Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
Bling tiba-tiba berpikir bagaimana kalau dia menawarkan pekerjaan untuk orang yang ada di depannya saat ini.
"Tidak mungkin. Kudengar dia anak orang kaya, aku takut merendahkan harga diri anak ini" kata Bling menatap Jun berbicara dalam hati.
"Ada apa?" tanya Jun.
Bling menjawab, dan berkata "Tidak ada apapun".
"Aku akan melamar pekerjaan disini" kata Jun.
"Terserah kau saja. Tunggu, kau sedang tidak bercanda kan?" tanya Bling terkejut mendengar ini.
"Kau terlihat sangat ekspresif" kata Jun.
"Oh, bekerja disini. Tunggu Nenek, sebentar lagi dia akan pulang" jawab Bling.
Gadis hantu ini telah diberitahu oleh Nenek bahwa dia akan pulang sepuluh menit yang lalu saat menelepon Bling.
Para pelanggan berdatangan kembali memesan makanan. Jun membantu Bling mengantar satu persatu makanan yang mereka pesan.
Pulang kerja.
Jun terus memandang Bling saat berjalan bersama di tepi jalan menuju tempat pemberhentian bus.
Menatap Bling tanpa bicara.
"Apa dia, tidak mungkin. Tapi, dia sangat mirip sekali dengannya" kata Jun.
"Kau bercanda, kau sudah lupa?" tanya Jun.
Bling lalu berbicara kepada Jun dalam sela-sela waktu ini.
"Aku yakin, aku bukan tipemu" kata Bling.
Jun menunjuk dengan jari manis tangannya lalu menyentuh dahi gadis hantu ini.
"Apa kau merasa insecure, percaya dirilah!" Kata Jun. Kemudian, dia menyingkirkan jemari tangan dari dahi gadis hantu ini.
"Ada bus datang" kata Bling.
Mereka berdua naik kedalam bus untuk perjalanan pulang kerumah dalam satu arah yang sama.
"Aku ingat tujuan ku belum berubah. Aku harus cepat keluar dari raga gadis ini" kata Bling saat mulai masuk menaiki tangga bus berbicara dalam hati.
Bling berbicara dengan Jun yang memilih duduk di kursi di seberang baris gadis hantu ini duduk dalam bus.
"Kenapa kau sangat baik padaku?" tanya Bling.
"Kau mau tahu?" tanya Jun.
Jawab Bling, "Iya. Katakan apa alasan mu?".
Dia menutup buku tebal yang sedang ia baca.
"Karena kau teman dari gadis yang ku suka" Kata Jun, lalu melanjutkan membaca buku cara menghadapi kekacauan hidup lagi.
Red tiba tiba tersadar bahwa seseorang ada didalam tubuhnya.
Dia mendengar apa yang dibicarakan mereka berdua tentang dirinya.
"Siapa yang dia sukai. Dia bukan teman ku?" Kata Red. Mengacu kepada Bling.
"Siapa Bling, kenapa dia bisa masuk kedalam tubuhku?" tanya Red.
"Apa dia hantu, apa aku berhalusinasi?" tanya Red panik.
Red belum bisa mengendalikan tubuhnya.
Bling juga membaca buku saat perjalanan pulang sama halnya dengan Jun.
Red kembali tertidur dalam raganya sendiri.
Bling berbicara dengan Jun, lalu ia berkata "Aku bukan tipemu. Aku percaya kau tak menyukai ku".
Jun menjawab kata-kata Bling, dan ia berkata "Jangan khawatir. Aku tidak suka cinta pada pandangan pertama".
"Aku pulang dulu" kata Bling melewati baris kursi Jun.
"Iya" jawab Jun.
Bling turun dari bus lebih awal dari Jun.
Di rumah Flow.
Selesai makan malam bersama temannya, Flow menyiapkan berkas lamaran pekerjaan untuk besok pagi.
"Bagaimana kondisi Ibumu?" tanya Flow.
Temannya sedang fokus belajar belum menjawab pertanyaan dari Flow.
Flow bertanya lagi kepada temannya itu, lalu ia berkata "Sammy?".
"Apa?" tanya Sammy.
"Bagaimana kondisi Ibumu sekarang?" tanya Flow.
"Dia sudah menjalani operasi dan sekarang bersama Ayahku" kata Sammy.
Flow melihat barang bawaan yang ia bawa di dalam tasnya itu.
"Kau bisa tinggal disini" kata Flow.
"Sangat terlihat. Terimakasih Kakak, aku akan membalas perbuatan baik mu ini" kata Sammy.
"Sudahlah. Lanjutkan, belajarmu. Besok kau akan sekolahkan?" tanya Flow.
Keluarga Sammy sudah sering menolong keluarga Flow sejak ia kecil yang kebetulan rumah mereka bertetangga.
Sammy belum bercerita kalau rumahnya sudah dijual karena bisnis Ayahnya sedang tidak stabil tapi kabar ini sudah Flow ketahui dari ibunya sejak lama.
Tak ada kabar tentang keluarga Sammy dan dirinya setelah mereka mengalami kesulitan itu.
Mereka hidup berpindah-pindah dan saling melakukan banyak pekerjaan untuk menyambung hidup.
Pagi yang cerah dirumah Flow.
"Kita pergi bersama?" tanya Flow kepada Sammy.
"Kakak berangkat lebih dulu, aku akan menghabiskan sarapanku?" Kata Sammy.
"Baiklah. Aku pergi, kunci rumah jangan lupa!" kata Flow memberikan satu kunci duplikat rumah kepada Sammy tadi saat masih sarapan.
Sammy kemudian pergi ke kamar mandi membawa baju ganti. Pintu ia tutup.
Dia sudah berganti kostum baru.
"Saatnya mencari pekerjaan" kata Sammy.
Dengan tas kuningnya ia pergi keluar rumah untuk mencari pekerjaan. Ia menghabiskan sarapan lalu segera pergi meninggalkan rumah setelah tak lupa mengunci pintu depan rumah dari luar.
Nampak banyak para pelamar kerja duduk disana didepan sebuah ruang bagian depan kantor suatu perusahaan berjejer kursi kursi dengan berbagai persiapan untuk melakukan sesi wawancara kerja.
Flow sedang menenangkan diri dan berdoa agar ia bisa diterima menjadi karyawan disana. Memakai celana berbahan kain panjang berwarna hitam, blouse putih panjang dengan tali di kerah lehernya serta blazer hitam ia pakai untuk sesi wawancara hari ini.
Dia dengan rambut panjang terikat oleh tali hitam rapi dan wajah fresh dengan riasan natural ia berusaha tetap pertahankan sebagai kesan pertama saat wawancara kerja sebentar lagi.
Flow mengambil parfum beraroma soft dari dalam tasnya dan mengenakan di sebagian tempat yang ia butuhkan.
Menunggu dua puluh menit kemudian.
"Nona Flow B" kata seorang wanita yang keluar dari dalam ruang wawancara kerja.
Flow berdiri berjalan menuju ruang tersebut.
Dia mulai mengetuk pintu dan menyapa kepada staf yang ada disana.
Sesi wawancara kerja tidak lebih dari sepuluh menit.
Selesai melakukan wawancara kerja ia pergi ke kantor perusahaan lain untuk melakukan sesi wawancara lagi yang kebetulan tidak terjadi perbenturan waktu.
Ayah dari Sammy menelpon Putrinya. Dia sedang dirumah sakit.
"Putri ku. Apa sekolah barumu menyenangkan?" tanya Ayah Sammy.
"Sangat menyenangkan. Teman teman ku sangat baik" Jawab Sammy.
Perbincangan dengan Ayahnya berakhir. Dia terpaksa berbohong karena dia ingin mencari uang demi menambah biaya sekolahnya.
"Mau apa lagi, kenapa kau terus menelpon ku? Teriak Sammy kepada seorang yang ia kenal. Dia jelas langsung penuh emosi saat mendengar suaranya.
Dia melanjutkan perjalanan mencari pekerjaan.
Di sekolah gempar dengan kematian siswa idola mereka yang cerdas dan terkenal tampan juga kaya raya. Neo.
Kabar penyebab kematian remaja ini langsung mengisi berita dalam negeri menjadi trending utama dan lebih terdengar tidak masuk akal oleh teman temannya itu bahwa dia meninggal bukan karena kecelakaan atau sakit tapi ia telah melakukan bunuh diri.
Sepulang sekolah teman temannya berencana mengikuti proses pemakaman Neo.
"Kenapa sulit sekali mendapatkan pekerjaan hanya karena usiaku belum cukup umur untuk bekerja" kata Sammy.
"Berikan pekerjaan apa saja yang terpenting tidak merugikan ku" kata Sammy.
