Chapter 15: Aku selalu baik-baik saja.
Di dekat lapangan basket Jun sedang berjalan di antara siswa dan siswi yang baru keluar kelas mencari sahabatnya. Situasi belum terlalu ramai remaja ini dengan jemari tangan kanan memasukkan sedikit tangannya kedalam saku celana abu-abunya.
Jun mendapatkan satu notifikasi pesan, dia melihat ponsel yang ia pegang di tangan kiri kemudian memindahkan ke tangan kanan.
Sammy berada tidak jauh dari Jimmy yang sedang menjalani hukuman dari wali kelasnya di lapangan sepakbola sekolah.
Satu pesan masuk kedalam ponselnya dan Sammy membuka serta membacanya saat itu juga.
Dibawah atap kelas di lantai pertama di kelas sepuluh jauh kelas Red, berjarak lima belas meter dari Good di area lapangan basket sekolah. Red ada disana memperhatikan remaja itu. Red membaca pesan dari cucu Nenek pemilik Toko Makan Sehat sama halnya dengan yang diterima oleh Jun dan Sammy.
Ketiganya telah membaca pesan yang sama yang mereka terima tadi. Kemudian melanjutkan aktivitas mereka.
"Kau tidak haus?" tanya Sammy pada Jimmy.
Jimmy tidak berhenti dari larinya karena tahu ia baru dua putaran lari keliling lapangan.
"Untuk apa dia disana, jelas-jelas dia selalu jadi bahan permainan?" kata Ben berbicara tentang Sammy.
Ben duduk dibangku panjang tidak jauh dengan kantin sekolah dan tidak jauh juga dengan lapangan sepakbola tempat Jimmy menjalani hukuman. Ben sedang memakan kudapan dan camilan.
Bee membawa banyak sekali kudapan dan cemilan yang ia beli di meja depan Ben.
"Ada apa dengan wajahmu. Cemberut banget" kata Bee.
"Kau tidak makan kudapan itu. Kenapa kamu membelinya?" tanya Ben.
"Ini semua untukmu" kata Bee.
"Terima kasih" kata Ben mengambil kudapan dari Bee.
Setelah beberapa menit mencari Good, akhirnya dia menemukan Good.
Dari arah yang berbeda Red di sisi kiri sedangkan Jun di sisi kanan. Jun melihat Red yang belum berhenti memperhatikan Good dari arah belakang. Jun berjalan tenang kearah Red.
"Akhirnya, aku menemukanmu" kata Jun berbicara di samping Red.
"Iya. Aku disini" kata Red.
"Aku akan kesana" kata Jun.
Red menahan langkah kaki Jun dengan memegang pergelangan tangan kanan Jun.
Jun berbalik menatap Red.
"Biarkan dia sendiri. Kita tahu dia remaja tangguh" kata Red.
Jun berhenti melangkahkan kakinya menuju ke arah Good dan kembali disisi Red memperhatikan remaja itu dari jauh.
Ben baru teringat akan sesuatu lebih penting dari ini. Dia langsung membawa makanan miliknya dan milik Bee.
"Ikut aku!" kata Ben.
"Kemana?" tanya Bee.
"Ikut saja!" kata Ben.
Bee mengikuti Ben berlari.
Ben yang sudah mendapatkan informasi dari seseorang yang ia anggap sahabat yang dulu berada dalam geng yang sama dalam tim tawuran yang bubar masih dalam satu sekolah.
"Jun kau lupa teman kita tidak boleh tidak sarapan pagi. Kemana dia?" tanya Ben.
"Tenanglah. Sekarang sudah ada Red disana membawa makanan untuknya" kata Jun.
"Terserah kamu. Tapi, setidaknya kita harus menemui Good saat ini" kata Ben.
Ben berjalan menuruni anak tangga depan kelas sepuluh menuju lapangan basket.
"Apa yang kau tunggu, cepatlah!" kata Ben bersama Bee.
Jun agak ragu untuk menghibur Good.
"Kau egois sekali. Kau terlalu cemburu pada sahabatmu sendiri" kata Ben lalu ia menuruni anak tangga dalam baris yang sama seperti Ben tadi lewati.
Good belum mau bicara saat mereka terus mengajaknya tertawa bersama.
