Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup

Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup.

 Hari ini Gadis Hantu Cantik sedang melihat anak-anak bermain di tengah lapangan sekolah dalam teduhnya atap kursi penonton.

"Jika kamu hidup kembali. Apa yang akan kamu perbaiki?" tanya Gadis Hantu Cantik.

 Berapa persentase tingkat kesempurnaan yang diinginkan oleh seseorang pada umumnya seratus persen ya seratus persen sebuah keinginan semua orang dan semua itu berisi penuh perjuangan. Apa yang seharusnya ditulis, jika semua itu memang sama saja membutuhkan banyak perjuangan.

 Menjadi siapa, dia hanya ingin bisa bernafas di dunia yang sama di udara yang sama seperti yang lain.

"Kau suka permen?" tanya Red pada Bling.

 Dia memberikan satu permen lolipop avocado kepada gadis hantu di sebelah kanannya tersebut.

 Pukul setengah sembilan jam istirahat pertama Red, dia pergi ke area penonton di pinggir lapangan sekolah dengan atap peneduh biru di atasnya. Dia kesana sendiri disana melihat adik-adik kelasnya berlatih sepak bola untuk sebuah pertandingan sepak bola antar sekolah berdatangan satu persatu siswa dan siswi yang lain menonton latihan mereka.

 Dia ingin bertanya banyak hal tentang Red sebaliknya dengan Bling juga ingin bertanya banyak pertanyaan kepada gadis di sebelahnya itu.

 Red sedang berpikir dalam pikirannya terlintas begitu saja saat ia duduk disana dengan Bling. Banyak yang membuatnya selalu resah akan masa depan ingin menjadi ini dan itu tapi saat ini dia hanya bisa pasrah dan menjalani apa yang ada di depannya tanpa perlu berangan-angan lebih.

 Keduanya sangat menikmati saat saat ini dengan udara sejuk nan asri di dalam wilayah sekolah.

"Aku tak pernah melihatmu pulang kerumah?" tanya Bling.

"Rumah?" tanya Red berbalik.

"Kau tidak takut dengan wujud asli ku?" tanya Bling.

"Ada apa denganmu. Gayamu  mulai mengarah bukan gayamu?" tanya Red.

"Meski kau sembunyikan semua itu, tapi apa kau tak lelah?" tanya Si Gadis Hantu Cantik.

"Aku lebih khawatir dengan ku. Apakah besok aku masih bisa makan atau masih bisa sekolah atau tidak" kata Red.

"Kau masih punya kesempatan didunia ini. Sedangkan, aku tidak. Pikirkan ini?" kata Bling.

"Tak ada apa apa. Aku juga tidak kabur dari rumah" kata Red.

"Maafkan aku. Jika aku menyinggungmu" kata Bling.

"Aku tahu maksud dari pertanyaan mu. Kau hanya khawatir padaku" kata Red.

"Kau boleh tak berbicara dengan ku" kata Bling.

"Yang kutahu jangan pernah bergantung dengan siapapun" kata Red.

"Kau takut kecewa?" tanya Bling.

"Dan yang ku tahu juga setiap orang mengartikan apa itu arti kecewa secara berbeda" kata Red.

"Dimana lunch box mu?" tanya Bling.

"Hari ini Good tidak membawanya. Ibunya sedang berlibur" kata Red.

"Kau akan tetap tinggal disana, di toko itu?" tanya Bling.

"Aku ingin pindah. Tapi, aku tidak punya uang untuk menyewa sebuah rumah" kata Red.

 Siswa dan siswi di sana pergi satu persatu meninggalkan area penonton di pinggir lapangan sekolah. Mereka berdua masih terus disana, bel masuk kedalam kelas belum berbunyi.

"Apa perlu mencari tambahan kerja lagi?" tanya Red pada Bling.

"Kau akan kehilangan waktu belajar mu. Tapi, itu semua terserah kamu" kata Bling.

 Dari arah belakang Jun memperhatikan Red berbicara dengan seseorang sejak tadi yang ia kira bukan siswi di sekolahnya. Dia mendengar isi pembicaraan mereka berdua.

 Gadis disebelah Red tiba tiba saja pergi saat Jun kembali melihat mereka berdua sedang mengobrol setelah menerima panggilan dari seseorang.

 Saat Red akan berbalik ke arah Jun. Jun langsung mencari fokus lain, ia tak ingin Red tahu ia disana.

 Red melihat Jun dari arah ia sekarang berdiri langsung bisa menebak bahwa yang ia lihat di depan deretan kelas sepuluh adalah Jun dalam satu kali lihat dari arah belakang Jun sedang berdiri.

 Jun lalu segera pergi menghubungi seseorang.

"Aku minta tolong.  Sore ini, bisa aku pergi ke kantor Kakak?" tanya Jun pada seseorang.

 Red berjalan ke arah kelas, teman satu kelasnya menghampiri.

"Kau sepertinya kenal dengan Jimmy?" tanya Bee.

"Ada apa?" tanya Red.

"Aku hanya ingin tahu kenapa hari ini dia tidak masuk sekolah" kata Bee.

 Bee berlari mengejar Ben setelah ia melihatnya berjalan dari arah ruang latihan tenis meja bersama temannya yang lain yang berbeda kelas.

"Wahhhh, gawat ini" kata Red.

 Dimanapun Jimmy berada membuat orang yang sudah mengenalnya berpikir negatif tentangnya.

"Itu anak kenapa tidak masuk sekolah hari ini?" tanya Red, langsung bawaannya marah kalau bahas Jimmy.

"Dan lagi Bee, tumben sekali membahas tentang percintaan denganku" kata Red.

"Semoga saja ia sedang kerasukan hantu jadi tidak sadar" kata Red.

 Kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.

 Bling menunggu di luar kelas saat Red mengikuti kelas bersama teman temannya yang lain.

"Capung merah, apa yang harus kulakukan untuk membantu temanku?" tanya Bling pada seekor capung di taman bunga sekolah.

"Apa aku harus pergi menemui Presdir Ma?" tanya Bling pada capung merah lagi.

"Tidak. Tidak, aku tak akan kesana. Aku sudah menjadi hantu lagi" kata Bling.

"Capung merah aku sedih tidak bisa membantu temanku" kata Bling.

 Bau minuman di tubuh Jimmy sudah hampir menghilang. Dia sudah mandi bersih wangi yang jelas kece banget bergaya anak kuliahan berjaket biru dan bercelana jeans biru jalan jalan di mall. Tak ada yang tahu kalau di adalah seorang anak sekolah menengah atas tanpa bodyguard yang menemani hari ini suatu surga bagi remaja ini. Padahal dari jauh Jimmy selalu diawasi oleh bodyguardnya itu dengan berpakaian casual memakai masker berwarna hitam dan berkacamata hitam. Bodyguard Jimmy tahu kalau, dia akan kabur dari rumahnya.

 Bodyguard Jimmy sambil membawa satu cup jus stroberi di tangan terus mengikuti bosnya.

 Kali ini Jimmy bertemu dengan temannya yang lain di tempat permainan bowling.

 Temannya sudah disana datang lebih awal dari Jimmy usianya kira-kira dua puluh tahunan lebih dewasa dari usia Jimmy saat ini.

"Sudah lama sekali" kata Jimmy menyapa laki laki itu.

"Hampir enam bulan kita baru bertemu lagi" kata teman Jimmy.

"Bek belum bisa dihubungi" kata Jimmy.

"Kemana dia pergi, aku juga tadi menghubungi anak itu?" tanya temannya Jimmy.

"Aku juga belum bisa menemukan keberadaannya" kata Jimmy.

"Ge. Kamu sekarang sibuk apa?" tanya Jimmy.

"Aku. Aku pengangguran, tenang saja. Aku akan cepat mendapatkan pekerjaan" kata Ge.

 Ge tergolong sebagai pemuda yang cerdas dan selalu dengan kecerdasan yang ia miliki dia selalu mengandalkan itu.

"Bodyguard mu tak mengikutimu lagi?" tanya Ge.

"Aku tidak peduli dengannya" kata Jimmy.

 Ge memberikan ekspresi tertawa jahat mendengar ucapan Jimmy.

"Tertawalah sepuasmu. Dia hanya butuh uangku" kata Jimmy.

"Itukan uang orang tuamu" kata Ge.

 Jimmy menyerang Ge dengan mencengkram kasar kerah leher Ge.

"Lepaskan aku. Kau ingin mati!" kata Ge mengancam.

"Semua akan sia sia jika kita berkelahi" kata Jimmy.

"Apa yang ingin kamu katakan kenapa kau menghubungi ku?" tanya Ge.

 Mereka bermain bowling secara bergantian selama hampir satu jam sambil membicarakan tentang urusan bisnis mereka.

"Apa yang mereka bicarakan. Semoga saja remaja itu tak buat masalah lagi" kata Bodyguard Jimmy terus mengawasinya.

 Obrolan mereka terlihat sangat lebih dari serius mereka tak melanjutkan bermain bowling dan pergi ke suatu tempat, bodyguard Jimmy mengikutinya lagi.

 Bukan hanya bodyguard Jimmy yang terus menerus mengikuti Jimmy tapi seorang hantu juga.

"Kakak dimana, aku didepan kantor Kakak?" tanya Jun berada di depan sebuah kantor perusahaan.

 Dari dalam kantor ia berlari ke arah Jun keluar dari pintu utama masuk perusahaan. Dia membawa ponsel masih menerima telepon dari Jun.

"Maaf aku mengganggumu?" tanya Jun.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Flow.

"Apa tak apa. Ini mengenai temanku yang waktu itu Kakak anggap pacarku?" jawab Jun.

"Maksudmu, gadis yang bernama Red?" tanya Flow.

"Iya" jawab Jun.

 Mereka memiliki waktu untuk bicara selama tiga menit disana. Wajah Jun langsung tersenyum saat mendengar persetujuan wanita yang ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu bisa membantunya.

 Setelah bertemu dengan Flow, Jun langsung mencari bus pergi ke tempat kerja.

 Nenek belum datang di toko di sana terlihat sudah ada Red dan Sammy mempersiapkan toko untuk dibuka kembali.

 Di sebuah area balap motor liar.

"Kau sudah mendapatkan gadis itu?" tanya Ge kepada Jimmy.

"Belum" jawab Jimmy.

"Apa harus aku mencobanya?" tanya Ge.

"Kau tahu orang itu?" tanya Jimmy.

"Siapa yang kau maksud?" tanya Ge.

"Kau pasti tidak kenal dengan Jun?" tanya Jimmy.

 Ge menghisap rokoknya lagi lalu mengeluarkan asap rokok dari dalam mulut dan rongga hidung.

"Siapa anak itu?" tanya Ge.

"Dia anak orang kaya sama seperti ku. Ayahku juga mengenal keluarganya" kata Jimmy.

"Kau takut?" tanya Ge.

"Aku tak ingin membuat banyak masalah dengan keluarganya" kata Jimmy.

"Dia terdengar hebat" kata Ge.

"Sejak kecil ia selalu menjuarai turnamen bela diri. Hampir semuanya memenangkan juara di setiap pertandingan" kata Jimmy.

"Dia jelas-jelas terdengar sangat menarik" kata Ge.

"Apa yang ingin kau lakukan padanya. Dia mempunyai teman yang tak bisa kita anggap remeh" kata Jimmy.

"Apa dia secantik itu. Kenapa kau begitu sangat ingin melindunginya?" tanya Ge.

"Sejak kapan aku benar-benar mencintai wanita. Kau tahu kan?" Kata Jimmy.

"Awas kau dekati adikku" kata Ge mengancam Jimmy.

"Ngomong-ngomong adikmu memang sangat cantik" kata Jimmy.

"Aku tidak main main dengan kata-kataku" kata Ge.

 Pacar Ge datang bersama teman temannya.

"Dia pacar barumu?" tanya Jimmy.

"Dia yang nomor lima" jawab Ge.

 Toko belum dibuka biasanya Nenek akan datang lima belas menit atau sepuluh menit sebelum toko buka.

 Red sedang menghitung berapa banyak uang yang harus dikumpulkan untuk bisa menyewa sebuah rumah untuk ditinggali. Sebelumnya ia juga terpikir ingin pindah dari toko Nenek bukan apa apa itu karena ia merasa tidak ingin membebani Nenek lagi.

 Ia masih teringat nasehat yang diberikan oleh Bling padanya.

"Red. Kau terlihat cemas. Ada apa?" tanya Sammy.

 Red menerima tempat besar terbuat dari enamel berisi udang giling dari Sammy.

"Tenang saja. Aku baik baik saja" kata Red memberi senyum kepada Sammy.

 Sammy duduk di kursi tempat para pengunjung  makan di dalam toko. Diatas meja udang sudah digiling lembut dan tepung kentang serta bumbu-bumbu membuat donat kentang ada disana.

"Red. Terimakasih, kamu telah membantuku mendapatkan pekerjaan" kata Sammy.

"Justru aku senang kau bisa bekerja disini" kata Red.

"Aku semakin mencintaimu" kata Sammy.

"Hentikan itu" kata Red sambil melepas senyum.

 Jun datang dengan membawa jus stroberi untuk kedua temannya.

"Ini kesukaan kalian!" kata Jun.

"Terimakasih. Tapi, ini kesukaan Red" kata Sammy.

"Aku ambilkan satu persatu untuk kalian" kata Jun.

"So sweet" kata Sammy.

"Selamat atas kontrak baru menyanyimu. Kau sudah berusaha keras" kata Red kepada Jun.

"Wahh. Aku harus mengganggu kalian karena aku bekerja disini" kata Sammy.

"Tidak sama sekali" Jawab Jun.

 Red meminum jus stroberi dari Jun begitu juga Sammy setelah Red meminumnya lebih awal.

"Dimana Nenek, dia belum datang?" tanya Jun.

"Mungkin sebentar lagi" kata Sammy.

 Jimmy dan Ge ada di dalam toko es krim dari dalam sana memantau karyawan karyawan yang bekerja disana.

 Desain toko dengan jendela dan pintu terbuat dari kaca membuat mereka lebih leluasa untuk mereka berdua mengawasi target mereka.

 Seorang balita saat melihat Ge yang duduk di kursi pengunjung toko es krim.

 Balita itu menangis.

 Tangisnya bertambah keras saat Ge terus menatap tajam balita perempuan itu.

"Hentikan. Kau membuat balita itu menangis" kata Jimmy.

"Biarkan saja. Aku sengaja" kata Ge.

 Karyawan karyawan dan petugas keamanan di toko itu menyuruh Jimmy dan Ge pergi keluar dari toko.

 Mereka diusir.

 Setelah mereka pergi keluar dari toko balita-balita disana berhenti menangis yang ikutan menangis ketika balita yang diganggu oleh Ge menangis. Dengan cepat keduanya pergi masuk ke dalam mobil pergi meninggalkan tempat itu.

 Mobil dikemudikan oleh Jimmy dengan kecepatan tinggi seperti biasa yang ia lakukan dengan mobil pribadinya yang disita Ayahnya sejak lama.

"Mobil pacarmu masih lumayan" kata Jimmy.

"Ini tidak seberapa dengan mobil pacarku yang pertama" kata Ge meringis merasa hebat.

"Tapi masih hebat dengan semua milikku kan?" tanya Jimmy.

"Tentu saja" jawab Ge.

"Dasar anak orang kaya tak bisa kerja bisanya cuma minta" kata Ge dalam hati.

"Aku tak habis pikir dengan pacar-pacarmu itu. Bisa-bisanya mereka percaya dengan semua taktik mu itu" kata Jimmy memuji.

"Kau ingin tahu, pacarku yang baru saja kita temui. Baru saja memberiku mobil baru" kata Ge.

"Jangan bilang ini mobil untukmu gratis?" tanya Jimmy.

"Ya. iya lah" kata Ge dengan bangga.

"Ini diluar nalarku" kata Jimmy.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!