Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.

Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.

 Bling tiba-tiba berpikir bagaimana kalau dia menawarkan pekerjaan untuk orang yang ada di depannya saat ini.

"Tidak mungkin. Kudengar dia anak orang kaya, aku takut merendahkan harga diri anak ini" kata Bling menatap Jun berbicara dalam hati.

"Ada apa?" tanya Jun.

 Bling menjawab, dan berkata "Tidak ada apapun".

"Aku akan melamar pekerjaan disini" kata Jun.

"Terserah kau saja. Tunggu, kau sedang tidak bercanda kan?" tanya Bling terkejut mendengar ini.

"Kau terlihat sangat ekspresif" kata Jun.

"Oh, bekerja disini. Tunggu Nenek, sebentar lagi dia akan pulang" jawab Bling.

 Gadis hantu ini telah diberitahu oleh Nenek bahwa dia akan pulang sepuluh menit yang lalu saat menelepon Bling.

 Para pelanggan berdatangan kembali memesan makanan. Jun membantu Bling mengantar satu persatu makanan yang mereka pesan.

 Pulang kerja.

 Jun terus memandang Bling saat berjalan bersama di tepi jalan menuju tempat pemberhentian bus.

 Menatap Bling tanpa bicara.

"Apa dia, tidak mungkin. Tapi, dia sangat mirip sekali dengannya" kata Jun.

"Kau bercanda, kau sudah lupa?" tanya Jun.

 Bling lalu berbicara kepada Jun dalam sela-sela waktu ini.

"Aku yakin, aku bukan tipemu" kata Bling.

 Jun menunjuk dengan jari manis tangannya lalu menyentuh dahi gadis hantu ini.

"Apa kau merasa insecure, percaya dirilah!" Kata Jun. Kemudian, dia menyingkirkan jemari tangan dari dahi gadis hantu ini.

"Ada bus datang" kata Bling.

 Mereka berdua naik kedalam bus untuk perjalanan pulang kerumah dalam satu arah yang sama.

"Aku ingat tujuan ku belum berubah. Aku harus cepat keluar dari raga gadis ini" kata Bling saat mulai masuk menaiki tangga bus berbicara dalam hati.

 Bling berbicara dengan Jun yang memilih duduk di kursi di seberang baris gadis hantu ini duduk dalam bus.

"Kenapa kau sangat baik padaku?" tanya Bling.

"Kau mau tahu?" tanya Jun.

 Jawab Bling, "Iya. Katakan apa alasan mu?".

 Dia menutup buku tebal yang sedang ia baca.

"Karena kau teman dari gadis yang ku suka" Kata Jun, lalu melanjutkan membaca buku cara menghadapi kekacauan hidup lagi.

 Red tiba tiba tersadar bahwa seseorang ada didalam tubuhnya.

 Dia mendengar apa yang dibicarakan mereka berdua tentang dirinya.

"Siapa yang dia sukai. Dia bukan teman ku?" Kata  Red. Mengacu kepada Bling.

"Siapa Bling, kenapa dia bisa masuk kedalam tubuhku?" tanya Red.

"Apa dia hantu, apa aku berhalusinasi?" tanya Red panik.

 Red belum bisa mengendalikan tubuhnya.

 Bling juga membaca buku saat perjalanan pulang sama halnya dengan Jun.

 Red kembali tertidur dalam raganya sendiri.

 Bling berbicara dengan Jun, lalu ia berkata "Aku bukan tipemu. Aku percaya kau tak menyukai ku".

 Jun menjawab kata-kata Bling, dan ia berkata "Jangan khawatir. Aku tidak suka cinta pada pandangan pertama".

"Aku pulang dulu" kata Bling melewati baris kursi Jun.

"Iya" jawab Jun.

 Bling turun dari bus lebih awal dari Jun.

 Di rumah Flow.

 Selesai makan malam bersama temannya, Flow menyiapkan berkas lamaran pekerjaan untuk besok pagi.

"Bagaimana kondisi Ibumu?" tanya Flow.

 Temannya sedang fokus belajar belum menjawab pertanyaan dari Flow.

 Flow bertanya lagi kepada temannya itu, lalu ia berkata "Sammy?".

"Apa?" tanya Sammy.

"Bagaimana kondisi Ibumu sekarang?" tanya Flow.

"Dia sudah menjalani operasi dan sekarang bersama Ayahku" kata Sammy.

 Flow melihat barang bawaan yang ia bawa di dalam tasnya itu.

"Kau bisa tinggal disini" kata Flow.

"Sangat terlihat. Terimakasih Kakak, aku akan membalas perbuatan baik mu ini" kata Sammy.

"Sudahlah. Lanjutkan, belajarmu. Besok kau akan sekolahkan?" tanya Flow.

 Keluarga Sammy sudah sering menolong keluarga Flow sejak ia kecil yang kebetulan rumah mereka bertetangga.

 Sammy belum bercerita kalau rumahnya sudah dijual karena bisnis Ayahnya sedang tidak stabil tapi kabar ini sudah Flow ketahui dari ibunya sejak lama.

 Tak ada kabar tentang keluarga Sammy dan dirinya setelah mereka mengalami kesulitan itu.

Mereka hidup berpindah-pindah dan saling melakukan banyak pekerjaan untuk menyambung hidup.

 Pagi yang cerah dirumah Flow.

"Kita pergi bersama?" tanya Flow kepada Sammy.

"Kakak berangkat lebih dulu, aku akan menghabiskan sarapanku?" Kata Sammy.

"Baiklah. Aku pergi, kunci rumah jangan lupa!" kata Flow memberikan satu kunci duplikat rumah kepada Sammy tadi saat masih sarapan.

 Sammy kemudian pergi ke kamar mandi membawa baju ganti. Pintu ia tutup.

 Dia sudah berganti kostum baru.

"Saatnya mencari pekerjaan" kata Sammy.

 Dengan tas kuningnya ia pergi keluar rumah untuk mencari pekerjaan. Ia menghabiskan sarapan lalu segera pergi meninggalkan rumah setelah tak lupa mengunci pintu depan rumah dari luar.

 Nampak banyak para pelamar kerja duduk disana didepan sebuah ruang bagian depan kantor suatu perusahaan berjejer kursi kursi dengan berbagai persiapan untuk melakukan sesi wawancara kerja.

Flow sedang menenangkan diri dan berdoa agar ia bisa diterima menjadi karyawan disana. Memakai celana berbahan kain panjang berwarna hitam, blouse putih panjang dengan tali di kerah lehernya serta blazer hitam ia pakai untuk sesi wawancara hari ini.

 Dia dengan rambut panjang terikat oleh tali hitam rapi dan wajah fresh dengan riasan natural ia berusaha tetap pertahankan sebagai kesan pertama saat wawancara kerja sebentar lagi.

 Flow mengambil parfum beraroma soft dari dalam tasnya dan mengenakan di sebagian tempat yang ia butuhkan.

 Menunggu dua puluh menit kemudian.

"Nona Flow B" kata seorang wanita yang keluar dari dalam ruang wawancara kerja.

 Flow berdiri berjalan menuju ruang tersebut.

 Dia mulai mengetuk pintu dan menyapa kepada staf yang ada disana.

 Sesi wawancara kerja tidak lebih dari sepuluh menit.

 Selesai melakukan wawancara kerja ia pergi ke kantor perusahaan lain untuk melakukan sesi wawancara lagi yang kebetulan tidak terjadi perbenturan waktu.

 Ayah dari Sammy menelpon Putrinya. Dia sedang dirumah sakit.

"Putri ku. Apa sekolah barumu menyenangkan?" tanya Ayah Sammy.

"Sangat menyenangkan. Teman teman ku sangat baik" Jawab Sammy.

 Perbincangan dengan Ayahnya berakhir. Dia terpaksa berbohong karena dia ingin mencari uang demi menambah biaya sekolahnya.

"Mau apa lagi, kenapa kau terus menelpon ku? Teriak Sammy kepada seorang yang ia kenal. Dia jelas langsung penuh emosi saat mendengar suaranya.

 Dia melanjutkan perjalanan mencari pekerjaan.

 Di sekolah gempar dengan kematian siswa idola mereka yang cerdas dan terkenal tampan juga kaya raya. Neo.

 Kabar penyebab kematian remaja ini langsung mengisi berita dalam negeri menjadi trending utama dan lebih terdengar tidak masuk akal oleh teman temannya itu bahwa dia meninggal bukan karena kecelakaan atau sakit tapi ia telah melakukan bunuh diri.

 Sepulang sekolah teman temannya berencana mengikuti proses pemakaman Neo.

"Kenapa sulit sekali mendapatkan pekerjaan hanya karena usiaku belum cukup umur untuk bekerja" kata Sammy.

"Berikan pekerjaan apa saja yang terpenting tidak merugikan ku" kata Sammy.

 Sammy belum mendapatkan pekerjaan dan akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah.

Kunci ia ambil dari dalam tas, pintu akan dibuka dari luar.

"Kakak Flow sudah pulang?" Tanya Sammy saat ia tahu pintu rumah sudah tak terkunci.

 Pintu ia buka sedikit, ia melihat ke sisi kiri dari sekarang ia berdiri didepan pintu rumah.

 Ia melihat sepatu wanita yang ia anggap sebagai kakak itu sudah ada di rak sepatu kayu berbaris rapi di dekat pintu.

"Ternyata benar, dia sudah pulang" kata Sammy.

 Dia sedang menonton tv dengan kudapan kue tradisional hadiah dari tetangga tadi yang baru saja pulang dari kampung halaman.

"Kau tidak sekolah?" tanya Flow.

 Dia sedang fokus menonton tv saat bicara dengan Sammy.

 Sammy mendekat seperti anak kucing pada Flow.

"Tolong jangan katakan pada Ayahku" kata Sammy memohon kepada Flow.

"Lalu, seharian ini. Apa yang kamu kerjakan?" tanya Flow.

"Aku mencari pekerjaan" Jawab Sammy.

"Lalu, sudah dapat?" tanya Flow lagi.

 Menjawab Sammy, lalu berkata "Belum".

 Dia memberikan senyum manis pada Flow.

"Hentikan senyum manismu. Makan ini, kau pasti belum makan kan?" Tanya Flow. Dia membagi makanan dengan Sammy.

"Ini lezat dan manis" kata Sammy. Berkomentar tentang kue dari Flow.

 Di sekolah.

 Anak anak sedang bermain di lapangan sekolah. Bling bersama Good yang tidak ingin bermain basket.

"Kau tidak bermain bersama mereka?" tanya Bling.

"Entahlah. Aku sedang tidak berminat" Jawab Good.

"Panekuk buatan ibumu sangat lezat. Terima kasih, Good" kata Bling.

"Ibuku sangat suka memasak. Dia sangat senang membuat makanan untuk kalian" kata Good.

 Salah satu teman Bling datang mengambil jalan melewati Jun dan Ben serta siswa siswa lainnya yang sedang bermain basket.

 Semua terpental jauh saat teman Bling melewati mereka.

"Bisa tidak, jangan keluarin auramu" kata Bling saat melihat teman temannya terpental jauh karena teman hantunya itu.

 Hantu berambut panjang diikat ke atas berwarna merah dan gaun hitam dan sepatu boot hitam pula. Berjalan santai kepada Bling.

"Apa yang kau lakukan dengan alis mu?" tanya Bling pada temannya.

 Tak ada Good disana, dia pergi membantu temannya yang tidak baik baik saja setelah mengalami ketidakberuntungan tadi.

"Ini model baru, kau tidak tahu?" tanya temannya itu.

"Terserah kau saja. Kenapa kemari?" tanya Bling.

"Tentu saja. Aku merindukanmu" kata  Si Hantu.

"Hera. Lepaskan, pelukanmu!" Kata Bling.

"Aku tidak bisa bernapas" kata Bling.

 Jun datang menemui Bling menahan rasa sakit akibat terjatuh tadi.

"Kau tak apa, kulihat ada yang aneh terjadi disini?" tanya Jun.

 Segera Hera melepas pelukannya dari temannya itu.

"Aku sedang belajar akting. Ya, akting" kata Bling.

"Ya sudah. Aku akan istirahat di sampingmu" kata Jun duduk di dekat Bling. Menyusul kemudian Ben dan Good serta yang lainnya.

 Bee memanggil Bling tapi Jun memberi nasihat unik kepada temannya itu.

"Pura pura saja tak dengar. Dia selalu seperti ini, dia ingin menjadi seorang putri kerajaan yang baik hati" kata Jun.

  Tak keras nada suaranya saat berbicara tapi yang jelas ini juga didengar oleh siswa siswa disana.

 Bling terdiam, lalu dia pergi membawa kotak makan dari Good.

"Aku akan pergi sebentar, jangan khawatir" kata Bling pergi ke arah Bee yang baru saja memanggilnya.

 Hera belum pergi dari dekat Bling dia juga mengikuti kemana temannya berjalan ke arah Bee yang menunggunya di depan ruang guru.

"Bee. Kau memanggil ku?" tanya Bling.

"Iya, aku sedang butuh bantuanmu. Bisa kau menolongku?" tanya Bee.

"Menolong mu. Kebetulan sekali, aku juga ingin belajar merias wajah padamu. Bisa ajari aku?" tanya Bling.

 Bee terdiam lalu berkata, "Aku akan pergi sebentar, kau bisa pergi ke kelas sendiri kan?".

 Bee menghindar memberi bantuan kepada Bling.

 Bling dan Hera melihat Bee yang berjalan menjauh dari mereka berdua.

 Bling tertawa dengan Hera melihat tingkah Bee itu.

 Ben dari jauh memperhatikan Bling yang sedang mengobrol dengan Bee sejak tadi.

"Apa dia teman kita?" tanya Ben.

"Kapan lagi ada orang yang berani melawan Bee" Jawab Jun.

"Apa nasihatmu langsung diaplikasikan kepadanya?" tanya Good.

"Kalian sudah lihat meski tak dengar isi obrolan mereka" kata Ben.

"Bee terlihat kesal dengan Bling" kata Jun.

 Pagi hari menjelang siang yang tidak terlalu panas tak terjadi mendung mereka beristirahat setelah bermain basket tadi di tempat teduh beratap di depan lapangan basket sekolah.

 Jun memandang gadis yang ada disana angin lembut datang mengenai rambut Gadis Hantu Cantik itu.

"Kenapa dia sangat mirip dengan orang yang pernah ku sayang?"

 Pertanyaan ini muncul begitu saja saat ia melihat Bling yang sedang menahan angin yang datang pada dirinya.

"Kau sudah tahu kabar Red?" tanya Ben.

"Dia sedang cuti" Jawab Jun.

"Ternyata kabar itu benar" kata Good.

"Aku merindukan gadis itu" kata Jun.

"Kalian sudah jadian?" tanya Good.

"Belum" jawab Jun.

"Kau pasti sangat sedih" kata Good.

 Menu baru di toko tempat Bling dan Jun bekerja mereka pesan disana.

"Apa aku boleh menghabiskan ini?" tanya Ben.

 Good memesan semua ini.

"Ini sate ayam bumbu manis?" tanya Jun.

"Iya" jawab Gadis Hantu.

"Ini kan makanan kesukaan Jun" kata Good.

"Kau benar" kata Ben.

"Kita tak punya uang banyak untuk membayar makanan ini" kata Jun.

 Jun baru datang setelah mengantar makanan pesanan dari beberapa pelanggan dengan motor yang disediakan oleh Nenek dari anaknya tadi pagi. Ini adalah hari pertama ia bekerja ditempat yang sama dengan Bling.

"Tadi Kakek Bling datang dan memesan semua ini untuk kita" kata Ben yang datang lebih awal. 

 Dia melihat dan mengobrol dengan Presdir Ma.

 Bling mengambil piring dan nasi menaruh di atas meja bersama lauk pauk disana.

"Aku akan membantumu?" Kata Jun.

 Mereka berempat menikmati makan malam bersama didalam toko bersama dengan Nenek juga tak lupa Bling mempersilahkan ia duduk bergabung bersama.

 Sebelum makan malam bersama saat Jun mengantar salah satu paket makanan yang beralamat di suatu tempat dimana Jun tahu siapa pemilik alamat tersebut.

"Paket kami dari Toko Makan Sehat" kata Jun menyapa diluar pintu rumah.

 Tak ada jawaban kemudian dia mengetuk pintu kembali.

 Keluar seseorang yang tidak ia duga ada di dalam sana.

"Sammy?" kata Jun terkejut.

 Jun masih memakai masker saat itu.

"Paket?" tanya Sammy.

 Jun memberikan makanan yang Sammy pesan kepadanya.

 Setelah makanan sudah berada ditangan Sammy. Dia membuka masker, dan berkata "Aku teman Ben, Jun?".

"Oh, maafkan aku. Jangan incar aku ataupun mengatakan keberadaan ku disini pada Ben" kata Sammy.

"Kapan kau kembalikan uang kami?" tanya Jun.

"Sungguh aku tidak punya uang, kau tahu itu" Jawab Sammy.

"Ben sangat menyukaimu, dan dia akan memaafkanmu. Jika kau minta maaf padanya dan takkan mengulang kesalahanmu" kata Jun.

"Kau tak marah padaku?" tanya Sammy.

"Aku marah karena uang kita hilang. Tapi, kami tahu keadaan keluargamu" kata Jun.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!