera pulang setelah urusannya selesai.

"Maaf membuatmu menunggu?" Kata Flow.

"Tak apa. Aku yang datang lebih cepat" kata Teman Flow.

"Kau suka ayam suwir pedas?" tanya Flow.

"Aku sih apa saja yang penting itu tidak buruk untuk tubuhku" Jawab teman Flow.

"Ayo kita makan. Aku juga membeli sayuran untuk kita!" Kata Flow.

 Flow membuka kunci pintu rumah depan. Masuk, kemudian makan malam di dalam rumah.

 Di lain tempat, dia dengan air es yang ia buat sendiri dalam gelas sambil memutar mutar sedotan di dalam gelas berisi air dan batu es.

Ini adalah jam istirahat ia bekerja setelah banyak pelanggan datang ke dalam toko.

"Apa ini sedikit aneh, kenapa dia bisa melakukan hal semacam itu?" tanya Bling yang penasaran dengan kasus kematian temannya tadi.

 Dia duduk di salah satu meja makan di dalam toko menikmati waktu istirahat sendirian menunggu pemiliknya pulang dari rumah sakit yang sedang menjenguk cucunya yang baru lahir tadi sore.

 Jun datang langsung duduk dibangku depan meja Bling.

"Kau kemari?" tanya Bling.

  Jun belum merespon.

"Kau melamun?" tanya Bling.

"Tidak" Jawab Jun.

"Kau mau pesan apa?" tanya Bling.

"Berikan beberapa donat dengan varian berbeda" kata Jun.

 Red segera menyiapkan pesanan yang dipesan oleh Jun.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!