Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup.
Hari ini Gadis Hantu Cantik sedang melihat anak-anak bermain di tengah lapangan sekolah dalam teduhnya atap kursi penonton.
"Jika kamu hidup kembali. Apa yang akan kamu perbaiki?" tanya Gadis Hantu Cantik.
Berapa persentase tingkat kesempurnaan yang diinginkan oleh seseorang pada umumnya seratus persen ya seratus persen sebuah keinginan semua orang dan semua itu berisi penuh perjuangan. Apa yang seharusnya ditulis, jika semua itu memang sama saja membutuhkan banyak perjuangan.
Menjadi siapa, dia hanya ingin bisa bernafas di dunia yang sama di udara yang sama seperti yang lain.
"Kau suka permen?" tanya Red pada Bling.
Dia memberikan satu permen lolipop avocado kepada gadis hantu di sebelah kanannya tersebut.
Pukul setengah sembilan jam istirahat pertama Red, dia pergi ke area penonton di pinggir lapangan sekolah dengan atap peneduh biru di atasnya. Dia kesana sendiri disana melihat adik-adik kelasnya berlatih sepak bola untuk sebuah pertandingan sepak bola antar sekolah berdatangan satu persatu siswa dan siswi yang lain menonton latihan mereka.
Dia ingin bertanya banyak hal tentang Red sebaliknya dengan Bling juga ingin bertanya banyak pertanyaan kepada gadis di sebelahnya itu.
Red sedang berpikir dalam pikirannya terlintas begitu saja saat ia duduk disana dengan Bling. Banyak yang membuatnya selalu resah akan masa depan ingin menjadi ini dan itu tapi saat ini dia hanya bisa pasrah dan menjalani apa yang ada di depannya tanpa perlu berangan-angan lebih.
Keduanya sangat menikmati saat saat ini dengan udara sejuk nan asri di dalam wilayah sekolah.
"Aku tak pernah melihatmu pulang kerumah?" tanya Bling.
"Rumah?" tanya Red berbalik.
"Kau tidak takut dengan wujud asli ku?" tanya Bling.
"Ada apa denganmu. Gayamu mulai mengarah bukan gayamu?" tanya Red.
"Meski kau sembunyikan semua itu, tapi apa kau tak lelah?" tanya Si Gadis Hantu Cantik.
"Aku lebih khawatir dengan ku. Apakah besok aku masih bisa makan atau masih bisa sekolah atau tidak" kata Red.
"Kau masih punya kesempatan didunia ini. Sedangkan, aku tidak. Pikirkan ini?" kata Bling.
"Tak ada apa apa. Aku juga tidak kabur dari rumah" kata Red.
"Maafkan aku. Jika aku menyinggungmu" kata Bling.
"Aku tahu maksud dari pertanyaan mu. Kau hanya khawatir padaku" kata Red.
"Kau boleh tak berbicara dengan ku" kata Bling.
"Yang kutahu jangan pernah bergantung dengan siapapun" kata Red.
"Kau takut kecewa?" tanya Bling.
"Dan yang ku tahu juga setiap orang mengartikan apa itu arti kecewa secara berbeda" kata Red.
"Dimana lunch box mu?" tanya Bling.
"Hari ini Good tidak membawanya. Ibunya sedang berlibur" kata Red.
"Kau akan tetap tinggal disana, di toko itu?" tanya Bling.
"Aku ingin pindah. Tapi, aku tidak punya uang untuk menyewa sebuah rumah" kata Red.
Siswa dan siswi di sana pergi satu persatu meninggalkan area penonton di pinggir lapangan sekolah. Mereka berdua masih terus disana, bel masuk kedalam kelas belum berbunyi.
"Apa perlu mencari tambahan kerja lagi?" tanya Red pada Bling.
"Kau akan kehilangan waktu belajar mu. Tapi, itu semua terserah kamu" kata Bling.
Dari arah belakang Jun memperhatikan Red berbicara dengan seseorang sejak tadi yang ia kira bukan siswi di sekolahnya. Dia mendengar isi pembicaraan mereka berdua.
Gadis disebelah Red tiba tiba saja pergi saat Jun kembali melihat mereka berdua sedang mengobrol setelah menerima panggilan dari seseorang.
Saat Red akan berbalik ke arah Jun. Jun langsung mencari fokus lain, ia tak ingin Red tahu ia disana.
Red melihat Jun dari arah ia sekarang berdiri langsung bisa menebak bahwa yang ia lihat di depan deretan kelas sepuluh adalah Jun dalam satu kali lihat dari arah belakang Jun sedang berdiri.
Jun lalu segera pergi menghubungi seseorang.
"Aku minta tolong. Sore ini, bisa aku pergi ke kantor Kakak?" tanya Jun pada seseorang.
Red berjalan ke arah kelas, teman satu kelasnya menghampiri.
"Kau sepertinya kenal dengan Jimmy?" tanya Bee.
"Ada apa?" tanya Red.
"Aku hanya ingin tahu kenapa hari ini dia tidak masuk sekolah" kata Bee.
Bee berlari mengejar Ben setelah ia melihatnya berjalan dari arah ruang latihan tenis meja bersama temannya yang lain yang berbeda kelas.
"Wahhhh, gawat ini" kata Red.
Dimanapun Jimmy berada membuat orang yang sudah mengenalnya berpikir negatif tentangnya.
"Itu anak kenapa tidak masuk sekolah hari ini?" tanya Red, langsung bawaannya marah kalau bahas Jimmy.
"Dan lagi Bee, tumben sekali membahas tentang percintaan denganku" kata Red.
"Semoga saja ia sedang kerasukan hantu jadi tidak sadar" kata Red.
Kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.
Bling menunggu di luar kelas saat Red mengikuti kelas bersama teman temannya yang lain.
"Capung merah, apa yang harus kulakukan untuk membantu temanku?" tanya Bling pada seekor capung di taman bunga sekolah.
"Apa aku harus pergi menemui Presdir Ma?" tanya Bling pada capung merah lagi.
"Tidak. Tidak, aku tak akan kesana. Aku sudah menjadi hantu lagi" kata Bling.
"Capung merah aku sedih tidak bisa membantu temanku" kata Bling.
Bau minuman di tubuh Jimmy sudah hampir menghilang. Dia sudah mandi bersih wangi yang jelas kece banget bergaya anak kuliahan berjaket biru dan bercelana jeans biru jalan jalan di mall. Tak ada yang tahu kalau di adalah seorang anak sekolah menengah atas tanpa bodyguard yang menemani hari ini suatu surga bagi remaja ini. Padahal dari jauh Jimmy selalu diawasi oleh bodyguardnya itu dengan berpakaian casual memakai masker berwarna hitam dan berkacamata hitam. Bodyguard Jimmy tahu kalau, dia akan kabur dari rumahnya.
Bodyguard Jimmy sambil membawa satu cup jus stroberi di tangan terus mengikuti bosnya.
Kali ini Jimmy bertemu dengan temannya yang lain di tempat permainan bowling.
Temannya sudah disana datang lebih awal dari Jimmy usianya kira-kira dua puluh tahunan lebih dewasa dari usia Jimmy saat ini.
"Sudah lama sekali" kata Jimmy menyapa laki laki itu.
"Hampir enam bulan kita baru bertemu lagi" kata teman Jimmy.
"Bek belum bisa dihubungi" kata Jimmy.
"Kemana dia pergi, aku juga tadi menghubungi anak itu?" tanya temannya Jimmy.
"Aku juga belum bisa menemukan keberadaannya" kata Jimmy.
"Ge. Kamu sekarang sibuk apa?" tanya Jimmy.
"Aku. Aku pengangguran, tenang saja. Aku akan cepat mendapatkan pekerjaan" kata Ge.
Ge tergolong sebagai pemuda yang cerdas dan selalu dengan kecerdasan yang ia miliki dia selalu mengandalkan itu.
"Bodyguard mu tak mengikutimu lagi?" tanya Ge.
"Aku tidak peduli dengannya" kata Jimmy.
Ge memberikan ekspresi tertawa jahat mendengar ucapan Jimmy.
"Tertawalah sepuasmu. Dia hanya butuh uangku" kata Jimmy.
"Itukan uang orang tuamu" kata Ge.
Jimmy menyerang Ge dengan mencengkram kasar kerah leher Ge.
"Lepaskan aku. Kau ingin mati!" kata Ge mengancam.
"Semua akan sia sia jika kita berkelahi" kata Jimmy.
"Apa yang ingin kamu katakan kenapa kau menghubungi ku?" tanya Ge.
Mereka bermain bowling secara bergantian selama hampir satu jam sambil membicarakan tentang urusan bisnis mereka.
"Apa yang mereka bicarakan. Semoga saja remaja itu tak buat masalah lagi" kata Bodyguard Jimmy terus mengawasinya.
Obrolan mereka terlihat sangat lebih dari serius mereka tak melanjutkan bermain bowling dan pergi ke suatu tempat, bodyguard Jimmy mengikutinya lagi.
Bukan hanya bodyguard Jimmy yang terus menerus mengikuti Jimmy tapi seorang hantu juga.
"Kakak dimana, aku didepan kantor Kakak?" tanya Jun berada di depan sebuah kantor perusahaan.
Dari dalam kantor ia berlari ke arah Jun keluar dari pintu utama masuk perusahaan. Dia membawa ponsel masih menerima telepon dari Jun.
"Maaf aku mengganggumu?" tanya Jun.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Flow.
"Apa tak apa. Ini mengenai temanku yang waktu itu Kakak anggap pacarku?" jawab Jun.
"Maksudmu, gadis yang bernama Red?" tanya Flow.
"Iya" jawab Jun.
Mereka memiliki waktu untuk bicara selama tiga menit disana. Wajah Jun langsung tersenyum saat mendengar persetujuan wanita yang ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu bisa membantunya.
Setelah bertemu dengan Flow, Jun langsung mencari bus pergi ke tempat kerja.
Nenek belum datang di toko di sana terlihat sudah ada Red dan Sammy mempersiapkan toko untuk dibuka kembali.
Di sebuah area balap motor liar.
"Kau sudah mendapatkan gadis itu?" tanya Ge kepada Jimmy.
"Belum" jawab Jimmy.
"Apa harus aku mencobanya?" tanya Ge.
"Kau tahu orang itu?" tanya Jimmy.
"Siapa yang kau maksud?" tanya Ge.
"Kau pasti tidak kenal dengan Jun?" tanya Jimmy.
Ge menghisap rokoknya lagi lalu mengeluarkan asap rokok dari dalam mulut dan rongga hidung.
"Siapa anak itu?" tanya Ge.
"Dia anak orang kaya sama seperti ku. Ayahku juga mengenal keluarganya" kata Jimmy.
"Kau takut?" tanya Ge.
"Aku tak ingin membuat banyak masalah dengan keluarganya" kata Jimmy.
"Dia terdengar hebat" kata Ge.
"Sejak kecil ia selalu menjuarai turnamen bela diri. Hampir semuanya memenangkan juara di setiap pertandingan" kata Jimmy.
"Dia jelas-jelas terdengar sangat menarik" kata Ge.
"Apa yang ingin kau lakukan padanya. Dia mempunyai teman yang tak bisa kita anggap remeh" kata Jimmy.
"Apa dia secantik itu. Kenapa kau begitu sangat ingin melindunginya?" tanya Ge.
"Sejak kapan aku benar-benar mencintai wanita. Kau tahu kan?" Kata Jimmy.
"Awas kau dekati adikku" kata Ge mengancam Jimmy.
"Ngomong-ngomong adikmu memang sangat cantik" kata Jimmy.
"Aku tidak main main dengan kata-kataku" kata Ge.
Pacar Ge datang bersama teman temannya.
"Dia pacar barumu?" tanya Jimmy.
"Dia yang nomor lima" jawab Ge.
Toko belum dibuka biasanya Nenek akan datang lima belas menit atau sepuluh menit sebelum toko buka.
Red sedang menghitung berapa banyak uang yang harus dikumpulkan untuk bisa menyewa sebuah rumah untuk ditinggali. Sebelumnya ia juga terpikir ingin pindah dari toko Nenek bukan apa apa itu karena ia merasa tidak ingin membebani Nenek lagi.
Ia masih teringat nasehat yang diberikan oleh Bling padanya.
"Red. Kau terlihat cemas. Ada apa?" tanya Sammy.
Red menerima tempat besar terbuat dari enamel berisi udang giling dari Sammy.
"Tenang saja. Aku baik baik saja" kata Red memberi senyum kepada Sammy.
Sammy duduk di kursi tempat para pengunjung makan di dalam toko. Diatas meja udang sudah digiling lembut dan tepung kentang serta bumbu-bumbu membuat donat kentang ada disana.
"Red. Terimakasih, kamu telah membantuku mendapatkan pekerjaan" kata Sammy.
"Justru aku senang kau bisa bekerja disini" kata Red.
"Aku semakin mencintaimu" kata Sammy.
"Hentikan itu" kata Red sambil melepas senyum.
Jun datang dengan membawa jus stroberi untuk kedua temannya.
"Ini kesukaan kalian!" kata Jun.
"Terimakasih. Tapi, ini kesukaan Red" kata Sammy.
"Aku ambilkan satu persatu untuk kalian" kata Jun.
"So sweet" kata Sammy.
"Selamat atas kontrak baru menyanyimu. Kau sudah berusaha keras" kata Red kepada Jun.
"Wahh. Aku harus mengganggu kalian karena aku bekerja disini" kata Sammy.
"Tidak sama sekali" Jawab Jun.
Red meminum jus stroberi dari Jun begitu juga Sammy setelah Red meminumnya lebih awal.
"Dimana Nenek, dia belum datang?" tanya Jun.
"Mungkin sebentar lagi" kata Sammy.
Jimmy dan Ge ada di dalam toko es krim dari dalam sana memantau karyawan karyawan yang bekerja disana.
Desain toko dengan jendela dan pintu terbuat dari kaca membuat mereka lebih leluasa untuk mereka berdua mengawasi target mereka.
Seorang balita saat melihat Ge yang duduk di kursi pengunjung toko es krim.
Balita itu menangis.
Tangisnya bertambah keras saat Ge terus menatap tajam balita perempuan itu.
"Hentikan. Kau membuat balita itu menangis" kata Jimmy.
"Biarkan saja. Aku sengaja" kata Ge.
Karyawan karyawan dan petugas keamanan di toko itu menyuruh Jimmy dan Ge pergi keluar dari toko.
Mereka diusir.
Setelah mereka pergi keluar dari toko balita-balita disana berhenti menangis yang ikutan menangis ketika balita yang diganggu oleh Ge menangis. Dengan cepat keduanya pergi masuk ke dalam mobil pergi meninggalkan tempat itu.
Mobil dikemudikan oleh Jimmy dengan kecepatan tinggi seperti biasa yang ia lakukan dengan mobil pribadinya yang disita Ayahnya sejak lama.
"Mobil pacarmu masih lumayan" kata Jimmy.
"Ini tidak seberapa dengan mobil pacarku yang pertama" kata Ge meringis merasa hebat.
"Tapi masih hebat dengan semua milikku kan?" tanya Jimmy.
"Tentu saja" jawab Ge.
"Dasar anak orang kaya tak bisa kerja bisanya cuma minta" kata Ge dalam hati.
"Aku tak habis pikir dengan pacar-pacarmu itu. Bisa-bisanya mereka percaya dengan semua taktik mu itu" kata Jimmy memuji.
"Kau ingin tahu, pacarku yang baru saja kita temui. Baru saja memberiku mobil baru" kata Ge.
"Jangan bilang ini mobil untukmu gratis?" tanya Jimmy.
"Ya. iya lah" kata Ge dengan bangga.
"Ini diluar nalarku" kata Jimmy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments