Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.

Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.

 Guru guru ke luar dari kelas dan ruang guru saat kejadian ini berlangsung. Semua siswa dan siswi juga berhamburan pergi ke lapangan melihat teman mereka yang berada diatas sana. Banyak guru juga berlarian terutama guru laki laki menuju ke atap gedung tempat Jimmy membutuhkan pertolongan.

 Jun dan Good juga ikut naik ke atap gedung berinisiatif untuk menolong.

 

 Red yang penasaran dengan apa yang terjadi mengikuti teman temannya pergi ke lapangan.

"Dia disana. Apa yang dia lakukan?" tanya Red.

 Gadis berbaju putih dan rok denim putih maxi dan sepatu boot hitam dan rambut pendek pink ada disana. Bling hanya berdiri melihat ke arah Jimmy yang sedang membutuhkan pertolongan lalu segera pergi menghilang.

 Dengan bantuan Sammy, Ben dan Bee akhirnya Jimmy berhasil diselamatkan.

"Syukurlah. Kalian baik baik saja" kata salah satu guru yang datang.

"Kenapa hal ini bisa terjadi?" tanya gurunya lagi.

 Kemudian, guru yang lain juga menanyakan hal yang sama seperti guru yang sebelumnya.

 Jimmy kemudian dibawa oleh guru mereka bersama dengan Sammy, Ben dan Bee pergi ke ruang perawatan kesehatan sekolah.

"Ayo kita masuk kedalam kelas" kata Red pada Bling.

 Red mengajak Bling kembali ke dalam kelas dia tak jadi pergi ke kantin sekolah untuk makan disana. Dia akan makan di kelas membawa kotak makan dari Good tadi.

 Ia sudah membawa kudapan yang ia buat tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah.

 Di dalam kelas ia bersama Bling menikmati kotak box makanan dari Good dan kudapan ikan goreng yang ia buat sendiri. Hasil gaji yang ia terima perhari dari Nenek ia gunakan untuk membuat makanan ini.

 Red merasa tidak perlu khawatir lagi karena Jimmy sudah berhasil diselamatkan oleh teman-temannya tadi.

"Mereka belum datang?" tanya Bling.

"Sebentar lagi" jawab Red.

 Good datang tanpa kedua sahabatnya.

 Duduk makan bersama seperti biasa.

"Aku menunggumu membuat ini lagi. Akhirnya, bagi satu?" kata Good.

"Ambil saja. Salad Ayam gurih buatan ibumu lezat sekali" kata Red.

"Kau bisa berbagi nasi lagi dengan ku?" kata Good. Kemudian bercanda bersama.

"Benarkah. Tapi, lihat aku juga belum habis" kata Red.

"Apa rencanamu setelah lulus sekolah. Sepertinya kau tertarik dengan kuliner?" tanya Good.

"Apa kau menyukai ku?" tanya Red.

"Hey, kawan. Iya, kalau kau mau?" kata Good.

 Mereka berdua bercanda bersama didalam kelas.

Semua teman-temannya sedang di kantin sekolah mencari makanan atau sekedar kudapan.

"Apa dia tak lapar?" tanya Red.

"Maksudmu siapa?" tanya Good.

"Jun?" jawab Red.

"Semua teman kita sudah kukirimkan pesan termasuk Jun untuk cepat datang" Kata Good.

"Itu mereka!" kata Bling yang asik menikmati bola bola iklan buatan Red.

 Sepulang sekolah Jimmy pergi dengan cepat menerima telepon dari seseorang. Sepertinya sangat serius didengar oleh Sammy yang ditinggalkan oleh Jimmy di kelas.

"Untunglah dia sudah pergi. Aku bisa pulang dengan tenang" kata Sammy masih di kursi tempat duduknya.

"Kau tidak pulang?" tanya Red pada  Sammy.

 Ben datang menghampiri Sammy.

"Sorry. Aku pulang dulu ya" kata Red.

 Jun dan Red pulang bersama.

 Jimmy belum mengakhiri obrolannya dengan seseorang yang ia kenal.

"Kenapa kamu sekolah disana?" tanya temannya itu.

"Memang ada apa dengan sekolah ini?" tanya Jimmy.

"Aku tidak bisa menjelaskan tapi kau perlu berhati-hati kedepannya" kata teman Jimmy.

"Aku tidak percaya dengan hal-hal semacam itu" kata Jimmy.

"Terserah!" kata teman Jimmy.

 Jimmy sedang diawasi oleh seseorang dari jauh masih dalam area sekolah dan ia tidak menyadarinya. Dia tetap santai disana menyalakan motor lalu pergi dari sekolah.

"Aku tidak tahu besok mau pergi ke mana?" kata Bee.

"Kenapa kau menanyakan hal itu padaku?" kata Ben.

 Bee tak pernah lelah mengganggu Ben sejak dulu. Mereka bertetangga sejak kecil sudah terbiasa dengan bahasa non formal yang mereka gunakan setiap hari dalam berkomunikasi.

"Besok kita pergi bersama memanen teh?" kata Bee mengajak Ben.

"Jangan libatkan aku. Kita sudah dewasa!" kata Ben bergegas pergi meninggalkan Bee tak peduli dengan teman-temannya yang melihat ini.

 Dia harus pergi menjauh cepat dari tingkah Bee saat ini, itu sudah terbiasa dengan Jun, Red dan Good.

"Apa mereka sedekat itu?" tanya Sammy.

"Wajar saja. Mereka sudah kenal sejak kecil" kata Jun.

 Sammy berencana untuk mengembalikan baju milik Ben tapi tak jadi karena melihat situasi yang menghalangi kemajuan Sammy untuk mengambil langkah lagi mendapat maaf dari Ben.

 

 Bling dengan sabar dan senang hati bisa ikut bersama Red sampai pulang sekolah.

 Dalam perjalanan menuju pintu gerbang sekolah Bling melihat Hera sudah menunggunya disana.

 Saat itu juga Red menyadari keberadaan Hera dan ia tak ambil pusing dengan itu atau cemburu karena temannya kedatangan sahabatnya yang lain.

 Bling menunjukkan keakrabannya kepada Hera seperti biasa.

"Kau sedang melihat apa?" tanya Jun pada Red.

"Tidak. Aku hanya memastikan bus datang lebih cepat" kata Red.

"Kalian tidak ikut dengan ku?" tanya Good.

"Iya. Iya. Aku tahu kalian pasti lebih memilih naik bus" kata Good.

 Good menuju mobil yang sudah menunggunya di depan sekolah dengan driver pribadi seperti biasa.

 

 Di tempat lain pukul tiga sore di dalam rumah ia berjalan mondar mandir cemas menunggu seseorang. Tirai yang tertutup rapat dan suara jarum jam di dinding rumah mereka mengisi sampai ke semua ruang rumah. Hujan dengan intensitas tinggi telah usai beberapa menit yang lalu menyisakan tetesan air jatuh ke bawah. Hari menjadi gelap sejak hujan datang hingga kini. Apa yang digambarkan saat ini tak cukup jelas bagi remaja ini. Bayang-bayang yang ia anggap halusinasi sering membuatnya sulit percaya meyakini bahwa mereka nyata ada.

 Dia mulai paranoid dengan keadaan sekitarnya. Halusinasi yang sering terjadi membuatnya bertambah takut meski hanya melintas beberapa detik di hadapannya secara random lalu menghilang dengan cepat.

 Situasi yang tercipta dari sosok itu tak begitu menakutkan tapi cukup membuat seseorang merasakan syok terapi meski remaja ini tinggal di rumahnya sendiri. Dia juga masih ragu apakah apa yang sudah ia lihat adalah benar benar hantu atau hanya efek negatif dari begadang yang sering ia lakukan.

 Waktu kembali disaat siswa siswi baru keluar kelas pulang sekolah.

 Jun bersebelahan dengan Red dan Good berjalan keluar dari kelas. Sammy berjalan didepan mereka bertiga dibelakang Ben dan Bee yang sedang mengobrol akrab tak bisa diganggu.

Sammy agak sedikit cemburu tentunya tapi dia sedang memikirkan hal yang lebih urgen dari ini. Red menarik tangan kanan Sammy.

 Sammy berbalik ke arah belakang menatap Red.

"Kau bisa ikut dengan ku. Ini hanya sebentar?" tanya Red.

"Oh, baiklah" kata Sammy.

 Red dan Sammy mengobrol berdua beriringan bersama tidak jauh dari mereka. Mengobrol cukup serius.

"Apa kau ada waktu luang sepulang sekolah?" tanya Red.

"Ada apa Red. Kau butuh bantuan ku?" tanya Sammy.

"Apa kau mau bekerja di sebuah toko makanan bersamaku. Disana membutuhkan satu karyawan lagi?" tanya Red.

"Dimana persisnya tempat kerjamu?" tanya Sammy.

 Sammy menyimak penjelasan dimana dan bagaimana detailnya tempat Red bekerja saat Red menjabarkan.

"Aku ikut dengan mu. Aku memang sedang mencari pekerjaan" kata Sammy.

 Sammy tentu senang dengan hal ini akhirnya dia bisa bekerja.

 Kedua gadis ini bergandengan bersama berjalan keluar dari koridor kelas hingga tak menghiraukan Jun dan Good berjalan dibelakang mereka. 

 Ben dan Bee pulang bersama dengan sepeda motor milik Ben setelah perdebatan kecil barusan.

"Ternyata dia makin kesini makin seperti pacar Ben" kata Good.

"Itu bisa saja. Mereka terlihat cocok" kata Jun.

"Hanya Ben yang bisa menjinakkan gadis itu" kata Good.

"Ternyata kita suka bergosip" kata Jun.

"Aku pulang dulu" kata Good. Dia sudah dijemput driver pribadinya.

 Sammy tidak mengabari pacarnya, namun dia menghubungi Kakak Flow bahwa ia akan bekerja sore ini dan kemungkinan akan pulang terlambat.

"Kau mendapat pekerjaan, syukurlah" kata Flow dalam obrolan mereka lewat ponsel.

 Jun dan Red melihat monitor jurusan rute perhentian bus di halte bus dekat sekolah. Banyak siswa dan siswi lain juga dari sekolah lain menunggu bus datang serta warga sipil lainnya.

 Red menaiki tangga bus lebih awal dari kedua temannya.

 Red merasa ada yang tidak beres dengan kondisi tubuhnya kepalanya terasa pusing dan ngantuk sekali.

 Red dan Sammy mendapatkan tempat duduk sedangkan Jun tidak. Dia berdiri didalam bus di sepanjang perjalanan. Rasa sakit di kepala ia tahan, ia berpikir belum perlu menceritakan ini dengan kedua temannya.

 Tak ada Bling dan Hera disana ikut bersama mereka.

 Ada seorang hantu wanita berambut panjang awut awutan duduk di kursi pojok bus yang dalam perbaikan sehingga tak digunakan oleh penumpang dan digunakan oleh hantu ini. Bau amis dan anyir darah tercium oleh siapapun yang ada di dalam bus. Hantu itu terus menatap tajam ke arah Jun, Red, dan Sammy dengan energi kebencian.

 Baju yang ia pakai hitam pekat gaun yang terlihat tak terurus dengan setiap tepi ujung robek kaki tidak menggunakan alas kaki. Seluruh wajah dan tangan serta kaki yang terlihat kotor penuh debu hitam hampir memenuhi bagian itu.

 Semua orang orang tak menyadari kehadirannya disana dengan jemari jemari tangan penuh luka goresan dan kulit mengelupas jelas terlihat darah segar kedua tangannya yang ada di pangkuan ia sendiri dan kali ini ia tersenyum serta tertawa gigi gigi kuning menghitam di sela sela gusi dan gigi hampir memenuhi terlihat. Dia terus tertawa dengan puas tak bersuara duduk disana disamping pria tampan berkacamata dengan tanda pengenal di lehernya menggantung yang sibuk dengan gadgetnya lalu tas kerja miliknya yang berbentuk kotak ia taruh di sebelah kiri kaki sendiri.

 Hantu itu tak tertarik dengan pria di sebelahnya itu.

 Bus terus berjalan dan sesekali berhenti untuk menurunkan penumpang atau menaikkan penumpang.

 Jimmy mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

 Kemana dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia masuk ke sebuah gang sempit di pemukiman penduduk yang tidak terlalu jauh dari wilayah tempat ia tinggal dengan sekolahnya. Dia menghubungi dan menghubungi ulang orang yang ada di ponsel sebelumnya. Namun, ia tidak menjawab telpon dari Jimmy. Jimmy juga mengirim pesan kepada temannya itu. Dia tidak membalas pesan dari Jimmy. Karena penasaran dengan kondisi temannya dia memeriksa dari lubang atas pintu rumah dan dia tidak menemukan aktivitas terdengar didalam disana.

"Apa Paman melihat pemilik rumah ini?" tanya Jimmy pada salah satu tetangga depan rumah temannya yang ia cari.

"Dia. Baru beberapa menit yang lalu keluar dari rumah membeli sesuatu dan setelah itu saya tidak melihatnya lagi" kata tetangga temannya itu yang membuka sebuah toko kecil didepan rumah.

"Baik. Makasih banyak Paman" kata Jimmy pada Paman tersebut.

"Iya. Sama-sama Nak" kata Si Paman.

 Jimmy kembali menyalakan motor lalu pergi dari sana karena tak bisa bertemu dengan temannya itu.

 Rumah teman Jimmy gelap hanya sedikit penerangan yang terlihat itu pun didapat dari sinar matahari yang masuk dari tempat penjemuran baju di belakang rumah menyebar sampai di depan ruang menuju jalan ke ruang tamu yang Jimmy anggap lampu rumah tak dinyalakan karena kondisi langit dibilang cukup terang di sore ini.

 Nenek memang menyuruh Red untuk mencari teman yang mau bekerja bersama dengannya di tokonya tersebut dan Sammy diterima kerja ditempat Nenek. Di hari ini juga Sammy bisa langsung bekerja. Jun tak masalah dengan ini karena memang dari yang dilihat cabang toko baru Nenek ini semakin ramai dengan pengunjung yang membeli makanan di tokonya.

 Nenek hanya sebentar disana karena harus pergi ke rumah sakit lagi melihat cucunya lagi bersama cucunya yang berumur sekitar dua puluh tahunan baru saja datang untuk menjemput Nenek turun dari mobil hitam.

"Nenek membawa makanan untuk kalian. Kalian pasti lapar setelah bersekolah, ambil saja di lemari pendingin disana" kata Si Nenek pada ketiga karyawannya.

"Terimakasih Nenek" kata mereka bertiga kompak kepada Nenek.

 Cucu laki-lakinya membantu Nenek masuk kedalam mobil. Nenek pergi.

 Red mendapatkan pesanan makanan secara online dari pelanggan yang biasa mereka memesan makanan di toko ini dari sebuah kantor di bidang jurnalistik di sekitar wilayah toko Makan Sehat ini.

 Rambut kepala mereka ikat dengan tali.

 Ketiga karyawan itu mencuci kedua tangan mereka secara bergantian sebelum memulai aktivitas kerja. Setelah itu ketiganya kompak memakai apron hijau  untuk mengolah bahan mentah makanan. Khusus untuk Jun setelah mengolah bahan makanan dia tidak akan membantu memasak karena akan sangat sibuk dengan tugas mengirimkan makanan untuk para pelanggan yang memesan makanan secara online.

 Sammy membantu Red menyiapkan bahan mentah makanan yang akan dimasak sedangkan Jun menyiapkan wadah tempat makanan dan setelah itu juga Jun membantu kedua temannya memasak sebentar.

 Sammy sadar dia perlu banyak belajar dari kedua temannya itu sehingga dia sangat hati-hati dari awal menyiapkan bahan mentah sampai cara membungkus makanan yang siap untuk dikirim oleh Jun kepada pelanggan yang memesan makanan.

"Apa kau tadi benar-benar melihat gadis itu?" tanya Bling kepada Hera.

"Benar. Aku tidak salah lihat, dia berjalan tanpa tujuan ditempat ini" kata Hera.

 Bling dan Hera ada di tempat perhentian bus terakhir dari semua bus yang beroperasi di kota itu.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!