"Kamu bukan anak kecil lagi. Akhiri semua itu?" kata Jun.
Jun duduk di sebelah kiri Good.
"Semua ini tak ada masalahnya denganmu" kata Good.
Good pergi meninggalkan teman-temannya.
"Jangan kejar dia. Jika kau mengejar berarti kau menyukainya!" kata Jun.
Red tetap pergi meninggalkan Jun.
"Kau mendengarku kan, berhenti!" kata Jun.
Red tak pedulikan perintah Jun.
"Aku tidak mengerti permasalahan mereka?" tanya Ben.
"Kita lanjutkan makan semua ini" kata Bee.
Jun tak mau Red melakukan hal yang ia anggap merugikan untuk seorang wanita.
"Jangan seperti ini. Meski kau tidak memilihku" kata Jun.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Red.
Dia mulai sedikit tahu karakter asli orang yang ia anggap sahabat dekatnya.
Malam saat Flow diantar pulang kerumah oleh Bob didalam mobil di baris kedua kursi kendaraan pribadi Bob.
"Kita harus lebih sabar menghadapi anak itu. Jika kita ingin lebih kenal dengannya" kata Bob.
"Ada apa dengan anak itu. Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Flow.
"Setelah adikmu meninggal dalam kecelakaan setahun yang lalu. Dia sudah banyak berubah" kata Bob.
"Kulihat dia baik-baik saja" kata Flow.
"Itu karena ketika bersamamu" kata Bob.
"Dia tak cerita apa-apa padaku" kata Flow.
"Itu karena tak ingin membuatmu sedih" kata Bob.
"Terkadang dia baik. Terkadang dia jahat apapun itu. Dia tidak terduga" kata Bob.
"Aku sama sekali tak menyadari itu" kata Flow.
"Yang kutakutkan. Dia akan menyalahgunakan kecerdasan dijalan yang salah" kata Bob.
"Situasinya seburuk itu?" tanya Flow.
"Dan akhir-akhir ini laporan dari bawahan ku tentang Jun jauh berbeda saat mulai mengenal Red. Aku bersyukur mendengar itu" kata Bob.
"Apa orangtuanya tahu?" tanya Flow.
"Mereka belum paham apa yang dirasakan oleh Jun. Mungkin karena sibuk bekerja" kata Bob.
"Maksudmu, aku juga harus berhati-hati dengan Jun?" tanya Flow.
"Bukan itu maksudku tapi aku takut dia berubah tidak seperti yang kita kenal" kata Bob.
Jun pergi dan ia ingin belajar mandiri dari semua harta milik orangtuanya itu. Mungkin jika orang-orang menilai dia sedang berbohong dia tidak suka uang, jawabannya adalah aku memang sedang berbohong.
"Berhenti disana. Aku takkan pergi dengan kamu ataupun Good" kata Red.
Red pergi.
"Kacau" kata Bling melihat kondisi ini.
Pulang sekolah Red langsung pergi tanpa siapapun dia pergi diantara teman-temannya yang lain. Tanpa berlari dia jelas menghindari Jun dan Good dibelakang mereka.
Ben diantara Jun dan Good yang sedikit berselisih paham.
Sammy tentu bersama Jimmy kedua remaja ini tak tahu menahu permasalahan yang terjadi pada Red, Jun dan Good.
Red ingin cepat pergi pulang dan bekerja, apa yang terjadi tak ada idol terkenal yang Red tahu. Siapa yang sedang menjadi bahan kekaguman teman-temannya saat ini.
"Lihat. Lihat aku!" kata seorang remaja pria yang satu tahun lebih dewasa dari usianya.
Red menganggap seperti bertemu teman yang tidak ingin dijadikan teman lagi.
"Aku sedang marah" kata Red.
"Jangan katakan itu. Kau tak merindukan sahabatmu ini" kata Ran.
"Aku takkan ikut denganmu. Aku harus bekerja" kata Red.
"Jam kerjamu masih satu jam lagi. Ayo kita makan siang bersama" kata Ran.
Jun dan Good melihat ini.
"Luar biasa" kata Ben.
"Sorry. Jun, aku telah berbuat salah" kata Good.
"Sorry. Aku juga terlalu emosional" kata Jun.
Jimmy dan Sammy melewati ketiga remaja ini untuk menyeberang jalan.
"Pemenang. Apa dia sudah menjadi pemenang?" tanya Jimmy dalam hatinya tersembunyi.
Jimmy sangat marah sebenarnya saat melewati Red sedang bersama Ran padahal dia sudah berada jauh dari keduanya.
"Ayo kita pergi" kata Ran.
Red dipersilahkan masuk ke mobil Ran.
"Kau ingin makan apa?" tanya Ran pada Red.
"Aku ingin menu vegetarian" kata Red.
"Ok" jawab Ran.
Jimmy tak banyak bicara lagi saat bersama Sammy gadis ini sungguh sudah tak ingin memperpanjang hubungan percintaan yang ia anggap membuang waktu itu.
"Sampai kapanpun aku tetap bersamamu. Aku takkan pernah berarti apapun" kata Sammy bicara dalam diam.
"Ayo kita putus?" kata Sammy.
Jimmy menepikan motornya. Sammy langsung turun dari motor Jimmy lalu melepas helm milik Jimmy.
"Kau sudah lelah denganku?" tanya Jimmy.
"Tidak" jawab Sammy.
"Lalu apa?" tanya Jimmy berteriak keras kepada Sammy didepan umum seperti biasa.
Teriakan Jimmy menjadi pusat perhatian orang-orang disana dan tindakan yang tak terpuji akan segera dilakukan oleh Jimmy kepada Sammy.
"Kau takkan pernah bisa menamparku" kata Sammy menahan tangan Jimmy yang akan menampar gadis ini.
Sammy menaruh helm milik Jimmy diatas motornya dan segera pergi meninggalkan mantan pacarnya itu.
Berteriak.
"Dasar kau ******!" kata Jimmy pada Sammy.
"Bugggggg!"
Helm yang ia pegang saat ini mendarat di kepala Sammy.
Orang-orang disana berteriak melihat ini. Sammy berdiri sekuat tenaga dan mengambil helm milik Jimmy yang jatuh di bawah lalu memukulkan balik kepada Jimmy.
"Buggggg!"
Persis mengenai wajah Jimmy.
Teriakan orang-orang disana kembali terjadi.
Jimmy lupa bahwa Sammy juga salah satu atlet bela diri satu tingkat dibawah Jun.
Sudah bisa dibaca perkelahian seperti apa yang sedang berlangsung antara Sammy dan Jimmy. Perkelahian keduanya tak terelakkan menjadi tontonan orang-orang disana.
Jun yang baru saja turun dari bus bersama Good dalam perjalanan yang sama berdua tentu melihat ini dengan jelas karena tempat perhentian bus hanya berjarak sepuluh meter dari tempat mereka berdua berkelahi.
Jun dan Good memisahkan mereka berdua yang penuh amarah.
"Apa-apaan kalian. Berhenti!" kata Jun.
Good menahan Sammy yang tak terima dengan perlakuan Jimmy padanya selama ini yang menumpuk tak bisa ia ungkapkan.
Jun lebih menahan Jimmy yang tak mau salah dan merasa paling hebat.
"Jangan berulah disini!" kata Jun.
"Jangan ikuti kami!" kata Jun lagi.
Good dan Jun membawa Sammy pergi kerumah sakit untuk menolong Sammy yang penuh luka berdarah di kepala dan bagian tubuh lain akibat berkelahi dengan Jimmy barusan.
"Ini cukup untuk menghambat pendarahan di kepala mu" kata Good.
Good memberikan sapu tangan abu abu miliknya kepada Sammy.
Jimmy tak mungkin melaporkan kejadian ini kepada polisi karena orangtuanya sudah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jimmy. Hal ini membuat bodyguard Jimmy tak mau ambil pusing dengan perkelahian mereka berdua dan yang pasti dia tahu kalau Sammy takkan kalah karena dia salah satu muridnya.
"Seharusnya aku bisa membuat ia terluka lebih dari itu" kata Si Hantu bergaun hitam.
Jimmy membanting helmnya dengan keras dan berteriak marah-marah. Wajahnya habis ditinju oleh kekuatan Sammy dan hantu yang merasukinya tadi.
Untuk apa bodyguard Jimmy datang kesana yang ada di pikiran bodyguard Jimmy adalah dia pasti akan menyalahkan dirinya dengan seenaknya sendiri.
"Apa kita selalu jadi penonton mereka?" tanya Bling kepada Hera.
"Lalu untuk apa kita ada disini, kita ibarat figuran yang buang-buang uang saja" kata Hera.
"Aku pernah berpikir seperti itu tapi aku yakin semua makhluk didunia terlahir dengan misinya masing-masing" kata Bling.
"Aku senang punya teman bijaksana sepertimu" kata Hera.
"Itu kalimat yang ku baca di buku milik Red" kata Bling.
Orang-orang sudah mulai bubar dari pertunjukan tadi dipinggir jalan. Jimmy sudah mulai mengambil helmnya yang tadi terlepas dan helm miliknya yang tadi dipakai oleh Sammy. Dia akan menaiki motornya itu.
Bodyguard Jimmy datang.
"Kau perlu ke rumah sakit?" tanya Bodyguard Jimmy.
Jimmy dengan tatapan datar tak bicara dan tatapan yang sudah tak peduli dengan siapapun. Pergi.
"Anak itu sudah tahu. Kalau aku selalu basa-basi dengannya" kata Bodyguard Jimmy.
Red membawa Ran ke tempat kerjanya yang baru di toko cabang dari Toko Makan Sehat lain berbeda dari sebelumnya.
"Disini tempat kerjaku, kita makan disini?" tanya Red.
"Tak masalah" kata Ran.
Ran sudah memesan menu vegetarian kesukaan Red maklum dia sudah berteman sejak sekolah dasar terlihat natural gaya bicara mereka.
"Warung belum buka. Tak apa menunggu sebentar" kata salah satu karyawan di toko itu.
"Ok" kata Ran.
"Terimakasih" jawab karyawan yang akan menjadi teman kerja Red.
Red sudah terbiasa dengan gaya bersosialisasi Ran.
Toko belum buka tapi jika ada pelanggan yang datang lebih awal dari jam penjualan dimulai karyawan-karyawan disana dengan senang hati melayani pembeli pembeli yang datang.
Empat puluh lima menit lagi toko baru akan dibuka.
"Itu pasti sakit. Darah dari kepala mu terus mengalir" kata Jun.
"Aku juga sakit Jun" kata Good.
"Aku bukan sedang merayu. Aku benar-benar sedang peduli" kata Jun.
"Dia juga belum berubah masih seperti Sammy yang dulu" kata Good.
"Apa aku harus menghubungi Ben?" tanya Good.
"Kenapa kau sekarang makin usil?" tanya Sammy sambil menahan lebam di pipinya.
"Ini beneran. Aku akan menelepon Ben" kata Good.
"Jangan-jangan kalian tahu dia seperti apa. Super" kata Sammy.
Sammy sejak masuk ke dalam taksi dalam perjalanan ke rumah sakit selalu diajak bercanda oleh kedua siswa teman kelasnya itu. Driver taksi jadi ikutan tertawa dengan gaya obrolan yang mereka buat.
Jimmy juga pergi kerumah sakit dengan motornya sendiri dengan terus mendapat pantauan dari Bodyguard Jimmy.
"Aku pikir dia masih baik-baik saja. Dia kan pria, itu tak seberapa dari luka hasil tawuran jauh-jauh hari" kata Bodyguard Jimmy yang mendapatkan informasi ini dari Bodyguard Jimmy sebelum ia menerima pekerjaan ini.
Kabar baik untuk Sammy saat berada di ruang unit gawat darurat. Dokter mengatakan hasil pemeriksaan sementara bahwa setelah mendapatkan pertolongan Sammy bisa langsung pulang.
Mengenai hasil pemeriksaan dibagian kepala Sammy harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium seminggu lagi.
"Kau yakin tak apa berangkat kerja?" tanya Good.
"Aku juga harus makan" jawab Sammy.
"Dia akan tetap kerja" kata Jun.
"Aku akan panggilkan taksi lagi untukmu" kata Good.
Good memesan taksi online lewat aplikasi di dalam ponsel untuk Sammy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments