Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja

Chapter 15: Aku selalu baik-baik saja.

 Di dekat lapangan basket Jun sedang berjalan di antara siswa dan siswi yang baru keluar kelas mencari sahabatnya. Situasi belum terlalu ramai remaja ini dengan jemari tangan kanan memasukkan sedikit tangannya kedalam saku  celana abu-abunya.

 Jun mendapatkan satu notifikasi pesan, dia melihat ponsel yang ia pegang di tangan kiri kemudian memindahkan ke tangan kanan.

 Sammy berada tidak jauh dari Jimmy yang sedang menjalani hukuman dari wali kelasnya di lapangan sepakbola sekolah.

 Satu pesan masuk kedalam ponselnya dan Sammy membuka serta membacanya saat itu juga.

 Dibawah atap kelas di lantai pertama di kelas sepuluh jauh kelas Red, berjarak lima belas meter dari Good di area lapangan basket sekolah. Red ada disana memperhatikan remaja itu. Red membaca pesan dari cucu Nenek pemilik Toko Makan Sehat sama halnya dengan yang diterima oleh Jun dan Sammy.

 Ketiganya telah membaca pesan yang sama yang mereka terima tadi. Kemudian melanjutkan aktivitas mereka.

"Kau tidak haus?" tanya Sammy pada Jimmy.

 Jimmy tidak berhenti dari larinya karena tahu ia baru dua putaran lari keliling lapangan.

"Untuk apa dia disana, jelas-jelas dia selalu jadi bahan permainan?" kata Ben berbicara tentang Sammy.

 Ben duduk dibangku panjang tidak jauh dengan kantin sekolah dan tidak jauh juga dengan lapangan sepakbola tempat Jimmy menjalani hukuman. Ben sedang memakan kudapan dan camilan.

 Bee membawa banyak sekali kudapan dan cemilan yang ia beli di meja depan Ben.

"Ada apa dengan wajahmu. Cemberut banget" kata Bee.

"Kau tidak makan kudapan itu. Kenapa kamu membelinya?" tanya Ben.

"Ini semua untukmu" kata Bee.

"Terima kasih" kata Ben mengambil kudapan dari Bee.

 Setelah beberapa menit mencari Good, akhirnya dia menemukan Good.

 Dari arah yang berbeda Red di sisi kiri sedangkan Jun di sisi kanan. Jun melihat Red yang belum berhenti memperhatikan Good dari arah belakang. Jun berjalan tenang kearah Red.

"Akhirnya, aku menemukanmu" kata Jun berbicara di samping Red.

"Iya. Aku disini" kata Red.

"Aku akan kesana" kata Jun.

 Red menahan langkah kaki Jun dengan memegang pergelangan tangan kanan Jun.

 Jun berbalik menatap Red.

"Biarkan dia sendiri. Kita tahu dia remaja tangguh" kata Red.

 Jun berhenti melangkahkan kakinya menuju ke arah Good dan kembali disisi Red memperhatikan remaja itu dari jauh.

 Ben baru teringat akan sesuatu lebih penting dari ini. Dia langsung membawa makanan miliknya dan milik Bee.

"Ikut aku!" kata Ben.

"Kemana?" tanya Bee.

"Ikut saja!" kata Ben.

 Bee mengikuti Ben berlari.

 Ben yang sudah mendapatkan informasi dari seseorang yang ia anggap sahabat yang dulu berada dalam geng yang sama dalam tim tawuran yang bubar masih dalam satu sekolah.

"Jun kau lupa teman kita tidak boleh tidak sarapan pagi. Kemana dia?" tanya Ben.

"Tenanglah. Sekarang sudah ada Red disana membawa makanan untuknya" kata Jun.

"Terserah kamu. Tapi, setidaknya kita harus menemui Good saat ini" kata Ben.

 Ben berjalan menuruni anak tangga depan kelas sepuluh menuju lapangan basket.

"Apa yang kau tunggu, cepatlah!" kata Ben bersama Bee.

 Jun agak ragu untuk menghibur Good.

"Kau egois sekali. Kau terlalu cemburu pada sahabatmu sendiri" kata Ben lalu ia menuruni anak tangga dalam baris yang sama seperti Ben tadi lewati.

 Good belum mau bicara saat mereka terus mengajaknya tertawa bersama.

"Kamu bukan anak kecil lagi. Akhiri semua itu?" kata Jun.

 Jun duduk di sebelah kiri Good.

"Semua ini tak ada masalahnya denganmu" kata Good.

 Good pergi meninggalkan teman-temannya.

"Jangan kejar dia. Jika kau mengejar berarti kau menyukainya!" kata Jun.

Red tetap pergi meninggalkan Jun.

"Kau mendengarku kan, berhenti!" kata Jun.

 Red tak pedulikan perintah Jun.

"Aku tidak mengerti permasalahan mereka?" tanya Ben.

"Kita lanjutkan makan semua ini" kata Bee.

 Jun tak mau Red melakukan hal yang ia anggap merugikan untuk seorang wanita.

"Jangan seperti ini. Meski kau tidak memilihku" kata Jun.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Red.

 Dia mulai sedikit tahu karakter asli orang yang ia anggap sahabat dekatnya.

 Malam saat Flow diantar pulang kerumah oleh Bob didalam mobil di baris kedua kursi kendaraan pribadi Bob.

"Kita harus lebih sabar menghadapi anak itu. Jika kita ingin lebih kenal dengannya" kata Bob.

"Ada apa dengan anak itu. Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Flow.

"Setelah adikmu meninggal dalam kecelakaan setahun yang lalu. Dia sudah banyak berubah" kata Bob.

"Kulihat dia baik-baik saja" kata Flow.

"Itu karena ketika bersamamu" kata Bob.

"Dia tak cerita apa-apa padaku" kata Flow.

"Itu karena tak ingin membuatmu sedih" kata Bob.

"Terkadang dia baik. Terkadang dia jahat apapun itu. Dia tidak terduga" kata Bob.

"Aku sama sekali tak menyadari itu" kata Flow.

"Yang kutakutkan. Dia akan menyalahgunakan kecerdasan dijalan yang salah" kata Bob.

"Situasinya seburuk itu?" tanya Flow.

"Dan akhir-akhir ini laporan dari bawahan ku tentang Jun jauh berbeda saat mulai mengenal Red. Aku bersyukur mendengar itu" kata Bob.

"Apa orangtuanya tahu?" tanya Flow.

"Mereka belum paham apa yang dirasakan oleh Jun. Mungkin karena sibuk bekerja" kata Bob.

"Maksudmu, aku juga harus berhati-hati dengan Jun?" tanya Flow.

"Bukan itu maksudku tapi aku takut dia berubah tidak seperti yang kita kenal" kata Bob.

 Jun pergi dan ia ingin belajar mandiri dari semua harta milik orangtuanya itu. Mungkin jika orang-orang menilai dia sedang berbohong dia tidak suka uang, jawabannya adalah aku memang sedang berbohong.

"Berhenti disana. Aku takkan pergi dengan kamu ataupun Good" kata Red.

 Red pergi.

"Kacau" kata Bling melihat kondisi ini.

 Pulang sekolah Red langsung pergi tanpa siapapun dia pergi diantara teman-temannya yang lain. Tanpa berlari dia jelas menghindari Jun dan Good dibelakang mereka.

 Ben diantara Jun dan Good yang sedikit berselisih paham.

 Sammy tentu bersama Jimmy kedua remaja ini tak tahu menahu permasalahan yang terjadi pada Red, Jun dan Good.

 Red ingin cepat pergi pulang dan bekerja, apa yang terjadi tak ada idol terkenal yang Red tahu. Siapa yang sedang menjadi bahan kekaguman teman-temannya saat ini.

"Lihat. Lihat aku!" kata seorang remaja pria yang satu tahun lebih dewasa dari usianya.

 Red menganggap seperti bertemu teman yang tidak ingin dijadikan teman lagi.

"Aku sedang marah" kata Red.

"Jangan katakan itu. Kau tak merindukan sahabatmu ini" kata Ran.

"Aku takkan ikut denganmu. Aku harus bekerja" kata Red.

"Jam kerjamu masih satu jam lagi. Ayo kita makan siang bersama" kata Ran.

 Jun dan Good melihat ini.

"Luar biasa" kata Ben.

"Sorry. Jun, aku telah berbuat salah" kata Good.

"Sorry. Aku juga terlalu emosional" kata Jun.

 Jimmy dan Sammy melewati ketiga remaja ini untuk menyeberang jalan.

"Pemenang. Apa dia sudah menjadi pemenang?" tanya Jimmy dalam hatinya tersembunyi.

 Jimmy sangat marah sebenarnya saat melewati Red sedang bersama Ran padahal dia sudah berada jauh dari keduanya.

"Ayo kita pergi" kata Ran.

 Red dipersilahkan masuk ke mobil Ran.

"Kau ingin makan apa?" tanya Ran pada Red.

"Aku ingin menu vegetarian" kata Red.

"Ok" jawab Ran.

 Jimmy tak banyak bicara lagi saat bersama Sammy gadis ini sungguh sudah tak ingin memperpanjang hubungan percintaan yang ia anggap membuang waktu itu.

"Sampai kapanpun aku tetap bersamamu. Aku takkan pernah berarti apapun" kata Sammy bicara dalam diam.

"Ayo kita putus?" kata Sammy.

 Jimmy menepikan motornya. Sammy langsung turun dari motor Jimmy lalu melepas helm milik Jimmy.

"Kau sudah lelah denganku?" tanya Jimmy.

"Tidak" jawab Sammy.

"Lalu apa?" tanya Jimmy berteriak keras kepada Sammy didepan umum seperti biasa.

 Teriakan Jimmy menjadi pusat perhatian orang-orang disana dan tindakan yang tak terpuji akan segera dilakukan oleh Jimmy kepada Sammy.

"Kau takkan pernah bisa menamparku" kata Sammy menahan tangan Jimmy yang akan menampar gadis ini.

 Sammy menaruh helm milik Jimmy diatas motornya dan segera pergi meninggalkan mantan pacarnya itu.

 Berteriak.

"Dasar kau ******!" kata Jimmy pada Sammy.

"Bugggggg!"

 Helm yang ia pegang saat ini mendarat di kepala Sammy.

 Orang-orang disana berteriak melihat ini. Sammy berdiri sekuat tenaga dan mengambil helm milik Jimmy yang jatuh di bawah lalu memukulkan balik  kepada Jimmy.

"Buggggg!"

 Persis mengenai wajah Jimmy.

 Teriakan orang-orang disana kembali terjadi. 

 Jimmy lupa bahwa Sammy juga salah satu atlet bela diri satu tingkat dibawah Jun.

 Sudah bisa dibaca perkelahian seperti apa yang sedang berlangsung antara Sammy dan Jimmy. Perkelahian keduanya tak terelakkan menjadi tontonan orang-orang disana.

 Jun yang baru saja turun dari bus bersama Good dalam perjalanan yang sama berdua tentu melihat ini dengan jelas karena tempat perhentian bus hanya berjarak sepuluh meter dari tempat mereka berdua berkelahi.

 Jun dan Good memisahkan mereka berdua yang penuh amarah.

"Apa-apaan kalian. Berhenti!" kata Jun.

 Good menahan Sammy yang tak terima dengan perlakuan Jimmy padanya selama ini yang menumpuk tak bisa ia ungkapkan.

 Jun lebih menahan Jimmy yang tak mau salah dan merasa paling hebat.

"Jangan berulah disini!" kata Jun.

"Jangan ikuti kami!" kata Jun lagi.

 Good dan Jun membawa Sammy pergi kerumah sakit untuk menolong Sammy yang penuh luka berdarah di kepala dan bagian tubuh lain akibat berkelahi dengan Jimmy barusan.

"Ini cukup untuk menghambat pendarahan di kepala mu" kata Good.

  Good memberikan sapu tangan abu abu miliknya kepada Sammy.

 Jimmy tak mungkin melaporkan kejadian ini kepada polisi karena orangtuanya sudah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jimmy. Hal ini membuat bodyguard Jimmy tak mau ambil pusing dengan perkelahian mereka berdua dan yang pasti dia tahu kalau Sammy takkan kalah karena dia salah satu muridnya.

"Seharusnya aku bisa membuat ia terluka lebih dari itu" kata Si Hantu bergaun hitam.

 Jimmy membanting helmnya dengan keras dan berteriak marah-marah. Wajahnya habis ditinju oleh kekuatan Sammy dan hantu yang merasukinya tadi.

 Untuk apa bodyguard Jimmy datang kesana  yang ada di pikiran bodyguard Jimmy adalah dia pasti akan menyalahkan dirinya dengan seenaknya sendiri.

"Apa kita selalu jadi penonton mereka?" tanya Bling kepada Hera.

"Lalu untuk apa kita ada disini, kita ibarat figuran yang buang-buang uang saja" kata Hera.

"Aku pernah berpikir seperti itu tapi aku yakin semua makhluk didunia terlahir dengan misinya masing-masing" kata Bling.

"Aku senang punya teman bijaksana sepertimu" kata Hera.

"Itu kalimat yang ku baca di buku milik Red" kata Bling.

 Orang-orang sudah mulai bubar dari pertunjukan tadi dipinggir jalan. Jimmy sudah mulai mengambil helmnya yang tadi terlepas dan helm miliknya yang tadi dipakai oleh Sammy. Dia akan menaiki motornya itu.

 Bodyguard Jimmy datang.

"Kau perlu ke rumah sakit?" tanya Bodyguard Jimmy.

 Jimmy dengan tatapan datar tak bicara dan tatapan yang sudah tak peduli dengan siapapun. Pergi.

"Anak itu sudah tahu. Kalau aku selalu basa-basi dengannya" kata Bodyguard Jimmy.

 Red membawa Ran ke tempat kerjanya yang baru di toko cabang dari Toko Makan Sehat lain berbeda dari sebelumnya.

"Disini tempat kerjaku, kita makan disini?" tanya Red.

"Tak masalah" kata Ran.

 Ran sudah memesan menu vegetarian kesukaan Red maklum dia sudah berteman sejak sekolah dasar terlihat natural gaya bicara mereka.

"Warung belum buka. Tak apa menunggu sebentar" kata salah satu karyawan di toko itu.

"Ok" kata Ran.

"Terimakasih" jawab karyawan yang akan menjadi teman kerja Red.

 Red sudah terbiasa dengan gaya bersosialisasi Ran.

 Toko belum buka tapi jika ada pelanggan yang datang lebih awal dari jam penjualan dimulai karyawan-karyawan disana dengan senang hati melayani pembeli pembeli yang datang.

 Empat puluh lima menit lagi toko baru akan dibuka.

"Itu pasti sakit. Darah dari kepala mu terus mengalir" kata Jun.

"Aku juga sakit Jun" kata Good.

"Aku bukan sedang merayu. Aku benar-benar sedang peduli" kata Jun.

"Dia juga belum berubah masih seperti Sammy yang dulu" kata Good.

"Apa aku harus menghubungi Ben?" tanya Good.

"Kenapa kau sekarang makin usil?" tanya Sammy sambil menahan lebam di pipinya.

"Ini beneran. Aku akan menelepon Ben" kata Good.

"Jangan-jangan kalian tahu dia seperti apa. Super" kata Sammy.

 Sammy sejak masuk ke dalam taksi dalam perjalanan ke rumah sakit selalu diajak bercanda oleh kedua siswa teman kelasnya itu. Driver taksi jadi ikutan tertawa dengan gaya obrolan yang mereka buat.

 Jimmy juga pergi kerumah sakit dengan motornya sendiri dengan terus mendapat pantauan dari Bodyguard Jimmy.

"Aku pikir dia masih baik-baik saja. Dia kan pria, itu tak seberapa dari luka hasil tawuran jauh-jauh hari" kata Bodyguard Jimmy yang mendapatkan informasi ini dari Bodyguard Jimmy sebelum ia menerima pekerjaan ini.

 Kabar baik untuk Sammy saat berada di ruang unit gawat darurat. Dokter mengatakan hasil pemeriksaan sementara bahwa setelah mendapatkan pertolongan Sammy bisa langsung pulang.

 Mengenai hasil pemeriksaan dibagian kepala Sammy harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium seminggu lagi.

"Kau yakin tak apa berangkat kerja?" tanya Good.

"Aku juga harus makan" jawab Sammy.

"Dia akan tetap kerja" kata Jun.

"Aku akan panggilkan taksi lagi untukmu" kata Good.

 Good memesan taksi online lewat aplikasi di dalam ponsel untuk Sammy.

Episodes
1 Chapter 1 : Sweet Pea.
2 Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3 Chapter 3: Untuk hari ini.
4 Chapter 4: Hello. Everybody!.
5 Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6 Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7 Chapter 7: Cool Down Your Room
8 Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9 Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10 Chapter 10: Me and Dream.
11 Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12 Chapter 12: Bukan Tipeku.
13 Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14 Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15 Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16 Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17 Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18 Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19 Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20 Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21 Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22 Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23 Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24 Chapter 24: I Believe
25 Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26 Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27 Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28 Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29 Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30 Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31 Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32 Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33 Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34 Chapter 34: Blue Water.
35 Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36 Chapter 36: Summer Beach
37 Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38 Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39 Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40 Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41 Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42 Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43 Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44 Chapter 44: Kita Berbohong?
45 Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46 Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47 Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48 Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49 Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50 Chapter 50: Walking In The Road
51 Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52 Chapter 52: Darling
53 Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54 Chapter 54: People And People
55 Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56 Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57 Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58 Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59 Chapter 59: Sparkling Friends
60 Chapter 60: Teman Ya
61 Chapter 61: Aku datang Temanku
62 Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63 Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64 Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65 Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66 Chapter 66: Good Boy
67 Chapter 67: Not Bad Love You
68 Chapter 68: Dua Wajah
69 Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70 Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71 Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72 Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73 Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74 Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75 Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76 Chapter 76: You are The Winner
77 Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78 Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79 Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80 Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81 Chapter 81: Tomorrow?
82 Chapter 82: We Go Up.
83 Chqpter 83: Baby Only You.
84 Chapter 84: Pemilik Rumah
85 Chapter 85: Mystery Box
86 Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87 Chapter 87: With You
88 Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89 Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90 Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91 Chapter 91: The Island
92 Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93 Chapter 93: I am so sorry but I love you
94 Chapter 94: I can't forget you
95 Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96 Chapter 96: Sniper
97 Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98 Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99 Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100 Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101 Chapter 101: Mulai Curiga.
102 Chapter 102: Bukan Bad Boy
103 Chapter 103: Someday, Me and You
104 Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105 Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106 Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107 Chapter 107: Diamonds Heart.
108 Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109 Chapter 109: Will it be forgotten?
110 Chapter 110: A little piece of love.
111 Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112 Chapter 112: Reflection of you.
113 Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114 Chapter 114: Please Stay With Me.
115 Chapter 115: Sweet Night.
116 Chapter 116: Listen Me
117 Chapter 117: Mungkin Angker?.
118 Chapter 118: Stay.
119 Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120 Chapter 120: Zig Zag.
121 Chapter 121: Dia bukan dia?.
122 Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123 Chapter 123: No Alone.
124 Chapter 124: Tidak Pergi?.
125 Chapter 125: Mungkin saja dia.
126 Chapter 126: Mengikuti Arah.
127 Chapter 127: Matahari Terbenam.
128 Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129 Chapter 129: Smile Again.
130 Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131 Chapter 131: Dia ada disini.
132 Chapter 132: Not Manipulative.
133 Chapter 133: Siapa mereka?.
134 Chapter 134: Diamonds in a desert.
135 Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136 Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137 Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138 Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139 Chapter 139: Soulmate.
140 Chapter 140: Where did you go wrong?.
141 Chapter 141: Dia Cantik.
142 Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143 Chapter 143: Satu banding seratus.
144 Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145 Chapter 145: Faster and Easier.
146 Chapter 146: Histeris.
147 Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148 Chapter 148: Magic and Love. The end.
149 Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150 Chapter 150: Soaring Higher.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Sweet Pea.
2
Chapter 2 : Masa aku harus bilang aku hantu.
3
Chapter 3: Untuk hari ini.
4
Chapter 4: Hello. Everybody!.
5
Chapter 5: Dia hanya baik, tidak suka.
6
Chapter 6: Kita masih bisa berteman kan?.
7
Chapter 7: Cool Down Your Room
8
Chapter 8: Apa yang terjadi. Bertahanlah!.
9
Chapter 9: Benarkah. Dia kembali?.
10
Chapter 10: Me and Dream.
11
Chapter 11: Dia selalu bertahan dalam hidup
12
Chapter 12: Bukan Tipeku.
13
Chapter 13: Apakah temanku juga Pangeran?.
14
Chapter 14: Cerita hari ini di sekolah.
15
Chapter 15: Aku Selalu Baik-baik Saja
16
Chapter 16: Buket Bunga untuk Sang Kekasih
17
Chapter 17: Katanya, Bumi itu Luas.
18
Chapter 18: Sinyal Pernyataan Cinta
19
Chapter 19: Dimensi untuk Pemeran Utama
20
Chapter 20: Suara Hantu Itu.
21
Chapter 21: Jika Kamu Bertemu dengan Hantu?
22
Chapter 22: Hadiah di sore hari.
23
Chapter 23: Ada hantu di sebelahmu!.
24
Chapter 24: I Believe
25
Chapter 25: Jangan Ganggu Dia!.
26
Chapter 26: Kenapa dan kenapa?.
27
Chapter 27: Dunia Baru untuk Kakak Ku
28
Chapter 28: Ada apa dengan Sahabat Ku?
29
Chapter 29: Kamu Spesial untuk Ku
30
Chapter 30: Aku Ingat Wajah mu.
31
Chapter 31: Apa Alasan mu Melakukan Semua Itu?
32
Chapter 32: Mungkin, Aku tak Menyangka.
33
Chapter 33: Apa yang terjadi Selanjutnya?
34
Chapter 34: Blue Water.
35
Chapter 35: Mengapa Kita Bisa Menjadi Kita?
36
Chapter 36: Summer Beach
37
Chapter 37: Kita Teman, Apa Kita boleh Marah?
38
Chapter 38: Berlari, Bersembunyi dan Dia Marah.
39
Chapter 39: Padahal Aku Orangnya Ramah
40
Chapter 40: Menjadi Malaikat, Aku Curiga.
41
Chapter 41: Memilih untuk Bertemu.
42
Chapter 42: Aku Melihatnya Lagi
43
Chapter 43: Aku Ingin Pulang
44
Chapter 44: Kita Berbohong?
45
Chapter 45: Mengambil Waktu Ku
46
Chapter 46: Melihat Kondisi Temanku
47
Chapter 47: Aku Tidak Mengenal Mereka, tapi Mereka Mengenal Ku
48
Chapter 48: Itu Semua Karena Kamu
49
Chapter 49: Apa Aku Boleh Marah?
50
Chapter 50: Walking In The Road
51
Chapter 51: Dia Sudah Pulang Lebih Awal
52
Chapter 52: Darling
53
Chapter 53: Dia Selalu Mengejutkan Ku.
54
Chapter 54: People And People
55
Chapter 55: Sebuah Ilusi untuk Temanku
56
Chapter 56: Apakah Ini Sebuah Kemungkinan?
57
Chapter 57: Terjebak dalam Ilusi?
58
Chapter 58: Bukan Love Triangle lagi
59
Chapter 59: Sparkling Friends
60
Chapter 60: Teman Ya
61
Chapter 61: Aku datang Temanku
62
Chapter 62: Lama Tak Bertemu
63
Chapter 63: Selamat Kau Menjadi Temanku
64
Chapter 64: Pangeran dan Panglima Perang
65
Chapter 65: Seseorang Yang Tak Terduga
66
Chapter 66: Good Boy
67
Chapter 67: Not Bad Love You
68
Chapter 68: Dua Wajah
69
Chapter 69: Gadis Tercantik Di Kampus
70
Chapter 70: Aku Hanya Ingin Lebih Mengenal Mu
71
Chapter 71: Aroma Rumput Setelah Hujan
72
Chapter 72: Lama Lama Dia Pergi
73
Chapter 73: Pria Berjaket Hitam
74
Chapter 74: Dimana Sahabat Ku?
75
Chapter 75: Jangan Cemas. Aku Tidak Akan Pergi
76
Chapter 76: You are The Winner
77
Chapter 77: Aku Tidak Lupa Waktu Kita
78
Chapter 78: Gadis Kecil Ku
79
Chapter 79: Hanya Mirip, Bukan Berarti Aku
80
Chapter 80: Bunga Lily di Rumah No. 5
81
Chapter 81: Tomorrow?
82
Chapter 82: We Go Up.
83
Chqpter 83: Baby Only You.
84
Chapter 84: Pemilik Rumah
85
Chapter 85: Mystery Box
86
Chapter 86: Dia Muncul Kembali
87
Chapter 87: With You
88
Chapter 88: Seseorang Berteriak Kepadamu
89
Chapter 89: Hantu Penjaga Danau Itu.
90
Chapter 90: Cinta Butuh Ilmu.
91
Chapter 91: The Island
92
Chapter 92: Kamu Pasti Baik Baik Saja
93
Chapter 93: I am so sorry but I love you
94
Chapter 94: I can't forget you
95
Chapter 95: Mendengar Suaranya Lagi
96
Chapter 96: Sniper
97
Chapter 97: Aku akan kembali, Kamu?.
98
Chapter 98: Dia Tak Pernah Pergi.
99
Chapter 99: Bisakah kamu kembali.
100
Chapter 100: Kenapa aku tak bisa sedih?
101
Chapter 101: Mulai Curiga.
102
Chapter 102: Bukan Bad Boy
103
Chapter 103: Someday, Me and You
104
Chapter 104: Sudah. Aku disini.
105
Chapter 105: Mungkin Ya, Mungkin Tidak.
106
Chapter 106: Sebelum itu terjadi.
107
Chapter 107: Diamonds Heart.
108
Chapter 108: Masihkah kita berteman?
109
Chapter 109: Will it be forgotten?
110
Chapter 110: A little piece of love.
111
Chapter 111: Satu kesempatan terbaik.
112
Chapter 112: Reflection of you.
113
Chapter 113: Kamu tidak sendiri.
114
Chapter 114: Please Stay With Me.
115
Chapter 115: Sweet Night.
116
Chapter 116: Listen Me
117
Chapter 117: Mungkin Angker?.
118
Chapter 118: Stay.
119
Chapter 119: Ada apa sebenarnya?
120
Chapter 120: Zig Zag.
121
Chapter 121: Dia bukan dia?.
122
Chapter 122: Bukan Halusinasi?.
123
Chapter 123: No Alone.
124
Chapter 124: Tidak Pergi?.
125
Chapter 125: Mungkin saja dia.
126
Chapter 126: Mengikuti Arah.
127
Chapter 127: Matahari Terbenam.
128
Chapter 128: Tidak mempermainkanmu.
129
Chapter 129: Smile Again.
130
Chapter 130: Sebuah harapan baru.
131
Chapter 131: Dia ada disini.
132
Chapter 132: Not Manipulative.
133
Chapter 133: Siapa mereka?.
134
Chapter 134: Diamonds in a desert.
135
Chapter 135: Pangeran dan Tas kecilnya.
136
Chapter 136: Siapa pemilik bayangan itu?.
137
Chapter 137: Dia hantu, mana mungkin.
138
Chapter 138: Tatapan Menakutkan.
139
Chapter 139: Soulmate.
140
Chapter 140: Where did you go wrong?.
141
Chapter 141: Dia Cantik.
142
Chapter 142: Kenapa aku bisa melihat hantu?.
143
Chapter 143: Satu banding seratus.
144
Chapter 144: Menghilang dan tidak pergi.
145
Chapter 145: Faster and Easier.
146
Chapter 146: Histeris.
147
Chapter 147 : Duniaku telah berubah.
148
Chapter 148: Magic and Love. The end.
149
Chapter 149: Selesai sekian dan terima kasih.
150
Chapter 150: Soaring Higher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!