Sammy belum mendapatkan pekerjaan dan akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah.
Kunci ia ambil dari dalam tas, pintu akan dibuka dari luar.
"Kakak Flow sudah pulang?" Tanya Sammy saat ia tahu pintu rumah sudah tak terkunci.
Pintu ia buka sedikit, ia melihat ke sisi kiri dari sekarang ia berdiri didepan pintu rumah.
Ia melihat sepatu wanita yang ia anggap sebagai kakak itu sudah ada di rak sepatu kayu berbaris rapi di dekat pintu.
"Ternyata benar, dia sudah pulang" kata Sammy.
Dia sedang menonton tv dengan kudapan kue tradisional hadiah dari tetangga tadi yang baru saja pulang dari kampung halaman.
"Kau tidak sekolah?" tanya Flow.
Dia sedang fokus menonton tv saat bicara dengan Sammy.
Sammy mendekat seperti anak kucing pada Flow.
"Tolong jangan katakan pada Ayahku" kata Sammy memohon kepada Flow.
"Lalu, seharian ini. Apa yang kamu kerjakan?" tanya Flow.
"Aku mencari pekerjaan" Jawab Sammy.
"Lalu, sudah dapat?" tanya Flow lagi.
Menjawab Sammy, lalu berkata "Belum".
Dia memberikan senyum manis pada Flow.
"Hentikan senyum manismu. Makan ini, kau pasti belum makan kan?" Tanya Flow. Dia membagi makanan dengan Sammy.
"Ini lezat dan manis" kata Sammy. Berkomentar tentang kue dari Flow.
Di sekolah.
Anak anak sedang bermain di lapangan sekolah. Bling bersama Good yang tidak ingin bermain basket.
"Kau tidak bermain bersama mereka?" tanya Bling.
"Entahlah. Aku sedang tidak berminat" Jawab Good.
"Panekuk buatan ibumu sangat lezat. Terima kasih, Good" kata Bling.
"Ibuku sangat suka memasak. Dia sangat senang membuat makanan untuk kalian" kata Good.
Salah satu teman Bling datang mengambil jalan melewati Jun dan Ben serta siswa siswa lainnya yang sedang bermain basket.
Semua terpental jauh saat teman Bling melewati mereka.
"Bisa tidak, jangan keluarin auramu" kata Bling saat melihat teman temannya terpental jauh karena teman hantunya itu.
Hantu berambut panjang diikat ke atas berwarna merah dan gaun hitam dan sepatu boot hitam pula. Berjalan santai kepada Bling.
"Apa yang kau lakukan dengan alis mu?" tanya Bling pada temannya.
Tak ada Good disana, dia pergi membantu temannya yang tidak baik baik saja setelah mengalami ketidakberuntungan tadi.
"Ini model baru, kau tidak tahu?" tanya temannya itu.
"Terserah kau saja. Kenapa kemari?" tanya Bling.
"Tentu saja. Aku merindukanmu" kata Si Hantu.
"Hera. Lepaskan, pelukanmu!" Kata Bling.
"Aku tidak bisa bernapas" kata Bling.
Jun datang menemui Bling menahan rasa sakit akibat terjatuh tadi.
"Kau tak apa, kulihat ada yang aneh terjadi disini?" tanya Jun.
Segera Hera melepas pelukannya dari temannya itu.
"Aku sedang belajar akting. Ya, akting" kata Bling.
"Ya sudah. Aku akan istirahat di sampingmu" kata Jun duduk di dekat Bling. Menyusul kemudian Ben dan Good serta yang lainnya.
Bee memanggil Bling tapi Jun memberi nasihat unik kepada temannya itu.
"Pura pura saja tak dengar. Dia selalu seperti ini, dia ingin menjadi seorang putri kerajaan yang baik hati" kata Jun.
Tak keras nada suaranya saat berbicara tapi yang jelas ini juga didengar oleh siswa siswa disana.
Bling terdiam, lalu dia pergi membawa kotak makan dari Good.
"Aku akan pergi sebentar, jangan khawatir" kata Bling pergi ke arah Bee yang baru saja memanggilnya.
Hera belum pergi dari dekat Bling dia juga mengikuti kemana temannya berjalan ke arah Bee yang menunggunya di depan ruang guru.
"Bee. Kau memanggil ku?" tanya Bling.
"Iya, aku sedang butuh bantuanmu. Bisa kau menolongku?" tanya Bee.
"Menolong mu. Kebetulan sekali, aku juga ingin belajar merias wajah padamu. Bisa ajari aku?" tanya Bling.
Bee terdiam lalu berkata, "Aku akan pergi sebentar, kau bisa pergi ke kelas sendiri kan?".
Bee menghindar memberi bantuan kepada Bling.
Bling dan Hera melihat Bee yang berjalan menjauh dari mereka berdua.
Bling tertawa dengan Hera melihat tingkah Bee itu.
Ben dari jauh memperhatikan Bling yang sedang mengobrol dengan Bee sejak tadi.
"Apa dia teman kita?" tanya Ben.
"Kapan lagi ada orang yang berani melawan Bee" Jawab Jun.
"Apa nasihatmu langsung diaplikasikan kepadanya?" tanya Good.
"Kalian sudah lihat meski tak dengar isi obrolan mereka" kata Ben.
"Bee terlihat kesal dengan Bling" kata Jun.
Pagi hari menjelang siang yang tidak terlalu panas tak terjadi mendung mereka beristirahat setelah bermain basket tadi di tempat teduh beratap di depan lapangan basket sekolah.
Jun memandang gadis yang ada disana angin lembut datang mengenai rambut Gadis Hantu Cantik itu.
"Kenapa dia sangat mirip dengan orang yang pernah ku sayang?"
Pertanyaan ini muncul begitu saja saat ia melihat Bling yang sedang menahan angin yang datang pada dirinya.
"Kau sudah tahu kabar Red?" tanya Ben.
"Dia sedang cuti" Jawab Jun.
"Ternyata kabar itu benar" kata Good.
"Aku merindukan gadis itu" kata Jun.
"Kalian sudah jadian?" tanya Good.
"Belum" jawab Jun.
"Kau pasti sangat sedih" kata Good.
Menu baru di toko tempat Bling dan Jun bekerja mereka pesan disana.
"Apa aku boleh menghabiskan ini?" tanya Ben.
Good memesan semua ini.
"Ini sate ayam bumbu manis?" tanya Jun.
"Iya" jawab Gadis Hantu.
"Ini kan makanan kesukaan Jun" kata Good.
"Kau benar" kata Ben.
"Kita tak punya uang banyak untuk membayar makanan ini" kata Jun.
Jun baru datang setelah mengantar makanan pesanan dari beberapa pelanggan dengan motor yang disediakan oleh Nenek dari anaknya tadi pagi. Ini adalah hari pertama ia bekerja ditempat yang sama dengan Bling.
"Tadi Kakek Bling datang dan memesan semua ini untuk kita" kata Ben yang datang lebih awal.
Dia melihat dan mengobrol dengan Presdir Ma.
Bling mengambil piring dan nasi menaruh di atas meja bersama lauk pauk disana.
"Aku akan membantumu?" Kata Jun.
Mereka berempat menikmati makan malam bersama didalam toko bersama dengan Nenek juga tak lupa Bling mempersilahkan ia duduk bergabung bersama.
Sebelum makan malam bersama saat Jun mengantar salah satu paket makanan yang beralamat di suatu tempat dimana Jun tahu siapa pemilik alamat tersebut.
"Paket kami dari Toko Makan Sehat" kata Jun menyapa diluar pintu rumah.
Tak ada jawaban kemudian dia mengetuk pintu kembali.
Keluar seseorang yang tidak ia duga ada di dalam sana.
"Sammy?" kata Jun terkejut.
Jun masih memakai masker saat itu.
"Paket?" tanya Sammy.
Jun memberikan makanan yang Sammy pesan kepadanya.
Setelah makanan sudah berada ditangan Sammy. Dia membuka masker, dan berkata "Aku teman Ben, Jun?".
"Oh, maafkan aku. Jangan incar aku ataupun mengatakan keberadaan ku disini pada Ben" kata Sammy.
"Kapan kau kembalikan uang kami?" tanya Jun.
"Sungguh aku tidak punya uang, kau tahu itu" Jawab Sammy.
"Ben sangat menyukaimu, dan dia akan memaafkanmu. Jika kau minta maaf padanya dan takkan mengulang kesalahanmu" kata Jun.
"Kau tak marah padaku?" tanya Sammy.
"Aku marah karena uang kita hilang. Tapi, kami tahu keadaan keluargamu" kata Jun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments